Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

DALAM MENGHADAPI MEA STUDI KASUS UMKM DI


BANYUMAS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Isu dan Kebijakan Otoda

Dosen Pengampu:
Abul Haris Suryo Negoro S.IP., M. Si

Oleh:
Aqila Nur Aulia

220910201060

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Apa Permasalahan yang Dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UMKM di Banyumas.....................................................................................3
2.2 Bagaimana Langkah Langkah Strategis UMKM serta Pemerintah Dalam
Menghadapi MEA..........................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi telah masuk ke indonesia sejak lama, membawa indonesia


menjadi lebih baik dalam beberapa aspek kehidupan,globalisasi membantu
masyarakat baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, atau bahkan pekerja kantoran
sekalipun, mereka sangat banyak terbantu dengan adanya globalisasi, bahkan
banyak dari mereka yang sangat bergantung pada keberadaan globalisasi. Dengan
perkembangan globalisasi indonesia menjadi terbuka akan dunia luar, seperti
bidang politik, tekhnologi, budaya,dan sosial. Selain dalam beberapa bidang itu
globalisasi juga menjadikan Indonesia terbuka akan kerjasama dengan
internasional baik yang dalam bentuk kerjasama bilateral, multilateral, ataupun
regional. Salah satu kerjasama yang diikuti oleh Indonesia adalah Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA). Sejak Indonesia menjadi anggota Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) pada 2016 perekonomian di Indonesia bersifat lebih terintergrasi
dengan negara negara ASEAN.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sendiri membantu dalam beberapa


aspek perekonomian UMKM di ASEAN. Kabupaten Banyumas merupakan salah
satu kabupaten yang warganya banyak berkecimpung di dalam dunia bisnis
UMKM. Menurut data dari Dinas Perindag, Koperasi, dan UMKM Kabupaten
Banyumas pada tahun 2012, tercatat ada 581.351 unit industri UMKM yang
memberikan pekerjaan kepada 876.227 orang. Namun, persaingan semakin ketat
akibat Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang dapat berpotensi mengancam UMKM.
Produk impor bisa membanjiri pasar dalam negeri. Jika UMKM tidak beradaptasi
dengan baik terhadap persaingan yang semakin ketat ini dan tidak melakukan
perbaikan, banyak UMKM yang mungkin harus tutup. Pelaku UMKM tidak boleh
hanya mengandalkan tenaga kerja murah lagi, tetapi juga perlu fokus pada
kreativitas, inovasi, dan penelitian serta pengembangan. UMKM harus mengambil

1
peluang untuk mengejar potensi pasar dan memastikan kelangsungan bisnis
mereka. Namun disisi lain dengan kehadiran MEA, UMKM di Banyumas dapat
terancam oleh karena itu diperlukan strategi yang bagus untuk mengatasi ancaman
ancaman yang dapat merusak tatanan perekonomian di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Permasalahan yang Dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Banyumas
b. Bagaimana Langkah-Langkah Strategis UMKM serta Pemerintah
Dalam Menghadapi MEA

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui Apa Permasalahan yang Dihadapi oleh Usaha Mikro


Kecil dan Menengah (UMKM) di Banyumas
b. Untuk mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah Strategis UMKM serta
Pemerintah Dalam Menghadapi MEA

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Apa Permasalahan yang Dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan
Menengah UMKM di Banyumas
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, baik di negara-
negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara yang sudah maju. Kita
dapat dengan luas mengakui bahwa UMKM memiliki kepentingan yang khusus
karena ciri-ciri utama yang membedakannya dari perusahaan besar. Salah satu
aspek utamanya adalah bahwa UMKM adalah usaha yang intensif tenaga kerja
dan dapat ditemukan di berbagai lokasi. UMKM merupakan salah satu
penyumbang terbesar dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah
telah sangat serius dalam upaya pembinaan dan pengembangan UMKM baru di
Indonesia.

Di Indonesia, UMKM hingga saat ini masih menghadapi berbagai


permasalahan baik yang bersifat klasik atau intermediate atau advanced.
Permasalahan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan daerah lain atau antar
sektor atau perusahaan pada sektor yang sama. Pemerintah Kabupaten Banyumas
telah berkomitmen untuk mengembangkan wilayahnya sebagai tujuan wisata.
Dengan berlakunya MEA 2015 yang menghilangkan visa untuk perjalanan antar
negara-negara ASEAN, diprediksi bahwa daerah ini akan menarik turis asing
untuk mengunjungi berbagai objek wisata di Banyumas. Pertumbuhan pariwisata
ini diharapkan akan memicu sektor-sektor ekonomi lainnya seperti transportasi,
akomodasi, jasa kuliner, atraksi, ritel, dan menciptakan lapangan kerja. Oleh
karena itu, UMKM memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di
sektor ini. Meskipun demikian, ada beberapa masalah yang masih menghambat
perkembangan UMKM di Kabupaten Banyumas.
1. Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia.

3
Rendahnya kualitas sumber daya manusia, yang diduga berasal dari
kurangnya upaya pembangunan kapasitas untuk pelaku UMKM. Masalah ini
tercermin dalam tiga dampak utama, yaitu: Pengetahuan yang terbatas dalam
bidang teknologi produksi, manajemen usaha, dan kewirausahaan, yang
mengakibatkan kesulitan UMKM dalam menjalankan usaha dan berinteraksi
dengan birokrasi. Hal ini juga menghambat kreativitas dan inovasi UMKM.
Keterbatasan kemampuan UMKM dalam melakukan analisis bisnis, yang sering
mengakibatkan kerugian atau ketidakinklusan tenaga kerja dalam perhitungan
biaya produksi.
2. Masalah Perizinan dan Tempat Usaha

Permasalahan perizinan dan lokasi usaha merupakan salah satu faktor


yang signifikan dalam menghambat kondisi bisnis saat ini. Perizinan menjadi
salah satu hal pokok yang harus dimiliki oleh Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Ada beberapa jenis perizinan yang harus ditempuh disesuaikan dengan
jenis UMKM yang ingin didirikan. Salah satu yang menjadi penyebabnya ialah,
banyak pelaku usaha yang merasa kebingungan dalam hal mendapatkan perizinan
tersebut. Padahal pemerintah sudah mempermudah perizinan IUMK (Izin Usaha
Mikro Kecil) melalui Peraturan Presiden, dan juga menurut Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah menjelaskan bahwa pemberian izin UMKM gratis.
3. Masalah Permodalan

Salah satu faktor yang menghambat kemajuan UMKM adalah


permasalahan permodalan. Masalah ini telah dicari solusinya melalui program
penguatan yang dikelola oleh Kementerian Koperasi dan UMKM. Selain itu,
biaya modal di Indonesia tergolong tinggi, terutama ketika menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya saing produk. Masalah Pengembangan Teknologi

Pasal 17 UU Nomor 20 Tahun 2008 menyebutkan bahwa peningkatan


dalam sektor produksi dan pengolahan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal

4
16 ayat (1) huruf a, dilakukan melalui langkah-langkah berikut: (1) Meningkatkan
teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan manajemen bagi UMKM; (2)
Mempermudah akses ke sarana dan prasarana, bahan baku, bahan penolong, dan
kemasan untuk produk UMKM; (3) Mendorong penerapan standarisasi dalam
proses produksi dan pengolahan; dan (4) Meningkatkan kemampuan perancangan
dan rekayasa bagi usaha menengah.Namun, karena umumnya pelaku UMKM
memiliki latar belakang pendidikan yang terbatas dan kesulitan dalam mengakses
modal, mereka sering mengalami kesulitan dalam mengembangkan teknologi
untuk produksi bahan baku.. Jika mereka memiliki akses yang lebih mudah untuk
mendapatkan dukungan modal dari pemerintah, mungkin mereka akan lebih
mungkin untuk mengadopsi teknologi.

Selain tantangan internal tentu saja ada juga tantangan eksternal.


Tantangan eksternal yang dihadapi oleh UMKM dapat dibagi menjadi beberapa
aspek, yaitu: Kebijakan ekonomi makro, yang mencakup (i) kebijakan fiskal
seperti subsidi dan pajak, dan (ii) kebijakan moneter seperti nilai tukar mata uang
terhadap mata uang asing dan tingkat suku bunga pinjaman bank. Iklim usaha
yang melibatkan peluang bisnis, akses ke sumber daya produktif, serta kondisi
pasar input dan output. Kondisi ekonomi baik di tingkat nasional maupun global,
yang mencakup kondisi pasar global (pasar global pasokan dan permintaan),
kondisi pasar lokal (tingkat persaingan dan pesaing), serta nilai tukar produk.
Kebijakan pemerintah dalam mendukung koperasi dan UMKM, termasuk
program-program yang disediakan, sistem pelaksanaan program, upaya sosialisasi
program, perlindungan hukum, serta proses pemantauan dan evaluasi.

2.2 Bagaimana Langkah-Langkah Strategis UMKM serta Pemerintah


Dalam Menghadapi MEA

UMKM memainkan peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia, dan


jika UMKM mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) tahun, ada potensi pertumbuhan ekonomi yang cepat di

5
Indonesia seiring dengan berlalunya MEA. Berikut beberapa tindakan untuk
memperkuat sektor UMKM sebagai strategi menghadapi MEA

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).


Seperti yang dijelaskan bahwa permasalahan di Banyumas tadi adalah
masalah kualitas sumber daya maka solusi yang tepat adalah dengan
meningkatkan sumber daya manusia di Banyumas. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia pada dasarnya melibatkan tiga elemen dasar sebagai berikut:
perkembangan individu (pribadi), perkembangan profesional (karier), dan
perkembangan dalam konteks sosial (organisasi). Perkembangan individu
berfokus pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan perbaikan perilaku
secara individual, sesuai dengan perubahan dalam tuntutan perilaku saat
menjalankan tugas-tugas dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan karier
berkaitan dengan analisis terhadap minat, nilai, kompetensi, aktivitas, dan tugas
yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah, baik dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat maupun di tempat kerja.Tujuan utama dari pengembangan sumber
daya manusia adalah untuk memperluas wawasan individu. Kemampuan berpikir
kreatif, yakni kemampuan untuk bersaing dan menciptakan inovasi baru. Selain
itu, di sektor bisnis, ada upaya mentoring untuk pengusaha pemula agar mereka
dapat menghadapi persaingan di dalam negeri, di wilayah, dan di tingkat global.

2. Modal dalam negeri


Untuk memperkuat sektor UMKM, diharapkan Pemerintah dapat
meningkatkan alokasi dana yang lebih besar untuk sektor UMKM dari anggaran
APBD dan APBN. Sebagai contoh, alokasi sekitar 5% dari APBD dan APBN
khusus untuk pengembangan sektor mikro sudah dapat memberikan kontribusi
yang signifikan dalam memperkuat sektor ini. Selain itu, perlu diperhatikan
bahwa mayoritas investor atau penyumbang modal terbesar di negara kita adalah
Warga Negara Asing. Sementara Warga Negara Indonesia umumnya hanya
berperan sebagai pengelola modal tersebut. Akibatnya, laba atau keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan seringkali berakhir di tangan investor asing. Untuk

6
mengatasi situasi ini, diperlukan langkah-langkah untuk mendorong investasi
domestik. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah mengadakan pelatihan
atau seminar yang mengedukasi masyarakat.

3. Kerjasama intensif dengan lembaga mikro syariah


Dalam upaya untuk memperkuat sektor UMKM, kolaborasi dengan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan langkah yang tepat.
Namun, jika kerja sama hanya melibatkan LKMS, dampaknya mungkin belum
mencapai potensi penuhnya. Oleh karena itu, akan lebih baik melibatkan peran
Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam upaya ini. Ketiga
aspek ini diharapkan dapat bekerja sama secara sinergis dalam berbagai aktivitas
dan kebijakan. Dengan adanya kerja sama yang efektif antara ketiga aspek ini,
diharapkan ekonomi Indonesia dapat tetap stabil dalam menghadapi gejolak krisis
dan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat, Lembaga mikro syariah secara
tidak langsung memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan
negara. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kerja sama yang erat dengan lembaga
mikro syariah agar pembangunan ekonomi Indonesia dapat terus berkembang dan
tidak tertinggal dibandingkan dengan negara lain.

4. Diversifikasi produk untuk perluasan pasar


Perluasan pasar sangat berpengaruh terhadap kuatnya sektor UMKM, dan
hal yang perlu diperhatikan untuk perluasan pasar yaitu, teknologi, dengan adopsi
teknologi, terdapat banyak keunggulan yang dapat diperoleh. Ini meliputi
peningkatan efisiensi dalam waktu dan proses produksi, membuat proses produksi
menjadi lebih sederhana. Proses perekrutan tenaga kerja harus dilakukan dengan
selektif untuk mendapatkan SDM yang kompeten. SDM yang kompeten adalah
mereka yang mampu berinovasi, berkreasi, dan memiliki keterampilan
interpersonal yang baik. Selanjutnya optimalisasi pemanfaatan SDA Indonesia
dikenal kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), dan manajemen yang baik terhadap
SDA ini dapat menghasilkan hasil yang luar biasa. Melalui inovasi, Indonesia
dapat bersaing di pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Pemerintah

7
Banyumas juga telah mendukung UMKM dengan memberikan sertifikasi halal,
produk, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan ISO untuk meningkatkan daya
saingnya.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di Indonesia, UMKM hingga saat ini masih menghadapi berbagai


permasalahan baik yang bersifat klasik atau intermediate atau advanced. Salah
satu Kabupaten yang banyak menggeluti bisnis di bidang UMKM adalah
Banyumas, ada beberapa masalah yang masih menghambat perkembangan
UMKM
di Kabupaten Banyumas.
Diantaranya ada masalah kualitas sumber daya manusia, masalah
perizinan dan tempat usaha, masalah permodalan, dan masalah pengembangan
teknologi. UMKM memainkan peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia,
dan jika UMKM mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan ada potensi pertumbuhan ekonomi yang cepat di
Indonesia seiring dengan berlalunya MEA .
Berikut beberapa tindakan untuk memperkuat sektor UMKM sebagai
strategi menghadapi yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
modal dalam negeri yaitu diharapkan Pemerintah dapat meningkatkan alokasi
dana yang lebih besar untuk sektor UMKM dari anggaran APBD dan APBN,
kerjasama intensif dengan lembaga mikro syariah, dan diversifikasi produk
untuk perluasan pasar

3.2 Saran

Dengan adanya kendala kendala yang telah disebutkan di atas, diharapkan


strategi yang telah diberikan sebagai tindakan untuk memperkuat sektor UMKM
dapat membantu UMKM untuk bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

8
serta diharapkan UMKM dapat menerapkan strategi strategi tersebut dengan baik
dan benar.

Pemerintah juga diharapkan dapat dalam menjaga kestabilan


perekonomian UMKM, dengan cara memudahkan perizinan usaha, memberikan
support berupa pelatihan serta membantu para umkm yang kesulitan dalam hal hal
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Tyas, A. A. W ., Safitri, V. I.(2014). PENGUATAN SEKTOR UMKM


SEBAGAI STRATEGI MENGHADAPI MEA 2015. Jurnal
Ekonomi, 5(1), Mei 2014, 42-48

Kusumaastuti, P., Asih, E. M., Carmidah.(2018). STRATEGI DAN LANGKAH-


LANGKAH UMKM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA) 2015, 1-17. Diakses pada 24 September
2023, Dari Fakultas Ekonomi Unso

Anda mungkin juga menyukai