Anda di halaman 1dari 9

Analasis SWOT Kendala Produksi Garam Madura

Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Ekonomi Madura

Dosen Pengampu : Dr. Abdurrahman, S.Ag, M.EI

Disusun Oleh :

Moh. Rifqi Firdaus (160721100038)

PRODI EKONOMI SYARIAH VI/A

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2019
Garam merupakan satu komoditas produksi unggulan di pulau
madura, madura bernilai strategis dalam produksi garam nasional, namun
kenyataannya kondisi petani garam masih hidup di bawah garis
kemiskinan1. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kendala-kendala
yang ada dalam produksi garam. Guna mencapai hal tersebut, perlu
melakukan analisis SWOT pada produksi garam untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Selain itu, yang perlu
dikaji adalah faktor-faktor lain yang menjadi penyebab gagalnya
produksi garam.

Komoditas garam, selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi


juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri. Tercatat kebutuhan
garam nasional pada 2015 untuk konsumsi dan industri sebesar 3,8 juta
ton yang terdiri atas 1,7 juta ton untuk keperluan konsumsi dan 2,1 juta
ton untuk keperluan industri. Produksi garam nasional yang dilakukan
oleh petani garam dan PT. Garam sebagai satu-satunya BUMN yang
memproduksi garam hanya sebesar 2,1 juta ton. Pemenuhan kekurangan
garam sebesar 1,7 juta ton dipenuhi dari impor (Kompas, 2015)2.

Kondisi ini menunjukkan suatu ironi dimana Indonesia merupakan


negara yang kaya akan potensi sumberdaya laut namun belum mampu
memenuhi kebutuhan garam nasional. Dari data tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa produksi garam nasional masih belum bisa
mencukupi permintaan pasar, sehingga masih diharuskan untuk impor
garam dari negara lain. Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengungkapkan, dari Aceh
tercatat yang hanya memiliki lahan garam 11.000, Jawa Tengah 6.000
hektar hingga Papua. Namun ada satu kabupaten yang memiliki lahan
garam terbesar di Indonesia yakni Madura3.

Pulau Madura sering disebut sebagai pulau garam! Benarkah


julukan tersebut? Nah, bila Anda masih belum yakin, ada sejumlah fakta

1
Ihsannudin, dkk / Economics Development Analysis Journal UNNES 5 (4) (2016) hlm. 396
2
Ibid
3
“Lahan Garam Terbesar Ada Di Madura” https://risbang.ristekdikti.go.id/publikasi/berita-media/lahan-
garam-terbesar-indonesia-ada-di-madura/ diakses pada 1 April 2019
serta data yang memperkuat penahbisan Pulau Madura sebagai salah satu
daerah penghasil garam terbesar di Indonesia. Salah satunya bisa dilihat
dari data Analisis Produksi Garam Indonesia 2011-2014 yang dirilis oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia pada
2015.

Dalam data itu diperlihatkan antara lain jumlah produksi tambak


garam rakyat, peta lokasi produksi garam rakyat (kabupaten/kota),
hingga tertera pula luas lahan serta jumlah produksi yang dihasilkan oleh
lahan tambak garam rakyat (di kabupaten/kota) di Indonesia. Dapat
disarikan dari data tersebut bila semua kabupaten di Pulau Madura
memiliki lahan tambak garam rakyat dan menghasilkan garam rakyat
dalam jumlah yang besar. Lantas mengapa semua kabupaten di Pulau
Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep) bisa memiliki
lahan tambak garam rakyat dan menghasilkan garam rakyat dalam
jumlah besar? Adakah faktor yang mendukungnya?

Rupanya keunikan alam Madura jarang dijumpai di pulau-pulau


lain di Indonesia. Sumatra dan Kalimantan yang memiliki sungai dan
muara, di mana garam sulit dibuat di sana karena air lautnya tak begitu
pekat, walau ada ladang garam di sejumlah titik di Sumatra, seperti di
Aceh.

Pulau Madura memang dikenal bermusim kering lebih panjang, tak


banyak sungai dan sumber air tawar. Daratan Madura relatif datar di sisi
selatan, dengan dataran tinggi di tengah, dan pantai utara yang berbeda
ketinggian. Suhu rata-rata Pulau Madura 26,9 derajat celsius, dengan
kemarau panjang antara 4 sampai 5 bulan (rata-rata bulan kering 2
sampai 4 bulan). Meski garam hanya dihasilkan di sepanjang pantai
Selatan Madura. Sedikitnya sungai dan muara membuat kawasan Selatan
memiliki air laut berkadar garam tinggi. Proses pembuatan garam rakyat
di Pulau Madura kerap disebut cara 'Madurese' atau cara orang Madura,
di mana pembuatan garam dengan kristalisasi air laut secara total, garam
diambil mulai dari lapisan terbawah hingga atas. Para petani garam
secara tradisional memindahkan air laut antarmeja garam4.

Potensi garam madura memang bisa dibilang sangat besar, namun


proses pengelolaan produksi garam nyatanya tidak semudah yang
dibayangkan, banyak ditemukan kendala-kendala yang menjadi
penghambat proses produksi garam madura. Penulis akan menganalisis
kendala-kendala tersebut menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT merupakan metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas
dengan menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga
dapat dianalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek.

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi


bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya
adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya
bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata
atau menciptakan sebuah ancaman baru5.

4
“Pulau Madura: Pulau Garam Indonesia” https://indonesiabaik.id/infografis/pulau-madura-pulau-garam-
indonesia, diakses pada 5 April 2019 Pukul 23.12
5
“Analisis SWOT” https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT, diakses pada 5 April pukul 23.30
Kekuatan (strengths) pada garam madura terletak pada faktor
geografis wilayahnya. Di madura seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya mempunyai musim panas yang lebih panjang dibandingkan
musim hujan. Menurut BMKG Jawa Timur, musim kemarau di Madura
untuk tahun 2019 ini akan lebih panjang 2 bulan dibandingkan musim
kemarau di berbagai daerah lain di jawa timur6. Hal ini menunjukkan
bahwa produksi garam mempunyai kekuatan pada faktor geografis.

Kekuatan kedua adalah pada bahan baku. Cukup hanya dengan


mengalirkan dari laut ke lahan-lahan yang telah disiapkan melalui saluran
air yang sudah dipersiapkan, petani garam langsung bisa mengelola
produksi tanpa kesulitan bahan baku.

Kekuatan selanjutnya adalah pada faktor tenaga kerja, tenaga ahli


garam di madura bisa dibilang kreatif, hanya dengan memanfaatkan alat
seadanya, mereka sudah bisa melakukan pengelolaan, karena profesi ini
dilakukan bertahun-tahun dan turun temurun. Profesi pegaram
merupakan mata pencaharian bagi keluarga dan masyarakat. Tenaga
kerja berupa tenaga pendukung yang diperbantukan untuk proses
produksi dan pascapanen juga mudah didapatkan, karena adanya sistem
kekeluargaan yang sangat kental pada petani garam di Madura. Pada
proses produksi pegaram membutuhkan tenaga kerja untuk mengerjakan
proses pengolahan lahan pada awal musim. Sedangkan pascapanen
membutuhkan tenaga angkut garam baik untuk memasukkan garam ke
gudang garam atau ke pinggir jalan ketika dibeli oleh pedagang.

Kekuatan yang terakhir adalah di faktor lokasi. Lokasi produksi


garam adalah terdapat pada lahan garam berada di dekat rumah pegaram
meminimalkan biaya transport dan keamanan7.

Kelemahan (weakness) pada garam madura terletak pada faktor


kualitas. Produksi garam masih berkualitas rendah dimana kandungan

6
“BMKG Prediksi Musim Kemarau Madura Lebih Panjang” www.madura.tribunnews.com, diakses pada 10
April 2019, Pukul 01.20
7
Arif Mustofa, “Strategi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Madura”, Jurnal Disprotek Fakultas Pertanian
Bogor, Vol 7 No. 2,(Bogor: Juli 2016), 25
NaCl rendah, kandungan air banyak dan pengotor masih ada. Kelemahan
yang kedua adalah pada Sumber Daya Manusia (SDM) dikarenakan:

1. Pengerjaan garam dengan lahan masih terpisah-pisah


sehingga produksi masih mengandalkan kemampuan
masingmasing pegaram dan kondisi lahannya.
2. Keterbatasan kemampuan berpikir keras untuk
menemukan formulasi teknologi tepat guna yang
memajukan usaha produksi garam baik disisi kualitas
maupun kuantitas

Kelemahan ketiga adalah pada faktor Manajemen. Pegaram belum


memiliki pola pengaturan usaha garam secara baik sehingga usahanya
dapat terukur dan tercatat. Pencatatan hasil produksi garam belum
dilakukan dengan baik oleh pegaram, sehingga tidak ada bahan evaluasi
yang tercatat dari proses produksi garam yang telah dilakukan sejak
lama.

Kelemahan keempat adalah pada faktor tekonologi informasi.


Sebagian besar pegaram tidak menguasai teknologi informasi, sehingga
proses administrasi masih manual dan cenderung diabaikan. Penguasaan
informasi teknologi produksi dan pemasaran hampir tidak ada sama
sekali. Masih mengandalkan informasi dari pemerintah daerah.

Kelemahan kelima adalah belum memiliki ijin. Pegaram belum


memiliki ijin usaha garam dari instansi pemerintah penerbit ijin usaha.
Hanya surat keterangan dari masing-masing pemerintah desa tentang
usaha garam yang dikelolanya.

Kelemahan yang terakhir dan paling berpengaruh adalah dari


faktor Modal. Hal ini disebabkan karena8:

1. Pegaram hanya menggunakan modal awal dari penyisihan


hasil penjualan garam musim tahun lalu.

8
Zainal Arifin, “Analisis Persaingan Produksi Garam Lokal dan Asing, ditinjau dari Analisis SWOT (Studi kasus
Kec. Banyusangka, Kab. Bangkalan)”, Skripsi Institut Pertanian Bogor,(Bogor: 23 Juli 2014) ,42
2. Petani garam tidak memiliki simpanan modal karena hasil
penjualan garam dihabiskan untuk keperluan sehari-hari.
3. Akses permodalan terkendala karena jaminan usaha yang
tidak diterima oleh pada lembaga keuangan

Opportunity (peluang) sektor industri garam Madura bisa dibilang


sangat besar. Antara lain yang menjadi peluang garam madura adalah:

1. Pangsa Pasar

Pegaram memiliki peluang pasar yang sangat luas, khususnya


pemasaran ke industri jika mau meningkatkan kualitas produksi. Yang
kedua adalah kebutuhan garam konsumsi sangat besar dan tidak pernah
meninggalkan produk garam dalam memproses makanan dan produk
lainnya. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Madura adalah penghasil
garam nomor satu di Indonesia

2. Sosial Budaya

Kondisi masyarakat madura pada umumnya, dan petani garam


madura pada khususnya yang memiliki sikap persaudaraan yang sangat
kental. Sehingga bisa saling bekerjasama dan tolongmenolong serta
guyub memungkinkan bisa mengembangkan produksi garam yang lebih
banyak dan lebih baik.

Ancaman (Threats) pada industri garam Madura tentunya juga pasti


ada. Diantara yang menjadi ancaman antara lain9:

1. Kebocoran lahan garam


Jika tidak menggunakan geoisolator, lahan garam dapat
mengalami kebocoran karena aktifitas biota yang hidup di
dalam tanah sehingga air mengalami penyusutan dalam waktu
yang cepat.

2. Konversi lahan garam menjadi tambak ikan/udang

9
Ibid, 43
Pengalihan fungsi lahan yang semula lahan tambak garam
menjadi lahan tambak ikan/udang menyebabkan penurunan
jumlah produksi total kabupaten serta hilangnya mata
pencaharian pegaram yang menggunakan lahan sewa.

3. Keterbatasan pemasaran
Pemasaran masih dikendalikan oleh tengkulak/pedagang lokal.
Kondisi ini mengakibatkan ketergantungan pegaram terhadap
pembeli, sehingga pembeli dapat menentukan harga garam.
Kurangnya support dari kebijakan pemerintah juga menjadi
penyebab sulitnya pemasaran garam. Kebijakan impor garam
yang berlebihan juga menjadi ancaman bagi produsen garam
lokal, khususnya di Madura. Sehingga kesejahteraan petani
garam masih belum bisa terpenuhi dari industri garam tersebut,
hal ini juga yang menjadikan industri garam di madura mulai
ditinggalkan
Daftar Pustaka

Mustofa, Arif. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Madura. Jurnal
Disprotek Fakultas Pertanian Bogor, Vol 7 No. 2.

Arifin, Zainal. 2014. Analisis Persaingan Produksi Garam Lokal dan Asing, ditinjau dari
Analisis SWOT (Studi kasus Kec. Banyusangka, Kab. Bangkalan). Skripsi Institut
Pertanian Bogor.

Ihsannudin, dkk. 2016. Economics Development Analysis Journal UNNES.Semarang

“Lahan Garam Terbesar Ada Di Madura” https://risbang.ristekdikti.go.id/publikasi/berita-


media/lahan-garam-terbesar-indonesia-ada-di-madura/

“Pulau Madura: Pulau Garam Indonesia” https://indonesiabaik.id/infografis/pulau-madura-


pulau-garam-indonesia

“Analisis SWOT” https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

“BMKG Prediksi Musim Kemarau Madura Lebih Panjang” www.madura.tribunnews.com

Anda mungkin juga menyukai