Anda di halaman 1dari 123

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN

DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT


NASIONAL PADANG LAWAS UTARA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN
ANALYTICAL NETWORK
PROCESS (ANP)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna


Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Dalam
Bidang Ekonomi Syariah Konsentrasi
Manajemen Bisnis

Oleh
SAHRIADI SIREGAR
NIM. 17 402 00030

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2021
ABSTRAK
Nama : Sahriadi Siregar
NIM : 17 402 00030
Judul : Analisis Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat di Badan Amil Zakat
Nasional Padang Lawas Utara Menggunakan Pendekatan
Analytical Network Process (ANP)

Latar belakang pengangkatan judul skripsi ini adalah mengarah pada suatu
persoalan yang nampak saat ini jelas terlihat adanya kesenjangan, baik
kesenjangan ekonomi maupun kesenjangan sosial. Hal tersebut belum
berfungsinya zakat sebagai instrumen pemerataan. Selain itu, lembaganya juga
menjadi salah satu penyebabnya karena belum bisa mengelola zakat secara efektif
yang dapat dilihat dari aspek pendayagunaan, penyaluran, pendistribusian serta
pengaruh dari Sumber Daya Manusianya. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang Lawas
Utara sudah efektif, yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan
dana zakat di BAZNAS Padang Lawas Utara.
Pembahasan dalam penelitian ini antara lain berkaitan dengan zakat,
landasan hukum zakat, urgensi dan tujuan zakat, pengelolaan zakat, fungsi
pengelolaan zakat, manajemen pengelolaan zakat, pengelolaan zakat di Indonesia,
distribusi dan pendayagunaan zakat, serta efektivitas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan Analytical Network Process (ANP) yang digunakan untuk
menemukan prioritas permasalahan dan solusi dalam pengelolaan dana zakat di
BAZNAS Padang Lawas Utara. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari
beberapa tahapan yaitu dengan melakukan wawancara mendalam (Indepth
Interview) dengan pakar akademisi dan juga praktisi. Selanjutnya membentuk
jaringan ANP dengan menggunakan software super decision dan diakhiri dengan
penentuan prioritas masalah dan solusi.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dana zakat di
BAZNAS Padang Lawas Utara belum dikelola secara efektif, dimana terdapat
beberapa masalah diantaranya masalah BAZNAS, SDM, dan Pemerintah. Untuk
solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dimana para responden
sepakat bahwa BAZNAS harus melakukan sosialisasi, lebih akuntabel dan
transfaran, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, melakukan
pendayagunaan secara merata, serta memperbaiki manajemen pengelolaannya.

Kata Kunci: Zakat, Efektivitas, BAZNAS, Super Decision, Analytical Network


Process (ANP)

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh


Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya yang tiada henti sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis Efektifitas

Pengelolaan Dana Zakat Di Badan Amil Zakat Nasional Padang Lawas

Utara Mneggunakan Pendekatan Analytical Network Process (ANP).” Serta

tidak lupa juga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, seorang pemimpin umat yang patut dicontoh dan diteladani

kepribadiannya dan yang senantiasa dinantikan syafaatnya di hari akhir.

Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas

dan amat jauh dari kesempurnaan, sehingga tanpa bantuan, bimbingan dan

petunjuk dari berbagai pihak, maka sulit bagi peneliti untuk menyelesaikannya.

Oleh karena itu, dengan rasa penuh rasa syukur dan kerendahan hati, peneliti

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL., Rektor IAIN Padangsidimpuan

serta Bapak Dr. H. Muhammad Darwis Dasopang, M.Ag., Wakil Rektor

Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Anhar, M.A., Wakil

Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Bapak

Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama.

ii
2. Bapak Dr. Darwis Harahap, S.H.I., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan, Bapak Dr. Abdul Nasser Hasibuan,

S.E., M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembagan Lembaga,

Bapak Drs. Kamaluddin, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Perencanaan dan Keuangan, serta Bapak Dr. H. Arbanur Rasyid, M.A., Wakil

Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

3. Ibu Delima Sari Lubis, M.A., Selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan. Serta Bapak/Ibu

dosen dan juga staf di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Padangsidimpuan yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dorongan dan

masukan kepada peneliti dalam proses perkuliahan di IAIN Padansidimpuan.

4. Ibu Delima Sari Lubis, M.A., selaku Pembimbing I dan Bapak Aliman

Syahuri Zein, M.E.I., selaku Pembimbing II yang telah menyediakan

waktunya untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan ilmu yang sangat

berharga bagi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Teristimewa kepada Ayahanda Budi Siregar dan Ibunda Nur Kasida Harahap

Tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada hentinya.

Memberikan dukungan moril dan materil demi kesuksesan studi sampai saat

ini. Memberikan do‘a yang tiada hentinya serta perjuangan yang tiada

mengenal lelah untuk pendidikan peneliti. Abang ku Guslan Efendi Siregar

dan Kakak-Kakak ku Marniati Siregar, Marwiyah Siregar serta abang dan

kakak ipar yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

iii
6. Terimakasih kepada Bank Indonesia KPW Sibolga yang telah memberikan

saya kesempatan untuk mendapatkan Beasiswa berupa bantuan moril dan

materil sehingga dapat meringankan biaya perkuliahan peneliti.

7. Terimakasih Kepada Lembaga Beasiswa BAZNAS yang telah membiayai

penelitian saya melalui Bantuan Beasiswa Riset BAZNAS 2020 sehingga

saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

8. Terimakasih kepada teman-teman berjuang di GenBI (Generasi Baru

Indonesia) Sibolga yang telah banyak membentuk karakter diri peneliti

selama kuliah. Terimakasih juga kepada teman-teman keluarga besar MB-1

angkatan 2017 yang setia menemani

9. Teruntuk kawan-kawan peneliti Anisa Helmi Siregar, Dewi Sinta, Sri

Wahyuni, Rizka Khairani, Nirma Sari Siregar, Fitri Wahyuni, Lisa Suryani,

Sahlan Andi Simamora, Ardiansyah, Muhri salam serta kawan-kawan lainnya

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan motivasi

dan dorongan untuk menyelesaikan karya ini.

10. Teruntuk rekan peneleliti Irpan Pilihan Rambe, Yuli Agustina, Annisa Jariah,

Elmilan Nasution, Fitri Wahyuni Ritonga, Saripah Siregar dan Khoirul Fauzi

yang sama-sama dalam tahap penyelesaian penelitian dan yang selalu

memberikan dukungan dan dorongan sehingga peneliti bisa menyelesaikan

skripsi ini.

11. Ustadz H. Kosim Pohan, BA., Selaku Ketua dan Ustadz Hincat Pangabisan

Dasopang, M.Pd.i., Selaku Wakil Ketua I BAZNAS Padang Lawas Utara,

iv
serta Bapak Damri Batubata, S.H.I.,M.A., yang telah bersedia menjadi

responden ahli dalam penelitian ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu peneliti dalam menyelesaikan studi dan melakukan penelitian

sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang jauh lebih baik

atas amal kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti juga menyadari

bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat

keterbatasan, kemampuan dan pengalaman peneliti oleh karenanya peneliti sangat

mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Padangsidimpuan, Maret 2021


Peneliti,

SAHRIADI SIREGAR
NIM. 17 402 00030

v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

A. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lain

dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus. Berikut ini daftar huruf Arab

dan transliterasinya dengan huruf latin.

Huruf Nama Huruf


Huruf Latin Nama
Arab Latin
‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be
‫ت‬ Ta T Te
‫ث‬ ̇a ̇ Es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ ḥa ḥ Ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Kha Kh Ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ ̇ al ̇ Zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ Ra R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy Es
‫ص‬ ṣad ṣ Es(dengan titik di bawah)
‫ض‬ ḍad ḍ De (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭa ṭ Te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ẓa ẓ Zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‗ain .‗. Koma terbalik di atas
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qaf Q Ki
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We
‫ه‬ Ha H Ha
‫ء‬ Hamzah ..‘.. Apostrof
‫ي‬ Ya Y Ye

vi
B. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vocal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal adalah vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa

tanda atau harkat transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


fatḥah A A
Kasrah I I
ْ‫و‬ ḍommah U U

2. Vokal Rangkap adalah vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa

gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf.

Tanda dan
Nama Gabungan Nama
Huruf
.....‫ي‬ fatḥah dan ya Ai a dan i
ْ‫ْو‬...... fatḥah dan wau Au a dan u

3. Maddah adalah vocal panjang yang lambangnya berupaharkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda.

Harkat dan Huruf


Nama Nama
Huruf danTanda
fatḥah dan alif a dan garis di
‫ى‬..َ...‫ ا‬....َ... ̅
atau ya atas
i dan garis di
‫ى‬..ٍ... Kasrah dan ya
bawah
‫ُو‬.... ḍommah dan u dan garis di
̅
wau atas

C. Ta Marbutah
Transliterasi untuk tamarbutah ada dua:

1. Ta Marbutah hidup yaitu Ta Marbutah yang hidup atau mendapat harkat

fatḥah, kasrah, dan ḍommah, transliterasinya adalah /t/.

vii
2. Ta Marbutah mati yaitu Ta Marbutah yang mati atau mendapat harkat

sukun, transliterasinya adalah /h/.

Kalau pada suatu kata yang akhir katanya Ta Marbutah diikuti oleh

kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu

terpisah makaTa Marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

D. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini

tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama

dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

E. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu ‫ ال‬. Namun dalam tulisan transliterasinya kata sandang itu dibedakan

antara kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang

yang diikuti oleh huruf qamariah.

1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah adalah kata sandang yang diikuti

oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf

/l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung diikuti kata

sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah adalah kata sandang yang diikuti

oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan

didepan dan sesuai dengan bunyinya.

viii
F. Hamzah

Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah

ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan

diakhir kata. Bila hamzah itu diletakkan diawal kata, ia tidak dilambangkan,

karena dalam tulisan Arab berupa alif.

G. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim, maupun huruf, ditulis

terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang

sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang

dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan

dengan dua cara: bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan.

H. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem kata sandang yang diikuti huruf tulisan Arab

huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan

juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD,

diantaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri

dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu dilalui oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf

awal kata sandangnya.

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku dalam

tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan

dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf

capital tidak dipergunakan.

ix
I. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman

transliterasi ini merupakan bagian tak terpisahkan dengan ilmu tajwid. Karena

itu keresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.

Sumber: Tim Puslitbang Lektur Keagamaan. Pedoman Transliterasi Arab-

Latin, Cetakan Kelima, Jakarta: Proyek Pengkajian dan

Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, 2003.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SAMPUL


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN MENYUSUN SKRIPSI SENDIRI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
PENGESAHAN DEKAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
PEDOMAN TERANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Batasan Masalah........................................................................................ 9
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Batasan Istilah ........................................................................................... 9
G. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
H. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori .......................................................................................... 15
1. Zakat ..................................................................................................... 15
a. Pengertian Zakat .............................................................................. 15
b. Landasan Hukum Zakat ................................................................... 17
c. Urgensi dan Tujuan Zakat................................................................ 22
2. Pengelolaan Zakat................................................................................. 24
a. Pengertian Pengelolaan .................................................................... 24
b. Fungsi Pengelolaan .......................................................................... 25
c. Manajemen Pengelolaan Zakat ........................................................ 28
d. Pengelolaan Zakat di Indonesia ....................................................... 29
e. Distribusi Zakat................................................................................ 30
f. Pendayagunaan Zakat ...................................................................... 31
3. Efektivitas ............................................................................................. 32
a. Pengertian Efektivitas ...................................................................... 32
b. Ukuran Efektivitas ........................................................................... 34
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 35

xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu Penelitian ..................................................................... 43
B. Jenis Penelitian .......................................................................................... 43
C. Sumber Data .............................................................................................. 43
1. Data Primer ........................................................................................... 43
2. Data Sekunder....................................................................................... 44
D. Subjek Penelitian....................................................................................... 44
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 45
1. Analisis Deskriptif ................................................................................ 45
2. Metode Analytical Network Process (ANP) ......................................... 46
F. Kerangka Penelitian .................................................................................. 51
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum BAZNAS Padang Lawas Utara ................................... 53
1. Sejarah Singkat ..................................................................................... 53
2. Visi dan Misi ........................................................................................ 54
3. Struktur Kepengurusan ......................................................................... 55
4. Program Kerja....................................................................................... 55
a. Program Kerja Bidang Pengumpulan .............................................. 56
b. Program Kerja Bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan ...... 58
c. Program Kerja Administrasi, SDM dan Umum............................... 61
B. Hasil Analisis Data .................................................................................... 62
1. Hasil Analisis Deskriptif ...................................................................... 62
2. Hasil Metode Analytical Network Process (ANP) ............................... 63
a. Kontruksi Model ............................................................................. 63
b. Jaringan ANP .................................................................................. 66
c. Pairwaise Comparison ................................................................... 67
d. Analisis Cluster .............................................................................. 69
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 74
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 77

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 79
B. Saran.......................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 35


Tabel 3.1 Responden Ahli/Subjek Penelitian .................................................. 45
Tabel 3.2 Skala Penilaian Perbandingan .......................................................... 49
Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan BAZNAS Padang Lawas Utara ................. 55
Tabel 4.2 Cluster dan Node Permasalahan ...................................................... 63
Tabel 4.3 Data Hasil Sintesis Nilai Responden Pada Aspek Masalah dan
Solusi ............................................................................................... 68

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ANP ............................................................... 48


Gambar 3.2 Kerangka Penelitian....................................................................... 51
Gambar 4.1 Kerangka Jaringan ......................................................................... 65
Gambar 4.2 Struktur Jaringan ANP .................................................................. 66

xiv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Prioritas Cluster Masalah BAZNAS ............................................. 69


Diagram 4.2 Prioritas Cluster Masalah SDM..................................................... 70
Diagram 4.3 Prioritas Cluster Pemerintah.......................................................... 71
Diagram 4.4 Prioritas Cluster Solusi .................................................................. 72

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Islam zakat sudah menjadi kewajiban bagi umat Muslim,

apalagi zakat merupakan salah satu bagian dari rukun Islam sesudah syahadat,

sholat, dan juga puasa yang dianggap sebagai pilar atau tiangnya agama

Islam. Jika saat ini kaum muslim sudah memahami betul mengenai kewajiban

dalam menunaikan sholat dan manfaatnya dalam pembentukan kesholehan

pribadi. Akan tetapi pada zakat belum sepenuhnya terpahamkan bagaimana

fungsi zakat itu sendiri yang bisa membentuk kesholehan sosial. Pemahaman

pada sholat sudah sangat meluas dikalangan umat muslim, akan tetapi belum

terhadap pada zakat. Zakat adalah syariat Islam yang diturunkan sebagai

sarana penciptaan keadilan ekonomi, kemakmuran, dan juga kesejahteraan,

sekaligus zakat dijadikan sebagai isntrumen supaya umat muslim selalu

memperhatikan dan peduli terhadap keadaan disekitarnya. 1

Dalam hal permasalahan zakat, maka yang paling terpenting dalam

pengelolaan zakat adalah tidak terlepas dari peran amil zakat. Jika amil zakat

sudah berperan dengan baik, maka zakat tersebut akan dapat meningkatkan

kesejahteraan golongan penerima zakat. Begitu juga sebaliknya, apabila amil

zakat tidak dapat mengelola zakat dengan baik maka kesejahteraan yang telah

diharapkan akan menjadi impian belaka, itulah fungsi amil zakat sebagai

1
Didin Hafidhuddin, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan Zakat
(Jakarta: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, 2006), hlm. 2.

1
pengelolaan. Dalam kata lain, hal yang paling terpenting dalam zakat adalah

bagaimana cara mengelolanya.

Di Indonesia sendiri potensi zakat selama ini belum bisa dikelola

secara profesional dan dikembangkan secara optimal. Hal tersebut pernah

dikemukakan oleh Euis Amalia dalam penelitiannya pada Tahun 2018 bahwa

potensi zakat di Indonesia pernah diperkirakan oleh beberapa lembaga. UIN

Jakarta memperkirakan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 19 Triliun

pertahun. Sedangkan lembaga PIRAC memperkirakan Rp. 20 Triliun, bahkan

potensi Zakat di Indonesia diperkirakan oleh Bank Pembangunan Asia bisa

mencapai Rp. 100 Triliun pertahun. Akan tetapi pada kenyataannya zakat

yang terhimpun di Indonesia hanya Rp. 3 Triliun sampai Rp. 4 Triliun

pertahun. Dan potensi zakat di Indonesia pada Tahun 2015 hanya mencapai

Rp. 4 Triliun.2

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa salah satu penyebab

belum berfungsinya zakat sebagai instrumen pemerataan yang belum optimal

dan kurang efektifnya sasaran zakat karena manajemen pengelolaan zakat

belum terlaksana sebagai mestinya, baik pengetahuan pengelola maupun

instrumen manajemen pengelolaan serta sasaran zakat.

Selain itu, Permasalahan lainnya juga disebabkan oleh lembaga

ataupun instansinya yang belum bisa mengelolanya secara efektif yang dapat

dilihat dari beberapa aspek yaitu pada pendayagunaan, penyaluran,

pendistribusian, administrasi, monitoring dan juga pengevaluasiannya, dan


2
Euis Amalia, ―The Shariah Governance Framework For Strengthening Zakat
Management in Indonesia: a Critical Review of Zakat Regulations‖ (Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, volume 162 …, 2018), atlantis-press.com.

2
yang sangat berpengaruh adalah SDM-nya. Dalam artian manajemen

pengelolaan zakat yang dilakukan oleh lembaga organisasinya yang masih

dinilai pada taraf klasikal, hanya bersifat memakai (konsumtif), dan terkesan

masih tidak adanya keefektifan (inefesiensi) dalam pengelolaanya sehingga

dianggap kurang berdampak sosial bagi masyarakat. Padahal zakat itu sendiri

bisa dijadikan sebagai salah satu alat ukur untuk mengurangi kemiskinan dan

memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Namun dalam hal ini pengelolaan

zakat belum secara maksimal bisa dikelola dengan baik terutama di

kabupaten Padang Lawas Utara.

Membahas masalah persoalan zakat, maka yang menjadi perhatian

adalah bagaimana keefektivitasan pengelolaan yang ada terutama di

kabupaten Padang Lawas Utara. Efektivitas adalah suatu proses pencapaian

yang dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.3 Dalam hal ini, suatu kegiatan yang mencapai pada ukuran

keefektivitasan dapat dilihat apabila suatu kegiatan tersebut telah mencapai

tujuannya dengan melewati beberapa tahapan ataupun proses yang cukup

panjang. Maka, proses pencapaian sebuah tujuan yang telah dilewati itu

marupakan keberhasilan yang dilakukan oleh organisasinya dalam

menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

Berbicara mengenai keefektivitasan pengelolaan dana zakat di Badan

Amil Zakat Nasional Padang Lawas Utara melalui wawancara yang dilakukan

oleh peneliti bersama Ustadz Hincat selaku Staf Waka 1 bahwa beliau

3
I Gusti Agung Rai, ―Audit kinerja pada sektor publik: konsep, praktik, studi kasus.
(Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 24.

3
mengatakan: ―Bahwa di BAZNAS sendiri masih mengelola dana dari

Provinsi dan juga dari Bupati PALUTA sendiri, dalam hal ini BAZNAS

masih kekurangan Sumber Daya Manusia yang kompeten terhadap zakat,

selain itu masih kurangnya dukungan dari Pemerintah setempat sehingga

BAZNAS kesulitan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan, bahkan

sosialisasi belum pernah dilakukan sehingga kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap fungsi BAZNAS.‖

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan

satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasakan keputusan Presiden

Republik Indonesia No. 8 Tahun 2001 tentang tugas dan fungsi menghimpun

dan menyalurkan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang

melakukan pengelolaan zakat secara Nasional.4

Dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 14 Tahun

2014 dalam pasal 1 ayat 2 bahwa BAZNAS adalah lembaga yang melakukan

pengelolaan zakat secara Nasional. Dan dalam pasal 1 ayat 6 bahwa Undang-

Undangnya adalah terdapat pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 11

tentang pengelolaan zakat.

Di Padang Lawas Utara bahwa BAZNAS itu sendiri mulai berdiri

pada Tahun 2018. Pada awal di fungsikannya BAZNAS yaitu pada Tahun

2018 belum ada sama sekali melakukan penyaluran dan pendayagunaan

4
BAZNAS-Badan Amil Zakat Nasional, diakses 16 Oktober 2020, https://baznas.go.id/.

4
zakat. Pada Tahun kedua yaitu Tahun 2019 BAZNAS baru mulai melakukan

pendayagunaan dan juga penyaluran zakat akan tetapi masih zakat Maal saja.

Untuk dana zakat yang dikelola oleh BAZNAS Padang Lawas Utara

pada Tahun 2019 masih berasal dari Bupati PALUTA sebesar Rp. 85 Juta dan

disalurkan masih kepada 4 kecamatan dari jumlah 12 kecamatan yang ada di

Padang Lawas Utara yaitu kecamatan Padang Bolak, Portibi, Halongonan,

dan Padang Bolak Tenggara. Selain itu ada juga yang berasal dari Provinsi

berupa paket Ramadhan yang berkisaran 150 Paket untuk disalurkan. Pada

Tahun 2020 ada zakat pendidikan berupa Beasiswa yang disalurkan oleh

provinsi kemudian didistribusikan oleh BAZNAS Padang Lawas Utara, untuk

2 orang yang memang membutuhkan, dan ini merupakan program BAZNAS

Provinsi untuk setiap BAZNAS Kabupaten/Kota.

Hasil pengumpulan zakat seharusnya dibagikan berdasarkan yang

telah diatur dalam kitab suci Al-quran. Yang tujuan utamanya adalah tidak

lain untuk meningkatkan kesejahteraan golongan yang belum wajib

membayar zakat, sehingga hasil zakat yang terkumpul tidak kembali lagi

kepada pihak yang membayarkannya atau yang memberikan zakat tersebut.5

Jika melihat ke belakang masalah persoalan zakat, dimana zakat itu

dalam dimensi perekonomian telah memainkan peranan yang sangat penting

terutama dalam pembentukan aspek fiskal dalam struktur perekonomian

sebuah Negara. Zakat juga mempunyai tujuan untuk mensucikan harta benda

5
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (Yogyakarta: UII Press,
2004), hlm. 214.

5
milik orang lain, yang sengaja ataupun tidak yang telah masuk kepada harta

kita.

Meskipun zakat itu dianggap sebagai salah satu pilar agama Islam dan

sudah menjadi konteks terpenting dalam perekononian terutama dalam

ekonomi Islam sendiri, akan tetapi zakat masih banyak memiliki kelemahan

dan belum menjadi salah satu pusat perhatian yang dianggap penting

dikalangan intelektual muslim baik itu dalam pengembangan penelitiannya

terkait dengan pengelolaan zakat. Meskipun penghimpunan zakat yang

katanya terus menerus mengalami peningkatan dari tahun ketahun, namun

kenyataannya penghimpunan zakat masih jauh dari potensi yang ada.

Beberapa kajian telah dilakukan di bidang ekonomi Islam baik dalam

tataran konseptual maupun praktis. Seperti hasil penelitian yang dilakukan

oleh Irman Firmansyah dan Wawan Sukmana Tahun 2014 yaitu berdasarkan

hasil analisis yang dilakukan bahwa masalah penyebab terjadinya

problematika zakat pada BAZNAS Kota Tasikmalaya terdapat pada masalah

internal dan masalah ekseternalnya. Dimana masalah tertinggi pada cluster

internal adalah minimnya kinerja pimpinan dan OPZ. Sedangkan pada

masalah eksternalnya adalah tidak adanya PERDA mengenai penyaluran

zakat ke lembaga dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

BAZNAS. Sedangkan solusi untuk menyelesaikan problematika zakat pada

BAZNAS Kota Tasikmalaya pada masalah internya yang sangat berpengaruh

adalah memaksimalkan kinerja pimpinan dengan transparansi dan distribusi.

6
Dan solusi untuk masalah eksternalnya adalah perlu dilakukannya sosialisasi

BAZNAS kepada masyarakat setempat dan dukungan ulama.6

Penelitian Arin Setiyowati Tahun 2017 yaitu berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan serta penyaluran ZISWAF

yang dilakukan oleh LAZISMU Kota Surabaya yang mengalokasikan

penerimaan dana ZISWAF dari para muzakki untuk dialokasikan 100% untuk

di distribusikan kepada para mustahik dengan berbagai bentuk baik konsumtif

maupun produktif yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan ekonomi

umat.7

Pada penelitian Arif Budiman Tahun 2018 berdarkan hasil

penelitiannya adalah bahwa pengelolaan dana zakat di Rumah Gemilang

Indonesia belum memenuhi kriteria efektivitas karena belum adanya data

yang spesifik untuk menguatkan terpenuhnya suatu kriteria, dimana kriteria

yang telah tercapai itu adalah efisiensi, kepuasan, adaptasi dan

pengembangan.8

Penelitian Aliman Syahuri Zein Tahun 2019 berdasarkan hasil

penelitiannya bahwa BAZNAS Mandailing Natal belum beroperasi secara

optimal terutama dalam pengelolaan seperti pendistribusian, disebabkan

karena BAZNAS belum menjadi sebuah lembaga independen melainkan

6
Irman Firmansyah Dan Wawan Sukmana, ―Analisis Problematika Zakat Pada Baznas
Kota Tasikmalaya:Pendekatan Metode Analytic Network Process (ANP),‖ Jurnal Riset Akuntansi
dan Keuangan 2, no. 2 (27 April 2014): 392–406, https://doi.org/10.17509/jrak.v2i2.6593.
7
Arin Setiyowati, ―Analisis Peranan Pengelolaan Dana ZISWAF Oleh Civil Society
Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi Kasus Lazismu Surabaya),‖ Jurnal Masharif al-
Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 2, no. 1 (2018).
8
Arif Budiman, ―Efektivitas pengelolaan dana zakat pada Program Pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar,‖ 3 Oktober 2018,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/42610.

7
lembaga yang masih berada pada kendali pemda setempat.9 Sedangkan pada

penelitian Azim Kidwai dan Mohamed El Mehdi Zidani Tahun 2020

berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam pendekatan baru

pengelolaan zakat perlu memperhatikan dua hal untuk mencapai pengelolaan

secara efektif yaitu pertama, dana zakat harus diterima oleh orang-orang yang

telah disebutkan dalam Al-Quran. Kedua, dana zakat tidak boleh digunakan

untuk menutupi pengeluaran atau gaji.10

Berdasarkan atas dasar latar belakang masalah dan hasil penelitian di

atas, mendorong peneliti untuk mengangkat sebuah penelitian dengan judul

“Analisis Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Di Badan Amil Zakat

Nasional Padang Lawas Utara Menggunakan Pendekatan Analytical

Network Process (ANP).”

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini peneliti akan menjelaskan secara deskriptif

tentang keefektivitasan pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang Lawas

Utara dengan menggunakan pendekatan Analytical Network Process (ANP),

maka berdasarkan latar belakang masalah di atas identifikasi masalah

penelitian ini adalah: Bahwa BAZNAS sudah ada dan sudah beroperasi di

Padang Lawas Utara. Namun pengelolaan zakat yang dilakukan belum sesuai

dengan yang diharapkan.

9
Aliman Syahuri Zein, ―Strategi pemberdayaan ekonomi mustahiq melalui
pendistribusian zakat pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Mandailing Natal,‖ Research
(Padangsidimpuan: LPPM IAIN Padangsidimpuan, 2019), http://repo.iain-
padangsidimpuan.ac.id/562/.
10
Azim Kidwai dan Mohamed El Mehdi Zidani, ―A New Approach to Zakat Management
for Unprecedented Times,‖ International Journal of Zakat 5, no. 1 (14 Juli 2020): 45–54,
https://doi.org/10.37706/ijaz.v5i1.207.

8
C. Batasan Masalah

Badan Amil Zakat Nasional Padang Lawas Utara merupakan suatu

lembaga yang mempunyai peran penting dalam penghimpunan serta

pendistribusian dana zakat di Padang Lawas Utara. Dalam membantu dalam

pengoptimalan pengumpulan dana zakat, maka peneliti membatasi penelitian

ini dengan berfokus pada efektivitas pengelolaan zakat yang dilakukan oleh

BAZNAS Padang Lawas Utara dengan menggunakan pendekatan ANP.

D. Rumusan Masalah

Berdasaskan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pengelolaan dana zakat

di BAZNAS Padang Lawas Utara sudah efektif?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas pengelolaan dana Zakat di Badan Amil Zakat Nasional

Padang Lawas Utara.

F. Batasan Istilah

Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca

tentang istilah pdada judul skripsi ini, maka perlu ada pembatasan istilah.

Adapun pembatasan istilah yang terkait dengan judul skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas adalah sebuah proses pencapaian tujuan yang telah

dirancang sebelumnya. Dalam hal ini, sebuah kegiatan ataupun usaha

9
yang bisa dikatakan efektif dalam pelaksanaannya apabila sudah

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka, proses pencapaian tersebut

adalah salah satu keberhasilan dalam menjalankan seluruh program-

program berdasakan tugas, fungsi, dan wewenang sebuah organisasi

tersebut.11 Dalam penelitian ini bahwa tingkat keefektivitasan dapat

dilihat dari segi hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pengelolaan

George R. Terry berpendapat bahwa yang dikatakan dengan

pengelolaan yaitu sebuah proses yang memiliki bagian-bagian tertentu

yang terdiri dari beberapa aksi atau tindakan didalam penggerakan

manajemen diantaranya planing (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan juga controling

(pengawasan) yang dibentuk sebagai salah satu untuk menentukan

sebuah sasaran yang telah ditentukan sejak awal perencanaan dalam

pemanfaatan sumber daya yang ada.12 Berdasarkan hal itu, pengelolaan

dalam penelitian ini adalah bagaimana sebuah instansi tersebut mengolah

sumber daya yang ada terutama dana zakat, apakah sudah dikelola

dengan efektif atau belum? Selain itu juga bahwa dalam pengelolaan ini

amil zakat sangat berperan penting di dalamnya dalam mencapai hasil

yang diharapkan.

11
Della Lidiya, Budi Kisworo, dan Musda Asmara, ―Analisis Manajemen Dan Efektifitas
Pengelolaan Dana Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Rejang
Lebong‖ (diploma, Institut Agama Islam Negeri Curup, 2018), http://e-theses.iaincurup.ac.id/9/.
12
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis (Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2018), hlm. 53.

10
3. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

BAZNAS adalah salah satu lembaga yang melakukan pengelolaan

zakat secara nasional. Dalam menjalankan tugas utamanya, BAZNAS

mempunyai beberapa fungsi yaitu perencanaan pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.13 Pada penelitian ini dapat di

batasi bahwa BAZNAS adalah salah satu lembaga yang mempunyai

fungsi untuk megelola zakat dalam artian di Padang Lawas Utara

BAZNAS adalah lembaga yang harus mengelola zakat sesuai dengan

fungsi BAZNAS itu sendiri.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta dapat juga

menjadi media aplikasi teori-teori yang diperoleh semasa kuliah. Manfaat

lain yang peneliti dapatkan adalah mengetahui teori mengenai

pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan dana zakat.

2. Bagi Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan

dan bisa menjadi sebagai referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya

dan diharapkan dapat memberikan sumbangan teori-teori untuk

pengembangan ilmu pengetahuan tentang keefektivitasan pengelolaan

dana zakat di kalangan masyarakat.

13
Junaidi Abdullah, ―Institusi Pengelola Zakat dalam Hukum Positif di Indonesia,‖
ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf 5, no. 1 (2018): 171–85, http://journal.iainkudus.ac.id/.

11
3. Bagi BAZNAS

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

BAZNAS Padang Lawas Utara dalam mengelola dana Zakat secara

efektif.

H. Sistematika Pembahasan

Sesuai dengan permasalan yang ada maka untuk mempermudah

penelitian ini, peneliti menggunakan sistematika pembahasan. Hal ini

bertujuan untuk menghasilkan laporan penelitian yang sistematis, jelas,

akurat, dan mudah dipahami. Dalam sistematika pembahasan ini terdiri dari

beberapa sub bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan; di dalamnya memuat tentang latar belakang

masalah yaitu berisi uraian yang mengarahkan pada masalah dan juga

menunjukkan adanya sebuah masalah yang dijadikan sebagai objek

penelitian. Batasan masalah di dalamnya memuat tentang pembahasan yang

dibatasi agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian. Identifikasi masalah

merupakan salah satu proses penelitian yang menjadikan sebuah langkah

pertama dan yang paling penting dalam melakukan penelitian. Rumusan

masalah yaitu memuat penjabaran hal-hal yang menimbulkan sebuah

pertanyaan dan akan dijawab dalam penelitian. Tujuan masalah merupakan

jawaban terhadap rumusan masalah dan bisa memberikan pemahaman

ataupun pengetahuan mengenai penelitian. Batasan istilah yaitu dimana istilah

dalam penelitian ini harus dijelaskan agar diperoleh pemahaman antara si

12
peneliti dengan si pembaca. Manfaat penelitian yaitu menjelaskan manfaat

yang diperoleh dari hasil penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka; di dalamnya memuat tentang kerangka

teori yang berisikan pembahasan dan uraian-uraian tentang objek penelitian

sesuai dengan teori atau konsep yang telah di ambil dari berbagai referensi

dalam penelitian. Penelitian terdahulu yaitu mencantumkan beberapa hasil

penelitian dari orang lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Bab III Metode Penelitian; di dalamnya memuat ruang lingkup

penelitian yang berisi tentang lokasi dan waktu penelitian. Jenis penelitian

yaitu penelitian yang hendak dilakukan bersifat kualitatif atau kuantitatif.

Sumber data menjelaskan bahwa darimana sumber data diperoleh dalam

membantu penelitian. Metode analisis data yaitu proses tahapan yang

dilakukan oleh peneliti dalam mengolah data. Teknik pengumpulan data

merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam meghasilkan data di

lapangan. Instrumen pengumpulan data memuat alat yang digunakan dalam

mengumpulkan data pada suatu penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian; di dalamnya memuat tentang deskripsi data

penelitian yaitu memuat tentang penjabaran dari data yang digunakan dalam

penelitian. Hasil analisis penelitian yaitu memuat tentang hasil dari

pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti.

Bab V Penutup; di dalamnya memuat tentang kesimpulan yaitu memuat

jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan

masalah. Kemudian saran yaitu memuat pokok-pokok pikiran peneliti kepada pihak-

13
pihak yang terkait dengan masalah atau objek penelitian untuk menjadi bahan

pertimbangan dan tindakan mereka.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Zakat

a. Pengertian Zakat

Secara bahasa, zakat berasal dari bahasa arab yaitu zaka-

yazaku-zakaan, yang artinya berkah, bersih, tumbuh dan baik.

Sedangkan menurut terminologi bahwa zakat itu adalah sejumlah

harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan

oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.14 Hal ini sebagaimana

dinyatakan dalam surah At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:

ًًۡۡۖٓۡ ‫ُخ ۡذ ٌ َِۡ أ َ ٌۡ َوَٰلِٓ ًۡ َص َدكَ ٗة ُت َط ّٓ ُر ُْ ًۡ َوثُ َز ّك ًًِٓ ب َٓا َو َص ّو َع َي‬


ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َ ٌ َ ُ َّ َ ۡ ُ َّ ٞ َ َ َ َ َٰ َ َ َّ
١٠٣ ًًِ‫إِن صئثم شكَ لًٓۗۡ وٱَّلل ش ًٍِع عي‬
―Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui‖. (Q.S
At-Taubah: 103).15

Ibnu Katsir menafsirkan bahwasanya Allah Ta‘ala

memerintahkan Rasulullah agar mengambil sebagian harta mereka

(zakat) untuk mensucikan dan membersihkan mereka. Ketentuan

14
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam perekonomian modern (Jakarta: Gema Insani, 2002),
hlm. 7.
15
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahan (Jakarta: Jabal,
2010), hlm. 203.

15
ini pula berlaku untuk orang yang mencapurkan amal shaleh

dengan amal buruk, walupun ayat ini diturunkan berkenaan dengan

orang-orang yang tidak ikut berjihad karena malas. Mereka

merupakan kaum mukminin dan mereka juga mengakui akan dosa-

dosa mereka. Jadi, setiap orang yang ada setelah mereka sama

seperti dengan mereka begitu juga dengan hukum.16

Sedangkan zakat menurut istilah adalah pemberian suatu

yang wajibdiberikan dari sekumpulan harta tertentu. Menurut

sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang

masuk kapda golongan asnaf yang delapan. Atau zakat itu juga

dikatakan sebagai kadar harta tertentu yang diberikan kepada

orang yang berhak menerimanya.17 Wabbah al- Zuhaili dalam

kitabnya al-fiqh al-Islamy wa adillatuh menejelaskan beberapa

definisi zakat itu menurut para ulama, antara lain:

1) Menurut Imam Maliki bahwa zakat adalah mengeluarkan

sebagian harta yang telah mencapai nisabnyakepada orang

yang berhak menerimanya, jika kepemilikannya sudah

mencapai haul selain dari barang tambang, tanaman, dan

rikaz (harta temuan).

2) Menurut Imam Hanafi bahwa yang dikatakan dengan zakat

adalah kepemilikan sebagian harta dari harta tertentu untuk

16
M. Nasib ar-Rifa"i, Kemudahan dari Allah: ringkasan tafsir Ibnu Katsir (Gema Insani,
1999), hlm. 659.
17
Asrifin An Nakhrawie, Sucikan Hati & Bertambah Kaya Bersama Zakat (Delta Prima
Press, 2011), hlm. 11-12.

16
orang tertentu pula yang telah ditetapkan berdasarkan Allah

SWT untuk mengharapkan keridhoannya.

3) Menurut Imam syafi‘i bahwa zakat adalah nama bagi sesuatu

yang telah dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara

tertentu.

4) Dan menurut Imam Hambali mendefinisikan zakat itu

sebagai hak kewajiban pada harta tertentu untuk golongan

tertentu pada waktu tertentu pula.18

b. Landasan Hukum Zakat

1) Al-Quran

Sebagai dasar hukum zakat, Al-Quran menyebutkan

sebanyak 82 kali. Ini berarti menunjukkan bahwa dasar hukum

zakat ini sangat kuat, adapun beberapa ayat Al-Quran yang

menjadi dasar hukum zakat itu sendiri dalah sebagai berikut:

a) Surah Al-Baqarah ayat 110 sebagai berikut:

ْ ُ ّ َ ُ َ َ َ َٰ َ َّ ْ ُ َ َ َ َٰ َ َّ ْ ُ َ َ
‫وأقًٍِٔا ٱلصئة وءاثٔا ٱلزنٔة َۚ وٌا تل ِدمٔا‬
َّ َ ُ ُ َ ۡ َ ۡ ّ ُ
َ َّ ‫ٱَّللِ إ َّن‬
َ‫ٱَّلل بٍا‬ ُ َ
ِ ِ ۡۗ ‫تدوه عِِد‬ِ ‫ۡي‬
ٖ ‫صكً ٌَِ خ‬ ِ ‫ِِلُف‬
ٞ َ َ َُ َۡ
١١٠ ‫تعٍئن ب ِصۡي‬
―Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan
kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu
kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.

18
Dimyati, ―Urgensi Zakat Produktif Di Indonesia,‖ Al-Tijary 2, no. 2 (2017): 189–204,
https://doi.org/10.21093/at.v2i2.693.

17
Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.‖ (Q.S Al-Baqarah: 110).19
Di dalam Al-Quran, seringkali Allah SWT

mendampingkan sholat dengan zakat. Dan pada ayat diatas

menunjukkan bahwa semua kebaikan yang telah kita

lakukan adalah untuk diri kita sendiri dan sama sekali

tidak menguntungkan Allah SWT. Amal baik dan amal

buruk kita tidak akan menguntungkan dan juga merugikan

Allah SWT akan tetapi menguntungkan dan merugikan

diri kita sendiri. Akan tetapi ketika kita berbuat baik

kepada Allah SWT maka Allah akan memberikan kita

pahala. Inilah bukti kasih sayang Allah terhadap kita.

b) Surah At-Taubah ayat 11 sebagai berikut:

َ‫ٱلز َن َٰٔة‬
َّ ْ ُ َ َ َ َ َٰ َ َّ ْ ُ َََ ْ ُ َ َ
‫وأكامٔا ٱلصئة وءاثٔا‬ ‫فإِن ثابٔا‬
َ َ ُ ّ َُ ُ ُ ۡ َ
‫ت ى ِل ۡٔ ٖم‬ ِ َٰ ‫ِيَ َونف ِصو ٱٓأۡلي‬
ِ
ّ ‫ِف‬
‫ٱل‬ ِ ًۡ ‫فإِخ َوَُٰك‬
َ ََُۡ
١١ ‫يعئٍن‬
―Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-
saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu
bagi kaum yang mengetahui.‖ (Q.S At-Taubah: 11).20

Tafsir di atas menjelaskan bahwa ketika mereka

bertaubat dari kesyirikan dan mengucapkan dua kalimat

Syahadat, mendirikan sholat, dan membayar zakat, maka

19
Indonesia, Al-Quran dan Terjemahan, hlm. 17.
20
Indonesia, hlm. 188.

18
mereka adalah saudara-saudara kalian seiman. Merka

mempunya hak dan kwajiban seperti halnya dengan

kalian.

c) Surah At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:

َ ِ ‫سهِني َو ۡٱى َعٍَٰي‬َٰ َ َ ۡ َ ِ ٓ َ َ ُ ۡ ُ َٰ َ َ َّ َ َّ


‫ني‬ ِ ِ ٍ‫۞إِنٍا ٱلصدقت ل ِيفلراء وٱل‬
َ ٌ‫ٱلركَاب َو ۡٱى َغَٰر‬
‫ِني‬ ّ ‫ٔب ُٓ ًۡ َوِف‬ ُ ُ‫َعيَ ًۡ َٓا َوٱل ۡ ٍُ َؤ َّى َفةِ كُي‬
ِ ِ ِ ِ
َّ َ ّ ٗ َ َ َّ
َّ َۡ‫ٱَّللِ َوٱب‬ َ ‫َوِف‬
ِۡۗ‫ًوِۖ ف ِريضة ٌَِ ٱَّلل‬ ِ ِ ‫ب‬ ‫ٱلص‬ ِ ‫ًو‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ش‬ ِ
ٞ ‫ًً َحه‬
٦٠ ًًِ ٌ ِ ‫ٱَّلل َعي‬ُ َّ ‫َو‬
―Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.‖
(Q.S At-Taubah:60).21

Ayat di atas menjelaskan tentang orang-orang

yang berhak menerima zakat. Allah menjelaskan bahwa

dialah yang membagikan serta menjelaskan hukum dan

urusan zakat, dia tidak akan menyerahkan hal tersebut

kepada siapa pun. Maka Allah membagikan zakat kepada

yang telah disebutkan pada ayat tersebut.

2) Hadits

21
Indonesia, hlm. 196.

19
Hukum zakat berdasarkan hadits diantaranya adalah

sebagai berikut:

a) Hadits dari Ibnu Abbas r.a

ّ ّ َ‫عَ اب‬
‫ أن انلّيب صىل اَّلل‬: ِّ‫عباس ريض اَّلل ع‬

.. ‫عيًّ وشيً بعح ٌعاذا ريض اَّلل عِّ اىل ايلٍان‬


ّ
ًًٓ‫أن اَّلل كد افرتض عي‬: ًّ‫وف‬, ‫فذنر احلديح‬
ّ
‫فرتد ِف‬, ًٓ‫ثؤخذ ٌَ أغًِائ‬, ًٓ‫صدكة ِف امٔاى‬

.‫واليفظ ليبخارى‬, ًّ‫ٌجفق عي‬. ًٓ‫فلرائ‬


―Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi SAW mengutus
Muadz ke Yaman, lalu menuturkan ia hadisnya, dan di
dalamnya disebutkan, ―Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan zakat kepada mereka pada harta mereka yag
diambil dari orang kaya mereka dan diberikan kepada
orang-orang miskin mereka.‖ (HR. Bukhari-Muslim, dan
lafal milik Bukhari).22

Hadits di atas menjelaskan mengenai perintah

dalam mengeluarkan zakat yang disebabkan oleh

kekayaan yang mereka miliki. Makna shodaqoh pada

hadist tersebut adalah zakat. Ada juga istilah mushadiq

yang ditujukan untuk amil, yang disebabkan oleh bahwa

amil yang mempunyai tugas dalam mengumpulkan dan

membagi-bagi zakat kepada yang berhak menerimanya. 23

22
Muhammad bin Ismail al-Bukhariy, Sahih al-Bukhariy, Juz II Maktabah Shamilah, hlm.
505.
23
M. Nurudin, ―Transformasi Hadis-Hadis Zakat Dalam Mewujudkan Ketangguhan
Ekonomi Pada Era Modern,‖ ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf 1, no. 2 (16 Agustus 2016): 1–
22, https://doi.org/10.21043/ziswaf.v1i2.1489.

20
b) Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

َْ ُ َ ْ َ َّ ‫ـس َح‬ َّ ‫ـو‬ َ َ ُ َْ ُ ْ ُ


‫ـد ْو ان‬ ‫ـجـى يـشـٓـ‬ َ ِ‫اىـ‬ ِ ‫اٌِـرت ان اكـج‬
َ ً ٍ‫ـ‬ َ ‫ٌـ‬ َّ َ َّ َ
ِ ‫َر ُشـاَّلل‬ ‫ـدا‬ َّ ‫ح‬ ُ ‫َوان‬ ُ ‫ِال‬
‫اَّلل‬ ‫الا َِىـ َّ ا‬
َ َ َ ْ ُ ‫ـالةَ َو ُيـئْٔث‬ َ َّ ْ ُ ْ ُ َ
‫فـاا ِذا‬ .َ‫ااىـز الكة‬ َ ٔ‫ـ‬ ‫ويـلِـًٍـٔاىـص‬
َ ٌَِ ‫ـٔا ٌِـ ِّ ِـى د‬ َ ‫ـم َع‬ َ َ ُْ َ َ
ًْ ‫ْـ‬ُ ‫ـاء‬ ْ ٍ‫ـ‬
ُ ‫ـص‬ ِ ‫فـعـيـٔ ذلي‬
َ ً‫ـ‬ ُ ُ‫ـصـاب‬
ْ ٓ‫ـ‬ َ ‫ح‬ َ َ ْ ّ ‫ـح‬
َ َّ ْ ُ ُ َ ْ َ َ
‫عـىل‬ ِ ‫و‬ ‫م‬ِ ‫ـال‬ ‫ش‬ ‫ال‬
ِ ِ ‫ا‬ ‫ـق‬ ِ ‫واٌـٔىـٓـً ا‬
‫ب‬ ‫ِال‬

‫اَّلل‬
―Saya diperintahkan memerangi manusia sampai mereka
bersaksi bahwa Tiada Tuhan yang harus disembah selain
Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah dan
mendirikan shalat, serta mengeluarkan zakat. Apabila
mereka melaksanakan semuanya itu, maka mereka telah
memelihara darah dan hartanya dari padaku, kecuali
dengan hak Islam, maka perhitungan mereka terserah
kepada Allah.‖ (HR. Bukhari dan Muslim).24
3) Undang-Undang

Dasar hukum tentang zakat terdapat juga dalam

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat, pada BAB 1 Pasal 1 Ayat 2: ―Zakat adalah harta yang

wajib dikeluarkan oleh seorang muslim dan lembaga (badan

usaha) untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

sesuai dengan syariat Islam.25

c. Urgensi dan Tujuan Zakat

24
M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Study Konperatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Penerjemah Salman Harun, Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin
(Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1987), Cet. Ke-2, hlm. 34.
25
Pengelolaan Zakat PPID BAZNAS, diakses 18 Oktober 2020, https://pid.baznas.go.id/p
engelolaan-zakat/.

21
Di era kejayaannya zakat merupakan salah satu

instrumen fiskal sebuah Negara yang fungsinya tidak hanya untuk

mendistribusikan kesejahteraan umat yang secara merata namun

juga dijadikan sebagian integral akuntabilias manusia kepada

Allah SWT terhadap rezeki yang telah Allah berikan kepada

manusia. Akan tetapi di era modern sekarang ini, zakat menjadi

representasi yang menjadikan sebagai tanggung jawab umat

manusia yang dikarenakan sistem pajak sudah dijadikan sebagai

salah satu instrumen fiskal terutama di Indonesia, dan zakat juga

sering kita temui hanya menjadi bagian dari ritual periodik umat

Islam. Dalam hal ini, tujuan zakat tidak hanya menyantuni orang

miskin dan juga asnaf lainnya, melainkan memiliki tujuan yang

lebih lagi untuk mengentaskan kemiskinan disebuah Negara.

Menjadikan salah satu penunjang kesejahteraan umat

baik itu didunia maupun diakhirat adalah kesejahteraan sosialnya

yang berasal dari salah satu rukun Islam yaitu zakat. Yang

demikian ini sudah menjadikan alternatif dalam mensejahterakan

umat Islam dari kemiskinan dan kemelaratan. Dengan demikian,

perlu adanya pembentukan lembaga-lembaga atau instansi sosial

Islam yang nantinya dipergunakan sebagai lembaga yang bisa

menanggulangi masalah sosial termasuk di dalamnya masalah

kemiskinan.

22
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa zakat itu

sudah benar-benar berfungsi sebagai salah satu sumber dana

sosial ekonomi bagi umat Islam. Maksudnya, dengan adanya

pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

zakat seperi Badan Amil Zakat yang merupakan salah satu

lembaga pengelolaan zakat yang kegiatan-kegiatannya tidak

berdasarkan kepada orientasi konvensional, melainkan

dipergunakan dalam kegiatan pembangunan ekonomi umaat,

misalnya menyelesaikan masalah kemiskinan dan juga

pengangguran dengan memanfaatkan dana zakat produktif dan

diberikan kepada yang membutuhkan untuk dipergunakan sebagai

modal usaha. Di dalam pembangunan ekonomi ataupun

pengentasan kemiskinan, zakat memiliki peranan yang sangat

strategis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Beda

dengan sumber keuangan lainnya yang berfungsi hanya untuk

pembangunan Negara, dalam hal ini zakat tidak mempunyai

dampak balik ataupun melainkan untuk mengharapkan keridhoan

dan pahala dari Allah SWT. Namun demikian, bukan berarti di

dalam zakat tidak adanya sistem pengendalian ataupun

pengontrolan.26

2. Pengelolaan Zakat

a. Pengertian Pengelolaan

26
Muhammad Rafa‘i dan Fahrina Yustiasari Liriwati, ―Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi
Umat,‖ Jurnal Syari’ah 3, no. 1 (2015): 87–103. ejournal.fiaiunisi.ac.id.

23
Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

pengumpulan dan pendistribusian serta dalam pendayagunaan zakat.

Sedangkan pengertian zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh

orang-orang muslim maupun badan hukum yang dimiliki oleh seorang

muslim berdasarkan landasan hukum Islam yang diberikan kepada

orang-orang yang berhak menerimanya atau asnaf yang delapan.27

Sebagaimana dijelaskan pada defenisi pengelolaan zakat di

atas, dimana kegiatannya yang diawali dengan perencanaan, yang

meliputi perencanaan program budgetingnya serta pengumpulan

(collecting) data muzakki dan mustahiknya. Kemudian dalam

pengorganisasiannya dimana meliputi pemilihan struktur

organisasinya (Dewan pertimbangan, Dewan pengawas dan Badan

pelaksana), penempatan amil yang tepat sesuai dengan sistem

pemilihan dan pelayanan yang memudahkan dan didukung oleh

penggunaan perangkat lunak (software) yang memadai, kemudian

dengan aksi/tindakan yang nyata (pro active) dalam melakukan

sosialisasi serta pembinaan baik itu kepada muzakki maupun

mustahiq, dan yang terakhir adalah masalah pengawasannya dari sisi

syariah, manajemen dan keuangan operasional pengelolaan zakat.28

27
Suparman Usman, Hukum Islam: Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam Dalam
Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet. II, hlm. 164.
28
Abdul Aziz, ―Strategi pengelolaan dana zakat secara produktif untuk pemberdayaan
ekonomi pada BAZNAS Kabupaten Tangerang,‖ 11 April 2015, http://repository.uinjkt.ac.id/dspa
ce/handle/123456789/29587.

24
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat adalah

semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan zakat yang

dilakukan oleh Badan atau Lembaga Amil Zakat dengan tujuan

mensejahterakan kehidupan masyarakat.

b. Fungsi Pengelolaan

Secara umum pengertian pengelolaan dengan manajemen

hampir sama yaitu dimana ada proses pengelola. Sama halnya dengan

fungsi pengelolaan dan fungsi manajemen. Berikut empat fungsi

pengelolaan, yaitu:

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sebagai salah satu alternatif dalam

memilih dan menghubungkan fakta, menguatkan pendapat-

pendapat tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan

perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang diperlukan

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan mencakup

kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan

alternatif-alternatif kepuasan. Diperlukan kemampuan untuk

mengadakan visualitas dan melihat kedepan guna merumuskan

suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.29

29
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm. 11.

25
Dalam hal ini, setiap organisasi harus memiliki visi yang

berisikan cita-cita yang ingin dicapai sekaligus sebagai pemacu

kinerja. Kriteria perumusan visi antara lain:30

a) Rumusan harus singkat, jelas, pendek, dan mudah diingat.

b) Mencerminkan suatu yang ingin dicapai dan orintasi terhadap

masa depan.

c) Mampu menjamin kesinambungan kepentingan dan dapat

menjembatani keadaan sekarang dan keadaan yang akan

datang.

d) Menarik komitmen dan mnggerakkan organ.

e) Mudah dikomunikasikan dan mudah dimengerti.

2) Pengorganisasian (Organization)

Pengorganisasian maksudnya disini adalah sebagai langkah

untuk mengumpulkan person dan juga menempatkannya sesuai

bidang ataupun keahliannya dalam melakukan sebuah pekerjaan

yang telah ditetapkan. Selain itu juga pengorganisasian disini

menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan

dalam perencanaan yang didesain dalam sebuah struktur

organisasi yang tepat.31

3) Pengerakan (Actuating)

30
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Watamwil (Bandung: CV Pustaka Setia,
2013), hlm. 115.
31
Erni Tisnawati & Kurniawan Saefulloh, Pengantar Manajemen (Jakarta: Kencana,
2005), hlm. 8.

26
Penggerakan bertujuan untuk menggerakkan organisasi agar

berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan baik itu

pekerjaan, maupun sumber daya yang ada dalam organisasi

tersebut. Agar kegiatan yang sudah dirncang dengan sedemikian

rupa itu berjalan sesuai yang diharapkan.

4) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan maksudnya adalah mengawasi apakah

organisasi ini sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Serta

mengawasi dalam pengunaan sumber daya yang ada agar bisa

dipergunakan secara efektif dan efisien tanpa adanya

ketidaksesuain dengan apa yang telah dirancang.32

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa

pengelolaan adalah suatu proses dalam menjalankan pekerjaan

yang didasari dengan perencanaan, pengaturan, penggerakan dan

pengawasan, serta memanfaatkan sumber daya manusia dan

mengoptimalkan segala material dan fasilitas-fasilitas untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan.

c. Manajemen Pengelolaan Zakat

Manajemen pengelolaan zakat perlu diterapkan demi

tercapainya tujuan zakat secara merata, contohnya dengan mendirikan

lembaga-lembaga zakat seperti UPZ dan BAZ untuk mewujudkan

32
Budiman, ―Efektivitas pengelolaan dana zakat pada Program Pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar.‖ hlm. 40-41.

27
keadilan sosial, serta bertujuan untuk menyelesaikan beberpa

permasalahan terutama krisis ekonomi masyarakat. Berhasilnya

pengumpulan zakat tergantung bagaimana manajemen organisasinya

dipergunakan dengan baik. Manajemen pengelolaan zakat bertujuan

untuk menggarap, mengembangkan dan mengelola zakat itu sampai

pada tingkat yang lebih baik lagi untuk kehidupan masyarakat muslim

khususnya. Dengan kata lain, pengelolan zakat tidak akan tercapai

secara maksimal tanpa mempergunakan manajemen yang ada dengan

baik.33

Dalam konteks pengelolaan zakat, tujuan zakat akan tercapai

manakala zakat dikelola secara baik berdasarkan prinsip-prinsip

manajemen. Dengan kata lain, manajemen zakat merupakan perantara

bagi tercapainya kesempurnaan pelaksanaan zakat. Oleh karena itu,

dalam pengumpulan zakat mestinya didasarkan pada prinsip-prinsip

manajemen.

Mengelola zakat dapat menggunakan teori James Stoner.

Model manajemen tersebut mencakup proses perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan

pengawasan (controlling). Keempat konsep manajemen di atas dapat

digunakan dalam pengelolaan zakat.34

d. Pengelolaan Zakat di Indonesia

33
Muhammad Hadi, Problematika Zakat Profesi & Solusinya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 163.
34
Muhammad Hasan, Manajemen Zakat: Model Pengelolaan Zakat Yang Efektif
(Yogyakarta: Idea Press, 2011), hlm. 25.

28
Dari sisi regulasi sebenarnya Indonesia sudah cukup baik,

dengan adanya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 yang mengatur

tentang pengelolaan Zakat di Indonesia, walaupun kurangnya

penjelasan mengenai detail terkait mustahiq yaang menjadi sebuah

objek dalam zakat, akan tetapi yang terpenting dari itu belum adanya

sumbangsih zakat dalam keuangan negara dan alur prosesnya sebagai

modal dalam mengentaskan kemiskinan, regulasi ini hanya berhenti

bagaimana cara menyalurkan zakat dengan baik kepada para

mustahiq, tanpa melihat apakah fungsi ini konsumtif atau produktif,

apakah ada potensi zakat sebagai salah satu sumber pendanaan negara,

sehingga dampak ekonomi yang diinginkan belum bisa sepenuhnya

terealisasikan dengan baik.

Selain itu, Indonesia sejak dulu sudah mempunyai banyak

lembaga-lembaga swasta yang mengelola zakat, yang tergabung

dalam Forum Zakat yang merupakan Asosiasi Organisasi Pengelola

Zakat seluruh Indonesia yang beranggotakan Badan Amil Zakat

(BAZ) yang telah dibentuk oleh pemerintahan dan Lembaga Amil

Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat, lembaga zakat sudah

banyak menampung tenaga kerja amil. Pemerintah harusnya tetap

menghargai apa yang telah mereka lakukan.

Dalam rekomendasi amandemen Undang-Undang zakat,

organisasi zakat menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan

lagi aspek-aspek standarisasi pengelolaan zakat terlebih dari sisi

29
akuntansi dan pengawasan, dibandingkan merombak ulang sistem

yang telah diterapkan. Hal ini tentu sesuai dengan konsep pengaturan

lembaga keuangan syariah seperti perbankan syariah, bedanya dalam

hal ini adalah kalau perbankan syariah berorientasi pada profitnya

sedangkan pada lembaga zakat memang sudah khusus sebagai

lembaga pengelolaan keuangan yang berorientasi kepada sosial

masyarakat.35

e. Distribusi Zakat

Perbedaan mendasar zakat dengan sumber dana Baitul Mal

lainnya seperti kharaj dan jizyah adalah zakat didistribusikan kepada

golongan yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan sunnah. Zakat

diberikan atas golongan tertentu karena mengandung nilai-nilai

ekonomi, sosial, dan spritual. Tujuan tersebut dapat dicapai jika zakat

dialokasikan kepada 8 golongan seperti yang telah disebutkan dalam

Al-Quran.36

f. Pendayagunaan Zakat

Ada dua fungsi dalam zakat yaitu, pertama, untuk mensucikan

harta benda dan jiwa setiap manusia. Seseorang yang sudah

mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya, berarti ia sudah membersihkan jiwanya dan sekaligus

35
Junaidi Safitri, ―Implementasi Konsep Zakat Dalam Al-Qur‘an Sebagai Upaya
Mengentaskan Kemiskinan Di Indonesia,‖ At-Tasyri’: Jurnal Ilmiah Prodi Muamalah, 28 Januari
2018, 1–15. http://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/Tasyri/article/view/32.
36
Said Sa‘ad Marthon, Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta Timur:
Zikrul Hakim, 2007), hlm. 122.

30
melaksanakan ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Kedua,

zakat berfungsi sebagai dana sosial untuk dipergunakan atau

dimanfaatkan guna mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada

dalam masyarakat seperti kemiskinan. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang tidak mampu agar

tidak terjadi yang namanya ketimpangan sosial dalam masayarakat

yang disebabkan oleh adanya penumpukan harta pada golongan

tertentu.

Adapun yang menjadi sebuah permasalahan dalam

memfungsikan zakat sebagai amal ibadah dan juga sebagai fungsi

sosial. Dalam artian pendayagunaan zakat akan diuraikan dan

dijelaskan lebih mendalam lagi. Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan bahwa dapat ditarik kesimpulan dalam pemanfaatan zakat

digolongkan pada empat bentuk, antara lain sebagai berikut:37

1) Konsumtif Tradisional

Zakat diberikan kepada mustahik secara langsung untuk

dikonsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah dan juga

zakat maal. Konsumtif tradisional ini berfungsi untuk mengatasi

permasalahan dalam jangka pendek.

2) Konsumtif Kreatif

Dana zakat berupa benda atau barang konsumtif yang

dipergunakan dalam membantu orang miskin untuk mengatasi

37
Dimyati, ―Urgensi Zakat Produktif Di Indonesia,‖ Al-Tijary 2, no. 2 (2017): 189–204,
https://doi.org/10.21093/at.v2i2.693.

31
permasalahan sosial ekonomi seperti memberikan bantuan berupa

alat-alat sekolah, beasiswa dan juga alat-alat pertanian.

3) Produktif Tradisional

Dalam hal ini zakat diberikan berupa bentuk produktif, dimana

tujuan dari produktif tradisional ini adalah agar bisa menciptakan

lapangan pekerjaan sendiri, seperti memberikan bantuan berupa

ternak sapi, kambing, alat tukang dan sebagainya.

4) Produktif Kreatif

Zakat yang diberikan berupa modal bergulir, maksudnya adalah

seperti pemberian modal proyek sosial yang diperhunakan untuk

membangun sekolah, tempat ibadah dan juga modal dalam

pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil menengah).38

3. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan

atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan

ataupun program. Disebut efektif apabila sudah tercapai tujuan

ataupun sasaran yang telah di tetapkan oleh sebuah organisasi itu

sendiri. Efektivitas adalah pengukuran yang mana dalam artian

tercapainya sebuah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Selanjutnya dijelaskan oleh Streets, bahwa yang dikatakan dengan

efektivitas itu adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu

38
Moh. Toriquddin, Pegelolaan Zakat Produktif Perspektif Maqasid Al-Syariah Ibnu
’Asyur (Malang: UIN-Maliki Press, 2014), hlm. 34-35.

32
sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi

tujuan dan sarannya tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap

pelaksanaannya.39

Efektivitas diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu juga

bahwa efektivitas merupakan suatu hubungan antara output dan tujuan

dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output

ataupun keluaran suatu kebijakan tersebut untuk mencapai sebuah

tujuan yang telah ditentukan. Selanjutnya istilah efektivitas ini

merupakan suatu pencapaian hasil yang telah dikehendaki tanpa

menghiraukan faktor-faktor waktu, biaya, tenaga, alat-alat, pikiran dan

lain sebagainya yang telah ditetapkan.40

Sedangkan menurut Efendy bahwa efektivitas itu merupakan

suatu komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang telah

direncanakan sesuai dengan anggaran biaya, waktu yang telah

ditetapkan, dan jumlah personil yang ditetapkan.41 Jadi dapat

disimpulkan bahwa ukuran efektivitas itu adalah tercapainya suatu

tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya dan dimana

suatu target ini sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

39
Bachtiar Rifa‘i, ―Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo,‖ Sumber 100, no. 100 (2013): 2–59.
40
Asnawi, ―Efektivitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pada Samsat Corner Wilayah
Malang Kota (Studi Di Samsat Corner MOG Kota Malang)‖ (other, University of Muhammadiyah
Malang, 2013), http://eprints.umm.ac.id/27469/.
41
Yosep Gunawan Efendi, ―Efektivitas Iklan Televisi Indosat Im3 ‗Online-Saykoji‘
Berdasarkan Direct Rating Method (DRM)‖ (s1, UAJY, 2010), http://e-journal.uajy.ac.id/3226/.

33
Melihat beberapa pendapat dari para ahli diatas, bisa kita tarik

kesimpulan bahwa efektivitas merupakan seuatu keadaan yang terjadi

akibat dari apa yang telah dikehendaki. Misalnya, jika seseorang

melakukan sebuah aksi atau perbuatan dengan tujuan tertentu dan

memang sudah dikehendakinya, maka perbuatan seseorang tersebut

bisa dikatakan efektif jika hasil yang dicapainya sesuai dengan apa

yang telah direncanakannya.

b. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas sebuah organisasi bukanlah merupakan

hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari

berbagai sudut pandang dan tergantung siapa yang menilai serta

mengintepretasikannya. Jika dilihat dari sudut produktivitas, maka

seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas

berarti sebuah kuantitas dan kualitas barang dan jasa.

Pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat

beberapa hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi tersebut.

Efektivitas dapat diukur melalui berhasil atau tidaknya suatu

organisasi tersebut dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah

direncanakan. Apabila suatu organisasi tersebut berhasil mencapai

tujuannya, maka organisasi tersebut bisa dikatakan telah berjalan

dengan secara efektif. Hal terpenting adalah bahwa efektivitas tidak

akan menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan

untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah

34
sebuah proses kegiatan telah mencapai sasaran atau tujuan yang sudah

ditetapkan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh

beberapa orang sebelum penelitian ini dilakukan. Dan hasil penelitiannya

dapat dijadikan sebagai bahan referensi maupun bahan pendukung dalam

penelitian yang kita lakukan, seperti pada variabel-variabel dan juga asumsi-

asumsi yang digunakan pada hasil penelitian sebelumnya. Adapun tinjauan

penelitian yang digunakan dan dianggap saling berhubungan dengan

penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel II.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Hasil
Peneliti Penelitian Penelitian
1. Azim Kidwai dan A New Approach to Hasil penelitiannya
Mohamed El Zakat Management For menunjukkan bahwa
Mehdi Zidani Unprecedented Times dalam pendekatan
(International baru pengelolaan
Journal of Zakat zakat perlu
Vol. 5 No. 1, memperhatikan dua
2020) hal untuk mencapai
pengelolaan secara
efektif yaitu pertama,
dana zakat harus
diterima oleh orang-
orang yang telah
disebutkan dalam Al-
Quran. Kedua, dana
zakat tidak boleh
digunakan untuk
menutupi pengeluaran
atau gaji.42
2. Aliman Syahuri Strategi Pemberdayaan Hasil penelitiannya

42
Kidwai dan Zidani, ―A New Approach to Zakat Management for Unprecedented
Times.‖

35
Zein (Penelitian, Ekonomi Mustahiq menunjukkan bahwa
Lembaga Melalui Pendistribusian BAZNAS Mandailing
Penelitian dan Zakat Pada Badan Amil Natal belum
Pengabdian Zakat Nasional beroperasi secara
Kepada Kabupaten Mandailing optimal terutama
Masyarakat IAIN Natal dalam pengelolaan
Padangsidimpuan, seperti
2019) pendistribusian,
disebabkan karena
BAZNAS belum
menjadi sebuah
lembaga independen
melainkan lembaga
yang masih berada
pada kendali pemda
setempat.43
3. Rinaldi Syahputra Strategi Pembentukan Hasil penelitian ini
Rambe (Skripsi Koperasi Syariah Di menunjukkan bahwa
Program Studi Kabupaten Padang dalam oembentukan
Ekonomi Syariah, Lawas Utara Dengan koperasi harus
Fakultas Ekonomi Pendekatan Analytical merumuskan beberapa
dan Bisnis Islam Network Process (ANP) aspek permasalahan
IAIN yang ada , selanjutnya
Padangsidimpuan, perlu adanya
2019) pembentuka berupa
cluster solusi dalam
menyelesaikan
permasalahan yang
ada.44
4. Gian Turnando Analisis Pengaruh Berdasarkan hasil
dan Aliman Zakat Terhadap penelitian
Syahuri Zein Peningkatan menunjukkan bahwa
(Jurnal Al- Kesejahteraan Mustahiq terhadap pengaruh
Masharif Ilmu antara zakat dan
Ekonomi dan kesejahteraan
Keislaman IAIN mustahiq. Maka bisa
Padangsidimpuan, disimpulkan
2019) pemberian zakat
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap kesejahteraan

43
Zein, ―Strategi pemberdayaan ekonomi mustahiq melalui pendistribusian zakat pada
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Mandailing Natal.‖
44
Rinaldi Syahputra Rambe, ―Strategi pembentukan koperasi syariah di kabupaten padang
lawas utara dengan pendekatan Analytical Network Process (ANP)‖ (undergraduate, IAIN
Padangsidimpuan, 2019), http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/5780/.

36
mustahiq pada Badan
Amil Zakat
Nasional Tapanuli
Selatan.45
5. Margi Lestari Analisis Efisisensi Berdasarkan
Bagus Permadi Pengelolaan Dana penelitian yang
(Skripsi Program Zakat, Infak, dan dilakukan diperoleh
Studi Ekonomi Sedekah Pada hasil yang
Syariah UIN Organisasi Pengelola menjelaskan tentang
Syarif Zakat Di Indonesia: tingkat efisiensi
Hidayatullah Studi Kasus Pada BAZNAS mencapai
Jakarta, 2018) BAZNAS dan Dompet 100% pada Tahun
Dhuafa Republika 2011-2015. Akan
Periode 2011-2015 tetapi di Tahun 2015
BAZNAS mengalami
inefesiensi sebesar
78,36%. Sedangkan di
dompet dhuafa pada
Tahun 2011, 2012,
dan 2015 mengalami
fluktuatif setiap
tahunnya.46
6. Arif Budiman Efektivitas Pengelolaan Berdasarkan hasil
(Skripsi Program Dana Zakat Pada penelitiannya adalah
Studi Manajemen Program Pendidikan bahwa pengelolaan
Dakwah UIN Rumah Gemilang dana zakat di Rumah
Syarif Indonesia Lembaga Gemilang Indonesia
Hidayatullah Amil Zakat Nasional belum memenuhi
Jakarta, 2018) Al-Azhar kriteria efektivitas
karena belum adanya
data yang spesifik
untuk menguatkan
terpenuhnya suatu
kriteria, dimana
kriteria yang telah
tercapai itu adalah
efisiensi, kepuasan,

45
Gian Turnando dan Aliman Syahuri Zein, ―Analisis Pengaruh Zakat Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Mustahiq,‖ Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Keislaman 7, no. 1
(1 Juli 2019): 162–75, https://doi.org/10.24952/masharif.v7i1.2194.
46
Margi Lestari Bagus Permadi, ―Analisis efisiensi pengelolaan dana zakat, infak, dan
sedekah pada organisasi pengelola zakat di Indonesia: studi kasus pada BAZNAS dan dompet
Dhuafa Republika Periode 2011-2015,‖ 11 Januari 2018, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handl
e/123456789/40706.

37
adaptasi dan
pengembangan.47
7. Arin Setiyowati Analisis Peranan Berasarkan hasil
(Jurnal Masharif Pengelolaan Dana penelitian bahwa
al-Syariah: Jurnal ZISWAF Oleh Civil sistem pengelolaan
Ekonomi dan Society Dalam serta penyaluran dana
Perbankan Pemberdayaan ZISWAF yang
Syariah Vol 2 No. Ekonomi Umat (Studi dilaksanakan oleh
1 Universitas Kasus Lazismu LAZISMU Kota
Muhammadiyah Surabaya) surabaya yang
Surabaya, 2017) mengalokasikan
penerimaan dana
ZISWAF dari para
muzakki untuk
dialokasikan 100%
untuk di distribusikan
kepada para mustahik
dengan berbagai
bentuk baik konsumtif
maupun produktif
yang berimbas pada
peningkatan
kesejahteraan
ekonomi umat.48

8. Arie Haura Analisis Pengelolaan Berdasarkan


(Jurnal Al- Wakaf Uang Pada penelitian yang
Muzara‘ah Vol 3 Koperasi Jasa dilakukan oleh Arie
No. 1 Keuangan Syariah yang dilihat dari
Pascasarjana SB (Pendekatan Analitycal hasilnya
IPB, 2016) Network Process) menunjukkan bahwa
di KJKS pengelolaan
wakaf uangnya
melibatkan 3 pihak,
yaitu kementrian
koperasi, UMKM, dan
juga BWI. Dalam
perspektif ini
menunjukkan bahwa
KJKS berperan
sebagai nazhir. Secara
detail, bahwa yang
47
Budiman, ―Efektivitas pengelolaan dana zakat pada Program Pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar.‖
48
Setiyowati, ―Analisis Peranan Pengelolaan Dana ZISWAF Oleh Civil Society Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi Kasus Lazismu Surabaya).‖

38
paling di prioritaskan
adalah terdapt pada
bagian jumlah asset
dan pedoman prinsip
syariahnya.49
9. Irman Firmansyah Analisis Problematika Berdasarkn analisis
dan Wawan Zakat Pada Baznas yang dilakukan oleh
Sukmana (Jurnal Kota Tasikmalaya peneliti memproleh
Riset Akuntansi Pendekatan Metode hasil bahwa dalam
dan Keuangan Analytic Network problematika zakat
Vol 2 No. 2 Process (ANP) pada BAZNAS di
Program Studi Kota Tasikmalaya
Akuntansi ditemukan
Universitas permasalahan yaitu
Siliwangi, 2014) masalah internal dan
internal. Pada masalah
internal menunjukkan
bahwa masalah
terbesarnya pada
cluster ini yaitu
kurangnya pimpinan
dan juga kinerja OPZ
yang ada. Pada
masalah eksternal
ditemukan
permasalahan yang
dianggap sebagai
masalah tertinggi
yaitu tidak adanya
perda yang
mrnyangkut tentang
penyaluran zakat dan
juga masyarakat yang
kekurangan
pengetahuan terhadap
BAZNAS. Dan untuk
solusi permasalahan
diatas adalah perlunya
meningkatkan kinerja
pada lembaga
penyaluran zakat serta
membuat sosialisasi
kepada masyarakat
49
Arie Haura, Lukman M. Baga, dan Hendri Tanjung, ―Analisis pengelolaan wakaf uang
pada koperasi jasa keuangan syariah (pendekatan analytical network process),‖ Al-Muzara’ah 3,
no. 2 (2015): 89–105.

39
dan dukungan ulama
setempat.50

Dari penelitian di atas, terdapat perbedaan dan juga persamaan

dengan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Azim

Kidwai dan Mohamed El Mehdi Zidani terletak pada pengelolaan zakat

hanya saja perbedaan pada penelitian ini adalah dimana Azim dan

Mohamed Meneliti pada model pendekatan pengelolaan baru dan untuk

penelitian saya menggunakan metode ANP.

2. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Aliman

Syahuri Zein terletak pada bagian pengelolaan atau pendistribusian zakat

dan untuk perbedaannya terletak pada tempat atau objek penelitiannya

dan juga metode yang digunakan.

3. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rinaldi Syahputra Rambe

adalah sama-sama menggunakan metode ANP, dan perbedaannya adalah

tujuan ataupun fokus penelitian yang dilakukan, dimana penelitian yang

dilakukannya adalah bertujuan kepada pembentukan koperasi syariah di

Padang Lawas Utara, dan untuk penelitian saya adalah mengenai

efektifitas pengelolaan zakat di BAZNAS Padang Lawas Utara.

4. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Gian Turnando dan Aliman

Syahuri Zein terletak pada subjek penelitiannya yaitu sama-sama meneliti

zakat. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan penelitian dan fokus

penelitiannya dan juga studi kasusnya.


50
Firmansyah Dan Sukmana, ―Analisis Problematika Zakat Pada Baznas Kota
Tasikmalaya.‖

40
5. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Margi Lestari Bagus Permadi

adalah terletak pada salah satu variabelnya yaitu di pengelolaan zakat.

Sedangkan untuk perbedaannya adalah terdapat pada variabel X 1 dan X2

nya yaitu infak, sedekah. Selain itu perbedaannya terdapat pada studi

kasus penelitian dan juga metode yang digunakan, dimana pada penelitian

saya ini menggunakan metode pendekatan ANP (Analytical Network

Process).

6. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif

Budiman adalah sama-sama meneliti keefektivitasan pengelolaan dana

zakat. Sedangkan untuk perbedaannya terdapat pada bagian studi kasus

penelitian dan juga metodenya, dimana pada penelitian Arif Budiman

tidak menggunakan metode sedangkan dalam penelitian yang saya

lakukan menggunakan metode pendekatan ANP.

7. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Arin

Setiyowati adalah terdapat pada bagian unsur pengelolaan zakatnya.

Sedangkan untuk perbedaannya terdapat pada bagian komponen yang

diteliti, dimana pada penelitian Arin Setiyowati yang diteliti adalah semua

komponen ZISWAF sedangkan pada penelitian ini hanya berfokus pada

zakat saja. Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada bagian objek

penelitian dan metode pendekatan yang dilakukan.

8. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Arie

Haura adalah terdapat pada bagian metode pendekatan yang dilakukan,

yaitu sama-sama menggunakan pendekatan ANP (Analytical Network

41
Process). Sedangkan untuk perbedaannya terdapat pada masalah yang

diteliti, dimana pada penelitian Arie Haura meneliti pada Pengelolaan

wakaf uang pada jasa koperasi syariah, sedangkan untuk masalah

penelitian yang saya lakukan adalah efektivitas pengelolaan dana zakat di

BAZNAS Padang Lawas Utara.

9. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Irman

Firmansyah dan Wawan Sukmana adalah terdapat pada bagian pendekatan yang

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan pendekatan ANP. Dan untuk

perbedaannya adalah di fokus penelitiannya, dimana pada penelitian ini

berfokus pada analisis efektivitas pengelolaan dana zakat, sedangkan dalam

penelitian Irman Firmansyah dan Wawan Sukmana adalah analisis problematika

zakat.

42
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di Badan Amil

Zakat Nasional Padang Lawas Utara, Gunungtua, Kecamatan Padang Bolak,

Kabupaten Padang Lawas Utara, penelitian ini dilakukan pada bulan

Desember 2020 sampai Januari 2021 .

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk menjawab

permasalahan-permasalahan di BAZNAS Padang Lawas Utara terutama pada

pengelolaan dana zakatnya. Dan penelitian ini juga merupakan penelitian

yang dilakukan secara langsung dengan turun kelapangan atau sering juga

disebut dengan field research.

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan dua sumber yaitu data primer dan juga sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugadji dan Sopiah, bahwa data primer merupakan

sebuah data yang mana sumbernya diperoleh dengan secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui perantara) yang mana data itu bisa berasal dari

melakukan sebuah observasi terhadap benda fisik, hasil pengujian, dan

43
kejadian-kejadian yang terjadi.51 Sumber data primer didapatkan dengan

cara melakukan wawancara dengan subjek penelitian yang telah

ditentukan dan juga dengan melakukan pengamatan atau observasi

dilapangan. Dalam penelitian ini, data diperoleh secara langsung dari

para responden. Yakni dengan melakukan wawancara dan juga pengisian

kuesioner oleh 1 orang pakar akademisi dan 2 orang pakar praktisi.

2. Data Sekunder

Hasan mengemukakan bahwa data sekunder merupakan sebuah

data yang didapatkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.52

Data sekunder juga berasal dari sumber-sumber literatur seperti jurnal,

buku, laporan dan lain sebagainya. Data sekunder dipergunakan sebagai

data pelengkap dari data primer yang telah ditemukan dilapangan.

Adapun data sekunder yang peneliti peroleh dari BAZNAS Padang

Lawas Utara adalah sejarah singkat BAZNAS Paluta, visi dan misi,

struktur organisasi, dan lain sebagainya.

D. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah para

pakar/praktisi (akademisi) yang paham betul mengenai permasalahan zakat.

Pakar/praktisi yang telah ditetapkan pada penelitian ini telah memenuhi

persyaratan secara keilmuan ataupun pemahaman mengenai zakat.

51
Etta Mamang Sugadji & Sopiah, Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), hlm. 171.
52
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasi (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2002), hlm. 82.

44
Adapun subjek atau responden yang telah ditentukan terdiri dari satu

orang akademisi dan dua orang dari pihak pakar praktisi terkait zakat, dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1
Responden Ahli/Subjek Penelitian
Akademisi Jabatan
Dosen Fakultas Ekonomi dan
Damri Batubara, S.H.I., M.A Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan
Praktisi Jabatan
H. Kosim Pohan, BA Ketua Badan Amil Zakat Nasional
Padang Lawas Utara
Hincat Pangabisan Dasopang, Waka I Badan Amil Zakat Nasional
M.Pd.I Padang Lawas Utara

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana

penelitiannya bisa menghasilkan data-data secara deskriptif. Dalam

analisis ini juga, peneliti berusaha menjabarkan sebuah peristiwa maupun

kejadian-kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini. Di dalam

penelitian ini analisis deskriptif memfokuskan perhatiannya terhadap

permasalahan yang secara nyata, aktual dan terpercaya sebagaimana

peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungya penelitian yang dilakukan.

Dengan analisis ini, peneliti bisa memfokuskan pada satu titik yang

dianggap sebagai pusat perhatian tanpa adanya perhatian khusus yang

dilakukan terhadap peristiwa yang terjadi.53

53
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 34-35.

45
Dalam analisis deskriptif ini juga, metode analisis yang

dipergunakan adalah metode pendekatan Analytical Network Process

(ANP) yang merupakan teori matematis yang kerap kali dipergunakan

untuk peramalan ataupun penyelesaian beberapa masalah terutama pada

keefektivitasan pengelolaan dana Zakat di BAZNAS Padang Lawas

Utara.

2. Metode Analytical Network Process (ANP)

Pada metode Analytical Network Process (ANP) data yang

digunakan adalah data yang langsung diperoleh oleh peneliti melalui

wawancara dengan yang bersangkutan seperti pakar akademisi dan

praktisi yang dianggap cukup pemahamannya terhadap permasalahan

yang diteliti. Selanjutnya pengisian kuesioner oleh para responden yang

telah ditentukan pada pertemuan kedua. Setelah dilakukannya wawancara

dan juga pengisian kuesioner, maka langkah sekanjutnya adalah

mengolah data yang telah dihasilkan dengan menggunakan skala

numerik.54

Pada metode ANP, responden yang dipilih oleh peneliti

merupakan responden yang benar-benar mepunyai pemahaman terutama

pada pengelolaan dana zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Padang Lawas Utara dengan mempertimbangkan beberapa hal dan

pemilihan respondennya dilakukan dengan cara sengaja (pairwaise

comparison). Adapun jumlah responden yang peneliti gunakan sebanyak

54
Firmansyah dan Sukmana, ―Analisis Problematika Zakat Pada Baznas Kota
Tasikmalaya.‖

46
3 orang dengan pertimbangan bahwa responden tersebut cukup

berkompeten dalam mewakili seluruh populasi. Pada metode ANP bahwa

jumlah sampel itu bukan dijadikan sebagai dasar untuk kevaliditasan

data.

Metode ANP memiliki tiga prinsip dasar yaitu dekomposisi,

penilaian komparasi (comparative judgments), dan komposisi hierarkis

ataupun sintesis dari prioritas:

a) Prinsip Dekomposisi, prinsip ini digunakan untuk menyusun ataupun

menstrukturkan permasalahan-permasalahan yang ada secara

kompleks sehingga membantuk jaring-jaring cluster pada metode

ANP.

b) Prinsip Penilaian Komparasi, digunakan untuk memperbandingkan

pasangan (pairwaise comparison) dari seluruh bagian-bagian cluster

yang bisa dilihat dari cluster induknya.

c) Prinsip Komposisi Hierarkis Atau Sintesis, digunakan untuk

memperoleh hasil prioritas lokal dari beberapa bagian dalam cluster

dengan prioritas global dari bagian induknya, dan akan

menghasilkan seluruh hierarkis dengan cara menjumlahkannya untuk

bagian terendah.

Dalam hal ini juga ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam

penelitian ANP, Seperti tahapan pada gambar berikut ini:

47
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian ANP

Kajian Pustaka Indepth Interview

Kontruksi
Kontruksi Model
Model

Validasi Model

Penyusunan Kuesioner

Kualifikasi
Peneliti Informan
Model Tes Kuesioner

Survei Informan

Sintesis dan Bobot Prioritas Tiap Elemen


Analisis
Analisis Data

Interpretasi Hasil

1) Kontruksi Model

Kontruksi model ANP disusun berdasarkan literature review

secara teori maupun empiris juga dengan mengadakan indept interview

dengan responden yang mana responden tersebut terdiri dari 1 orang

akademisi dan 2 orang pakar praktisi. Untuk mengkaji informasi ataupun

pengetahuan secara mendalam agar memperoleh permasalahan yang

sebenarnya.

48
2) Kuantifikasi Model

Dalam tahapan ini, peneliti menggunakan pertanyaan dalam

bentuk kuesioner ANP berupa pairwaise comparison (perbandingan

pasangan) antar elemen dan cluster agar bisa memberikan pemahaman

diantara keduanya yang lebih besar pengaruhnya ataupun perbedaannya.

Dalam Metode ANP, pengukuran skala biasanya dibuat dengan memberi

nilai dari angka 1-9. Pada tabel berikut dapat dilihat skala penilaian

perbandingan yang digunakan dalam penilaian Kuesioner pada ANP. 55

Tabel 3.2
Skala Penilaian Perbandingan
Tingkat Definisi
Kepentingan
1 Kedua elemen sama penting/disukai
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting/disukai dari
pada elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting/disukai dari pada
elemen lainnya
7 Saru elemen sangat lebih penting/disukai dari pada
elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai tengah di antara dua penilaian yang
berdampingan

Setelah kuesioner dibuat maka dilakukan uji, langkah selanjutnya

adalah melakukan survei kepada responden yang telah ditentukan

(akademisi dan pakar praktisi). Responden diminta untuk mengisi

kuesioner agar bisa menentukan prioritas yang paling berpengaruh

terhadap permasalahan yang ada dalam penelitian.

3) Hasil Analisis
55
Thomas L. Saaty, Decision Making In Complex Environment The Analytical Network
Process (ANP) for Dependence and Feedback (Pennsylvania: University of Pittsburgh, 2016),
hlm. 7.

49
Kerangka ANP ini dibuat dari bentuk permodelan masalah hasil

dekomposisi. Prinsip penilaian diterapkan untuk membangun

perbandingan pasangan (pairwaise comparison) dari semua kombinasi

elemen-elemen dalam cluster yang telah di tentukan. Perbandingan ini

digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam

suatu cluster dilihat dari cluster induknya.

Prinsip komposisi hierarkis atau sintematis digunakan untuk

mengalihkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan

prioritas global dari elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas

global seluruh hierarki dan menjumlahkannya untuk menghasilkan

prioritas global untuk elemen level terendah yang biasanya merupakan

alternatif.56

Hasil analisis sintesis ini bertujuan agar bisa menenrukan nilai

dari rata-rata (Geometrik Mean). Pertanyaan berupa perbandingan dari

responden akan dikombinasikan sehingga membentuk konsensus.

Geometrik mean merupakan sebuah jenis perhitungan rata-rata yang

menunjukkan nilai tertentu. Setelah perhitungan selesai dilakukan, maka

langkah selanjutnya adalah membuat grafik dan analisisnya. Tujuan

dalam membuat grafik tersebut yaitu untuk mempermudah peneliti untuk

menginterpretasi hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

F. Kerangka Penelitian

56
Aam Slamet Rusydiana dan Abrista Devi, Analytic network process: pengantar teori
dan aplikasi, (Bogor: Smart Publishing, 2013), hlm. 41-42.

50
Berdasarkan kajian dan uraian di atas, maka kerangka penelitian ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini, sebagai berikut:

Gambar 3.2
Kerangka Penelitian
Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat di BAZNAS
PALUTA

Masalah

BAZNAS SDM PEMERINTAH


SDM

Solusi

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam metode ANP bersumber dari

responden ahli. Jumlah responden tidaklah penting, yang peling penting

adalah responden yang dipilih merupakan orang yang menguasai dan

kompeten di bidangnya. Orang yang terdiri dari pakar dan kebijakan yang

berkompeten dalam bidang pengelolaan zakat. Oleh karenanya peneliti

mengambil responden yang betul-betul memahami permasalahan dalam

efektivitas pengelolaan dana zakat Terutama di BAZNAS Padang Lawas

Utara.

Dalam metode ANP teknik pengumpukan data bersumber dari data

primer dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada pihak-pihak

yang telah ditetapkan sebagai responden ahli. Kemudian dalam penelitian ini

51
dilanjutkan dengan membuat kuesioner ANP yang ditanyakan kembali

kepada para responden.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Ada beberapa tahap pengumpulan data dalam metode ANP antara

lain sebagai berikut:

1. Kajian literatur, data yang dikumpulkan berupa permasalahan dan solusi

namun masih bebas selama berhubungan dengan efektivitas pengelolaan

dana zakat. Selain itu kajian akan dilakukan dengan para responden ahli

yang telah ditetapkan oleh peneliti.

2. Indept Interview, peneliti mengumpulkan informasi dengan wawancara

mendalam dengan para responden yang telah ditentukan yang diyakini

atau dipercaya memiliki pemahaman tentang zakat. Teknik yang

digunakan dalam rangka menentukan kerangka ANP dengan

mewawancarai orang yang memiliki pemahaman lebih tentang zakat di

BAZNAS Padang Lawas Utara sendiri. Kemudian mengklarifikasikan

pendapat ahli dengan beberapa kajian literatur yang telah dilakukan

sebelumnya.

3. Kuisioner, setelah kerangka ANP dirumuskan dengan menggunakan studi

literatur dan wawancara mendalam, maka dilanjutkan dengan penyusunan

kuisioner yang diambil dari software super decision. Kemudian kuisioner

disampaikan kembali kepada pakar dan hasilnya diperlukan untuk mengukur

dengan menggunakan tingkat perbandingan.

52
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum BAZNAS Padang Lawas Utara

1. Sejarah Singkat

Pengesahan Undang-Undang pengelolaan zakat pada masa

Pemerintah Bj. Habibie tepatnya pada tanggal 23 September 1999, Nomor

38 Tahun 1999 yang kemudian disusul dengan keputusan Menteri Agama

RI. No. 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38

Tahun 1999, dilanjutkan dengan Keputusan Menteri Agama No. 373

Tahun tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat dan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia

Nmor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat merupakan payung

hukum berdirinya Badan Amil Zakat mulai dari tingkat Nasional sampai

tingkat Kecamatan.

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011

diharapkan pengelolaan zakat dilakukan oleh sebuah lembaga yang resmi,

yang memiliki tanggung jawab dan dapat meningkatkan hasil guna dan

daya guna zakat. Dengan adanya sebuah lembaga resmi salah satu

contohnya seperti BAZNAS, maka pengelolaan zakat akan menjadi baik

karena memiliki beberapa keuntungan yang dapat membantu muzakki

dalam pelaksanaan pembayaran zakat, mencapai efisien dan efektivitas

53
serta sasaran yang tepat dalam penggunaan zakat menurut skala prioritas.

Seiring dengan hal tersebut maka secara berlahan berdirilah Badan Amil

Zakat disetiap daerah. Salah satunya adalah Badan Amil Zakat Daerah

Kabupaten Padang Lawas Utara.

Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Padang Lawas

Utara merupakan lembaga pengelolaan zakat yang ada sejak terbentuknya

Kabupaten Padang Lawas Utara dari hasil pemekaran dari Kabupaten

Tapanuli Selatan pada Tahun 2007. Sejak dikeluarkannya Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 2011 dengan adanya amandemen Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, maka BAZDA

berubah nama menjadi BAZNAS. BAZNAS diresmikan oleh Bupati

Padang Lawas Utara Drs. H. Bachrum Harahap pada Tahun 2018.

2. Visi dan Misi

Visi dan Misi dari pada Badan Amil Zakat Nasional Padang Lawas

Utara adalah sebagai berikut:57

a. Visi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang

Lawas Utara yaitu:

―Menjadi Badan Amil Zakat Nasional Padang Lawas Utara yang

Amanah, Transparan, dan Profesional‖.

b. Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang

Lawas Utara sebagai berikut:

57
Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang Lawas Utara.

54
1) Meningkatkan kesadaran ummat untuk berzakat melalui Badan

Amil Zakat Naional Kabupaten Padang Lawas Utara.

2) Meningkatkan penghimpunan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh sesuai dengan

ketentuan syariah.

3) Mewujudkan pusat dan data zakat, infaq, dan shodaqoh di

Kabupaten Padang Lawas Utara.

4) Meningkatkan mental mustahik dari budaya konsumtif menjadi

produkrif.

5) Optimalisasi peran Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten

Padang Lawas Utara dalam mengentaskan kemiskinan dan

meningkatkan kesejahteraan ummat.

3. Struktur Kepengurusan

Pengurus BAZNAS Kabupaten Padang Lawas Utara periode 2018-

2020 sebagai berikut:58

Tabel 4.1
Struktur Kepengurusan BAZNAS Padang Lawas Utara
No. Jabatan Nama
1. Ketua H. Kosim Pohan, BA
2. Wakil Ketua 1 Hincat Pangabisan Dasopang, M.Pd.I
3. Wakil Ketua 2 Dr. H. Hakim Muda Harahap, M.Si

4. Program Kerja

BAZNAS mempunyai tugas pokok mengumpulkan,

mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai ketentuan syariat

Islam. Pengurus BAZNAS terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat.

58
Sekretariat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang Lawas Utara.

55
Wilayah operasional BAZNAS meliputi instansi dan lembaga pemerintah

tingkat pusat, swasta, nasional, dan luar negeri. Secara organisatoris,

BAZNAS membawahi setiap BAZDA yang terdapat disetiap daerah

yang ada di indonesia. Hubungan BAZNAS dengan BAZDA bersifat

koordinatif, konsultatif, dan informatif.59

Adapun program kerja dari BAZNAS Padang Lawas Utara dalam

bidang pengumpulan bagian perencanaan, keuangan dan pelaporan,

bagian administrasi, SDM dan umum adalah sebagai berikut:

a. Program Kerja Bidang Pengumpulan

1) Gerakan Sadar Zakat

a) Menetapkan bulan suci Ramadhan sebagai bulan sadar zakat

dengan berbagai kegiatan, seperti pengumpulan dan

pentasyarufan Zakat Fitrahdan lain-lain.

b) Pengumpulan dana amal melalui penjualan kupon program

voucher anak dhuafa dan kegiatan lainnya.

c) Pembentukan UPZ Kecamatan se-Kabupaten Padang Lawas

Utara.

d) Membentuk tim juru penerang/tim sosialisasi di bawah

koordinasi pembina BAZNAS Padang Lawas Utara.

e) Membuat Perda zakat Kabupaten Padang Lawas Utara.

f) Pendataan Muzakki.

59
Umrotul Khasanah, Manajemen zakat modern: instrumen pemberdayaan ekonomi umat
(UIN-Maliki Press, 2010).

56
2) Sosialisasi dan Edukasi Zakat

a) Sosialisasi dan edukasi UPZ OPD, Instansi vertikal, BUMN,

BUMD, dan Perguruan Tinggi/Sekolah baik melalui

kunjungan langsung atau diundang dalam suatu pertemuan

bersama.

b) Sosialisasi zakat dan infak kepada umat Islam melalui

mimbar jumat, kelompok pengajian dan/atau pertemuan

tingkat kelurahan dengan membangun jaringan serta

mengoptimalkan peran Forum Komunikasi Kader Da‘I

BAZNAS Kabupaten Padang Lawas Utara.

c) Sosialisasi dan edukasi zakatmelalui pengembangan jaringan

pesantren masyarakat Kabupaten Padang Lawas Utara.

d) Mengadakan sarasehan antara ulama dan umaro di Kabupaten

Padang Lawas Utara.

e) Mengadakan sosialisasi kepada organisasi/lembaga yang

dimungkinkan untuk digali potensi ZIS-nya antara lain MUI,

IPHI, NU, Muslimat NU, BKMT, Al-Washliyah, Persatuan

Pensiunan/Purnawirawan, Pngusaha Muslim, dan sebagainya

di Kabupaten Padang Lawas Utara.

f) Siaran dialog interaktif tentang zakat, infaq, dan shodaqoh di

Dinas Kominfo dan juga Radio di Padang Lawas Utara.

g) Pembuatan iklan dan juga pemasangan balohi tentang

himbauan sadar ZIS.

57
h) Mengadakan pertemuan kerjasama dengan kepala atau

pimpinan instansi vertikal dalam rangka sosialisasi

optimalisasi pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqoh pada

organisasi perangkat daerah, instansi vertikal dan BUMD

Kabupaten Padang Lawas Utara.60

b. Program Kerja Bagian Perencanaan, Keuangan dan pelaporan

1) Perencanaan Program Baru

a) Pembentukan UPZ BAZNAS Kecamatan, Desa yang

disesuaikan dengan PerBAZNAS.

b) Program PUSYAR (Pembiayaan Usaha Syariah).

c) Bhakti sosial pengobatan penyakit tertentu misalnya operasi

bibir sumbing, katarak, dan sebagainya dengan membangun

kerjasama dengan pihak ketiga.

2) Koordinasi dan Konsolidasi

a) Meningkatkan dengan Nota Telepon kepada UPZ OPD atau

sekolah yang belum setor ZIS sampai dengan tanggal 10 pada

tiap bulannya.

b) Memberikan surat pemberitahuan kepada UPZ OPD atau

instansi vertikal/BUMD/Sekolah yang setoran ZIS-nya masih

kosong.

c) Rapat koordinasi dan konsultasi sebelum pelaksanaan

program kegiatan BAZNAS Kabupaten Padang Lawa Utara.

60
Profil Badan Amil Zakat Nasional Padang Lawas Utara.

58
d) Rapat pleno pengurus BAZNAS Padang Lawas Utara setiap

triwulan sebagai evaluasi program yang telah dilaksanakan

dan persiapan program yang akan dilaksanakan.

e) Menjalin koordinasi dengan UPZ BAZNAS Kelurahan, UPZ

SKPD/Sekolah dan relawan BAZNAS Padang Lawas Utara

untuk memperoleh data yang valid dalam penentuan

mustahik skala prioritas.

3) Pelayanan Zakat, Infaq dan Shodaqoh

a) Pelayanan dan pentasyarufan zakat, infaq, dan shodaqoh yang

ramah, santun, amanah, dan profesional.

b) Membuka layanan informasi kepada khalayak umum melalui

penyebarluasan Nomor Call Center, SMS/WA: (Ketua)

081375237790, (Waka) 081375110540, (Waka)

08126073946 guna mempercepat layanan jemput zakat dan

layanan informasi mustahik darurat.

c) Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ).

d) Menerbitkan Bukti Setor Zakat (BSZ) sesuai standar

nasional.

e) Memberikan reward setiap akhir Tahun kepada UPZ dan

wajib zakat perorangan yang dianggap berkontribusi besar

dan rutin dalam pelaksanaan pengumpulan ZIS melalui

BAZNAS Kabupaten Padang Lawas Utara.

59
4) Keuangan

a) Penyusunan program kerja berikutnya melalui pelaksanaan

RAKER.

b) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)

Tahun berikutnya.

c) Pencatatan setiap transaksi keuangan berdasarkan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Pentasyarufan dilengkapi

dengan bukti yang sah.

d) Penyusunan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) pada

akhir Triwulan ke-II.

e) Pelaksanaan audit syariah dan audit keuangan oleh satuan

audit internal serta oleh akuntan publik untuk kegiatan Tahun

sebelumnya selambat-lambatnya Triwulan Ke-II.

5) Pembuatan Laporan

a) Pembuatan feed back laporan kepada muzakki, munfiq dan

mushodiq dalam bentuk penerbitan bulletin ―WARTA

BAZNAS‖ setiap triwulan.

b) Pelaporan secara online melalui WA, Facebook, Media

Online dan lain-lain.

c) Pembuatan laporan kegiatan akhir Tahun secara lengkap.

60
c. Program Kerja Administrasi, SDM dan Umum

1. Administrasi Pengelolaan ZIS

a) Menyempurnakan tata laksana administrasi, dokumentasi, dan

statistik pada BAZNAS disemua tingkatan dan UPZ

SKPD/Sekolah.

b) Penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana perkantoran.

c) Menerbitkan Surat Edaran perihal penghitung zakat sendiri

kepada muzakki utamanya bagi PNS/ASN/Karyawan beragana

Islam dilingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Laws Utara

dan instansi vertikal, BUMN, BUMD serta pihak-pihak lainnya.

d) Menerbitkan surat keputusan tentang penetapan pengurus UPZ

BAZNAS Kecamatan, Kelurahan dan UPZ OPD/Sekolah/PT

yang masa tugasnya habis, serta UPZ Masjid/Musholla yang baru.

e) Mendorong tiap-tiap UPZ untuk melakukan pengumpulan zakat

melalui sistem pemotongan langsung dari penerimaan gaji

(payroll system).

f) Mengadakan rekrutmen tambahan petugas relawan BAZNAS

Padang Lawas Utara sampai pada tingkat desa atau sesuai dengan

kebutuhan.

g) Pendataan muzakki ditingkat UPZ guna mengetahui potensi ZIS

ditiap-tiap UPZ SKPD/Sekolah

61
2. Peningkatan SDM Amil Zakat

a) Peningkatan potensi amil zakat dibidng Sistem Informasi

Manajemen BAZNAS (SIMBA) san Sistem Akuntansi Zakat

Standar Keuangan untuk diikutkan sebagai peserta pendidikan,

pelatihan, seminar, dll.

b) Kunjungan atau studi orientasi ke BAZNAS/LAZNAS yang

dianggap berhasil guna peningkatan inovasi dan strategi

pengumpulam ZIS serta inovasi program kerja pendistribusian

dan pendayagunaan ZIS.

c) Pelatihan dan pembekalan calon relawan BAZNAS hasil

rekrutmen baru serta pemantaban petugas relawan BAZNAS yang

aktif.

d) Pelatihan dan pembekalan calon Pengurus UPZ disemua

tingkatan.61

B. Hasil Analisis Data

1. Hasil Analisis Deskriptif

Setelah peneliti melakukan wawancara dilapangan maka peneliti

menemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan

zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Padang Lawas Utara

yaitu diantaranya masalah SDM, BAZNAS, dan juga pemerintahan.

Permasalahan yang ada dalam pengelolaan dana zakat di BAZNAS

Padang Lawas Utara yaitu Sumber Daya Manusia yang masih kurang.

61
Profil Badan Amil Zakat Nasional Padang Lawas Utara.

62
Kemudian manajemen pengelolaan yang terjadi di BAZNAS belum

maksimal. Dan juga masalah pemerintah dimana masih kurangnya

dukungan pemerintah setempat terhadap pengelolaan zakat.

2. Hasil Metode Analytical Network Process (ANP)

a) Kontruksi Model

Kontruksi model dalam metode ANP disusun berdasarkan

sesuai dengan Literature Review secara teori maupun empiris dengan

melakukan wawancara secara mendalam kepada para responden yang

telah ditentukan, dimana respondennya adalah terdiri dari 1 orang

akademisi dan 2 orang dari praktisi. Dalam hal ini, peneliti mengkaji

informasi yang telah didapatkan dari hasil wawancara secara

mendalam sehingga memperoleh permasalahan yang sebenarnya.

Kemudian setelah mendapatkan permasalahan yang dihadapi oleh

BAZNAS, maka peneliti menyusun kuesioner mengenai permasalahan

tersebut dan dibahas kembali kepada responden yang telah ditentukan.

Semua permasalahan yang didapat akan dikumpulkan dalam

bentuk cluster dan node untuk membentuk jaringan ANP dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2
Cluster dan Node Permasalahan

Cluster Node

Belum dilakukan sosialisasi

Tidak ada transfaransi laporan keuangan

BAZNAS Zakat masih bersifat konsumtif

63
Belum bekerja sama dengan pihak ketiga

Pendayagunaan yang belum merata

Manajemen pengelolaan yang belum maksimal

Kurangnya Sumber Daya Manusia

SDM Masih rendah tingkat pemahaman SDM tentang


pengelolaan zakat

Kurangnya pendampingan dan pembinaan

Peran pimpinan yang belum maksimal

Belum ada dukungan pemerintah daerah


Rendahnya peran Kemenag
Pemerintah
Belum ada perda yang mengatur tentang pengelolaan
zakat
Kurangnya tunjangan dari pemerintah
BAZNAS harus melakukan sosialisasi, lebih
akuntabel dan transafaran, melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak lain, melakukan pendayagunaan
secara merata, serta memperbaiki manajemen
pengelolaannya
Perlu melakukan edukasi dan pendampingan,
perekrutan SDM, serta pimpinannya harus
memaksimalkan kinerjanya
Pemerintah setempat perlu menerbitkan peraturan
Alternatif Solusi mengenai pengelolaan zakat, serta merevisi regulasi
pendukung seperti insentif/tunjagan
Permasalahan yang telah disampaikan oleh para informan

tersebut kemudian akan diolah dengan menggunakan software super

decision dengan berbentuk jaringan. Selanjutnya setelah permasalahan

diolah dengan software super decision maka disusun kuesioner dan

akan ditanyakan kembali pada para responden yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penentuan kriteria, cluster dan node efektivitas

pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang Lawas Utara, maka

disusun dalam bentuk jaringan kompleks. Alasan pemilihan jaringan

64
kompleks tersebut karena banyaknya permasalahan yang di BAZNAS

PALUTA. Oleh karena itu perlunya ditentukan prioritas masalah dan

juga solusi. Maka dibentuk sebuah jaringan sebagai berikut:

Gambar 4.1
Kerangka Jaringan

Tujuan Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS PALUTA

BAZNAS SDM Pemerintah


Aspek

1. Belum dilakukan 1. Kurangnya 1. Belum ada


sosialisasi. Sumber daya dukungan
2. Tidak ada manusia. pemerintah
transfaransi 2. Masih rendah daerah.
laporan keuangan. tingkat 2. Belum ada perda
Masalah 3. Zakat masih
pemahaman yang mengatur
bersifat konsumtif.
4. Belum bekerja SDM tentang tentang
sama dengan pihak pengelolaan pengelolaan
ketiga. zakat. zakat
5. Pendayagunaan 3. Kurangnya 3. Rendahnya peran
belum merata. pendampingan Kemenag.
6. Manajemen dan pembinaan. 4. Kurangnya
pengelolaan yang 4. Peran pimpinan tujangan dari
belum maksimal. yang belum pemerintah.
maksimal.

1. BAZNAS harus melakukan sosialisasi, lebih akuntabel dan transfaran, melakukan


kerjasama dengan pihak-pihak lain, melakukan pendayagunaan secara merata,
serta memperbaiki manajemen pengelolaannya.
2. Perlu melakukan edukasi dan pendampingan, perekrutan terhadap SDM,
Solusi
serta pimpinannya harus memaksimalkan kinerjanya.
3. Pemerintah setempat perlu menerbitkan peraturan mengenai pengeloaan
zakat, serta merevisi regulasi pendukung seperti insentif/tunjangan.
65
b) Jaringan ANP

Dari permasalahan-permasalahan yang disampaikan oleh pakar

yang tertuang pada tabel 4.2 di atas, maka langkah selanjutnya adalah

dengan membentuk sebuah struktur jaringan ANP yang berkaitan

dengan permasalahan-permasalahan efektivitas pengelolaan dana

zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Padang Lawas Utara

sebagai berikut:

Gambar 4.2
Struktur Jaringan ANP

Sumber:Jaringan ANP diolah menggunakan Software Super Decision

Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa setiap node saling

terhubung antar cluster. Node dalam satu cluster dapat memengaruhi

node yang lain dalam cluster yang sama (inner dependence), dan

66
dapat pula memengaruhi node dengan cluster lain (outer dependence)

dengan memperhatikan setiap node.

Dalam metode ANP, yang diinginkan adalah dengan

mengetahui pengaruh keseluruhan dari setiap elemen. Oleh sebab itu,

semua node yang ada terlebih dahulu harus diatur dan dibuat prioritas

dalam sebuah kerangka jaringan ataupun hierarki kontrol, dalam hal

ini juga peneliti perlu melakukan perbandingan dan juga sintesis untuk

memperoleh urutan perioritas dari setiap node yang telah ditentukan.

Kemudian kita melakukan turunan pengaruh node dalam feedback

dengan memerhatikan setiap node. Akhirnya, hasil dari setiap

pengaruh ini dibobotkan berdasarkan hasil tingkat kepentingan dari

node.

Hasil prioritas diperoleh dari perbandingan dalam cluster yang

didapat dari pengisian kuesioner oleh para responden. Berikut adalah

gambar perbandingan dalam cluster antar node yang dihasilkan dari

pengisian kuesioner.

c) Pairwaise Comparison

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner selanjutnya akan

diolah dengan menggunakan software super decision versi 2.10 dan

microsoft excel agar memperoleh hasil prioritas setiap node, dan hasil

itu akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

67
Tabel 4.3
Data Hasil Sintesis Nilai Responden Pada Aspak
Node Masalah dan Node Solusi
Keterangan Node Pada R1 R2 R3 NR Prioritas
Cluster Masalah
BAZNAS
Belum dilakukan sosialisasi 0.18349 0.17695 0.12068 0.16037 3
Tidak ada transfaransi laporan 0.17936 0.01321 0.01694 0.06983 6
keuangan
Zakat masih bersifat konsumtif 0.14793 0.34286 0.25932 0.25003 2
Belum bekerja sama dengan pihak 0.11448 0.14880 0.05593 0.10640 4
ketiga
Pendayagunaan yang belum merata 0.15905 0.10614 0.02688 0.09735 5
Manajemen pengelolaan yang belum 0.21568 0.21203 0.52025 0.31598 1
maksimal
SDM
Kurangnya Sumber Daya Manusia 0.31664 0.46272 0.40749 0.38561 1
Masih rendah tingkat pemahaman 0.01206 0.11560 0.26803 0.13189 4
SDM tentang pengelolaan zakat
Kurangnya pendampingan dan 0.32930 0.18482 0.11641 0.21017 3
pembinaan
Peran pimpinan yang belum maksimal 0.34200 0.23685 0.20808 0.26231 2
PEMERINTAH
Belum ada dukungan pemerintah 0.06806 0.20346 0.18204 0.15118 3
daerah
Rendahnya peran Kemenag 0.59967 0.04142 0.09227 0.24445 2
Belum ada perda yang mengatur 0.21833 0.71510 0.66705 0.53349 1
tentang pengelolaan zakat
Kurangnya tunjangan dari pemerintah 0.11394 0.04002 0.05865 0.07087 4
Keterangan Node Pada R1 R2 R3 RN Prioritas
Cluster Solusi
BAZNAS harus melakukan sosialisasi,
lebih akuntabel dan transfaran,
melakukan kerjasama dengan pihak- 0.58416 0.48145 0.29696 0.45419 1
pihak lain, melakukan pendayagunaan
secara merata, serta memperbaiki
manajemen pengelolaannya.
Perlu melakukan edukasi dan
pendampingan, perekrutan terhadap 0.28083 0.05564 0.16342 0.16663 3
SDM, serta pimpinannya harus
memaksimalkan kinerjanya.
Pemerintah daerah perlu menerbitkan
peraturan mengenai pengelolaan zakat, 0.13501 0.46291 0.53961 0.37917 2
serta merevisi regulasi pendukung

68
seperti insentif/tunjangan.
Sumber: Hasil data diolah dengan Software Super Decision dan Microsoft Excel

d) Analisis Cluster

Terkait hal ini, peneliti akan menjelaskan hasil sintesis pada

setiap cluster yang ada, dimana pada clusternya terdiri dari beberapa

aspek terkait dengan permasalahan efektivitas pengelolaan dana zakat

di BAZNAS Padang Lawas Utara. Berdasarkan hasil pengolahan data

dengan menggunakan Software Super Decision kemudian di ekspor

kepada Microsoft Excel sehingga peneliti memperoleh prioritas

masalah berdasarkan opini para responden sebagaimana terlihat pada

diagram-diagram batang di bawah ini sebagai berikut:

Diagram 4.1
Prioritas Cluster Masalah BAZNAS
0.31598
0.25003
0.16037
0.10640 0.09735
0.06983

Sumber: diolah menggunakan Microsoft Excel

69
Dari diagram 4.1 di atas, dapat kita lihat bahwa berdasarkan

pendapat yang digabungkan dari para responden, permasalahan yang

berkaitan dengan belum efektifnya pengelolaan dana zakat di BAZNAS

Padang Lawas Utara terdapat pada masalah cluster BAZNAS yang terdiri

dari enam node permasalahan. Prioritas pertama pada masalah BAZNAS

adalah terletak dibagian Manajemen pengelolaan yang belum maksimal

sebesar 0.31598, dan prioritas kedua diikuti oleh Zakat masih bersifat

konsumtif sebesar 0.25003, prioritas ketiga pada permasalahan BAZNAS

terletak pada Belum dilakukan sosialisasi sebesar 0.16037, prioritas

keempat terletak pada Belum bekerja sama dengan pihak ketiga sebesar

0.10640, setelah itu diikuti oleh Pendayagunaan yang belum merata

sebesar 0.09735, dan yang menduduki prioritas terakhir adalah Tidak ada

transfaransi laporan keuangan sebesar 0.06983.

Diagram 4.2
Prioritas Cluster Masalah SDM
0.38561

0.26231
0.21017

0.13189

Kurangnya Masih rendah Kurangnya Peran pimpinan


Sumber Daya tingkat pendampingan yang belum
Manusia pemahaman.. dan pembinaan maksimal

Sumber: diolah menggunakan Microsoft Excel

70
Diagram 4.2 di atas, berdasarkan gabungan dari pendapat para

responden menggambarkan bahwa permasalahan yang berkaitan dengan

belum efektifnya pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang Lawas

Utara terdapat pada masalah cluster SDM yang teridiri dari empat node

permasalahan. Yang menduduki prioritas pertama pada cluster SDM

adalah Kurangnya Sumber Daya Manusia sebesar 0.38561, prioritas kedua

terletak pada bagian Peran pimpinan yang belum maksimal sebesar

0.26231, setelah itu diikuti oleh Kurangnya pendampingan dan pembinaan

sebesar 0.21017, dan prioritas terakhir diduduki oleh masih rendahya

tingkat pemahaman SDM tentang pengelolaan zakat sebesar 0.13189.

Diagram 4.3
Prioritas Cluster Pemerintah
0,53349

0,24445

0,15118

0,07087

Belum ada Rendahnya Belum ada perda Kurangnya


dukungan.. peran… yang… tunjangan…

Sumber: diolah menggunakan Microsoft Excel

Diagram 4.3 di atas menggambarkan bahwa berdasarkan gabungan

dari pendapatan para responden menunjukkan bahwa permasalahan yang

berkaitan dengan belum efektifnya pengelolaan dana zakat di BAZNAS

71
Padang Lawas Utara terdapat pada masalah cluster Pemerintah yang

teridiri dari empat node permasalahan. yang paling prioritas pada cluster

pemerintah terletak dibagian Belum ada perda yang mengatur tentang

pengelolaan zakat dengan nilai 0.53349, prioritas kedua terletak pada

Rendahnya peran Kemenag sebesar 0.24445, setelah itu yang menduduki

urutan atau prioritas ketiga adalah Belum ada dukungan pemerintah daerah

sebesar 0.15118, dan yang menduduki prioritas terakhir adalah Kurangnya

tunjangan dari pemerintah sebesar 0.07087.

Dari cluster dan juga node-node permasalahan yang telah diberikan


prioritas, maka langkah selanjutnya yaitu merumuskan solusi dalam
mengatasi permasalahan yang ada baik pada BAZNAS, SDM, dan juga
Pemerintah. Dengan memberikan prioritas aspek solusi permasalahan
berupa feedback yang diambil dari data yng telah diolah. Selanjutnya
setelah permasalahan-permasalahan tersebut maka akan dicari solusinya
dengan menggunakan skala prioritas seperti diagram di bawah ini:
Diagram 4.4
Prioritas Cluster Solusi

0,45419
0,37917

0,16663

BAZNAS harus Perlu melakukan Pemerintah daerah


melakukan… edukasi …. perlu menerbitkan…

Sumber: diolah menggunakan Microsoft Excel

72
Setelah menjabarkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan belum efektifnya pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang

Lawas Utara, maka langkah selanjutnya adalah dengan menguraikan solusi

yang tepat untuk memperbaiki masalah pengelolaan dana zakat agar bisa

dikelola dengan efektif. Hasil olahan data ANP untuk prioritas solusi para

responden sepakat memberikan solusi untuk BAZNAS, SDM dan juga

Pemerintah, dimana pada masing-masing solusi telah digabungkan dalam

satu solusi dalam setiap cluster.

Dari diagram 4.4 di atas Para responden sepakat bahwa masalah

BAZNAS harus diselesaikan untuk memperbaiki pengelolaan dana zakat

di BAZNAS Padang Lawas Utara. Berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan dengan para informen permasalahan BAZNAS menjadi masalah

utama yang harus diperbaiki, dimana masih banyaknya yang belum bisa

dijalankan oleh BAZNAS seperti manajemen pengelolaan yang belum

maksimal, zakat masih bersifat konsumtif, belum dilakukannya sosialisasi,

belum bekerja sama dengan pihak ketiga, pendayagunaan yang belum

merata serta tidak adanya tranfaransi laporan keuangan, sehingga para

responden sepakat masalah ini menempati prioritas pertama untuk

diselesaikan dengan soslusi BAZNAS harus melakukan sosialisasi, lebih

akuntabel dan transafaran, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain,

melakukan pendayagunaan secara merata, serta memperbaiki manajemen

pengelolaannya sebesar 0.45419.

73
Prioritas solusi kedua yang harus diselesaikan adalah terkait

dengan masalah cluster Pemerintah untuk menunjang pengelolaan yang

dilakukan oleh BAZNAS, dimana pada masalah Pemerintah ini terdapat

empat node permasalahan yaitu belum ada perda yang mengatur tentang

pengelolaan zakat, rendahnya peran Kemenag, belum ada dukungan

pemerintah daerah, serta kurangnya tunjangan dari pemerintah untuk

menjalankan tugas di BAZNAS, sehingga para responden sepakat prioritas

kedua pada cluster solusi di duduki oleh solusi pemerintah yaitu

pemerintah perlu menerbitkan peraturan mengenai wajib zakat, serta

merevisi regulasi pendukung seperti insentif/tunjangan sebesar 0.37917.

Prioritas solusi terakhir yang harus diselesaikan adalah terkait

dengan masalah cluster SDM untuk memperbaiki masalah pengelolaan

yang dilakukan oleh BAZNAS, dimana pada masalah SDM ini terdapat

empat node permasalahan yaitu kurangnya sumber daya manusia, peran

pimpinan yang belum maksimal, kurangnya pendampingan dan

pembinaan, serta masih rendah tingkat pemahaman SDM tentang

pengelolaan zakat. Maka para responden sepakat solusi ini menduduki

prioritas terakhir dalam memperbaiki pengelolaan di BAZNAS Padang

Lawas Utara yaitu Perlu melakukan edukasi dan pendampingan,

perekrutan terhadap SDM, serta pimpinannya harus memaksimalkan

kinerjanya sebesar 0.16663.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

74
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dana zakat di

BAZNAS Kabupaten Padang Lawas Utara belum dikelola secara efektif.

Dalam penelitian ini untuk memperbaiki masalah pengelolaan dana zakat di

BAZNAS Padang Lawas Utara terlebih dahulu harus merumuskan aspek-

aspek permasalahan. Kemudian membentuk cluster solusi untuk

menyelesaikan permasalahan penggelolaan dana zakat di BAZNAS Padang

Lawas Utara. Melalui wawancara yang mendalam (indepth interview) yang

peneliti lakukan, para responden merumuskan solusi yang berkaitan dengan

BAZNAS, SDM, dan juga Pemerintah. Kemudian data yang telah didapatkan

akan diolah menggunakan software super decision dan juga microsoft excel

untuk memperoleh prioritas solusi yang menjadi patokan untuk memperbaiki

pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang Lawas Utara agar bisa dikelola

secara efektif.

Permasalahan yang ada pada BAZNAS Padang Lawas Utara sehingga

belum bisa dikategorikan dalam pengelolaan dana zakat secara efektif

berdasarkan prioritas utama yang telah disepakati oleh para responden. Maka

dalam permasalahan BAZNAS prioritas utama adalah terdapat pada

manajemen pengelolaan yang belum maksimal sebesar 0.31598, pada

permasalahan SDM prioritas utama terletak pada bagian kurangnya Sumber

Daya Manusia sebesar 0.38561, dan prioritas utama yang terdapat pada

Pemerintah yaitu belum adanya perda yang mengatur tentang pengelolaan

zakat sebesar 0.53349. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya

solusi untuk mengatasi permasalahannya dimana para responden sepakat

75
solusi yang meningkati prioritas utama yang harus dilaksanakan yaitu

BAZNAS harus melakukan sosialisasi, lebih akuntabel dan transfaran,

melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, melakukan pendayagunaan

secara merata, serta memperbaiki manajemen pengelolaannya sebesar

0.45419.

Selain itu dalam mencapai tingkat efektivitas dalam pengelolaan zakat

BAZNAS juga semestinya harus mengikuti perkembangan zaman yang dapat

dilihat dari peningkatan digital sehingga memudahkan BAZNAS dalam

melakukan kinerjanya, semisal mempergunakan digital untuk melakukan

pendistribusian, pendayagunaan, dan penyaluran serta meningkatkan

teknologi digital dalam mensosialisikan BAZNAS kepada masyarakat karena

penggunaan digital akan lebih efektif dan efisien. Hal ini tentunya didasarkan

pada penelitin yang dilakukan oleh Aliman Syahuri Zein yang menunjukkan

bahwa pembinaan serta pendampingan didasarkan pada perkembangan zaman

melalui penggunaan teknologi digital, sehingga tingkat kinerja BAZNAS

akan lebih efektif.62

Berdasarkan penelitian ini juga, agar BAZNAS Padang Lawas Utara

bisa mengelola dana zakat dengan secara efektif, perlu memperhatikan

masalah yang ada pada BAZNAS itu sendiri, Pemerintah, dan juga SDM.

Jika BAZNAS sudah bisa mencapai tujuaannya maka pemerintah akan

semakin mudah untuk membentuk regulasi yang mendukung pengelolaan

62
Aliman Syahuri Zein, Delima Sari Lubis, dan Annida Karima Sovia, ―Digitalization of
Mustahiq Economic Empowerment Model Based on Productive Zakah Fund,‖ International
Conference of Zakat, 14 Desember 2020, 419–28, https://doi.org/10.37706/iconz.2020.220.

76
zakat, begitu juga dengan SDMnya akan melaksanakan kinerjanya dengan

baik, dalam kata lain SDMnya juga semakin berkualitas.

Hasil penelitian ini memperkuat kajian yang telah dilakukan oleh para

peneliti terdahulu seperti Irman Firmansyah dan Wawan Sukmana

menyatakan bahwa masalah penyebab terjadinya problematika di BAZNAS

yang telah mereka teliti terdapat pada permasalahan internal dan juga

eksternalnya. Dimana masalah tertinggi yang ada pada cluster internal adalah

minimya kinerja pimpinan dan OPZ. Sedangkan pada masalah eksternalnya

adalah tidak adanya perda mengenai penyaluran zakat ke lembaga dan

kurangnya pengetahuan terhadap BAZNAS. 63 Sedangkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Arif Budiman menyatakan bahwa pengelolaan dana

zakat yang telah ditelinya menunjukkan belum memenuhi kriteria efektivitas

karena belum adanya data spesifik untuk menguatkan terpenuhnya suatu

kriteria.64

Berbicara mengenai masalah pengelolaan, maka menurut an-Nabhani

pengelolaan berdasarkan tinjauan ekonomi Islam sesungguhnya tidak akan

terlepas dari hukum-hukum syara‘ yang mengaturnya, dimana Islam

mempunyai hukum-hukum untuk menyelesaikan permasalahan supaya

manusia dapat memanfaatkan yang ada. Dan inilah sesungguhnya pandangan

menurut Islam, dianggap suatu ekonomi dikalangan masyarakat. Sehingga

ketika membahas ekonomi, Islam hanya membahas bagaimana cara

63
Firmansyah Dan Sukmana, ―Analisis Problematika Zakat Pada Baznas Kota
Tasikmalaya.‖
64
Budiman, ―Efektivitas pengelolaan dana zakat pada Program Pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar.‖

77
memperoleh kekayaan dan masalah mengelola kekayaan yang dilakukan oleh

manusia, serta cara mendistribusikan kekayaan tersebut di tengah-tengah

mereka. Atas dasar hukum inilah Islam menyangkut masalah ekonomi

berdasarkan tiga kaidah yaitu kepemilikan, pengelolaan kepemilikan, dan

pendistribusian kepemilikan atau kekayaannya. 65

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti sudah menyusun langkah-

langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa agar memperoleh hasil sebaik

mungkin. Namun dalam prosesnya, untuk memperoleh hasil penelitian yang

sempurna sangatlah tidak mudah, sebab dalam pelaksaannya penelitian ini

terdapat beberapa keterbatasan. Diantara keterbatasan penelitian skripsi yang

peneliti hadapi antara lain yaitu:

1. Dalam menentukan responden peneliti merasa kesulitan dalam mencari

responden yang benar-benar paham akan zakat.

2. Peneliti tidak mampu mengontrol semua responden dalam menjawab kuesioner

yang diberikan, apakah responden memang menjawab sendiri atau hanya asal

menjawab.

65
Dian Indah Cahyani, ―Alternatif Sistem Ekonomi Islam Untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera,‖
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 01, no. 02 (Juli 2015): 88–93.

78
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil penelitian ini menunjukkan pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang

Lawas Utara belum dikelola secara efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil

keseluruhan para respon yang mempunyai tingkat kesepakatan yang tinggi

terhadap permasalahan yang ada baik itu dari cluster masalah BAZNAS,

cluster masalah pemerintah dan cluster masalah SDM. Pada cluster masalah

BAZNAS dimana yang menempati prioritas pertama yaitu manajemen

pengelolaan yang belum maksimal dengan tingkat kesepakatan responden

sebesar 0.31598. Pada cluster masalah Pemerintah yang menempati prioritas

pertama yaitu belum ada perda yang mengatur tentang pengelolaan zakat

dengan tingkat kesepakatan responden sebesar 0.53349. Dan untuk cluster

masalah SDM yang menempati prioritas pertama yaitu kurangya Sumber

Daya Manusia dengan tingkat kesepakatan responden sebesar 0.38561.

Sedangkan untuk menyelesaikan permasalahan terutama pada

pengelolaan dana zakat di BAZNAS Padang Lawas Utara agar bisa dikelola

secara efektif maka para responden memberikan opininya dengan tingkat

kesepakatan bahwa BAZNAS harus melakukan sosialisasi, lebih akuntabel

dan transfaran, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, melakukan

pendayagunaan secara merata, serta memperbaiki manajemen

pengelolaannya. Untuk solusi pemerintah, pemerintah perlu menerbitkan

79
peraturan mengenai wajib zakat, serta merevisi regulasi pendukung seperti

insentif/tunjangan. Dan untuk solusi terakhir terdapat pada SDM yaitu perlu

melakukan edukasi dan pendampingan, perekrutan terhadap SDM, serta

mimpinannya harus memaksimalkan kinerjanya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

adapun saran-saran yang diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Kepada pihak BAZNAS supaya memperbaiki permasalahan yang ada

dengan solusi yang telah dipaparkan dalam skripsi ini agar bisa

memperbaiki sistem pengelolaan dana zakat kedepannya.

2. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara agar lebih

mendukung BAZNAS dalam menjalankan tugasnya.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam lagi terkait

permasalahan-permasalahan yang ada pada BAZNAS.

4. Kepada pembaca diharapkan setelah membaca skripsi penelitian ini dapat

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini, serta bisa

menjadikan rujukan untuk pemelitian selanjutnya.

80
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Junaidi. ―Institusi Pengelola Zakat dalam Hukum Positif di Indonesia.‖


ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf 5, no. 1 (2018): 171–85.

Amalia, Euis. ―The Shariah Governance Framework For Strengthening Zakat


Management in Indonesia: a Critical Review of Zakat Regulations.‖
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume
162 …, 2018. atlantis-press.com.

Asnawi. ―Efektivitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pada Samsat Corner


Wilayah Malang Kota (Studi Di Samsat Corner MOG Kota Malang).‖
Other, University of Muhammadiyah Malang, 2013.
http://eprints.umm.ac.id/27469/.

Aziz, Abdul. ―Strategi pengelolaan dana zakat secara produktif untuk


pemberdayaan ekonomi pada Baznas Kabupaten Tangerang,‖ 11 April
2015. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/29587.

BAZNAS - Badan Amil Zakat Nasional. Diakses 16 Oktober 2020.


https://baznas.go.id/.

Budiman, Arif. ―Efektivitas pengelolaan dana zakat pada Program Pendidikan


Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar,‖ 3
Oktober 2018. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/426
10.

Bukhariy, Muhammad bin Ismail al-. Sahih al-Bukhariy, Juz II Maktabah


Shamilah.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemahan. Jakarta:


Jabal, 2010.

Dian Indah Cahyani. ―Alternatif Sistem Ekonomi Islam Untuk Indonesia yang
Lebih Sejahtera.‖ Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 01, no. 02 (Juli 2015): 88–
93.

Dimyati, Dimyati. ―Urgensi Zakat Produktif Di Indonesia.‖ Al-Tijary 2, no. 2


(2017): 189–204. https://doi.org/10.21093/at.v2i2.693.

Efendi, Yosep Gunawan. ―Efektivitas Iklan Televisi Indosat Im3 ‗Online-Saykoji‘


Berdasarkan Direct Rating Method (DRM).‖ S1, UAJY, 2010. http://e-
journal.uajy.ac.id/3226/.
Firmansyah, Irman, dan Wawan Sukmana. ―Analisis Problematika Zakat Pada
Baznas Kota Tasikmalaya:Pendekatan Metode Analytic Network Process
(ANP).‖ Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan 2, no. 2 (27 April 2014):
392–406. https://doi.org/10.17509/jrak.v2i2.6593.

Hadi, Muhammad. Problematika Zakat Profesi & Solusinya. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2010.

Hafidhuddin, Didin. Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan


Zakat. Jakarta: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, 2006.

———. Zakat dalam perekonomian modern. Jakarta: Gema Insani, 2002.

Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Bogor: Ghalia


Indonesia, 2002.

Hasan, Muhammad. Manajemen Zakat: Model Pengelolaan Zakat Yang Efektif.


Yogyakarta: Idea Press, 2011.

Haura, Arie, Lukman M. Baga, dan Hendri Tanjung. ―Analisis pengelolaan wakaf
uang pada koperasi jasa keuangan syariah (pendekatan analytical network
process).‖ Al-Muzara’ah 3, no. 2 (2015): 89–105.

I Gusti Agung Rai. ―Audit kinerja pada sektor publik: konsep, praktik, studi
kasus.

Khasanah, Umrotul. Manajemen zakat modern: instrumen pemberdayaan


ekonomi umat. UIN-Maliki Press, 2010.

Kidwai, Azim, dan Mohamed El Mehdi Zidani. ―A New Approach to Zakat


Management for Unprecedented Times.‖ International Journal of Zakat 5,
no. 1 (14 Juli 2020): 45–54. https://doi.org/10.37706/ijaz.v5i1.207.

Lidiya, Della, Budi Kisworo, dan Musda Asmara. ―Analisis Manajemen Dan
Efektifitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Rejang Lebong.‖ Diploma, Institut Agama Islam
Negeri Curup, 2018. http://e-theses.iaincurup.ac.id/9/.

Manulang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.

Marthon, Said Sa‘ad. Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta
Timur: Zikrul Hakim, 2007.
Nakhrawie, Asrifin An. Sucikan Hati & Bertambah Kaya Bersama Zakat. Delta
Prima Press, 2011.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya


Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2017.

Nurudin, M. ―Transformasi Hadis-Hadis Zakat Dalam Mewujudkan Ketangguhan


Ekonomi Pada Era Modern.‖ ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf 1, no. 2
(16 Agustus 2016): 1–22. https://doi.org/10.21043/ziswaf.v1i2.1489.

Pengelolaan Zakat – PPID BAZNAS. Diakses 18 Oktober 2020.


https://pid.baznas.go.id/pengelolaan-zakat/.

Permadi, Margi Lestari Bagus. ―Analisis efisiensi pengelolaan dana zakat, infak,
dan sedekah pada organisasi pengelola zakat di Indonesia: studi kasus
pada BAZNAS dan dompet Dhuafa Republika Periode 2011-2015,‖ 11
Januari 2018. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4070
6.

Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang Lawas Utara.

Qardawi, M. Yusuf. Hukum Zakat Study Konperatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Penerjemah Salman Harun, Didin
Hafidhuddin dan Hasanuddin. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1987.

Rafa‘i, Muhammad, dan Fahrina Yustiasari Liriwati. ―Zakat dan Pemberdayaan


Ekonomi Umat.‖ Jurnal Syari’ah 3, no. 1 (2015): 87–103.

Rambe, Rinaldi Syahputra. ―Strategi pembentukan koperasi syariah di kabupaten


padang lawas utara dengan pendekatan Analytical Network Process
(ANP).‖ Undergraduate, IAIN Padangsidimpuan, 2019. http://etd.iain-
padangsidimpuan.ac.id/5780/.

Ridwan, Ahmad Hasan. Manajemen Baitul Mal Watamwil. Bandung: CV Pustaka


Setia, 2013.

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Yogyakarta: UII


Press, 2004.

Rifa‘i, Bachtiar. ―Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah


(UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo.‖ Sumber 100, no. 100 (2013): 2–59.
Rifa"i, M. Nasib ar-. Kemudahan dari Allah: ringkasan tafsir Ibnu Katsir. Gema
Insani, 1999.

Rusydiana, Aam Slamet, dan Abrista Devi. ―Analytic network process: pengantar
teori dan aplikasi.‖ Bogor: Smart Publishing, 2013.

Saaty, Thomas L. Decision Making In Complex Environment The Analytical


Network Process (ANP) for Dependence and Feedback. Pennsylvania:
Uuniversity of Pittsburgh, 2016.

Saefulloh, Erni Tisnawati & Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta:


Kencana, 2005.

Safitri, Junaidi. ―Implementasi Konsep Zakat Dalam Al-Qur‘an Sebagai Upaya


Mengentaskan Kemiskinan Di Indonesia.‖ At-Tasyri’: Jurnal Ilmiah Prodi
Muamalah, 28 Januari 2018, 1–15.

Saifuddin. Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. Yogyakarta: CV Budi


Utama, 2018.

Sekretarit Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Padang Lawas


Utara.

Setiyowati, Arin. ―Analisis Peranan Pengelolaan Dana ZISWAF Oleh Civil


Society Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi Kasus Lazismu
Surabaya).‖ Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah 2, no. 1 (2018).

Sopiah, Etta Mamang Sugadji &. Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010.

Toriquddin, Moh. Pegelolaan Zakat Produktif Perspektif Maqasid Al-Syariah


Ibnu ’Asyur. Malang: UIN-Maliki Press, 2014.

Turnando, Gian, dan Aliman Syahuri Zein. ―Analisis Pengaruh Zakat Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Mustahiq.‖ Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi
Dan Keislaman 7, no. 1 (1 Juli 2019): 162–75.
https://doi.org/10.24952/masharif.v7i1.2194.

Usman, Suparman. Hukum Islam: Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam
Dalam Indonesia. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002.
Zein, Aliman Syahuri. ―Strategi pemberdayaan ekonomi mustahiq melalui
pendistribusian zakat pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten
Mandailing Natal.‖ Research. Padangsidimpuan: LPPM IAIN
Padangsidimpuan, 2019. http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/562/.

Zein, Aliman Syahuri, Delima Sari Lubis, dan Annida Karima


Sovia.―Digitalization of Mustahiq Economic Empowerment Model Based
on Productive Zakah Fund.‖ International Conference of Zakat, 14
Desember 2020, 419–28. https://doi.org/10.37706/iconz.2020.220.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Sahriadi Siregar
2. Tempat/Tanggal Lahir : Batang Baruhar Jae, 01 Januari 2000
3. Agama : Islam
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki
5. Alamat : Batang Baruhar Jae
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. No. Hp : 0853 7648 7307
8. Email : sahriadisiregar@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 101210 Tanjung Malipe (2005-2011)
2. MTs Darussalam Kp. Banjir (2011-2014)
3. MA Darussalam Kp. Banjir (2014-2017)
4. IAIN Padangsidimpuan Program Studi Ekonomi Syariah S1 (2017-2021)

III. IDENTITAS ORANG TUA


1. Nama Ayah : Budi Siregar
2. Pekerjaan Ayah : Petani
3. Nama Ibu : Nur Kasida Harahap
4. Pekerjaan Ibu : Petani

IV. PRESTASI SELAMA KULIAH


1. Peserta MTQN Tingkat Provinsi Sumatera Utara Cabang Fahmil Quran
Tahun 2017.
2. Juara II Lomba Cepat Tepat Baca Al-Quran Antar Asrama IAIN
Padangsidimpuan Tahun 2018.
3. Juara I Lomba Debat Bahasa Arab Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Padangsidimpuan Tahun 2018.
4. Juara I Lomba Artikel Bahasa Arab Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Padangsidimpuan Tahun 2018.
5. Peserta Temu Ilmiah Regional (TEMILREG) FoSSEI SUMBAGUT di
UMSU Tahun 2018.
6. Penerima Beasiswa Bank Indonesia Sibolga Tahun 2020.
7. Penerima Beasiswa Riset BAZNAS Tahun 2020.

V. MOTTO HIDUP
―Takut Gagal Bukan Alasan Untuk Tidak Mencoba.‖
L
A
M
P
I
R
A
N
DOKUMENTASI

Kantor BAZNAS Padang Lawas Utara

Poto Wawancara bersama Ustadz Kosim selaku Ketua BAZNAS

Poto wawancara bersama ustadz Hincat Selaku Waka 1 BAZNAS


Poto wawancara bersama Bapak Damri Batubara
HASIL KUESIONER RESPONDEN 1

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 1 Pada Cluster BAZNAS

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 1 Pada Cluster SDM


Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 1 Pada Cluster Pemerintah

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 1 Pada Cluster Alternatif

HASIL KUESIONER RESPONDEN 2

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 2 Pada Cluster BAZNAS


Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 2 Pada Cluster SDM

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 2 Pada Cluster Pemerintah

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 2 Pada Cluster Alternatif

HASIL KUESIONER RESPONDEN 3


Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 3 Pada Cluster BAZNAS

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 3 Pada Cluster SDM

Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 3 Pada Cluster Pemerintah


Gambar Hasil Olahan Kuesioner Responden 3 Pada Cluster Alternatif

HASIL KESELURUHAN

Keterangan Node Pada R1 R2 R3 NR Prioritas


Cluster Masalah
BAZNAS
Belum dilakukan sosialisasi 0.18349 0.17695 0.12068 0.16037 3
Tidak ada transfaransi laporan 0.17936 0.01321 0.01694 0.06983 6
keuangan
Zakat masih bersifat konsumtif 0.14793 0.34286 0.25932 0.25003 2
Belum bekerja sama dengan pihak 0.11448 0.14880 0.05593 0.10640 4
ketiga
Pendayagunaan yang belum merata 0.15905 0.10614 0.02688 0.09735 5
Manajemen pengelolaan yang belum 0.21568 0.21203 0.52025 0.31598 1
maksimal
SDM
Kurangnya Sumber Daya Manusia 0.31664 0.46272 0.40749 0.38561 1
Masih rendah tingkat pemahaman 0.01206 0.11560 0.26803 0.13189 4
SDM tentang pengelolaan zakat
Kurangnya pendampingan dan 0.32930 0.18482 0.11641 0.21017 3
pembinaan
Peran pimpinan yang belum maksimal 0.34200 0.23685 0.20808 0.26231 2
PEMERINTAH
Belum ada dukungan pemerintah 0.06806 0.20346 0.18204 0.15118 3
daerah
Rendahnya peran Kemenag 0.59967 0.04142 0.09227 0.24445 2
Belum ada perda yang mengatur 0.21833 0.71510 0.66705 0.53349 1
tentang pengelolaan zakat
Kurangnya tunjangan dari pemerintah 0.11394 0.04002 0.05865 0.07087 4
Keterangan Node Pada R1 R2 R3 RN Prioritas
Cluster Solusi
BAZNAS harus melakukan sosialisasi,
lebih akuntabel dan transfaran,
melakukan kerjasama dengan pihak- 0.58416 0.48145 0.29696 0.45419 1
pihak lain, melakukan pendayagunaan
secara merata, serta memperbaiki
manajemen pengelolaannya.
Perlu melakukan edukasi dan
pendampingan, perekrutan terhadap 0.28083 0.05564 0.16342 0.16663 3
SDM, serta pimpinannya harus
memaksimalkan kinerjanya.
Pemerintah daerah perlu menerbitkan
peraturan mengenai pengelolaan zakat, 0.13501 0.46291 0.53961 0.37917 2
serta merevisi regulasi pendukung
seperti insentif/tunjangan.

0.31598
0.25003

0.16037
0.10640 0.09735
0.06983

Grafik cluster Masalah BAZNAS


0.38561

0.26231
0.21017

0.13189

Kurangnya Masih rendah Kurangnya Peran pimpinan


Sumber Daya tingkat pendampingan yang belum
Manusia pemahaman.. dan pembinaan maksimal

Grafik cluster Masalah SDM

0,53349

0,24445

0,15118

0,07087

Belum ada Rendahnya Belum ada perda Kurangnya


dukungan.. peran… yang… tunjangan…

Grafik cluster Masalah Pemerintah


0,45419
0,37917

0,16663

BAZNAS harus Perlu melakukan Pemerintah daerah


melakukan… edukasi …. perlu menerbitkan…

Grafik cluster Solusi

Anda mungkin juga menyukai