Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM)

MELALUI FASILITASI PIHAK EKSTERNAL DAN POTENSI INTERNAL


(Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” di Kelurahan Pandanwangi
Kecamatan Blimbing, Kota Malang)

Feni Dwi Anggraeni, Imam Hardjanto, Ainul Hayat


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: fenianggra@yahoo.com

Abstract: The Development of Micro, Small and Medium Enterprises through the Facility of
External and Potential Internal (Case Study in Business Group "Emping Jagung" in
Pandanwangi Village - Blimbing Malang District) . Internal development of the business group
"Emping Jagung" in increasing the potential with an initial capital by using their own savings, to
innovate their products, expanding the marketing network, and complement its infrastructure. In
addition, the facility from external Cooperatives and SMEs in Malang have giving SMEs access to
capital resources, conduct coaching and training, product promotion activities, expand product
marketing, as well as providing facilities and infrastructure. But some employers are constrained
by rising raw material prices, the limited of human resources, has a problem in the capital, lack of
infrastructure and lack of access to product marketing.

Keywords: UMKM, potential internal

Abstrak: Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Melalui Fasilitasi
Pihak Eksternal dan Potensi Internal (Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung”
di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Pengembangan secara
internal dari kelompok usaha “Emping Jagung” dalam meningkatkan potensi dengan cara
menggunakan modal awal dengan tabungan sendiri, melakukan inovasi untuk hasil produksinya,
memperluas jaringan pemasaran, dan melengkapi sarana dan prasarana usahanya. Selain itu,
fasilitasi dari pihak eksternal yaitu Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang telah memberikan
akses UMKM terhadap sumber-sumber permodalan, mengadakan pembinaan dan pelatihan,
kegiatan promosi produk, memperluas pemasaran produk, serta menyediakan sarana dan
prasarana. Namun beberapa pengusaha terkendala dengan meningkatnya harga bahan baku,
keterbatasan sumber daya manusia, memiliki permasalahan dalam permodalan, kurangnya sarana
dan prasarana serta kurangnya akses pemasaran produk.

Kata kunci : UMKM, potensi internal

Pendahuluan yang bersifat padat karya, menggunakan


Keberadaan UMKM tidak dapat teknologi yang sederhana dan mudah
dihapuskan ataupun dihindarkan dari dipahami mampu menjadi sebuah wadah
masyarakat bangsa saat ini. Karena bagi masyarakat untuk bekerja (www.
keberadaannya sangat bermanfaat dalam hal smecda.com).
pendistribusian pendapatan masyarakat. Program pengembangan Usaha Mikro,
Selain itu juga mampu menciptakan Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai
kreatifitas yang sejalan dengan usaha untuk salah satu instrument untuk menaikkan daya
mempertahankan dan mengembangkan beli masyarakat, pada akhirnya akan
unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masya- menjadi katup pengaman dari situasi krisis
rakat setempat. Pada sisi lain, UMKM moneter. Pengembangan UMKM menjadi
mampu menyerap tenaga kerja dalam skala sangat strategis dalam menggerakkan pere-
yang besar mengingat jumlah penduduk konomian nasional, mengingat kegiatan
Indonesia yang besar sehingga hal ini dapat usahanya mencakup hampir semua lapangan
mengurangi tingkat pengangguran. Dari usaha sehingga kontribusi UMKM menjadi
sinilah terlihat bahwa keberadaan UMKM sangat besar bagi peningkatan pendapatan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1286


bagi kelompok masyarakat berpendapatan perlu untuk dikembangkan karena pengem-
rendah. bangan ini akan berpengaruh penting ter-
Dalam pengembangan UMKM, langkah hadap peningkatan perekonomian masya-
ini tidak semata-mata merupakan langkah rakat untuk mencapai kesejahteraan.
yang harus diambil oleh Pemerintah dan Penelitian ini bertujuan untuk menge-
hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. tahui, mendeskripsikan dan meng-analisis
Pihak UMKM sendiri sebagai pihak internal pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
yang dikembangkan, dapat mengayunkan Menengah (UMKM) melalui fasilitasi pihak
langkah bersama-sama dengan Pemerintah. eksternal dan potensi internal pada kelom-
Karena potensi yang mereka miliki mampu pok usaha “Emping Jagung” di Ke-lurahan
menciptakan kreatifitas usaha dengan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota
memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh Malang dan untuk mengetahui, men-
pemerintah. Di Malang banyak berkembang deskripsikan dan menganalisis kendala
industri dengan jenis olahan dan skala usaha dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil,
yang beragam, sehingga Malang merupakan dan Menengah (UMKM) pada kelompok
tempat tumbuhnya berbagai macam bentuk usaha “Emping Jagung” di Kelurahan Pan-
industri yang salah satunya usaha “Emping danwangi, Kecamatan Blimbing, Kota
Jagung” yang ada di Kota Malang yang Malang.
letaknya di Kelurahan Pandanwangi, Ke- Kajian Pustaka
camatan Blimbing, Kota Malang. Ber- 1. Konsep Usaha Mikro, Kecil, dan
dasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Menengah (UMKM)
Kota Malang terdaftar jumlah pengusaha Pada Bab I pasal 1 UU No 20 Tahun
“Emping Jagung” sebanyak 14 unit. Industri 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
ini mengolah bahan baku jagung menjadi Menengah (UMKM), maka yang dimaksud
emping jagung. Jenis usaha inilah yang dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
menjadi produk unggulan Kota Malang. adalah:
Usaha “Emping Jagung” ini sangat ber- 1) Usaha Mikro adalah usaha produktif
potensi untuk meningkatkan per-ekonomian milik orang perorangan dan/atau badan
rakyat karena pada dasarnya Jagung me- usaha perorangan yang memenuhi
rupakan komoditi tanaman pangan yang kriteria Usaha Mikro sebagaimana
sangat mudah untuk dibudidayakan se- diatur dalam Undang-Undang ini.
panjang musim, baik di musim penghujan 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
maupun di musim kemarau yang terpenting produktif yang berdiri sendiri, yang
kebutuhan air tercukupi. dilakukan oleh orang perorangan atau
Ada beberapa kendala yang dihadapi badan usaha yang bukan merupakan
oleh kelompok usaha “Emping Jagung” anak perusahaan atau bukan cabang
dalam pengembangan usahanya. Hal inilah perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
yang menjadi pertimbangan peneliti untuk atau menjadi bagian baik langsung
melakukan penelitian ini. Permasalahan maupun tidak langsung dari Usaha
yang paling mendasar dihadapi oleh pelaku Menengah atau Usaha Besar yang
UMKM ini meliputi, sumber daya manusia memenuhi kriteria Usaha Kecil se-
yang kurang memiliki ilmu pengetahuan dan bagaimana dimaksud dalam Undang-
keterampilan dalam pengembangan usa- Undang ini.
hanya, memiliki permasalahan dalam 3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
permodalan, kurangnya sarana dan pra- produktif yang berdiri sendiri, yang
sarana, serta kurangnya akses pemasaran dilakukan oleh orang perorangan atau
produk. badan usaha yang bukan merupakan
Beberapa permasalahan diatas inilah anak perusahaan atau cabang pe-
yang memerlukan perhatian yang lebih dari rusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
pemerintah daerah Kota Malang khusunya menjadi bagian baik langsung maupun
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang agar tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
UMKM dapat tumbuh dan berkembang Usaha Besar dengan jumlah kekayaan
dengan lebih baik. Keberadaan UMKM ini bersih atau hasil penjualan tahunan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1287


sebagaimana diatur dalam Undang- melainkan pula mencakup berbagai bentuk
Undang ini. masalah sosial lain yang terkait dengannya,
Berdasarkan definisi di atas maka pada seperti anak jalanan, pekerja anak,
intinya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perdagangan manusia, pelacuran, pekerja
adalah suatu bentuk usaha ekonomi migran, termasuk di dalamnya menyangkut
produktif yang dilakukan oleh orang masalah kebodohan, keterbelakangan, serta
perseorangan atau badan usaha perorangan kapasitas dan efektivitas lembaga-lembaga
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, pelayanan sosial pemerintah dan swasta
dan Menengah. (LSM, Orsos, institusi lokal) yang terlibat
dalam penanggulangan kemiskinan.
2. Pengembangan SDM Usaha Mikro, Penjelasan Spicker (1995) dalam
Kecil, dan Menengah (UMKM) Suharto (2009, h. 9) mengenai konsep
Sebagaimana Pasal 19 UU No. 20 walfare juga membantu mempertegas
Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan substansi pembangunan kesejahteraan sosial
dalam bidang sumber daya manusia dengan menyatakan bahwa walfare
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (kesejahteraan) dapat diartikan sebagai
(1) huruf c dilakukan dengan cara: “well-being” atau “kondisi sejahtera”.
a. memasyarakatkan dan memberdayakan Namun walfare juga berarti „The provision
kewirausahaan; of social service provided by the state‟ dan
b. meningkatkan keterampilan teknis dan sebagai „Certain types of benefits, especially
manajerial; dan means-teasted social security, aimed at poor
c. membentuk dan mengembangkan people‟. Artinya, pengembangan ke-sejah-
lembaga pendidikan dan pelatihan teraan sosial menunjuk pada pemberian
untuk melakukan pendidikan, pelatihan, pelayanan sosial yang dilakukan oleh negara
penyuluhan, motivasi dan kteativitas atau jenis-jenis tunjangan tertentu, khu-
bisnis, dan penciptaan wirausaha baru. susnya jaminan sosial yang ditujukan bagi
Dari ketiga aspek tersebut berarti orang miskin. Seperti di negara lain, maka
sumber daya manusia merupakan subyek pembangunan kesejahteraan sosial mem-
yang terpenting dalam pengembangan Usaha fokuskan kegiatannya pada bidang, ya-itu
Mikro, Kecil, dan Menengah agar dapat pelayanan sosial (social ser-vice/provisions),
menciptakan wirausaha yang mandiri dari perlindungan sosial (social protection), dan
masyarakat. Oleh karena itu masyarakat pemberdayaan masyarakat (commu-
perlu diberdayakan untuk meningkatkan nity/social empowerment). Ketiga fokus
kualitas SDM sehingga dapat mempengaruhi kegiatan ter-sebut dilakukan dengan ber-
kualitas produksi yang dihasilkan dalam dasar pada kebijakan atau strategi yang
rangka meningkatkan perekonomian bermatra pencegahan, penyembuhan, dan
masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat. pengembangan.

3. Fokus Pembangunan Kesejahteraan Metode Penelitian


Sosial Penelitian ini mengutamakan peng-
Merujuk pada definisi welfare dari gunaan metode yang sesuai dengan pokok
Howard Jones (1990, h. 281) dalam Suharto permasalahan dalam penelitian yang dila-
(2009, h. 8), tujuan utama pembangunan kukan, agar diperoleh data yang relevan
kesejahteraan sosial adalah penanggulangan untuk dibahas lebih lanjut. Penelitian ini
kemiskinan dalam berbagai manivestasinya. dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
“The achievement of social welfare means, secara menyeluruh mengenai pengembangan
first and faremost, the alleviation of proverty Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
in its many manivesstations”. Makna “ke- (UMKM) melalui fasilitasi pihak eksternal
miskinan dalam berbagai mani-vestasinya” dan potensi internal pada kelompok usaha
menekankan bahwa masalah kemiskinan di “Emping Jagung” di Kelurahan Pandan-
sini tidak hanya merujuk pada “kemiskinan wangi, Kecamatan Blimbing, Kota Ma-lang.
fisik”, seperti rendahnya pendapatan (in- Jenis penelitian yang digunakan dalam
come proverty) atau rumah tidak layak huni,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1288


penelitian ini adalah penelitian deskriptif 2. Reduksi data adalah proses pemilihan,
dengan pendekatan kualitatif. pemusatan perhatian pada penye-
derhanaan, transformasi data kasar yang
Fokus dalam penelitian ini yaitu: muncul dari catatan-catatan lapangan.
1. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan 3. Penyajian data adalah kegiatan penyajian
Menengah (UMKM) melalui fasilitasi sekumpulan informasi dalam bentuk teks
pihak eksternal dan pihak internal pada naratif yang dibantu dengan metrik,
kelompok usaha “Emping Jagung” di grafik, jaringan, tabel, dan bagan yang
Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan bertujuan untuk mempertajam pema-
Blimbing, Kota Malang, meliputi: haman peneliti terhadap informasi yang
a. Pengembangan secara internal dari diperoleh.
kelompok usaha “Emping Jagung” di 4. Penarikan kesimpulan adalah mencari
Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi
Blimbing, Kota Malang, diantaranya: yang mungkin, alur sebab akibat, dan
1) Pengadaan permodalan proposisi. Penarikan kesimpulan dila-
2) Inovasi hasil produksi kukan secara cermat dengan melakukan
3) Perluasan jaringan pemasaran verifikasi berupa tinjauan ulang pada
4) Pengadaan sarana dan prasarana catatan-catatan lapangan sehingga data-
produksi data yang ada teruji validasinya.
b. Pengembangan secara eksternal
dengan adanya bantuan dari Dinas Hasil Dan Pembahasan
Koperasi dan UKM Kota Malang, 1. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil,
diantaranya: dan Menengah (UMKM) Melalui
1) Pemberian akses UMKM ter- Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi
hadap sumber-sumber permo- Internal pada Kelompok Usaha
dalan “Emping Jagung” di Kelurahan
2) Pengadaan pembinaan dan pe- Pandanwangi, Kecamatan Blimbing,
latihan Kota Malang
3) Peningkatan promosi produk UMKM merupakan suatu usaha yang
4) Perluasan pemasaran produk potensial bagi perkembangan perekenomian
5) Penyediaan sarana dan prasarana di Indonesia sehingga dalam pelaksanaannya
2. Kendala dalam pengembangan Usaha perlu dioptimalkan dan digali kembali
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) potensi-potensi yang ada untuk peningkatan
yang dilakukan oleh kelompok usaha pembangunan ekonomi masyarakat. Pe-
“Emping Jagung” di Kelurahan Pan- ngembangan ini tentu saja akan lebih
danwangi, Kecamatan Blimbing, Kota berkembang dengan baik dengan adanya
Malang, meliputi: dukungan dari pemerintah dalam mem-
a. Meningkatnya harga bahan baku; berikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan
b. Sumber daya manusia yang terbatas; sebagai penunjang pelaksanaan dan ke-
c. Memiliki permasalahan dalam majuan usaha yang dijalankan agar dapat
permodalan; menghasilkan kualitas produksi yang baik
d. Kurangnya sarana dan prasarana; sehingga dapat bersaing dengan pasar
serta internasional. Hal ini sesuai seperti yang
e. Kurangnya akses pemasaran produk. diungkapkan oleh PBB dalam (Luz. A. Ein-
siedel, 1968, h. 9), bahwa: “pembangunan
Analisis data dalam penelitian ini masyarakat, merupakan suatu "proses"
dilakukan dalam empat tahapan menurut dimana usaha-usaha atau potensi-potensi
Miles dan Huberman (1984) dalam Su- yang dimiliki masyarakat diintegrasikan
prayogo dan Tobroni (2001, h. 192): dengan sumber daya yang dimiliki peme-
1. Pengumpulan data, adalah proses rintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi,
mengumpulkan data digunakan untuk sosial, dan kebudayaan, dan meng-
mendukung hasil penelitian. integrasikan masyarakat di dalam konteks
kehidupan berbangsa, serta memberdayakan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1289


mereka agar mampu memberikan kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
secara penuh untuk mencapai kemajuan pada umumnya mengandalkan pada modal
pada level nasional.” sendiri dalam menjalankan usahanya, dan
terkadang mereka terjebak dengan kete-
a. Pengembangan Secara Internal dari rikatan rentenir mengingat masih rendahnya
Kelompok Usaha “Emping Jagung” aksesbilitas terhadap sumber-sumber pem-
di Kelurahan Pandanwangi, biayaan formal. Mengenai pemberian akses
Kecamatan Blimbing, Kota Malang terhadap sumber-sumber pendanaan, Dinas
Adapun potensi dan pengembangan Koperasi dan UKM Kota Malang telah
yang dilakukan oleh pengusaha “emping memberikan akses bagi masyarakat terhadap
jagung” di Kelurahan Pandanwangi terdiri modal awal. Kucuran dana yang diberikan
dari: bersumber dari pemerintah pusat (Kemen-
1) Pengadaan permodalan terian Koperasi dan UKM) dan pemerintah
2) Inovasi hasil produksi provinsi Jawa Timur. Dari pemerintah pusat
3) Perluasan jaringan pemasaran bantuan diberikan melalui LPDB (Lembaga
4) Pengadaan sarana dan prasarana Pengelola Dana Bergulir). Dana tersebut di-
produksi bagikan kepada koperasi bagi para
pengusaha UMKM yang akan melakukan
b. Pengembangan Secara Eksternal pinjaman modal. Sedangkan dari pemerintah
dengan Adanya Bantuan dari Dinas provinsi Jawa Timur dana tersebut berupa
Koperasi dan UKM Kota Malang Bansos dan Hibah yang diberikan kepada
Peran pemerintah dalam rangka koperasi wanita yang telah mendapatkan
mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan kucuran dana dari pemerintah senilai Rp 25
Menengah (UMKM) memang sangat di- juta per koperasi untuk para pengusaha
perlukan. Karena UMKM merupakan salah UMKM yang ingin melakukan peminjaman
satu usaha yang potensial untuk me- melalui koperasi tersebut seperti Koperasi
ningkatkan perekonomian serta me- Wanita AKU, Koperasi Dewi Sartika,
ningkatkan kesejahteraan masyarakat. Se- Koperasi Wanita Hijau Daun, Koperasi
hingga perlu adanya pemberdayaan dari segi Puspa Anggun, Koperasi Catleya, Koperasi
sumber daya manusia sampai pada pe- Aster, Koperasi Teratai, Koperasi AQ-SO,
ngadaan sarana dan prasarana. Selain itu, Koperasi, Ayu Makmur, dan Koperasi Dewi
ada banyak manfaat dari adanya UMKM Shinta. Sinergi antara pemerintah dengan
yaitu dapat menyerap banyak tenaga kerja koperasi dilakukan agar para pengusaha
serta mengurangi tingkat pengangguran. UMKM sadar akan pentingnya berkoperasi.
“Tujuan mulia yang ingin dicapai sektor
publik, yaitu kesejahteraan sosial (social 2) Pengadaan Pembinaan dan Pelatihan
welfare) dengan sendirinya menuntut tata Pembinaan dan pelatihan yang
kelola pemerintahan yang baik (good dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM
governance). Saat ini tuntutan agar peme- Kota Malang merupakan wujud pem-
rintah mampu secepatnya me-realisasikan berdayaan sebagai motivasi atau dorongan
pencapaian kesejahteraan sosial, semakin bagi masyarakat untuk mengasah kemam-
besar.” (Keban, 2008, h.17-18). puan yang mereka miliki serta dapat
Dalam hal ini peran Dinas Koperasi dan menjadikan bekal ilmu pengetahuan dan
UKM Kota Malang merupakan kepanjangan keterampilan bagi masyarakat yang ingin
tangan dari Pemerintah Daerah untuk membuka usaha sendiri. Dalam mengatasi
membantu mengatasi permasalahan yang permasalahan yang dihadapi oleh UMKM,
terjadi dalam pengembangan UMKM dalam Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
hal produksi dan pengolahan, pemasaran, menyediakan pelayanan seperti Klinik
sumber daya manusia, serta desain dan UMKM yang bekerjasama dengan peme-
teknologi. rintah provinsi Jawa Timur. Di Klinik
UMKM, calon maupun pengusaha UMKM
1) Pemberian akses UMKM terhadap terutama bagi pengusaha emping jagung
Sumber-Sumber Permodalan yang masih memiliki kendala dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1290


pengembangan usahanya dapat berkonsultasi produk. Saat ini dengan kecanggihan
mengenai rencana atau pengembangan usaha teknologi, pemasaran dapat dilakukan
yang dijalankannya. menggunakan sistem online. Karena dengan
Keterbatasan SDM pengusaha emping internet jaringan pemasaran bisa dijangkau
jagung dari segi pendidikan formal maupun hingga ke luar negeri. Namun, hal ini kurang
pengetahuan dan keterampilannya sangat dipahami oleh para pengusaha emping
berpengaruh terhadap manajemen penge- jagung karena faktor pendidikan serta ilmu
lolaan usahanya, sehingga usaha tersebut pengetahuan berbasis e-bisnis yang masih
sulit untuk berkembang dengan optimal. rendah. Untuk mengikuti perkembangan
Disamping itu, minimnya pengetahuan jaman, berbagai pelatihan yang diberikan
mengenai teknologi akan menyulitkan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
mereka dalam meningkatkan daya saing mengenai IT diikuti oleh pengusaha emping
produk yang dihasilkan. Oleh karena itu jagung.
betapa pentingnya program pembinaan dan
pelatihan yang dilakukan oleh Dinas 5) Penyediaan Sarana dan Prasarana
Koperasi dan UKM Kota Malang ini yang Dinas KUKM Kota Malang menye-
berguna untuk memberikan bekal ilmu diakan sarana dan prasarana dengan cara
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan tempat secara gratis sebagai
mengembangkan usaha yang dijalankannya. pelatihan bagi masyarakat yang ingin
melakukan usaha. Selain itu dalam pema-
3) Peningkatan Promosi produk saran, kegiatan seperti bazar atau pameran
Dalam hal ini kegiatan peningkatan untuk hasil produk UMKM juga disediakan
promosi produk yang dilakukan oleh Dinas oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
Koperasi dan UMKM Kota Malang yaitu yang bekerjasama dengan UMKM yang
berupa kegiatan seperti bazar atau pameran berada di kota-kota lain.
UMKM yang diadakan di tempat keramaian Adapun sarana sebagai konsultasi bagi
seperti MOG (Mall Olimpic Garden). Selain masyarakat yang memiliki permasalahan
itu, kegiatan ini biasanya diadakan di luar dalam usahanya, yaitu dengan menyediakan
kota bahkan sampai ke luar pulau seperti pelayanan Klinik KUMKM yang bekerja-
kegiatan promosi produk yang akan sama dengan pemerintah provinsi Jawa
dilakukan di Palangkaraya pada tanggal 7-11 Timur. Tetapi mengenai sarana untuk Klinik
Mei 2013 dalam rangka APEKSI (Asosiasi KUMKM sendiri, Dinas Koperasi dan UKM
Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) dan di Kota Malang tidak memiliki fasilitas
Mataram pada tanggal 12 Juli 2013 dalam tersebut seperti yang ada di kota-kota
rangka HUT Koperasi. Kegiatan ini juga lainnya. Seharusnya fasilitas yang sebelum-
bekerjasama dengan pemerintah provinsi nya ada tersebut perlu difungsikan kembali
Jawa Timur untuk mempermudah suatu agar masyarakat dapat mengetahui lebih
wilayah dalam bekerjasama dengan provinsi jauh mengenai fungsi Klinik KUMKM yang
lain. Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang telah difasilitasi oleh pemerintah tersebut
dalam hal ini melakukan kegiatan promosi dan dapat memanfaatkannya dengan baik.
produk rutin setiap tahun dengan lokasi yang
berbeda-beda. Dengan keanekaragaman 2. Kendala dalam pengembangan Usaha
lokasi serta peserta UMKM dari seluruh Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
penjuru di Indonesia, hal tersebut ber- yang dilakukan oleh kelompok usaha
manfaat untuk memperluas jaringan pema- “Emping Jagung” di Kelurahan Pan-
saran UMKM sampai ke tingkat inter- danwangi, Kecamatan Blimbing, Kota
nasional. Malang
a. Meningkatnya Harga Bahan Baku
4) Perluasan Pemasaran Produk Bahan baku merupakan bahan
Dalam hal ini Dinas Koperasi dan pokok yang digunakan dalam mengolah
UKM Kota Malang telah memberikan suatu jenis bahan menjadi produk yang
sarana dalam pemasaran produk yaitu dapat dihasilkan dengan kreatifitas dan
dengan mengadakan kegiatan promosi inovasi semaksimal mungkin. Kenaikan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1291


harga baku ini tentu saja mempengaruhi jagung. Karena menurut mereka dengan
harga penjualan, apalagi bahan baku lahan yang luas akan dapat menambah
diperoleh dari supply, sehingga mereka produksi yang dihasilkan. Kendala inilah
memerlukan biaya yang lebih di- yang membuat hasil produksi mereka
bandingkan jika mendapatkan bahan terbatas.
baku dari kebun sendiri. Inilah yang
menjadi kendala karena mereka hanya e. Kurangnya Akses Pemasaran
akan mensuplai bahan baku sesuai budget Produk
yang mereka miliki. Otomatis produksi Di Kelurahan Pandanwangi, pengu-
yang dihasilkan akan terbatas padahal saha UMKM emping jagung memiliki
permintaan pasar cukup banyak. lokasi yang saling berdekatan. Produk
yang dihasilkan pun juga sama. Oleh
b. Sumber Daya Manusia yang karena itu, persaingan di dalam pema-
Terbatas saran produknya merupakan hal yang
Sumber daya manusia adalah as- wajar terjadi. Sebenarnya hal ini tidak
pek terpenting dalam melakukan usaha. perlu terjadi jika pengusaha emping
Dari hasil penelitian, mayoritas ilmu jagung mampu meningkatkan kreativitas
pengetahuan serta keterampilan di- mereka dengan memproduksi bahan baku
turunkan dari generasi sebelumnya. Oleh jagung menjadi aneka makanan atau
karena itu dari segi kreatifitas mereka camilan berbeda. Tetapi disini pengusaha
kurang bisa mengembangkan kemam- emping jagung kurang dapat mengeks-
puan yang dimilikinya. plor segala kreativitas yang dimiliki
untuk menunjang kemajuan dalam me-
c. Memiliki Permasalahan dalam ngembangkan usahanya. Karena dengan
Permodalan adanya persaingan seperti itu mereka
Modal adalah faktor terpenting akan semakin sulit untuk memasarkan
dalam membuka usaha. Karena UMKM hasil produknya. Inilah yang menjadi
merupakan usaha rumahan yang kendala mereka di dalam memasarkan
mengandalkan modal sendiri, maka hasil produknya.
dalam permodalan ini memerlukan
bantuan dari pemerintah. Pengusaha Penutup
emping jagung di Kelurahan Pan- Kesimpulan
danwangi mengaku bahwa mereka 1. Pengembangan secara internal dari
menggunakan modal dari tabungan sen- kelompok usaha “Emping Jagung” di
diri. Walaupun untuk awal pengumpulan Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan
modal mereka sangat kesulitan. Blimbing, Kota Malang dalam mening-
katkan potensi serta kemajuan usahanya
d. Kurangnya Sarana dan Prasarana dilakukan dengan beberapa cara, antara
Sarana dan prasarana merupakan hal lain:
penting dalam menunjang pengembangan a. Pengadaan permodalan, mayoritas
UMKM. Karena itu, sarana dan prasa- pengusaha emping jagung memulai
rana dalam melakukan usaha harus usahanya menggunakan modal
mendukung. Seperti sarana dalam pema- dengan tabungan sendiri.
saran produk atau sarana dalam proses b. Inovasi hasil produksi, untuk mena-
pembuatan produk. Pengusaha emping rik daya minat masyarakat se-bagai
jagung mayoritas sudah memiliki tempat konsumen pengusaha emping ja-
untuk pemasaran produk emping jagung gung telah melakukan inovasi ter-
kemasan. Adapun pengusaha emping ja- hadap hasil produksinya dengan
gung yang memiliki cabang Toko lebih memberikan berbagai macam rasa
dari satu. Tetapi mengenai proses dalam produk emping jagung agar
pembuatan emping jagung, pengusaha masyarakat tidak bosan dan dapat
mengaku kurang memiliki lahan yang memilih sesuai selera. Inovasi ini
luas dalam proses pembuatan emping terbukti lebih meningkatkan daya

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1292


tarik masyarakat dibandingkan pro- Timur bagi masya-rakat terutama
duk sebelumnya yang hanya memi- pengusaha emping jagung yang
liki rasa original saja. diadakan rutin setiap bulan dalam
c. Perluasan jaringan pemasaran, pe- setahun seperti Pelati-han Produk,
ngusaha emping jagung telah Pelatihan IT Entre-preneur,
menggunakan internet sebagai sara- Pelatihan Manajerial dan Pelatihan
na dalam memasarkan hasil pro- bagi PNS yang akan memasuki
duksinya berbekal pelatihan yang masa pensiun.
diberikan oleh Dinas Koperasi dan c. Dalam meningkatkan pemasaran
UKM Kota Malang serta mema- produk, Dinas Koperasi dan UKM
sarkan memasarkan ke supermarket, Kota Malang telah membantu da-
Pusat Oleh-oleh Kota Malang, dan lam mempromosikan produk
beberapa toko yang dimilikinya. UMKM dengan cara mengadakan
Dari situlah jaringan pemasaran pameran atau bazar secara gratis
semakin meluas hingga ke kota-kota bagi pengusaha UMKM Kota
lainnya. Malang dan telah mengajak pengu-
d. Pengadaan sarana dan prasarana saha emping jagung untuk turut
produksi, untuk awal dalam mem- serta yang dilaksanakan di tempat-
buka usaha emping jagung alat-alat tempat yang ramai di-kunjungi
yang digunakan sebagai proses wisatawan seperti mall-mall yang
produksi diperoleh dengan mela- ada di Kota Malang, bah-kan di
kukan kredit ke pihak lain Balai Kota Malang pernah menga-
disebabkan mahalnya harga barang dakan pameran produk UMKM.
dan minimnya modal karena modal d. Dalam meningkatkan perluasan
didapat dari tabungan sendiri. Selain jaringan pemasaran produk agar
itu, pengusaha emping jagung yang dapat mengembangkan UMKM,
sudah berkembang telah mema- Dinas Koperasi dan UKM Kota
sarkan hasil produksinya ke toko- Malang telah mengupayakan de-
toko yang mereka miliki sebagai ngan mengadakan kegiatan promosi
sarana pemasaran. produk seperti mengadakan pame-
2. Pengembangan secara eksternal dengan ran atau bazar yang dihadiri oleh
adanya bantuan dari Dinas Koperasi dan UMKM dari beberapa kota yang
UKM Kota Malang, diantaranya: diharapkan dapat memperkenalkan
a. Dinas Koperasi dan UKM Kota produk UMKM Kota Malang teru-
Malang telah memberikan akses tama produk emping jagung. Kare-
permodalan kepada pengusaha na dalam hal ini Dinas Koperasi
emping jagung terdiri dari dua dan UKM Kota Malang tidak me-
sumber yaitu dana yang diberikan miliki jaringan pemasaran produk
oleh pemerintah pusat berupa dana bagi pengusaha UMKM untuk
LPDB (Lembaga Pengelola Dana memperluas hasil produksinya.
Bergulir) dan dana yang diberikan e. Dinas Koperasi dan UKM Kota
oleh pemerintah Provinsi berupa Malang telah menyediakan sarana
bantuan sosial (Bansos) dan Hibah dan prasarana sebagai penunjang
melalui sepuluh Koperasi Wanita kemajuan UMKM seperti me-
yang ada di Kota Malang agar nyediakan sarana gratis bagi ma-
masyarakat ikut peduli akan syarakat yang ingin mengikuti kegi-
keberadaan dan fungsi koperasi. atan pelatihan dan pameran pro-
b. Dalam upaya meningkatkan pem- mosi produk yang telah difasilitasi
berdayaan masyarakat, Dinas Ko- oleh pemerintah. Selain itu Dinas
perasi dan UKM Kota Malang telah Koperasi dan UKM Kota Malang
mengadakan kegiatan pembinaan telah memberikan sarana informasi
dan pelatihan yang bekerjasama melalui website resmi Dinas
dengan pemerintah Provinsi Jawa KUMKM dan pelayanan Klinik

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1293


KUMKM sebagai sarana konsultasi Malang dalam menjual hasil
bagi UMKM terutama pengusaha produksinya.
emping jagung dalam mengatasi e. Kurangnya akses pemasaran pro-
kendala pengembangan usahanya. duk, yaitu adanya persaingan pema-
Tetapi dalam hal ini Dinas Koperasi saran disebabkan banyaknya pengu-
dan UKM Kota Malang memiliki saha emping jagung serta tidak ada-
kelemahan yaitu tidak memiliki nya peran Dinas Koperasi dan
sarana Klinik KUMKM sendiri se- UKM Kota Malang dalam mem-
perti yang ada di kota-kota lainnya. berikan jaringan pemasaran produk
Selain itu, sarana dan prasarana hasil produksi UMKM emping ja-
yang ada tersebut nam-paknya gung.
belum sepenuhnya diterima oleh 4. UMKM emping jagung di Kelurahan
pengusaha emping jagung di Kelu- Pandanwangi, Kecamatan Blimbing,
rahan Pandanwangi karena kurang Kota Malang masih belum sepenuhnya
meratanya informasi yang diberikan berkembang dengan baik dan masih
oleh Dinas Koperasi dan UKM membutuhkan pembinaan, pelatihan,
Kota Malang. serta bantuan modal untuk lebih mema-
3. Kendala yang dihadapi oleh UMKM jukan usaha yang dijalankan.
“emping jagung” di Kelurahan
Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Saran
Kota Malang dalam mengembangkan 1. Pengusaha emping jagung di Kelurahan
usahanya yaitu: Pandanwangi perlu lebih meningkatkan
a. Meningkatnya harga bahan baku, kreatifitas dan mengasah potensi yang
karena harga bahan baku sering kali dimiliki dengan menambah wawasan,
mengalami pasang surut dan pengalaman, dan pelatihan yang telah
terkendala oleh curah hujan yang difasilitasi oleh pemerintah untuk me-
tinggi sehingga pasokan jagung ngembangkan usahanya agar mampu
yang diperoleh menurun. bersaing dengan pasar internasional
b. Sumber daya manusia yang ter- serta dapat mangatasi manajemen keu-
batas, diantaranya kurang ber- angan yang mayoritas masih menggu-
inovasi dalam mengembangkan nakan sistem tradisional.
usahanya, kurang menguasai sistem 2. Perlu adanya sosialisasi yang merata
pemasaran dengan kecanggihan serta membuka infomasi seluas-luasnya
teknologi seperti sarana internet, bagi UMKM di Kota Malang terhadap
serta proses laporan keuangan yang program-program dan pelayanan yang
masih menggunakan sistem mana- dimiliki oleh pemerintah khususnya
jemen tradisonal sehingga kurang Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
menghasilkan jumlah yang akurat. yang bertujuan untuk meningkatkan
c. Memiliki permasalahan dalam perkembangan UMKM di Kota Malang,
permodalan, mayoritas usaha mikro sehingga masyarakat mampu mengatasi
maupun usaha kecil belum mera- segala permasalahan yang berkaitan
sakan program bantuan modal dari dengan kemiskinan dan pengangguran
pemerintah, bahkan ada yang tidak dengan mengikuti program-program
berharap bantuan disebabkan dalam yang dijalankan oleh pemerintah.
mengurus peminjaman modal 3. Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
membutuhkan beberapa syarat yang perlu meningkatkan pembinaan dan
dianggap kurang efisien bagi pelatihan dalam mengasah kreatifitas
pengusaha emping jagung. sumber daya produktif agar lebih
d. Kurangnya sarana dan prasarana, berinovasi dalam menghasilkan suatu
seperti kurangnya lahan sebagai produk UMKM serta memberikan
tempat proses pembuatan emping jaringan pemasaran bagi pelaku UMKM
jagung dan fasilitas seperti galeri untuk memperluas pasar agar usaha
bagi pengusaha UMKM di Kota yang dijalankan lebih berkembang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1294


mengingat Kota Malang merupakan kota masyarakat untuk mengatasi perma-
wisata yang banyak dikunjungi para salahan yang dihadapi mengenai
wisatawan. UMKM.
4. Pemerintah perlu mempermudah akses 5. Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang
permodalan bagi pelaku UMKM dalam sebaiknya lebih meng-update jumlah
menjalankan usahanya serta perlunya UMKM yang ada di seluruh Kota
peningkatan sarana dan prasarana seperti Malang agar lebih mudah dalam mem-
difungsikannya kembali Klinik berikan pelatihan sesuai dengan klasi-
KUMKM sebagai sarana konsultasi bagi fikasi jenis usahanya.

DAFTAR PUSTAKA
Einsiedel, Luz, A. (1968) Success and Failure of some Community Development in Batanggas.
University of the Philippines. A Community Development Research Counsiel Publication.
Hafsah, M. Jafar. (2004) Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Diakses pada
tanggal 3 April 2013 pukul 22.15 WIB dari www.smecda.com.
Keban, Yaremis T. (2008) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep Teori dan Isu,
Jakarta. Gavamedia.
Pemerintah Kota (2011) Profil Kota Malang. Diakses pada tanggal 9 April 2013 pukul 15.02 WIB dari
www.malangkota.go.id.
Suharto, Edi (2009) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. Bandung, PT Refika Aditama.
Suprayogo, Imam, dan Tobroni (2001) Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 | 1295

Anda mungkin juga menyukai