Anda di halaman 1dari 27

RESUME KOMPREHENSIF

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )


FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

PENGERTIAN ILMU EKONOMI

Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari usaha masyarakat untuk memilih dari
berbagai alternatif penggunaan sumber daya produktif masyarakat yang jumlahnya terbatas
untuk memproduksi barang dan mengkonsumsi serta mendistribusikanya guna mencapai
kemakmuran.
MASALAH-MASALAH EKONOMI
Masalah-masalah ekonomi timbul karena adanya faktor kelangkaan (Scarce)
sumberdaya, sehingga keinginan manusia hanya dapat dipenuhi dengan pengorbanan. Masalah-
masalah pokok dalam Ekonomi adalah:
a. Produksi
1. what (barang apa yang harus dihasilkan)?
2. how (bagaimana barang dihasilkan dan berapa jumlahnya)?
3. for whom (untuk siapa barang dihasilkan)?
b. Distribusi
c. Konsumsi
PRINSIP ILMU EKONOMI
Ilmu Ekonomi Berkaitan dengan bagaimana masyarakat mengambil keputusan.
Dalam menentukan pilihannya setiap individu memiliki 10 prinsip ekonomi yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu (Mankiw, Quah, & Wilson, 2013) :
1. Orang mengahadapi masalah tradeoff
2. Biaya adalah apa yang harus dikorbankan untuk memperoleh sesuatu
3. Orang yang rasional berpikir dengan konsep marginal
4. Orang memberikan reaksi terhadap insentif
5. Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak
6. Pasar biasanya adalah tempat yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi
7. Pemerintah terkadang mampu memperbaiki hasil akhir mekanisme pasar
8. Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuannya mengahasilkan barang
dan jasa
9. Harga-harga naik ketika pemerintah mencetak uang terlalu banyak
10. Masyarakat menghadapi masalah tradeoff antara inflasi dan pengangguran

1
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

EKONOMI MIKRO

A. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO


Ekonomi Mikro merupakan bagian dari teori ekonomi yang membahas perilaku
konsumen atau prilaku produsen secara individual.
B. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Tanah dan sumber daya alam, yaitu faktor produksi yang disediakan oleh alam, seperti
tanah dan berbagai jenis barang tambang, hasil hutan, dan sumber alam lainnya.
b) Tenaga kerja, dapat berupa keahlian dan keterampilan yang di miliki seseorang.
c) Modal, merupakan faktor produksi yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk
memproduksi barang – barang dan jasa – jasa yang dibutuhkan. Contoh: jalan raya,
bangunan pabrik dan pertokoan, mesin – mesin.
C. DIAGRAM ARUS MELINGKAR (CIRCULAR FLOW DIAGRAM)
Untuk menggambarkan proses kegiatan ekonomi, ekonomi di dalam masyarakat
disederhanakan menjadi empat sektor/ bidang.
Gambar 1.1 Diagram Circular Flow

D. TEORI PERMINTAAN
a. Permintaan adalah kombinasi berbagai kuantitas (jumlah barang tertentu) yang ingin
dan dapat dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga dan pada periode tertentu.
b. Hukum permintaan merupakan hubungan terbalik antara harga dengan jumlah yang
diminta yang tercermin dalam kemiringan negatif dari kurva permintaan itu. Dengan

2
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

kata lain, jika harga naik, maka jumlah yang diminta akan turun dengan asumsi hal-
hal lain tetap (ceteris paribus).
c. Kurva Permintaan adalah kurva atau garis menurun yang menggambarkan hubungan
antara harga suatu barang (Pd) dengan jumlah barang yang diminta (Qd). Kurva
permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, atau memiliki sifat hubungan
terbalik / memiliki slope negatif.
Gambar 1.2. Kurva Permintaan

d. Fungsi Permintaan merupakan persamaan yang menunjukkan hubungan antara


jumlah permintaan akan sesuatu barang dan semua faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Misalkan Qd = f (Pd, Y, Py, T, I, E, x) dimana, jumlah barang
yang diminta (Qd), harga barang itu sendiri (Pd), harga barang lain (Py), selera (T),
pendapatan konsumen (I), Ekspektasi harga (E), faktor-faktor lainnya (x).
e. Perubahan Permintaan dan Perubahan Jumlah yang diminta
Gambar 1.3. Pergerakan Kurva dan Pergeseran Kurva Permintaan

3
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

Keterangan:
 Pergerakan kurva permintaan yaitu perubahan sepanjang kurva permintaan yang
terjadi apabila harga barang yang diminta naik atau turun. Artinya perubahan
jumlah barang yang diminta karena perubahan harga barang itu sendiri
(pergeseran titik dalam kurva permintaan karena adanya perubahan harga).
 Pergeseran kurva permintaan (bergeser ke kanan atau ke kiri) yaitu apabila
terdapat perubahan permintaan yang disebabkan oleh faktor lain selain harga
(kurva bergeser terjadi karena faktor bukan harga).

E. TEORI PENAWARAN
a. Penawaran adalah kombinasi berbagai kuantitas (jumlah barang tertentu) yang
ditawarkan dimana penjual mau dan mampu melepas pada berbagai tingkat harga
pada periode tertentu.
b. Hukum penawaran merupakan hubungan searah antara harga dengan jumlah yang
ditawarkan yang tercermin dalam kemiringan positip dari kurva penawaran komoditi
itu. Dengan kata lain, jika harga naik, maka jumlah yang ditawarkan akan naik
dengan asumsi ceretis paribus.
c. Kurva Penawaran adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga (Ps)
dengan jumlah barang yang ditawarkan, secara umum kurva penawaran bergerak
naik dari kiri bawah ke kanan atas dan memiliki slope positif.
Gambar 1.4. Kurva Penawaran

d. Persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan dari suatu
barang dengan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalkan Qs = f (Ps, E,

4
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

Py, T, C, Jp, x) dimana, jumlah barang yang ditawarkan (Qs), harga barang itu
sendiri (Ps), harapan produsen (E), harga barang lain (Py), teknologi (T), biaya
produksi (C), jumlah produsen (Jp), faktor-faktor lainnya (x).
e. Perubahan Penawaran dan Perubahan Jumlah yang ditawarkan.
Gambar 1.5. Pergerakan Kurva dan Pergeseran Kurva Penawaran

Keterangan:
 Pergerakan kurva pernawaran yaitu perubahan sepanjang kurva penawaran yang
terjadi apabila harga barang yang ditawarkan naik atau turun. Artinya perubahan
jumlah barang yang ditawarkan karena perubahan harga barang itu sendiri
(pergeseran titik dalam kurva penawaran karena adanya perubahan harga).
 Pergeseran kurva penawaran (bergeser ke kanan atau ke kiri) yaitu apabila
terdapat perubahan penawaran yang disebabkan oleh faktor lain selain harga
(kurva bergeser terjadi karena faktor bukan harga).
F. KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Keseimbangan pasar atau equilibrium merupakan titik keseimbangan atau kondisi
pasar yang sekali dicapai dan dapat dicapai serta cenderung bertahan. Hal tersebut terjadi
ketika jumlah barang yang ditawarkan penjual pada suatu harga tertentu sama dengan
jumlah barang yang diminta pembeli pada harga tersebut.

5
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

Gambar 1.6. Keseimbangan Pasar

G. ELASTISITAS
Elastisitas merupakan ukuran derajat kepekaan kuantitas yang diminta atau
ditawarkan akibat dari adanya perubahan harga. Secara sederhana elastisitas didefinisikan
sebagai persentase perubahan jumlah permintaan atau penawaran suatu komoditas karena
adanya perubahan harga. Tingkat elastisitas digambarkan dari nilai koefisien elastisitas yang
berkisar dari nol – satu.. Berdasarkan tingkat elastisitasnya, elastisitas permintaan dan
penawaran dibedakan menjadi :
a. Inelastis sempurna (E = 0), jumlah barang yang ditawarkan atau diminta tetap pada
tingkat harga berapapun.
b. Elastis sempurna (E = ~), pada tingkat harga tertentu, jumlah barang yang diminta
atau ditawarkan tak terhingga.
c. Elastisitas unitari (E = 1), perubahan harga sama dengan persentase perubahan jumlah
barang yang diminta atau ditawarkan.
d. Inelastis (E < 1), perubahan harga lebih besar daripada jumlah barang yang diminta
atau ditawarkan.
e. Elastis (E > 1), perubahan harga lebih kecil dibanding jumlah barang yang diminta
atau ditawarkan.

Secara garis besar, elastisitas dibedakan menjadi 2, yaitu:


A. Elastisitas Permintaan
Terdapat tiga konsep Elastisitas Permintaan yaitu :
1. Elastisitas harga yaitu persentase perubahan kuantitas barang yang diminta,
yang disebabkan perubahan harga barang itu sendiri sebesar 1%.

6
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

2. Elastisitas Silang yaitu persentase perubahan jumlah barang diminta sebagai


akibat berubahnya harga barang lain yang terkait sebesar 1%.
3. Elastisitas Pendapatan yaitu persentase perubahan kuantitas barang yang
diminta sebagai akibat berubahnya pendapatan konsumen sebesar 1%.
B. Elastisitas Penawaran
Merupakan persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat
perubahan harga sebesar 1%. Cara menghitung elastisitas penawaran menggunakan
rumus:

H. TEORI PERILAKU KONSUMEN


Konsep dasar teori perilaku konsumen didasarkan pada asumsi konsumen akan
memaksimalkan utilitas dengan tetap memperhatikan pada keterbatasan anggaran yang
dimilikinya. Terdapat dua macam pendekatan dalam teori perilaku konsumen :
a. Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal
Pendekatan kardinal yaitu kepuasan yang diperoleh seorang konsumen yang dapat
dinyatakan secara kuantitatif. Ada dua konsep kepuasan yaitu kepuasan total, dan
kepuasan marginal. Kepuasan total adalah keseluruhan kepuasan yang didapat karena
konsumsi suatu barang, sedangkan kepuasan marginal adalah tambahan kepuasan yang
diperoleh ketika konsumen menambah 1 unit barang yang dikonsumsikan
b. Pendekatan Kurva Indiferen (ordinal)
Pendekatan ordinal yaitu kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi
barang-barang yang tidak dapat dikuantifikasi/dihitung dan hanya dapat dibandingkan,
dengan menggunakan kurva indeferen dan budget line. Secara eksplisit, konsumen
memiliki kendala anggaran dalam memilih barang untuk dibeli. Dengan menambah
pembelian suatu barang, konsumen harus mengurangi/ mengorbankan pembelian barang
lain. Guna mengatasi masalah ini kemudian dikembangkan dua alat analisis berupa

7
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

grafik yang disebut kurva anggaran (budget line) dan kurva indiferensi (indifference
curve).
1) Kurva Indifferen yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi dari dua macam
barang yang di kosumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama kepada
konsumen. Berikut adalah kurva indeferen
Gambar 1.7. Kurva Indifferen

Keterangan:
 Kurva indifferen turun dari kiri atas ke kanan bawah
 Cembung ke arah titik origin karena adanya MRS (Marginal Rate of
Substitution)
2) Garis Anggaran (Budget Line) yaitu garis yang menunjukkan kombinasi dari dua
macam barang yang berbeda yang dapat dibeli oleh konsumen dengan
pendapatan yang dimilikinya. Berikut adalah kurva budget line :
Gambar 1.8. Kurva Budget Line

8
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

I. STRUKTUR PASAR
1. Pasar Persaingan Sempurna
Merupakan bentuk pasar dimana terdapat banyak pembeli dan penjual yang
memperdagangkan produk identik atau homogen, sehingga masing-masing dari mereka akan
menjadi penerima harga (price takers). Karakteristik pasar persaingan sempurna :
a. Terdapat banyak penjual dan pembeli
b. Produk yang dihasilkan identik dan sama
c. Penjual dan pembeli dapat bebas masuk atau keluar pasar
d. Penjual dan pembeli merupakan price takers
e. Informasi yang sempurna
2. Pasar Monopoli
Merupakan suatu pasar dimana hanya terdapat satu penjual saja dan memproduksi
suatu barang/produk tanpa adanya barang/produk substitusi atau barang pengganti.
Karakteristik dari pasar monopoli ialah:
 Hanya ada satu produsen/penjual
 Produsen merupakan price maker dan dapat melakukan diskriminasi harga
 Tidak ada substitusi dari output yang dihasilkan
 Terdapat hambatan untuk masuk ke pasar
 Keuntungan maksimum tercapai pada saat tingkat output sama dengan harga MR
= MC
 Untuk mendorong pemasaran produk, monopolis tidak melakukan promosi, jika
ada iklan atau atau persaingan diluar harga digunakan untuk menjaga hubungan
baik antara produsen dan masyarakat.
3. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik menggambarkan struktur pasar dimana ada banyak
perusahaan yang menjual produk yang serupa, tetapi tidak sama. Ciri-ciri pasar persaingan
monopolistik yaitu:
a. Terdapat banyak penjual
b. Adanya kemampuan produsen untuk mempengaruhi harga
c. Diferensiasi produk

9
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

d. Produsen lain mudah masuk ke dalam pasar


e. Promosi penjualan harus aktif
4. Pasar Oligopoli
Merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri atas beberapa penjual. Biasanya terdiri dari
2 sampai 10 penjual. Ciri-ciri pasar oligopoli, antara lain :
1. Hanya ada beberapa produsen di pasar (independen / bekerjasama)
2. Menghasilkan barang standar, tetapi bisa juga menghasilkan barang yang berbeda
corak.
3. Kekuasaan menentukan harga, ada kalanya lemah ada kalanya tangguh
4. Tindakan produsen dalam pasar oligopoli akan mempengaruhi produsen lain
5. Perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi

10
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

EKONOMI MAKRO
A. KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO
Menurut (Prasetyo, 2009) makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan, menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga
(household) dan perusahaan serta pasar. Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi
makro adalah meliputi beberapa variabel ekonomi agregatif seperti: tingkat pendapatan
nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi, investasi nasional, jumlah uang
beredar, tingkat suku bunga, tingkat harga atau inflasi, pengangguran, neraca pembayaran
internasional, serta stok kapital nasional dan hutang pemerintah.
Tujuan utama dalam perekonomian secara makro adalah sebagai berikut :
1. Mencapai output yang tinggi dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi (economic
growth) yang besar dan pertumbuhan pendapatan yang cepat.
2. Mencapai dan mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh (full employment).
3. Mempertahankan tingkat kestabilan harga atau mencegah inflasi.
4. Mencapai tingkat keseimbangan necara pembayaran internasional atau mencapai
peningkatan surplus devisa dalam perdagangan internasional.
5. Distribusi pendapatan yang lebih merata.
Permasalahan Kebijakan Makro mencakup:
1. Masalah Jangka Pendek atau Masalah Stabilisasi, hal ini untuk menghindarkan :
Inflasi, Pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran. Meliputi menambah
jumlah uang yang beredar atau pengendalian jumlah uang yang beredar, menurunkan
bunga kredit Bank, mengenakan pajak impor, menurunkan pajak pendapatan atau
pajak penjualan, menambah pengeluaran pemerintah, mengeluarkan obligasi negara.
2. Masalah Jangka Panjang atau pertumbuhan ekonomi, ini berkaitan dengan adanya
keserasian dengan pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan
tersedianya dana untuk investasi.

11
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

Gambar 2.1. Kaitan Kegiatan antar Pelaku Ekonomi Pasar dalam Suatu
Perekonomian Makro.

Sumber : P. Eko Prasetyo: 2009

Keterangan:
a. Produsen membeli atau menyewa faktor produksi dari rumah tangga konsumen.
b. Rumah tangga konsumen menerima balas jasa berupa gaji, upah atau sewa dari
perusahaan.
c. Rumah tangga konsumen membeli barang di pasar output dari produsen
d. Produsen menerima pendapatan dari output yang dijual di pasar barang/komoditi.
e. Rumah tangga menabung sebagian pendapatannya di pasar uang.
f. Produsen menerima kredit dari lembaga keuangan untuk investasi di perusahaannya.
g. Produsen mengekspor barang dan jasanya di pasar luar negeri.
h. Rumah tangga konsumen mengimpor barang dan jasa di pasar luar negeri.
i. Pemerintah menerima pajak dari konsumen (9a) dan pajak dari perusahaan (9b).
j. Pemerintah membayar subsidi kepaga rumah tangga konsumen dan produsen
B. PENDAPATAN NASIONAL
1. Konsep Dasar Perhitungan Pendapatan Nasional
a) Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP), adalah seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan/diproduksi oleh seluruh warga masyarakat pada

12
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

suatu wilayah negara yang bersangkutan (termasuk produksi warga negara asing
yang ada di negara tersebut) dalam periode tertentu biasanya satu tahun.
b) Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP), adalah seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan/diproduksi oleh seluruh warga negara baik yang ada di
dalam negeri maupun yang ada di luar negeri pada suatu periode tertentu
biasanya satu tahun. Sedangkan, barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
asing yang bekerja di dalam negeri tersebut tidak termasuk dalam GNP ini.
c) Produk Nasional Neto (Net National Product /NNP), atau produk nasional
bersih adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi penyusutan
(depresiasi) dan barang pengganti modal.
d) Pendapatan Nasional Netto (Net National Income NNI), adalah nilai dari
produk nasional bersih (NNI) dikurangi dengan pajak tidak langsung. Jika tidak
ada pajak tak langsung, maka besarnya NNI sama dengan besarnya NNP.
e) Pendapatan Perseorangan (Personal Income/PI) adalah jumlah seluruh
penerimaan yang diterima perseorangan sebagai balas jasa dalam proses
produksi. Pendapatan ini disebut juga pendapatan kotor, karena tidak semua
pendapatan perseorangan netto jatuh ke tangan pemilik faktor produksi, sebab
masih dikurangi laba yang tidak dibagi (ditahan), pajak penghasilan, iuran
jaminan sosial maupun pembayaran yang bersifat transfer payment (pembayaran
pindahan) seperti pensiunan.
f) Pendapatan Siap Dikonsumsi (Disposable Income/DI) adalah pendapatan yang
diterima oleh seorang warga masyarakat yang sudah siap untuk dibelanjakan atau
dikonsumsi penerimanya. Pendapatan bebas diperoleh dari pendapatan
perseorangan (PI) dikurangi pajak langsung.
2. Pendekatan Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional
Terdapat tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional yang lazim
digunakan dalam suatu negara, yaitu :

13
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

a) Pendekatan Produksi
Pendapatan nasional dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan nilai akhir (final
goods) dari produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu unit
produksi oleh suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
PN = P1 . Q1 + P2 . Q2 + .... + Pn . Qn
Ket : PN = Pendapatan Nasional
P = Price (Harga)
Q = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan)
b) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran
masyarakat dalam suatu negara.
PN =C+I+G+(X–M)
Ket : PN = Pendapatan Nasional
C = Consumtion (Pengeluaran konsumsi masyarakat)
I = Investment (Pengeluaram investasi perusahaan/industry)
G = Government (Pengeluaran pemerintah)
X – M = Exsport Netto (NE) atau (ekspor dikurangi impor)
c) Pendekatan Pendapatan
Perhitungan pendapatan dengan pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara
menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi dari
aktivitas kegiatan ekonominya dalam suatu negara pada periode waktu tertentu.
Pendapatan tersebut dapat berasal dari faktor produksi yang digunakan misal
tanah, tenaga kerja, gedung, modal dan keahlian. Dengan demikian, pendapatan
nasional dapat berupa; sewa (R), bunga (I), upah atau gaji (W), deviden atau laba
perusahaan (P).
PN = R + W + I + P

14
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

C. INFLASI
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ketika harga-harga secara umum mengalami
kenaikan secara terus menerus selama periode tertentu (satu bulan atau satu tahun)
dalam suatu perekonomian.
2. Jenis-jenis inflasi
Inflasi berdasarkan parah dan tidaknya inflasi tersebut :
1. Inflasi Ringan ( di bawah 10 % per tahun )
2. Inflasi Sedang ( antara 10 – 30 % per tahun )
3. Inflasi Berat ( antara 30 – 100 % per tahun )
4. Hiperinflasi ( lebih dari 100 % per tahun )
3. Inflasi berdasarkan penyebabnya
a. Demand pull inflation, Inflasi ini timbul dikarenakan adanya permintaan
keseluruhan yang tinggi di satu fihak, difihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya sesuai dengan hukum
permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan
naik.
Gambar 2.2 Demand Pull Inflation

b. Cost push inflation, Inflasi ini disebabkan oleh turunya produksi karena naiknya
biaya produksi (naiknya biaya produksi bisa disebabkan oleh ketidakefisienan
perusahaan, nilai kurs jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya
tuntunan kenaikan upah dari serikat buruh dan lain sebagainya).

15
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

Gambar 2.3 Cost Push Inflation

c. Mixed inflation, Inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan permintaan
dan penawaran, hal ini disebabkan ketidakseimbangan permintaan dan penawaran.
4. Jenis inflasi berdasarkan asalnya:
a. Domestic inflation, terjadi karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan
belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
b. Imported inflaion, dikarenakan negara-negara yang menjadi mitra mengalami
inflasi yang tinggi.

5. Perhitungan Inflasi
Secara umum, inflasi diukur denga cara menghitung perubahan tingkat
persentase perubahan sebuah indeks harga, atau dengan metode harga agregatif.
Adapun cara untuk menghitung inflasi adalah :
a) Indeks Harga Konsumen
Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.

Keterangan:
Pit = harga barang i pada periode t
Qit = jumlah barang i pada periode t
Pio = harga barang i pada periode dasar o
Qio = jumlah barang i pada periode dasar o

16
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

IHK 𝑡 − IHK 𝑡−1


𝐿𝐼𝑡 = 𝑥 100%
IHK 𝑡−1
LIt = Laju inflasi pada tahun atau periode t
IHKt = Indeks Harga Konsumen periode t
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen periode t-1
D. TEORI KONSUMSI
Konsumsi adalah periaku masyarakat membelanjakan sebagian dari pendapatanya
untuk membeli sesuatu atas barang-barang akhir dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Secara matematis fungsi
konsumsi dapat dilihat sebagai berikut:
C = f (YD)
C merupakan besarnya tingkat konsumsi
YD adalah pendapatan yang siap dibelanjakan (DI).
TEORI KONSUMSI KEYNES
Dasar dari teori Keynes tentang hipotesis pengeluaran untuk konsumsi adalah hukum
psikologi fundamental, bahwa manusia diatur seperti sebagai sebuah peraturan dan
berdasarkan rata-rata, untuk meningkatkan konsumsi ketika pendapatan mereka naik
tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan, bahwa lebih kecil daripada kenaikan
pendapatan (Mankiw, 2007).
Dalam teori konsumsi Keynes terdapat beberapa hipotesis, yaitu :
a. Kecenderungan mengonsumsi marginal atau marginal propensity to consume
(MPC), yaitu kenaikan konsumsi dari setiap unit pendapatan, dimana besarnya
nilai MPC adalah antara nol dan satu
b. Rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut kecenderungan mengonsumsi
rata-rata atau average propensity to consume (APC) turun ketika pendapatan naik.
c. Pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat tabungan
memiliki peran tidak penting.

17
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

E. TABUNGAN DAN INVESTASI


Tabungan merupakan selisih dari pendapatan yang mereka miliki setelah dikurangi
untuk konsumsi, dan disimpan di bank, sehingga sejumlah uang tersebut pada akhirnya
dapat digunakan oleh pihak ketiga sebagai salah satu sumber investasi (Prasetyo, 2009).
Investasi berarti pembelian modal atau barang-barang yamh tidak dikonsumsi, tetapi
digunakan untuk produksi (menghasilkan barang produksi) dimasa yang akan datang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan dan investasi adalah sebagai berikut:
a. Tingkat bunga
b. Marginal Efficiency of Capital (MEC)
c. Peningkatan aktivitas perekonomian
d. Kestabilan politik suatu negara
e. Tingkat keuntungan investasi yang akan diterima
f. Faktor lain
FUNGSI TABUNGAN DAN FUNGSI INVESTASI
Tabungan (saving) dapat dianggap sebagai investasi, maka fungsi tabungan dan
fungsi investasi terhadap tingkat pendapatan nasional dapat diturunkan sebagai berikut :
Y=C+S dan Y=C+I
Jika ; Y=C+S
S=Y–C
S = Y – (a + MPCY) karena MPC + MPS = 1
Maka ; S= –a + MPSY
F. UANG DAN TINGKAT SUKU BUNGA
Uang merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang
sah. Merupakan perantara alat tukar, yang mempunyai nilai tertentu, mudah dibawa dan
persediaan aset yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi.
A. Fungsi Asli Uang
a. Sebagai alat tukar menukar, uang dapat kita gunakan untuk membeli barang
dan jasa.
b. Sebagai satuan hitung atau pengukur nilai, uang dapat digunakan untuk
menentukan nilai atau harga barang.

18
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

c. Sebagai penimbun kekayaan atau penyimpan nilai, uang dianggap sebagai


penyimpan nilai karena uang dapat mengubah daya beli masa sekarang ke
masa depan.
B. Fungsi Turunan Uang
a. Sebagai alat pembayaran yang sah
b. Sebagai alat pendorong ekonomi, apabila nilai uang stabil maka masyarakat
akan lebih senang untuk menggunakan uang tersebut dalam kegiatan ekonomi
c. Sebagai satuan kredit, uang dapat dijadikan sebagai fungsi standar untuk
melakukan pembayaran kredit atau pencicilan utang dan pembayaran
berjangka lainnya.
C. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga atau dalam hal ini suku bunga merupakan harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau dengan kata lain tingkat suku
bunga adalah biaya memegang uang. Ketika tingkat suku bunga rendah maka
orang yang memegang kekayaan berupa uang akan lebih banyak dan dengan
jumlah uang yang lebih banyak pula. Hal ini dikarenakan rendahnya biaya
memegang uang.
Dengan begitu maka jumlah uang beredar akan meningkat dan kemungkinan
terjadinya peningkatan konsumsi dapat terjadi. Begitu pun sebaliknya jika tingkat
suku bunga tinggi maka akan ada banyak orang yang tidak memegang uang
dalam jumlah banyak. Hal ini dikarenakan tingginya biaya memegang uang.
Dengan begitu maka jumlah uang beredar di masyarakat akan menurun sehingga
mengurangi jumlah transaksi ekonomi.
G. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal yaitu tindakan pemerintah dalam bidang anggaran belanja
negara dengan tujuan untuk mempengaruhi jalanya perekonomian. Bentuk kebijakan
fiskal dibedakan dalam dua golongan , yaitu :

19
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

1) Kebijakan fiskal penstabilan otomatis, Kebijakan yang mendorong atau


menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yang
disengaja.
2) Kebijakan fiskal diskresioner, Kebijakan pemerintah untuk mengubah
pengeluaran atau penerimaan pajaknya dengan tujuan mengatasi gejolak
ekonomi.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan atau langkah pemerintah yang
dilaksanakan oleh Bank Sentral untuk mempengaruhi situasi ekonomi makro melalui
penawaran uang atau dengan mempengaruhi proses penciptaan uang (JUB).
Beberapa instrumen kebijakan moneter, antara lain :
1. Politik diskonto (discount rate policy), yaitu untuk mempengaruhi JUB, yang
dilakukan adalah dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
bank.
2. Kebijakan pasar terbuka (open market policy), yaitu dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga atau obligasi pemerintah.
3. Politik cadangan minimum, yaitu untuk mempengaruhi JUB yang dilakukan
adalah menaikkan (tight money policy) atau menurunkan (easy money policy)
cadangan minimum bank.
4. Kredit selektif, yaitu instrumen ini dapat dilakukan dengan cara mengatur jumlah
kredit yang disalurkan kepada masyarakat.
5. Himbauan moral, merupakan himbauan-himbauan yang dilakukan ketika
instrumen yang bersifat kuantitatif dirasa tidak efektif.

20
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

EKONOMI PEMBANGUNAN

A. KONSEP DASAR EKONOMI PEMBANGUNAN


 Ekonomi pembangunan merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan
untuk menganalisis masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang dan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah dengan tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perkembagan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa
yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Dalam
proses pembangunan, selain mempertimbangkan aspek pertumbuhan dan pemeraaan
pendapatan, juga mempertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan
sosial masyarakat.
 Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita tanpa
memperhatikan faktor lain. Menurut Prof W.A. Lewis, pendorong utama
pertumbuhan ekonomi ialah upaya untuk berhemat (ekonomis), peningkatan
pengetahuan atau penerapannya di bidang produksi, dan peningkatan jumlah modal
atau sumber lain per kepala.
B. KARAKTERISTIK UMUM NEGARA BERKEMBANG.
a. Taraf hidup yang rendah.
b. Tingkat produktivitas yang rendah.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan yang terlampau tinggi.
d. Tingkat pengangguran tinggi.
e. Masyarakatnya masih banyak yang bermatapencaharian sebagai petani
f. Ketergantungan terhadap produksi produk pertanian dan ekspor barang primer.
g. Dominasi ketergantungan dan kerapuhan dalam hunbungan internasional.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN
1. Sumber Daya Manusia (labor supply, education, discipline, motivation, etc)
2. Sumber Daya Alam
3. Pembentukan Modal
4. Teknologi dan Kewirausahaan

21
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

5. Kondisi Politik dan Kebijakan Dari Suatu Negara


D. TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
a. Teori pertumbuhan klasik
1) Adam smith
Adam smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahap yaitu masa
perburuan,masa berternak, masa bercocok tanam perdagangan, dan terakhir
perindustrian. Inti Teori Pertumbuhan Adam Smith:
a. Adanya spesialisasi,
b. Menurut Adam Smith, pembangunan merupakan proses perpaduan antara
pertumbuhan penduduk dan kemajuan tekonologi.
c. Pertumbuhan ekonomi bersifat komulatif
2) David Richardo
a. Dalam proses pembangunan jangka panjang, menurut David Richardo akan
terjadi stationary state
b. The Law Of Diminishing Return, yaitu keadaan dimana dengan keterbatasan
luas tanah, maka apabila terjadi pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan
menurunkan produk marginal.
c. Jadi, menurut David Ricardo pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik
menarik anatara the law of diminishing return dengan kemajuan teknologi.
b. Teori Pertumbuhan Neo Klasik
1) Yoseph Schumpeter
a. Pembangunan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus,
serta yang menjadi faktor penting pembangunan adalah entrepreneur.
b. Para pengusaha selalu menciptakan inovasi dan melakukan pembaharuan
dalam perekonomian dalam hal bentuk barang yang baru, cara produksi,
daerah pasaran, bahan baku, dan organisasi dengan yang baru
c. Jadi, menurut teori neo-klasik pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
perbaikan sember daya manusia dan teknologi, bukan oleh kapital (modal).

22
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern


1) Teori Rostow
Rostow mengartikan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan perubahan dalam masyarakat yaitu perubahan politik, struktur
sosial, nilai sosial dan struktur kegiatan ekonomi. Tahap proses pembangunan
ekonomi :
 Masyarakat Tradisional (The traditional society)
 Persyaratan Tinggal Landas (The precondition for take-off)
 Tinggal Landas (Take-off)
 Menuju kedewasaan (The Drive to Manurity)
 Konsumsi tinggi (The Age of High Mess Consumption)
2) Kuznet
Pertumbuhan ekonomi sebagai kemampuan jangka panjang untuk menyediakan
berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat atau tumbuh atas dasar
kemajuan teknologi, kelembagaan, dan idiologis kepada masyarakat.
3) Harrod – Domar
a. Lebih menekankan perlunya penanaman modal dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi.
b. Ada hubungan ekonomi yang langsung antara besarnya stok modal dengan
jumlah produksi nasional.
E. PERMASALAHAN POKOK PEMBANGUNAN EKONOMI
a. KEMISKINAN
Kemiskinan digambarkan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok atau kebutuhan hidup minimum yaitu sandang, pangan,
papan, pendidikan, kesehatan. Negara terbelakang umumnya terjerat ke dalam apa
yang disebut lingkaran setan kemiskinan.

23
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

Gambar 3.1. Lingkaran Kemiskinan

Investasi Kekurangan
Rendah Modal

Tabungan Produktivitas
Rendah Rendah

Pendapatan
Rendah

Penyebab kemiskinan menurut Bank Dunia yaitu :


a. Keterbatasan kepemilikan asset terutama tanah dan modal
b. Keterbatasan ketersediaan bahan pemenuhan kebutuhan
c. Perbedaan kesempatan : pendidikan, kesehatan, kelembagaan ekonomi/bank
d. Rendahnya produktivitas karena rendahnya SDM
e. Budaya hidup
f. Dampak dari tata pemerintahan yang tidak baik/bersih
g. Dampak kebijakan yang bias pada kelompok miskin atau kebijakan yang
tidak pro pada kelompok miskin.
b. PENGANGGURAN
Pengangguran merupakan orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang mencari pekerjaan yang layak. Masalah pengangguran timbul karena
pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan
kerja yang relatif lambat. Dampak pengangguran yakni :
a. Bagi Perekonomian Negara
 Menurunnya pendapatan perkapita
 Penurunan pendapatan pemerintah dari sektor pajak (Suhardi, 2016)

24
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

 Meningkatnya biaya sosial yang harus di keluarkan pemerintah


b. Bagi Masyarakat
 Mengakibatkan ketidakstabilannya sosial dan politik
 Menambah beban psikologis dan psikis
Pengangguran dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan lama waktu
bekerja dan penyebabnya.
a. Menurut lamanya waktu bekerja
1) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan atau dalam hal ini tidak bekerja sama sekali.
2) Pengangguran Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Kondisi pengangguran dimana tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu.
3) Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang
yang bekerja, tetapi tidak pekerjaannya tersebut belum sesuai dengan bakat dan
kemampuan (keahlian) yang dimiliki, sehinggamereka bekerja tidak optimal.
b. Menurut penyebab terjadinya
1) Pengangguran Friksional (Transisional)
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke
daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus
hidup yang berbeda.
2) Pengangguran Struktural
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur
perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.
3) Pengangguran Siklikal atau Siklus
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya
resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi.
4) Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim

25
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

5) Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang
semakin modern.
c. KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagian hasil suatu negara di kalangan penduduknya. Ketimpangan distribusi
pendapatan terjadi akibat adanya perbedaan produktivitas yang dimiliki oleh tiap
individu dimana satu individu/kelompok mempunyai produktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan individu/kelompok lain. Sehingga hal ini menyebabkan perbedaan
dalam penerimaan pendapatan atas hasil kerjanya. Hal – hal yang menyebabkan
ketimpangan distribusi pendapatan, antara lain :
a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang tidak dibarengi dengan pendapatan per
kapita yang baik
b. Inflasi, dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional
dengan pertambahan produksi barang-barang
c. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
d. Rendahnya mobilitas sosial
e. Hancurnya industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dan
lain-lain.

26
RESUME KOMPREHENSIF
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ( UNNES )
FAKULTAS EKONOMI ( FE )
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Alamat : Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp. 70778922, Fax (024) 8508015, e-mail : ekonomi@unnes.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G., Quah, E., & Wilson, P. (2013). Principle of Economics. Salemba Empat:
Jakarta Selatan.
Prasetyo, P. E. (2009). Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset.
Rosyidi, S. (2017). Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
& Makro. Jakarta: Rajawali Press.
Suhardi. (2016). Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Gava Media.
Sukirno, S. (2013). Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

27

Anda mungkin juga menyukai