Anda di halaman 1dari 8

Nama : Endah Yuni Astuti

Nim : 20120038

Kelas : Manajemen R2/ A.

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN


DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Kerangka Pikiran

Berdasarkan artikel dan jurnal yang telah didapat berikut kerangka pikiran yang
akan dibentuk dalam penelitian. Kerangka Pemikiran akan mengarahkan proses penelitian
sesuai tujuan yang ingin dicapai dan akan menjadi alur pemikiran penelitian adapun
kerangka pikir dari penelitian ini adalah:

X Y

Disiplin Kerja Kinerja Karyawan


M.Harlie(2010) Wilson
bangun(2012)

Motivasi Kerja
(Hidayati,2020)

Dukungan Sosial
M.Harlie(2010)

Menurut Ella Novalena (2017) secara simultan menunjukkan bahwa adanya


hubungan positif antara artinya disiplin kerja dan motivasi kerja secara parsial
berengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo)
Kota Palembang.
Menurut Irfan Rizka (2021) secara simultan menunjukkan bahwa adanya
pengaruh positif Disiplin kerja dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Pondok Aren.
Menurut Alan Darmasaputra (2013) dukungan sosial tidak memiliki atau tidak
terdapat hubungan dengan kinerja pada di Kantor Kecamatan Jombang.
Menutut Bibit Muhaimin (2013)adanya Pengaruh Dukungan Sosial dan Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan KUD Tri Jaya Sraten Kabupaten Banyuwangi
Dapat simpulkan bahwa stress kerja dan dukungan sosial dapat memepengaruhi

Maka dibuatlah penelitian dengan judul:


PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Hipotesis penelitian Adanya hubungan antara disiplin kerja, motivasi dan


dukungan sosial terhadap kinerja pegawai

Gambar 2.1 Kerangka Pikiran Penelitian

Hipotesis

Motivasi merupakan komponen penting yang mempengaruhi kinerja karyawan.


Motivasi yang tercermin dari kebutuhan, sikap, kemampuan, pembayaran atau gaji,
keamanan pekerjaan, hubungan sesama pekerja, pujian, serta pekerjaan itu sendiri diyakini
dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal tersebut dikuatkan oleh (Azar & Shafighi, 2013
: 2) menyatakan bahwa satu alasan kesuksesan karyawan dan organisasi adalah karena
adanya faktor motivasi yang tinggi dan konsep motivasi yang digunakan untuk
menjelaskan kemampuan dan kesempatan bekerja. Adapun disiplin kerja juga merupakan
komponen penting yang mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja yang tercermin dari
selalu hadir tepat waktu, selalu mengutamakan presentase kehadiran, selalu mentaati
ketentuan jam kerja, selalu menggunakan jam kerja dengan efektif dan efisien , memiliki
keterampilan kerja di bidang tugasnya, memiliki semangat kerja yang tinggi, memiliki
sikap dan kepribadian yang baik dengan menunjukkan keteladanan dalam melaksanakan
tugas, selalu kreatif dan inovatif dalam bekerja. (Tohardi, 2002 : 393) mengatakan bahwa
kedisiplinan memiliki peranan yang penting dalam sebuah perusahaan. Disiplin
menunjukkan sikap kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang berlaku didalam
perusahaan, yang dapat mendukung pencapaian kinerja.
H1 : Diduga Variabel Motivasi Kerja (X1) dan Disiplin Kerja (X2) berpengaruh secara
simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Disiplin kerja dan kinerja karyawan Menurut M. Harlie menyatakan bahwa disiplin
kerja dapat dinyatakan berdasarkan pada hadir tepat waktu, mengutamakan presentase
kehadiran, mentaati ketentuan jam kerja, menggunakan jam kerja dengan efektif dan
efisien, memiliki keterampilan kerja di bidang tugasnya, memiliki semangat kerja yang
tinggi, memiliki sikap dan kepribadian yang baik dengan menunjukkan keteladanan dalam
melaksanakan tugas, selalu kreatif dan inovatif dalam bekerja. (Tohardi, 2002) memiliki
peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Pendisiplinan sangat
diperlukan untuk memberikan bimbingan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib
yang baik dalam perusahaan. Dengan tata tertib yang baik dalam perusahaan, efektifitas
karyawan akan meningkat sehingga akan mendukung pencapaian kinerja yang maksimal.

H2 : Diduga Variabel Disiplin Kerja (X2) dominan berpengaruh terhadap Kinerja


Karyawan (Y).

Sebagai makhluk sosial dituntut kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan


orang lain. Hubungan antar personal merupakan salah satu ciri khas kualitas kehidupan
manusia. Manusia memerlukan keberadaan orang lain untuk saling memberi penilaian,
membantu, mendukung dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Bantuan
kelompok individu terhadap individu lain atau kelompok lain disebut dukungan sosial.
Menurut Winnubst dkk (Smet, 1994) dukungan sosial lebih cenderung dianggap sebagai
kognisi individual yang berawal dari segi gejala lingkungan yang obyektif dan dukungan
sosial merupakan persepsi perseorangan terhadap dukungan potensial atau sebagai
perceived helpfulness and supportivenes. Hubungan antar personal yang menimbulkan
seseorang membutuhkan pertolongan, dukungan, dan kerja sama dengan orang lain akan
memberikan dukungan sosial pada individu yang bersangkutan. Dukungan sosial menurut
Corsini (Prayitno, 2005) adalah keuntungan yang didapat individu melalui hubungan
dengan orang lain. Individu yang mempunyai hubungan yang dekat dengan individu lain
seperti keluarga atau teman akan meningkatkan kemampuannya dalam mengelola masalah-
masalah yang dihadapi setiap hari. Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari
keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan tetapi juga dapat menyebabkan suatu
kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas timbul
permasalahan yaitu kinerja yang dimiliki pegawai cenderung menurun, hal ini dapat
diketahui perilaku pegawai yang kurang bertanggung jawab dengan pekerjaannya, seperti
tidak masuk kerja tanpa alasan, datang terlambat, membuat laporan kerja tidak tepat waktu,
dan memberikan pelayanan yang kurang memuaskan pada masyarakat sebagai anggota. Di
sisi lain, dalam kegiatan kerja pegawai kurang mendapat dukungan teman kerja.

H3 : Diduga Variabel Dukungan Sosial (X3) dominan berpengaruh terhadap Kinerja


Karyawan (Y).

Analisis Regresi Berganda

Untuk membuktikan hipotesis digunakan data pendukung dan diolah menggunakan


SPSS untuk mengatahui adakah hubungan antara motivasi kerja, disiplin kerja dan
dukungan sosial dengan kinerja karyawan. Berikut tabel yang akan digunakan untuk diolah

Dengan

Y = Kinerja Karyawan

X1 : Motivasi Kerja

X2 : Disiplin Kerja

X3 : Dukungan Sosial

KORESPONDEN Y X1 X2 X3
1 70 30 37 33
2 68 32 33 30
3 63 30 32 28
4 60 31 28 30
5 75 43 40 40
6 70 42 35 30
7 71 44 39 40
8 65 34 33 30
9 82 50 47 40
10 67 40 35 40
11 66 35 33 30
12 82 42 40 44
13 76 44 40 38
14 72 38 34 35
15 88 54 40 44
16 70 34 37 38
17 65 30 35 30
18 62 49 30 28
19 64 40 34 30
20 90 51 35 30

Berikut hasil olah data dengan SPSS

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 17.540 10.447 1.679 .113
Motivasi .524 .190 .467 2.760 .014
Disiplin .804 .469 .406 1.715 .106
Dukungan Sosial .120 .358 .078 .336 .741
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Dalam tabel uji Regresi Linear Berganda yang ada pada kolom B, nilai
tersebut ialah nilai constant (a) dengan nilai 17,540, sedangkan nilai untuk BX1
adalah 0,524, BX2 adalah 0,804, dan BX3 adalah 0,120 . Sehingga akan didapat
persamaan Regresi Linear Sederhana sebagai berikut:
Y = a + BX1+BX2+BX3
Y = 17,540+ 0,524X1+0,804X2+0,120X3
Koefisien B dinamakan koefisien arah regresi dan menunjukan perubahan
rata-rata variabel Kinerja Karyawan (Y) untuk setiap perubahan variabel Motivasi
Kerja (X1), Disiplin Kerja(X2) dan Dukungan Sosial (X3) sebesar satuan.
Perubahan ini merupakan pertanda bila B bertanda positif dan penurunan bila B
bertanda negatif. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan :
1. Constant sebesar 17,540 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai motivasi kerja,
disiplin kerja dan dukungan sosial, maka nilai kinerja karyawan sebesar
17,540.
2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,524 menyatakan bahwa setiap penambahan 1
nilai Motivasi Kerja, maka nilai Kinerja Karyawan akan bertambah sebesar
0,524yang artinya Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap
Kinerja Karyawan
3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,804menyatakan bahwa setiap penambahan 1
nilai Disiplin Kerja, maka nilai Kinerja karyawan akan bertambah sebesar
0,804 yang artinya Disiplin Kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap
Kinerja karyawan
4. Koefisien regresi X3 sebesar 0,120 menyatakan bahwa setiap penambahan 1
nilai Dukungan sosial, maka nilai Kinerja karyawan akan bertambah sebesar
0,102 yang artinya Dukungan sosial memiliki pengaruh yang positif terhadap
Kinerja karyawan
Pengujian Hipotesis
1. Uji F Simultan
Uji F secara simultan bertujuan agar mencari tahu secara simultan pengaruh
yang signifikan variabel Motivasi Kerja (X1), Disiplin Kerja(X2) dan Dukungan
Sosial (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Penggunaan aplikasi pada Uji F ini
adalah menggunakan SPSS 25, sebagaimana pada tabel di bawah:

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 912.950 3 304.317 10.602 .000b
Residual 459.250 16 28.703
Total 1372.200 19
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial, Motivasi, Disiplin

Diketahui nilai F hitung yaitu 10,602 dengan tingkat signifikansi sebesar


0,000, maka:
1. Nilai signifikan 0,000 < 0,05 toleransi kesalahan, sehingga variabel X
secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Y
2. F hitung 10,602 > F tabel 3,196, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
Hipotesis diterima.
Cara mencari nilai F tabel ;
Df1 = 4 -1
=3
Df2 = n – k
= 20 – 3
= 17
Besar F tabel berdasarkan distribusi f tabel dengan nilai sginifikan 0,05
adalah 3,196.
Kesimpulan yang dapat dipetik dari penjelasan diatas adalah F hitung
10,602 > F tabel 3,196, Maka menunjukan bahwa Motivasi Kerja (X1), Disiplin
Kerja(X2) dan Dukungan Sosial (X3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan
dengan besar nilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang bermakna bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kinerja
Karyawan (X1) dan Dukungan Sosial (X2) terhadap Kesehatan Mental (Y)
2. Koefisien Determinasi
Kooefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
koefisien yang menunjukkan besaran variasi pada variabel Motivasi Kerja (X1),
Disiplin Kerja(X2) dan Dukungan Sosial (X3), Nilainya antara 0 sampai dengan
1. Seperti yang ditampilkan pada hasil uji koefisien determinasi di bawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .816 a
.665 .603 5.35753
a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial, Motivasi, Disiplin

Besarnya angka R Square yang ditunjukan pada tabel di atas ini adalah
sebesar 0,665. Nilai ini dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh
Kinerja Karyawan dan Dukungan Sosial terhadap Kesehatan mental. Berikut
rumus yang digunakan untuk mengukur koefisien determinasi:
KD = r2 x 100%
KD = 0,665 x 100%
KD = 66,6 %
Dapat diartikan bahwa pengaruh Motivasi Kerja (X1), Disiplin Kerja(X2)
dan Dukungan Sosial (X3) terhadap Kinerja karyawan adalah sebesar 66,5 %.
Dan sisanya sebesar 33,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dan lebih lanjut besarnya
pengaruh X terhadap Y dapat dikategorikan kedalam katergori “ Kuat” dengan
rentang pengaruh mencapai 60%-79%.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F Simultan dan
Koefisien Determinasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Motivasi Kerja (X1), Disiplin Kerja(X2) dan Dukungan Sosial (X3) berpangaruh
positif dan signifikan terhadap kinierja karyawan yang lebih lanjut artinya
hipotesis dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai