Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Ekonomi Madura
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEISLAMAN
2019
Garam merupakan satu komoditas produksi unggulan di pulau
madura, madura bernilai strategis dalam produksi garam nasional, namun
kenyataannya kondisi petani garam masih hidup di bawah garis
kemiskinan1. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kendala-kendala
yang ada dalam produksi garam. Guna mencapai hal tersebut, perlu
melakukan analisis SWOT pada produksi garam untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Selain itu, yang perlu
dikaji adalah faktor-faktor lain yang menjadi penyebab gagalnya
produksi garam.
1
Ihsannudin, dkk / Economics Development Analysis Journal UNNES 5 (4) (2016) hlm. 396
2
Ibid
3
“Lahan Garam Terbesar Ada Di Madura” https://risbang.ristekdikti.go.id/publikasi/berita-media/lahan-
garam-terbesar-indonesia-ada-di-madura/ diakses pada 1 April 2019
serta data yang memperkuat penahbisan Pulau Madura sebagai salah satu
daerah penghasil garam terbesar di Indonesia. Salah satunya bisa dilihat
dari data Analisis Produksi Garam Indonesia 2011-2014 yang dirilis oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia pada
2015.
4
“Pulau Madura: Pulau Garam Indonesia” https://indonesiabaik.id/infografis/pulau-madura-pulau-garam-
indonesia, diakses pada 5 April 2019 Pukul 23.12
5
“Analisis SWOT” https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT, diakses pada 5 April pukul 23.30
Kekuatan (strengths) pada garam madura terletak pada faktor
geografis wilayahnya. Di madura seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya mempunyai musim panas yang lebih panjang dibandingkan
musim hujan. Menurut BMKG Jawa Timur, musim kemarau di Madura
untuk tahun 2019 ini akan lebih panjang 2 bulan dibandingkan musim
kemarau di berbagai daerah lain di jawa timur6. Hal ini menunjukkan
bahwa produksi garam mempunyai kekuatan pada faktor geografis.
6
“BMKG Prediksi Musim Kemarau Madura Lebih Panjang” www.madura.tribunnews.com, diakses pada 10
April 2019, Pukul 01.20
7
Arif Mustofa, “Strategi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Madura”, Jurnal Disprotek Fakultas Pertanian
Bogor, Vol 7 No. 2,(Bogor: Juli 2016), 25
NaCl rendah, kandungan air banyak dan pengotor masih ada. Kelemahan
yang kedua adalah pada Sumber Daya Manusia (SDM) dikarenakan:
8
Zainal Arifin, “Analisis Persaingan Produksi Garam Lokal dan Asing, ditinjau dari Analisis SWOT (Studi kasus
Kec. Banyusangka, Kab. Bangkalan)”, Skripsi Institut Pertanian Bogor,(Bogor: 23 Juli 2014) ,42
2. Petani garam tidak memiliki simpanan modal karena hasil
penjualan garam dihabiskan untuk keperluan sehari-hari.
3. Akses permodalan terkendala karena jaminan usaha yang
tidak diterima oleh pada lembaga keuangan
1. Pangsa Pasar
2. Sosial Budaya
9
Ibid, 43
Pengalihan fungsi lahan yang semula lahan tambak garam
menjadi lahan tambak ikan/udang menyebabkan penurunan
jumlah produksi total kabupaten serta hilangnya mata
pencaharian pegaram yang menggunakan lahan sewa.
3. Keterbatasan pemasaran
Pemasaran masih dikendalikan oleh tengkulak/pedagang lokal.
Kondisi ini mengakibatkan ketergantungan pegaram terhadap
pembeli, sehingga pembeli dapat menentukan harga garam.
Kurangnya support dari kebijakan pemerintah juga menjadi
penyebab sulitnya pemasaran garam. Kebijakan impor garam
yang berlebihan juga menjadi ancaman bagi produsen garam
lokal, khususnya di Madura. Sehingga kesejahteraan petani
garam masih belum bisa terpenuhi dari industri garam tersebut,
hal ini juga yang menjadikan industri garam di madura mulai
ditinggalkan
Daftar Pustaka
Mustofa, Arif. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Madura. Jurnal
Disprotek Fakultas Pertanian Bogor, Vol 7 No. 2.
Arifin, Zainal. 2014. Analisis Persaingan Produksi Garam Lokal dan Asing, ditinjau dari
Analisis SWOT (Studi kasus Kec. Banyusangka, Kab. Bangkalan). Skripsi Institut
Pertanian Bogor.