OLEH :
SURA XXXXXX
NIM : 090610013
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar
Magister Sains (M.Si) Dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik
Program Magister Ilmu Administrasi
0
1
PROPOSAL PENELITIAN
I. JUDUL
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI DI PT.
PEMBANGUNAN SARANA PERKASA
Kenyamanan karyawan dalam bekerja juga menjadi salah satu faktor penting
untuk mencapai tujuan perusahaan. Kenyamanan tersebut dapat tercapai dari
lingkungan kerja yang baik. Dengan adanya lingkungan kerja yang baik diharapkan
dapat memacu produktivitas kerja karyawan yang tinggi. Menurut Nitisemito
(2002:183) lingkungan kerja segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat
memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Lingkungan
kerja dibagi menjadi lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis. Menurut
Sedarmayanti (dalam Ginanjar,2012:13) kondisi lingkungan kerja dikatakan baik
atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat,
aman, dan nyaman.
Permasalahan produktivitas kerja pegawai di PT. Pembangunan Sarana
Perkasa dapat dilihat dari peningkatakan jumlah absensi karyawan. Berikut tabel
absensi karyawan selama bulan Maret hingga November 2016.
Tabel 1.1
Absensi karyawan
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan kepemimpinan di PT. Pembangunan Sarana Perkasa?
2) Bagaimana kepuasan kerja karyawan di PT. Pembangunan Sarana Perkasa?
3) Bagaimana kondisi lingkungan kerja di PT. Pembangunan Sarana Perkasa?
4) Bagaimana produktivitas kerja pegawai di PT. Pembangunan Sarana Perkasa?
5) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja
terhadap produktivitas kerja pegawai di PT. Pembangunan Sarana Perkasa?
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan di PT. Pembangunan Sarana
Perkasa
2) Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan di PT. Pembangunan Sarana Perkasa
3) Untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja di PT. Pembangunan Sarana Perkasa
4) Untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai di PT. Pembangunan Sarana
Perkasa
5) Untuk mengetahui besar pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja dan
lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di PT. Pembangunan
Sarana Perkasa
V. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan dari penelitian ini yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi divisi sumber daya
manusia perusahaan terkait yang dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai yang pada
akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.
2. Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian dari aspek teoritis adalah untuk menjadi referensi tambahan
untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
perbandingan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya tentang
kepemimpinan, kepuasan kerja, lingkungan kerja dan produktivitas kerja
pegawai.
2. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual
setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai yang berlaku pada dirinya. Menurut Keither dan Kinicki (2014:271) kepuasan
kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja seseorang dapat relatif puas
dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan atau tidak puas dengan salah satu atau lebih
aspek lainnya.
Menurut Mangkunegara (2011:117-119) kepuasan kerja berhubungan dengan
variabel-variabel seperti keluar masuk (turnover), tingkat absensi, umur, tingkat
pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan. Hal ini menurut beliau sesuai dengan
pendapat Keith Davis bahwa Job satisfication is related to a number of major
employee variables, such as turnover, absences, age, occupation and size of the
organization in which an employee works. Untuk lebih jelasnya variabel-variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Turnover
Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah.
Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnovernya lebih
tinggi.
2) Tingkat Ketidakhadiran Kerja
Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya (absen)
tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan
subjektif.
3) Umur
Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas dari pada pegawai yang
berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih
berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan, sedangkan
pegawai usia yang lebih muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang
dunia kerjanya. Sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat
kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak
puas.
7
4) Tingkat Pekerjaan
Pegawai-pegawai menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih
merasa puas dari pada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih
rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukan
kemampuan kerja yang lebih baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta
kreatif dalam bekerja.
5) Ukuran Organisasi Perusahaan
Ukuran organisasi perusahaan dapat mempunyai kepuasan pegawai. Hal ini
karena besar kecil perusahaann berhubungan pula dengan koordinasi,
komunikasi, dann partisipasi pegawai.
Menurut Rivai (2011:860) indikator dari kepuasan kerja terdiri dari :
1) Isi pekerjaan
Penampilan tugas atau atribut pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap
pekerjaan. Karyawan akan merasa puas apabila tugas kerja dianggap menarik dan
memberikan kesempatan belajar dan mendapat kepercayaan tanggung jawab atas
pekerjaan itu.
2) Supervisi
Perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga
karyawan akan merasa bahwa dirinya menjadi bagian yang penting dari
organisasi. Sebaliknya, supervisi yang buruk dapat meningkatkan turn over dan
absensi karyawan.
3) Organisasi dan manajemen
Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi
dan kondisi kerja yang stabil, untuk memberikan kepuasan kepada karyawan.
4) Kesempatan untuk maju
Adanya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan
kemampuan selama bekerja memberikan kepuasan pada karyawan terhadap
pekerjaannya.
5) Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial
Gaji adalah suatu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah
(gaji). Jika karyawan merasa bahwa gaji yang diperoleh mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya, diberikan secara adil didasarkan pada tingkat ketrampilan,
8
tuntutan pekerjaan, serta standar gaji untuk pekerjaan tertentu, maka ada
kepuasan kerja.
6) Rekan kerja
Adanya hubungan yang dirasa saling mendukung dan saling memperhatikan
antar rekan kerja menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan hangat
sehingga menimbulkan kepuasan kerja pada karyawan.
7) Kondisi pekerjaan
Kondisi kerja yang mendukung meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan.
Kondisi kerja yang mendukung artinya tersedianya sarana dan prasarana kerja
yang memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus diselesaikannya.
3. Lingkungan Kerja
Keadaan lingkungana kerja yang baik akan memberikan dampak yang positif
bagi karyawan dalam meningkatkan kinerja kerja karyawan. Menurut Sedarmayanti
(2011:1) Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Menurut
Alex S Nitisemito (2006:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut:
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.
Sedangkan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2011:105) bahwa:
Lingkungan kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan
kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas.
Menurut beberapa pendapat ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa
Lingkungan Kerja adalah keadaan yang ada di sekitar tempat bekerja yang dapat
mempengaruhi produktivitas dalam menjalankan tujuan perusahaan.
Menurut Sedarmayanti (2011:26) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Lingkungan tempat kerja/Lingkungan kerja fisik (physical working environment)
2) Suasana kerja/Lingkungan non fisik (Non-physical working environment)
9
Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiame untuk bersatu dalam
organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan.
Lingkungan kerja non fisik merupakan keadaan lingkungan tempat kerja
karyawan yang berupa suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan atau
komunikasi antara bawahan dengan atasan (Hubungan vertikal) serta hubungan antar
sesame karyawan (hubungan horizontal).
Dengan adanya suasana kerja dan komunikasi yang harmonis, maka
karyawan akan merasa betah di tempat kerja sehingga pekerjaan yang dilakukan
dapat terlaksana dengan baik, efisien dan efektif. Terciptanya suasana kerja dan
komunikasi yang baik tergantung pada penyusunan organisasi perusahaan secara
benar seperti yang dikemukakan oleh Sarwoto (2010:131) bahwa : Suasana kerja
yang baik dihasilkan terutama dalam organisasi yang tersusun secara baik, organisasi
yang tidak tersusun dengan baik banyak menimbulkan suasana kerja yang kurang
baik juga.
Bila tumbuh masalah mengenai penyelesaian pekerjaan misalnya, maka
kondisi dalam hubungan kerja yang baik seperti ini, semua problema tentu akan lebih
mudah dipecahkan secara kekeluargaan.
Penerapan hubungan pekerjaan yang baik antar karyawan akan terlihat pada
suasana kerja yang :
a. Tidak terdapat konflik antar karyawan
b. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaaan
yang menjadi tugasnya.
c. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban, bukan suasana
yang mencekam penuh ancaman.
e. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan.
Hubungan kerja yang berhasil dibina antara bawahan dengan atasanakan
memperlihatkan suasana antara lain :
a. Para karyawan betul-betul menghormati, menghargai kepemimpinan atasannya.
b. Atasan dianggap rekan sekerja yang seluruh kebijakannya perlu didukung, bukan
seorang majikan yang menakutkan.
c. Adanya perhatian yang besar dari atasan terhadap masalah bawahan untuk
mencari jalan pemecahnya.
11
4. Produktivitas
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2009;17) produktivitas adalah suatu
pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif dengan
menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya kualitas.
Sedangkan menurut Paul Mali yang dikutip oleh Sedarmayanti (2011;57)
mendefinisikan sebagai berikut :
Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil
barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara
efisien.
Menurut Edy Sutrisno (2010:99) mengemukakan bahwa :
Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif atau suatu perbandingan
antara hasil keluaran (barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan,
uang).
Dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan nilai hasil perbandingan
seluruh pengeluaran yang digunakan dibanding seluruh pemasukan yang digunakan
selama satu periode.
12
1) Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang
karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2) Meningkatkan Hasil yang Dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salahsatu
yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil
pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi
masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3) Semangat Kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat
dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4) Pengembangan Diri
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan
dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya,
pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih
baik akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan
kemampuan.
5) Mutu
Selalu berusaha meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu
merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang
pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang
terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya
sendiri.
6) Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
14
Kepemimpinan
(X1)
Lingkungan Kerja
(X3)
19
3) Lingkungan kerja adalah segala yang ada di sekitar para pekerja yang
(Nitisemito, 2002:183)
antara hasil keluaran (barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja,
b. Sampel
Sugiyono (2014:62) mengungkapkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
20
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Penentuan ukuran sampel dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Slovin, yaitu:
N
n=
1 Ne 2
Dimana :
n = ukuran sempel
N = ukuran populasi
e = kesalahan
Tingkat toleransi kesalahan yang digunakan 5% (0,05) maka perhitungan
jumlah sampel yang diambil sesuai dengan perhitungan jumlah sampel sebagai berikut:
N = 134
e = 5% = 0,05
Maka :
134
N=
1 134 (0,05) 2
= 100
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dalam penelitian ini diambil sampel
sebanyak 100 orang.
4. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode Likert, dimana
metode Likert memberikan nilai skala untuk tiap alternatif jawaban yang berjumlah 5
katagori. Dengan demikian, instrumen itu akan menghasilkan total skor bagi tiap
21
dimana:
r = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoh subjek dalam setiap item
Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
X = jumlah skor dalam distribusi X
Y = jumlah skor dalam distribusi Y
X = jumlah kuadrat masing-masing skor X
Y = jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n = banyaknya responden
24
2) Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2014:173) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan
berulang pada sampel yang berbeda.
Uji reliabilitas dihitung dengan rumus:
k .r
=
1 (k 1)r
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas
r = Rata-rata korelasi antar butir
k = Jumlah butir
Nasution dan Usman (2012:112) mengatakan bahwa:
Jika koefisien reabilitas (Alpha) mendekati 1 sangat baik, jika berada diatas
0,6 baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Artinya, bila nilai
Alpha berada di bawah 0,6, maka dapat dikatakan bahwa pengukuran yang
dilakukan tidak konsisten atau pengukuran kita tidak reliable.
terjadi penurunan.
X1 = Kepemimpinan
X2 = Kepuasan kerja
X3 = Lingungan kerja
2) Hipotesis Kedua
Ho2: b2 = 0, Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh terhadap
produktivitas pegawai
Ha2: b2 < 0, Kepuasan kerja (X2) berpengaruh terhadap
produktivitas pegawai
3) Hipotesis Ketiga
Ho3: b3 = 0, Lingkungan kerja (X3) tidak berpengaruh terhadap
produktivitas pegawai
Ha3: b3 < 0, Lingkungan kerja (X3) berpengaruh terhadap
produktivitas pegawai
Kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini dapat
dilakukan dengan membandingkan signifikansi dengan alpha, yaitu
sebagai berikut:
1) Apabila signifikansi < alpha (): maka Ho ditolak, Ha diterima
2) Apabila signifikansi > alpha (): maka Ho diterima, Ha ditolak
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai
seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians
dari variabel terikatnya. Koefisien determinasi diperoleh dari koefisien regresi
dipangkatkan dua dan nilainya dinyatakan dalam persen (%). Rumusnya
adalah :
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r = Jumlah kuadrat koefsien
29
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, K.I., Mujiati N., Utama, M.W., 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,.
Cetakan Pertama, Penerbit PT. Graha Ilmu, Yogyakarta
Miftah Thoha. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Edisi 12, Jakarta : PT. Raja.
Grafindo Persada
Sedarmayanti. 2011, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV.
Mandar Maju
Veithzal Rivai. 2011. Manajemen Sumber Daya Untuk Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta