Anda di halaman 1dari 19

Sejarah UMKM di Indonesia

ARTIKELJANUARI 02, 2020 16:14

Sejarah UMKM di Indonesia – Transaksi jual-beli


memang sudah mendarah daging pada perekonomian di Indonesia. Bisa kita katakan bahwa
kegiatan berdagang adalah sumber pendapatan terbesar bagi sektor perekonomian. Saat ini
kehadiran UMKM yang bergiat membangun perekonomian dapat dikatakan berhasir sebab
berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM RI melaporkan bahwa secara jumlah unit, UMKM
memiliki pangsa sekitar 99,99% (62.9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia
(2017), dan setidaknya sudah membantu menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini merupakan point krusial yang memiliki konstribusi
sangat besar perekonomian negara. Jika berbicara sejarah, umkm di Indonesia sudah berkembang
sejak lama dan dan terbukti tetap mampu berdiri tegap ditengah terpaan krisis ekonomi 1998 silam.

Kembali ke tahun 2013-an, terdapat banyak suntikan dana yang dikucurkan sebagai dukungan baik
dari perbankan atau pemerintah terhadap UMKM melalui program kredit. Sehingga secara tidak
langsung menambah jumlah pelaku industri dan sampai saat ini terus bertambah jumlahnya.

daftar isi
 Gambaran UMKM di indonesia
 Jumlah UMKM di indonesia
 Perkembangan umkm di indonesia
 Kinerja UMKM di indonesia

Gambaran UMKM di indonesia


Gambaran umum tentang struktur UMKM Indonesia saat ini adalah 98 %  adalah adalah usaha
mikro yang dan sisanya adalah yang usaha kecil atau menengah yang sebelumnya dari mikro
kemudian naik kelas.

Di Indonesia sendiri UMKM ini dilindungi dan memiliki payung hukum seperti Keppres RI Nomor 19
Tahun 1998 dan beberapa aturan lainnya. Dimana pada saat ini banyak bisnis umkm yang mulai
tumbuh baik skala rumah tangga tangga maupun besar, diantaranya  ;

 Usaha Kuliner
Jenis ini adalah yang terbanyak di minati dari kalangan muda maupun tua sekalipun. Modal yang
tidak begitu besar sebab bisa memulai dari skala rumah, usaha ini cukup menjanjikan.

 Usaha Fashion
Selain kuliner, fashion juga paling banyak diminati sebab pakaian adalah salah salu bahan pokok
kehidupan masyarakat.

 Usaha Pertanian
Dari sektor agribisnis juga mulai diminati. Dahulu mungkin bisnis selalu membutuhkan modal besar
pada tanah yang luas akan tetapi saat ini inovasi disektor agribisnis seperti hidroponik membuatnya
lebih mudah untuk dijadikan bisnis umkm.

 Usaha Elektronik
Contoh pada bidang ini seperti jual material elektronik, jual lampu, jual perlengkapan musik, jual
perlengkapan sound system dsb.

 Usaha Furniture
Contoh pada bidang furniture, yaitu menjual perlengkaan dapur, home décor, perlengkapan funiture
kantor, lukisan-lukisan, dsb.

 Usaha Bidang Jasa


Seleain berbentuk produt nyata saat ini usaha bisa jasa juga populer dikalangan umkm contoh MUA,
fotografer, penyewaan kostum pesta, hingga star up yang menyediakan jasa dapat
pembuatan aplikasi dan lain sebagainya.

Jumlah UMKM di indonesia


Berdasarkan informasi dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini ada
setidaknya 59.2 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di Indonesia dan sekitar 8
persen dari total tersebut juga melakukan update dengan go-online dalam pemasaran produk yang
dihasilkan agar mampu bersaing di era teknologi seperti saat ini.

Perkembangan umkm di indonesia


Seperti yang telah jelaskan sebelumnya, perkembangan umkm di Indonesia termasuk cepat dan
juga merupakan tongak perekonomi negeri ini. UMKM ini dapat kita temui dari pedesaan hingga
perkotaan padat penduduk. Terlebih saat ini era teknologi dan pemerintah telah menetapkan agar
para pelaku umkm ini mulai memperbaharui teknik pemasaran dengan pemanfaatan teknologi yang
ada.

Pengoptimalan melalui perangkat teknologi hingga media sosial seperti penggunaan fitur facebook,
twitter, instagram dijadikan alat untuk memperkenalkan, menjual produk hingga media
berkomunikasi antara penjual dan pembeli. Terlebih sekarang banyak e-commerce platform dan
marketplace hadir dengan segala kelebihan yang dapat mempermudah mereka berjualan Selain itu,
pemanfaatan seperti ini sekaligus dapat memangkas biaya pemasaran

Kinerja UMKM di indonesia


Kinerja UKM di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa asek, yaitu (1) nilai tambah, (2) unit usaha,
tenaga kerja dan produktivitas, (3) nilai ekspor

 Nilai Tambah
Nilai tambah ini digambarkan dari angka PDB UMKM
 Unit Usaha & Tenaga Kerja
Berbandingan jumlah UMKM yang ada dengan daya serap terhadap tenaga kerja.

 Ekspor UKM
Berdasarkan 3 faktor ini yang dijelaskan oleh beberapa angka yang telah digambar diatas, dapat
kita simpulkan kinerja umkm indonesia sudah semakin membaik dari tahun ke tahun dan dipastikan
akan terus berkembang pada tahun berikutnya.
Gambaran Umum

Hingga saat ini, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih merupakan salah satu sektor
unggulan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti dari kontribusi UMKM
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja serta ekspor yang cukup
besar. Tercatat pada tahun 2013, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB yang terus meningkat
menjadi sebesar 60,34%. Kontribusi sektor UMKM terhadap penyerapan total tenaga kerja juga
tinggi, yaitu sebesar 96,99%. Selain itu, kontribusi sektor UMKM terhadap total ekspor non migas
mencapai 15,68%
Pelaku usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi menempati bagian terbesar dari seluruh
aktivitas ekonomi rakyat Indonesia mulai dari petani, nelayan, peternak, petambang, pengrajin,
pedagang, dan penyedia berbagai jasa. Jumlah UMKM pada tahun 2013 tercatat mencapai 57,9 juta
unit usaha, meningkat dari 52,8 juta unit pada tahun 2009. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
UMKM mencapai 114,1 juta orang pada tahun 2013 meningkat dari 96,2 juta orang pada tahun
2009.
Selain sumbangsih yang besar terhadap perekonomian Indonesia, UMKM juga merupakan salah
satu solusi untuk mengurangi ketimpangan maupun kesenjangan pendapatan masyarakat
Indonesia, karena sektor ini mempunyai ketahanan ekonomi yang tinggi. Hal ini yang mendorong
pemerintah untuk terus menciptakan dan mendukung program pemberdayaan ekonomi berbasis
kerakyatan.
Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan UMKM kepada lembaga
keuangan dengan pola penjaminan adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan pada
November 2007. Dalam perkembangannya, KUR skema subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sejak
November 2007 sampai dengan 31 Desember 2014 telah disalurkan sebesar Rp. 178,85 triliun.
Sedangkan kebijakan KUR baru yaitu dengan skema subsidi bunga yang diluncurkan sejak 14
Agustus 2015 sampai dengan 31 Desember 2017 telah tersalurkan sebesar 213,88 triliun. Untuk
tahun 2017 saja, jumlah kredit yang disalurkan adalah sebesar Rp 96,7 triliun kepada 4 juta debitur,
dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) sangat kecil, yaitu 0,3%.
Arah kebijakan di bidang UMKM dan koperasi dalam periode 2015-2019 adalah meningkatkan daya
saing UMKM dan koperasi sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan
skala yang lebih besar (“naik kelas”) dalam rangka mendukung kemandirian perekonomian nasional.
Strategi pembangunan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:  1) Peningkatan kualitas
sumber daya manusia, 2) Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan, 3)
Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, 4) Penguatan kelembagaan usaha, 5)
Peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha.
Memperhatikan arah kebijakan peningkatan daya saing UMKM tersebut, Presiden telah menetapkan
Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 19
Tahun 2015. Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian dan beranggotakan para menteri/kepala lembaga terkait dengan tugas untuk
merumuskan dan menetapkan kebijakan pembiayaan bagi UMKM termasuk penetapan prioritas
bidang usaha, melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi
UMKM, dan mengambil langkah-langkah penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam
pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi UMKM.
Pada akhir tahun 2017, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit
Usaha Rakyat yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2018. Dalam peraturan tersebut, terdapat
12 ketentuan baru yaitu terkait penurunan suku bunga, kelompok usaha sebagai penerima KUR,
skema KUR Khusus, pengaturan minimum porsi penyaluran KUR ke sektor produksi, skema KUR
multisektor, mekanisme pembayaran yarnen, perubahan istilah KUR Ritel menjadi KUR Kecil,
jumlah plafon KUR Mikro untuk sektor produksi, penyaluran KUR bersamaan dengan kredit lain
yang dibolehkan, struktur biaya KUR Penempatan TKI, KUR untuk masyarakat perbatasan, dan
KUR untuk optimalisasi KUBE.
Dengan penetapan plafon maksimal KUR pada tahun 2018 sebesar Rp 120 triliun, diharapkan dapat
memberikan kemudahan pemberian kredit kepada UMKM khususnya di sektor pertanian, kelautan
dan perikanan, industri pengolahan, kontruksi dan sektor jasa produksi, serta penempatan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peran UMKM dalam Perekonomian
Indonesia", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/120000469/peran-
umkm-dalam-perekonomian-indonesia?page=all.
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Nibras Nada Nailufar

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
UMKM: Memahami Pengertian dan Ciri-
Cirinya
Posted on Agustus 1, 2019 by Bivisyani Questibriliain Bisnis

Tahukah kamu apa itu UMKM dalam bahasa Indonesia? Saat ini tidak sedikit yang
memandangnya dengan sebelah mata. Padahal UMKM ternyata memiliki peran yang besar bagi
perekonomian di Indonesia. Terbukti ketika krisis moneter di tahun 1997, di saat satu persatu
perusahaan besar tumbang, bisnis UMKM justru tetap ada dan memiliki peran yang besar bagi
perekonomian saat itu. Meski begitu ternyata tak banyak yang mengetahui apa itu UMKM? Kita
akan membahas secara lengkap tentang UMKM pada artikel ini!

Apa itu UMKM?


UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah
memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No.
20 tahun 2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan secara
masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.

Kriteria UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah)
Untuk mengetahui jenis usaha apa yang sedang dijalankan perlu memperhatikan kriteria-
kriterianya terlebih dahulu. Hal ini penting digunakan untuk pengurusan surat ijin usaha
kedepannya dan juga menentukan besaran pajak yang akan dibebankan kepada pemilik UMKM.

Berikut masih-masing pengertian UMKM dan kriterianya:

Usaha Mikro
Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan
maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro. Usaha yang termasuk kriteria usaha
mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak
termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya
paling banyak Rp 300.000.000,-
Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen atau berdiri sendiri baik
yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan
utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah. Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan
bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil
penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp
2,5.000.000.000,-.

Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan merupakan
cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta menjadi bagian secara langsung maupun tak
langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang
sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan. Usaha menengah sering dikategorikan
sebagai bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih
dari Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat
usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp2.500.000.000, sampai Rp50.000.000.000,-.

Ciri-Ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil,


dan Menengah)
Selanjutnya, kita akan membahas tentang ciri-ciri dari UMKM. Berikut ini ciri-ciri dari UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, Menengah):

 Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa berganti sewaktu-waktu
 Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
 Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha masih
disatukan
 Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausaha yang mumpuni
 Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
 Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun sebagian telah memiliki akses
ke lembaga keuangan non bank
 Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk NPWP.
Jenis-Jenis UMKM
Setelah membahas ciri-ciri kita akan membahas tentang jenis-jenis dari UMKM. Seperti yang
dijelaskan pada pengertian UMKM yang terdapat dalam Keppres RI No. 19 Tahun 1998 sebagai
kegiatan ekonomi rakyat pada skala kecil yang perlu dilindungi dan dicegah dari persaingan
yang tidak sehat. Pada dekade terakhir ini mulai marak bermunculan bisnis UMKM mulai dari
skala rumahan hingga skala yang lebih besar.

 Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
 NAMA LENGKAP*

 EMAIL*

 NOMOR HANDPHONE*
 NAMA PERUSAHAAN*

Saya Ingin Mencoba Gratis

Berikut ada 3 (tiga) jenis usaha yang termasuk UMKM:

Usaha Kuliner
Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan hingga kalangan muda
sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini
terbilang cukup menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan. Contoh
usaha kuliner UMKM, yaitu jualan cemilan, membuat restoran kecil, rumah makan, usaha kafe,
jualan makanan, warung makan, kue pesta atau kue ulang tahun, cateringan dan lain sebagainya.

Usaha Fashion
Selain makanan, UMKM di bidang fashion ini juga sedang diminati. Setiap tahun mode
tren fashion baru selalu hadir yang tentunya meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion.
Contoh usaha fashion UMKM, yaitu butik batik, kaos brand (distro), baju muslimah, toko
seragam sekolah, baju anak muda wanita, baju anak muda laki-laki, baju khusus naik gunung,
baju khusus liburan pantai, jual tas untuk sekolah, tas untuk santai, tas untuk gunung, tas koper,
tas barang-barang, jilbab kekinian, jual accessories wanita, penyewaan kostum dan lain
sebagainya

Usaha Pertanian
Siapa bilang usaha agribisnis di bidang pertanian harus bermodalkan tanah yang luas. Kamu bisa
memanfaatkan perkarangan rumah yang disulap menjadi lahan agribisnis yang menguntungkan.
Contoh UMKM bidang pertanian, yaitu usaha pertanian jual bibit sayuran, jual bibit buah-
buahan, jual bibit bunga, usaha pertanian padi, jagung, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
lain sebagainya.

Usaha Elektronik
Contoh UMKM di bidang elektronik, yaitu jual material elektronik, jual lampu, jual
perlengkapan musik, jual perlengkapan sound system, jual alat elektronik seperti
laptop, handphone, setrika, rice cooker, kabel-kabel, sentral servis alat elektronik dan lain
sebagainya.
Usaha Furniture
Contoh UMKM di bidang furniture, yaitu menjual perlengkaan dapur, lukisan-lukisan,
perlengkapan ruang tamu seperti kursi, meja, lampu, material bangunan, dan lain sebagainya.

Usaha Bidang Jasa


Contoh UMKM di bidang jasa, yaitu servis sepeda motor, servisa laptop dan handphone, servis
mesin cuci, servis televisi, servis wifi, servis AC, tukang potong rambut, tukang bersih-bersih
sepeda, tambal ban, salon kecantikan, fotografer, penyewaan kostum pesta, acara karnaval, baju
budaya Indonesia dan lain sebagainya.

Kenapa UMKM Harus Go Digital?


Pemasaran secara online sangat menguntungkan loh, kenapa? karena jaringan internet yang luas
kita dapat menemukan customer yang sangat banyak. Seperti yang kita tahu bahwa pengguna
internet di dunia ini semakin lama semakin banyak. Peluang yang didapat dalam bisnis online ini
sangatlah besar. UKM yang meningkat pesat di dapat karna cepatnya penyebaran dan banyaknya
jumlah orang yang melihat promosi kamu dalam pemasaran. Dengan strategi
pemarasan online ini seseorang dapat menemukan produk-produk kita karena mereka
membutuhkannya. Strategi pemasaran online ini juga bisa meningkatkan branding produk dan
perusahaan kamu menjadi lebih terkesan profesional dan lebih kuat karena sudah tersebar
kemana-mana. Melakukan pemasaran online cenderung lebih mudah, karena dengan ini kamu
tidak perlu lagi repot menentukan kapan toko kamu harus buka. Pemasaran produk
dengan online pun dipandang oleh seorang customer, mereka bisa melihat produk-produk kamu
di situs toko online kamu kapan saja dan dimana saja tanpa harus datang ke toko kamu, dan
mereka bisa langsung memesannya apabila mereka sudah nyaman dengan produk-produk kamu
yang sudah kamu promosikan.
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, semua orang harus berlomba-lomba menjalankan
UMKM dan meraih peluang bisnis yang ada. Untuk itu, diperlukan pengaturan keuangan bisnis
yang baik untuk menunjang keberlangsungannya.

Sekarang, kamu dapat membuat laporan keuangan lebih mudah dengan


menggunakan JojoExpense. JojoExpense memberi kamu akses mudah menuju keuangan
perusahaan kamu tidak peduli tempat dan waktu. Baik kamu mau mengajukan request
reimbursement atau mengizinkan cash advance, semua dapat dilakukan melalui telepon
genggam kamu. Kamu dapat mengajukan request kamu secara langsung atau simpan untuk nanti,
misalnya kamu ingin cek ulang aplikasi kamu. Semuanya tergantung bagaimana kamu mengatur
manajemen finansial kamu sendiri. Ketika kamu sudah duduk di meja kamu, kamu bisa fokus
sepenuhnya pada tugas-tugas penting dan serahkan manajemen sampingan pada proses otomatis.
Daftarkan bisnis kamu sekarang juga dengan JojoExpense!

Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia Kompas.com - 20/12/2019, 12:00 WIB BAGIKAN:
Komentar (1) Lihat Foto Foto dirilis Kamis (21/11/2019), memperlihatkan perajin mengumpulkan
hasil kreativitas berupa tas berbahan sampah plastik di Denpasar. Beragam upaya penyelamatan
lingkungan Bali dari ancaman sampah plastik terus digulirkan, seperti pengurangan penggunaan
kantong plastik, gerakan penggunaan tumbler, hingga mendorong pelaku UMKM untuk
memanfaatkan sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomis.(ANTARA FOTO/NYOMAN
HENDRA WIBOWO) Cari soal sekolah lainnya Penulis Arum Sutrisni Putri | Editor Nibras Nada
Nailufar KOMPAS.com - Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) atau Usaha Kecil
Menengah (UKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara dinilai penting. UMKM memiliki
kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia. Kriteria UMKM Menurut Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan
sebagai kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar serta memenuhi kriteria lain. Baca juga: Di Omnibus Law, Izin Usaha UMKM dan
Pendirian PT Dipermudah Dalam UU tersebut juga dijelaskan perbedaan kriteria UMKM dengan
Usaha Besar. 1. Usaha Mikro: aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) dan omzet maksimal Rp 300 juta per tahun. 2. Usaha Kecil: aset lebih dari Rp 50 juta
- Rp 500 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet maksimal lebih dari Rp
300 juta - Rp 2,5 miliar per tahun. 3. Usaha Menengah: aset lebih dari Rp 500 juta - Rp 10 miliar
(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet lebih dari Rp 2,5 miliar - Rp 50 miliar
per tahun. 4. Usaha Besar: aset lebih dari Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) dan omzet lebih dari Rp 50 miliar per tahun. Baca juga: Wapres Sebut Pengembangan
UMKM Masuk dalam Draf Omnibus Law Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia Dilansir dari
situs Bappenas, di Indonesia UMKM memiliki kontribusi atau peranan cukup besar, yaitu: Perluasan
kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja. Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).
Penyediaan jaring pengaman terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk menjalankan
kegiatan ekonomi produktif. Dikutip dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia (2001) karya
Tulus Tambunan, UMKM mempunyai peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Peran UMKM tidak hanya dirasakan di negara-negara sedang berkembang melainkan
juga di negara-negara maju. Di negara maju maupun berkembang, UMKM sangat penting, sebab
menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar. Kontribusi UMKM terhadap
pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi
dari usaha besar. Baca juga: Peningkatan Daya Saing UMKM Bisa Selamatkan RI dari Perlambatan
Ekonomi? Secara umum, terdapat tiga peran UMKM atau kontribusi UMKM terhadap perekonomian
Indonesia meliputi: 1. Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM berperan
dalam pemerataan tingkat perekonomian rakyat sebab berada di berbagai tempat. UMKM bahkan
menjangkau daerah yang pelosok sehingga masyarakat tidak perlu ke kota untuk memperoleh
penghidupan yang layak. 2. Sarana mengentaskan kemiskinan UMKM berperan untuk
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan sebab angka penyerapan tenaga kerja terhitung tinggi.
3. Sarana pemasukan devisa bagi negara UMKM menyumbang devisa bagi negara sebab pasarnya
tidak hanya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar negeri. Baca juga: Konsep Korporatisasi
Bakal Ubah UMKM Perorangan Jadi Sharing Bisnis Kontribusi UMKM terhadap perekonomian
Indonesia saat ini? Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Sensus
Ekonomi dari Badan Pusat Statistik pada 2016 menunjukkan besarnya kontribusi UMKM. Berikut ini
sumbangan UMKM terhadap perekonomian Indonesia: UMKM menyerap hingga 89,2 persen dari
total tenaga kerja. UMKM menyediakan hingga 99 persen dari total lapangan kerja. UMKM
menyumbang 60,34 persen dari total PDB nasional. UMKM menyumbang 14,17 persen dari total
ekspor. UMKM menyumbang 58,18 persen dari total investasi. Baca juga: Agus Gumiwang dan
Teten Masduki Fokus Kembangkan 4 Sektor UMKM Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 tersebut,
terdapat 3 bidang usaha Usaha Mikro Kecil (UMK) non pertanian yang usahanya menempati urutan
teratas dalam perekonomian nasional yaitu: 1. Perdagangan besar dan eceran. Usaha di bidang
perdagangan besar dan eceran adalah penjualan barang tanpa proses mengubah bentuk produk
yang diperdagangkan, kecuali penyortiran atau pengemasan ulang. Biasanya pedagang membeli
dalam skala besar untuk dijual lagi secara eceran. 2. Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum. Usaha akomodasi dan penyediaan makan minum meliputi restoran, rumah makan,
kafe, katering dan yang serupa. Baca juga: Jokowi Minta Kepala Daerah Cari Modal UMKM dengan
Cara Ini 3. Industri pengolahan. Industri pengolahan yang dimaksud meliputi berbagai kegiatan
produksi yang mengubah bentuk bahan baku atau mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi yang siap digunakan atau dikonsumsi. Contohnya industri garmen yang mengubah
kapas menjadi kain, industri konveksi yang mengubah kain menjadi pakaian, dan lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peran UMKM dalam Perekonomian
Indonesia", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/120000469/peran-
umkm-dalam-perekonomian-indonesia?page=all.
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Nibras Nada Nailufar

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
3 Peran Penting UMKM. Penggerak
Penting Ekonomi Indonesia
24 Agustus 2017   17:35 Diperbarui: 24 Agustus 2017   17:36  67700  0 0 Mohon Tunggu...

Usaha mikro,  kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian


masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia pun memandang penting keberadaan para pelaku
UMKM. Buktinya, UMKM bersama dengan Koperasi memiliki wadah secara khusus di bawah
Kementerian Koperasi dan UKM.

Perhatian tinggi yang diberikan kepada para pelaku UMKM tersebut tidak lain sebagai wujud
pemerintah dalam menyangga ekonomi rakyat kecil. Apalagi, UMKM mampu memberikan
dampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat di sektor bawah.

Setidaknya, ada 3 peran UMKM yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat kecil. Tiga
peran tersebut adalah:

 Sarana mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan

Peran UMKM penting yang pertama adalah sebagai sarana mengentaskan masyarakat kecil dari
jurang kemiskinan. Alasan utamanya adalah, tingginya angka penyerapan tenaga kerja oleh
UMKM.

Hal ini terbukti dalam data milik Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2011. Disebutkan,
lebih dari 55,2 juta unit UMKM mampu menyerap sekitar 101,7 juta orang. Angka tersebut
meningkat menjadi sekitar 57,8 juta unit UMKM dengan jumlah tenaga kerja mencapai 114 juta
orang.

 Sarana untuk meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil


UMKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemerataan ekonomi masyarakat.
Berbeda dengan perusahaan besar, UMKM memiliki lokasi di berbagai tempat. Termasuk di
daerah yang jauh dari jangkauan perkembangan zaman sekalipun.  

Keberadaan UMKM di 34 provinsi yang ada di Indonesia tersebut memperkecil jurang ekonomi
antara yang miskin dengan kaya. Selain itu, masyarakat kecil tak perlu berbondong-bondong
pergi ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak.

 Memberikan pemasukan devisa bagi negara

Peran UMKM berikutnya yang tidak kalah penting adalah, memberikan pemasukan bagi negara
dalam bentuk devisa. Saat ini, UMKM Indonesia memang sudah sangat maju. Pangsa pasarnya
tidak hanya skala nasional, tapi internasional.

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM di tahun 2017 menunjukkan tingginya devisa negara
dari para pelaku UMKM.  Angkanya pun sangat tinggi, mencapai Rp88,45 miliar. Angka ini
mengalami peningkatan hingga delapan kali lipat dibandingkan tahun 2016.

Dengan tiga peran yang dimilikinya tersebut, tidak salah kalau para pelaku UMKM tak bisa
dipandang sebelah mata.
Tantangan Besar UMKM di
Tengah Covid-19
Taufik Fajar, Jurnalis · Selasa 19 Mei 2020 19:28 WIB
 Share on Facebook
 Share on Twitter
 whatsapp
 Share on mail
 copy link
Krisis Ekonomi (Okezone)
 Share on Facebook
 Share on Twitter
 whatsapp
 Share on mail
 copy link
 0TOTAL SHARE

A A A
JAKARTA - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang
sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk tahun 2019, UMKM
memiliki kontributor penting terhadap produk domestik bruto (PDB). Di mana
UMKM menyumbang 60% PDB dan berkontribusi 14 persen pada total ekspor
nasional.
Namun kini sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang terpuruk, akibat pandemi
Covid-19. Wabah ini hampir melumpuhkan roda perekonomian dalam negeri, seiring
tingginya ancaman terhadap masyarakat untuk kehilangan pendapatan rumah tangga,
karena tidak dapat bekerja akibat maraknya pemutusan hubungan kerja pun kebijakan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
 Baca juga: Ada Corona, Baru 13% UMKM Online
Pemerintahpun tidak tinggal diam, kebijakan relaksasi kredit yang diberikan
pemerintah di tengah pandemi Covid-19, diharapkan bisa membantu keberlanjutan
usaha pelaku UMKM sehingga mampu bertahan menghadapi kondisi yang menantang
seperti saat ini.
Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto mengatakan, sebetulnya peluang UMKM di
tahun ini masih ada untuk bertahan, hal itu sejalan dengan keluarnya kebijakan
pemerintah dan OJK yang memberikan banyak keringanan dan kelonggaran kepada
pelaku UMKM, terutama yang terdampak Covid-19.
 Baca juga: 43% UMKM Tutup Akibat Covid-19
"Bantuan likuiditas, keringanan pajak, penundaan pembayaran kewajiban kepada
bank sesuai dengan POJK 11/2020 pasti bisa meringankan beban keuangan mereka,"
ujar dia pada acara diskusi virtual, Selasa (19/5/2020).
Namun lanjut dia, ke depan yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah
membantu UMKM dengan kondisi normal baru, supaya mereka nantinya tidak gagap
atau shock ketika terjadi banyak perubahan pasca Covid-19.
"Pelatihan teknik produksi, marketing dan akuntasi dengan menggunakan perangkat
digital harus sudah dikenalkan kepada mereka (UMKM), karena perilaku konsumen
berubah dengan adanya situasi normal yang baru (new normal)," ungkapnya.
Sementara itu, Chairman Infobank Institute, Eko B. Supriyanto mengatakan, ke depan
UMKM membutuhkan modal kerja untuk keberlangsungan usahanya.
"Jika pada krisis sebelumnya tahun 1998 dan 2008, UMKM masih punya daya tahan
yang kuat, karena pada waktu yang terkena adalah sektor korporasi besar. Tapi,
sekarang sektor UMKM yang paling terkena,” tandas dia.

Anda mungkin juga menyukai