Abstrak
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya dalam peningkatan
pedapatan keluarga. Pada perkembangannya UMKM selalu mendapat perhatian dari dinas
terkait, salah satunya dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten. UMKM Home Industri Pelangi
berdiri pada tahun 2017. Awal mula berdiri merupakan tuntutan dalam pemenuhan
penyelenggaraan one village one product.
Home Industri Pelangi merupakan kelompok UMKM yang memberdayakan perempuan desa
dalam mengembangkan potensi yang ada di desa sehingga menghasilkan produk unggulan desa.
Potensi internal yang dimiliki oleh desa kemudian mendapat dukungan dari pihak eksternal
kemudian mampu menjalankan kegiatan UMKM Home Industri Pelangi.
Salah satu pihak eksternal yang memberikan fasilitas yaitu Dinas Koperasi dan UKM
Kabupaten Bangka Barat telah memberikan kemudahan UMKM dalam mendapatkan
sumber-sumber permodalan, melakukan kegiatan pembinaan dan pelatihan, selain itu juga
melakukan promosi produk, melakukan perluasan pemasaran produk, serta memfasilitasi
sarana dan prasarana. Namun pada pelaksanaannya dilapangan, pengelola kelompok
UMKM Home Industri Pelangi mengalami beberapa hambatan, salah satunya kurangnya
sumber daya manusia yang mau bekerjasama dalam mengembangkan usaha yang telah
dimulai.
1
Mahasiswa program S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu sosial Ilmu politik, Universitas Terbuka.. Email:
ultrinalinda@gmail.com
Pendahuluan
Latar Belakang
Keberadaan UMKM tidak bisa di pungkiri mampu memperbaiki perekonomian
masyarakat. Perputaran usaha mampu menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Bahkan
beberapa permasalahan yang dihadapi mampu dihadapi meski dimasa pandemi. UMKM
merupakan salah satu solusi dalam mempertahankan keadaan ekonomi masyarakat dan dapat
mengangkat kehidupan masyarakat agar menjadi lebih menarik. Program yang dilaksanakan
dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu
instrument untuk meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga akan menjadi penyeimbang
dan pengaman dari situasi krisis moneter. Dalam megembangkan UMKM menjadi sangat
strategis dalam meningkatkan perekonomian nasional, karena kegiatan ini usahanya
mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga pengaruh UMKM menjadi sangat besar
bagi peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang berpendapatan rendah.(Anggraeni.2019)
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disebut UMKM sekarang ini
banyak diminati oleh banyak kalangan, UMKM yang pada awalnya sering dijalankan oleh
masyarakat menengah kebawah kini mulai dilakukan oleh semua kalangan. UMKM juga
menjanjikan hasil yang cukup baik dan itu berkelanjutan. Perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang diimbangi dengan budaya sosial ekonomi juga memberi dampak dalam
peningkatan jumlah UMKM di Indonesia. Penggunaan teknologi sederhana atau karena usaha
ini fokus pada pengembangan masyarakat menjadikan UMKM sebagai wadah untuk
penyerapan tenaga kerja, sehingga dapat dikatakan UMKM sangat memberikan kontribusi
dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia serta dapat memberikan sumbangan
pendapatan kepada negara. UMKM kemudian menjadi penting karena ini merupakan langkah
yang tidak begitu terpengaruh dengan adanya isu-isu sosial ekonomi seperti melemahnya
rupiah akibat menguatnya USD. (Sari,2019)
Dalam hal perbedaan masalah yang ditemui tergantung dari jenis industri kecil. Ada
yang menyebutkan masalah pokok yang dihadapi merupakan keahlian bersaing di pasar,
pemasaran produk, dan ketersediaan sumberdaya manusia yang terampil. (Hamid,2011)
Berbagai permasalahan yang muncul di lapangan seharusnya menjadi perhatian
bersama, baik pemerintah maupun orang atau kelompok yang menjalankan usaha. Adanya
komunikasi yang baik menjadi kolaborasi yang seimbang sehingga dapat memacu
pertumbuhan ekonomi dan menjadi landasan awal yang baik bagi pengusaha kecil. Banyak
UMKM yang hadir namun tidak bisa bertahan, hal ini disebabkan berbagai kendala, salah
satunya sumberdaya manusia dan modal usaha. Sehingga jika ada UMKM yang muncul harus
didampingi dan digiring untuk tetap eksis di pasaran dan dimasyarakat.
Pada tulisan kali ini, penulis mengambil kasus pada kelompok usaha Home Industri
Pelangi, yaitu kelompok usaha yang dijalankan oleh Tim Penggerak PKK dengan melibatkan
ibu-ibu yang ada di desa. Kegiatan kelompok ini didirikan pada tahun 2017 dengan latar
belakang melihat potensi yang ada di desa yang tidak diberdayakan dan adanya tuntutan desa
memiliki produk unggulan. Sehingga pengembangan usaha kelompok terus dilakukan dengan
adanya dukungan berbagai pihak.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 yang berkaitan dengan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah menerangkan bahwa, pengertian usaha mikro merupakan
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang telah
memenuhi kriteria Usaha Mikro; Usaha kecil mer Usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil; Usaha menengah merupakan Usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. (Juhari,2019)
Usaha Mikro, Kecil dan menengah merupakan suatu bentuk usaha ekonomi produktif
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro, kecil dan menengah. (Suardi,2019)
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah adalah bentuk usaha ekonomu yang dilakukan oleh individu atau badan usaha yang
memenuhi kriteria yang ditentukan.
B. Keberadaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Desa Peradong
Kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Desa Peradong sudah berjalan
namun masih belum terorganisir dengan baik. Pengelolaan keuangan, banyaknya
karyawan/tenaga kerja dan omzet belum terlihat jelas dalam laporan kelompok. Sebelum
berdirinya kelompok Home Industri Pelangi, sudah berdiri beberapa kelompok UMKM, salah
satunya kelompok UPPKS Kamboja. Namun dalam perjalanan kelompok UPPKS kamboja
masih belum menghasilkan produk yang merupakan ciri khas (Produk Unggulan) desa.
II. Saran
Dalam pengembangan kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebaiknya
mendapat perhatian dari berbagai pihak. Terlebih lagi kelompok tersebut bergerak
dalam menggali potensi daerah yang belum dilakukan pengolahan di desa. Sehingga
bisa menjadi penguatan ekonomi dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun hal
ini juga harus serius dilakukan oleh kelompok. Adanya dukungan dari pemerintah dan
keseriusan kelompok dalam menjalankan usaha akan berbanding lurus dengan hasil
yang diharapkan.
DAFTAR ISI
Anggraeni, Feni Dkk. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Melalui
Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internaljurnal Administrasi Publik (Jap), Vol. 1,
No. 6, Hal. 1286-1295. https://media.neliti.com/media/publications/75851-ID-
pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan-menen.pdf diakses pada tanggal: 19 Juni 2021
Hamid, Edy Suandi.dkk.2011. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi pembangunan volume 12,
Nomor 1, Juni 2011, hlm.45-55 . https://media.neliti.com/media/publications/84076-
ID-strategi-pengembangan-usaha-mikro-kecil.pdf diakses pada tanggal: 18 Juni 2021
Juhari.2019. Strategi Pengembangan Produk Unggulan Yang Berbasis Ovop(Studi Kasus
Pada Umkm Di Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung). Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjS6cK
Aq6_xAhVHVH0KHWTHDV8QFnoECBAQAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.stiepertiba.ac.id%2Fojs%2Findex.php%2Fjem%2Farticle%2Fdownload
%2F67%2F64&usg=AOvVaw1o0Ry5hTXIYMZygB1-QRyY diakses tanggal: 18
Juni 2021
Sari, Novi Primita.2019. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Melalui
Fasilitasi Usaha Pembuatan Dupa.Jurnal Vol.03No. 01Maret 2018Hal. 17-20.
http://202.52.52.22/index.php/skie/article/view/7461/pdf diakses tanggal: 20 Juni 2021
Suardi,dkk.2019. Pengembangan Serta Pemberdayaan Usaha Menengah Kecil dan Mikro
(UMKM). https://docplayer.info/202559964-Pengembangan-serta-pemberdayaan-
usaha-menengah-kecil-dan-mikro-umkm.html diakses tanggal: 18 Juni 2021