OLEH:
2110070530206
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2023
BAB I
PENDAHUUAN
Saat ini penggunaan listrik sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Tanpa adanya aliran
listrik kita akan merasakn kesulutan untuk melakukan sesuatu. Di kota-kota besar
penggunaan listrik sangat dibutuhkan sebab penduduk di kota besar sudah memudahkan
dengan kehadiran teknologi seperti penerangan rumah, mencuci baju, memasak, menyetrika,
menonton TV dan ain-lain. Jika titak ada aliran listrik semua kesulitan itu akan dirasakan
oleh masyarakat. Bukan hanya itu saja tanpa adanya aliran listrik kita tidak bisa bekerja karna
saat ini kebanyakan pekerjaan dilakukan menggunakan teknologi digital dimana
menggunakan aliran listrik untuk mengoperasikannya.
PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) merupakan badan usaha milik negara yang bergerak
di bidang energi kelistrikan. PT PLN sendiri sudah berdiri sejak tahun 1965, dimana bermula
pada 27 oktober 1945 presiden sukarno membentuk jawatan listrik dan gas berda dibawah
depertemen pekerjaan umum dan tenaga untuk mengelola pembangkit listrik. Setelah itu
perusahaan berkembang meawan beberapa fase perubahan bentuk hingga pada tahun 1994
menjadi perusahaan peseroan atau disingkat dengan PT PLN.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan
adalah hasil tingkat pencapaian seseorang dalam meaksanakan tugasnya baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
Menurut (Sedarmayanti, 2017), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: sikap
mental, pendidikan, kwtwrampilan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan
kesehatan, jaminan sosial,iklim kerja, sarana dan prasarana, teknologi, kesempatan
berprestasi
Pada saat ini pemimpin haruslah menjadi contoh bagi karyawannya. Gaya pemimpin
menentukan berkembangnya perusahaan di tempat bekerja. Menurut Robbins (2017 :262)
kepemimpinan transformasional adalah para pemimpin yang dapat memotivasi para pengikut
untuk melaksanakan dan mengelola kepentingan mereka sendiri untuk kepentingan organisasi
dengan keramahan secara individual, stimulasi intelektual, dan pengaruh yang ideal
semuanya akan menghasilkan upaya ekstra dari pekerja untuk efektivitas organisasi yang
lebih baik. Seangkan menurut Makmuri (2005:348) gaya kepemimpinan transformasional
adalah gaya kepemimpinan yang memberikan pertimbangan perseorangan, stimulasi
intelektual, serta memiliki kharisma yang sangat tinggi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Trasformasional, Kompensasi dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh kepemimpinan
trasformasional, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT PLN
(Persero) UP3 Padang.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan terkait kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) UP3 Padang
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Afandi (2018:83) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan organisasi secara illegal, tidak melanggar
hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika.
Menurut Mangkunegara (2009:67) pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Simamora (2015:339) “Kinerja mengacu pada kadar pencapian tugas-tugas yang membentuk
sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi
persyaratan sebuah pekerjaan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan
adalah hasil tingkat pencapaian seseorang dalam meaksanakan tugasnya baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
1. Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja)
Sikap atau kemungkinan yang akan terjadi pada seseorang atas reaksi yang diterimanya
sehingga dapat memunculkan perilaku pada diri seseorang tersebut atas situasi yang
mempengaruhinya. Sikap mental ini dapat berupa motivasi atau dorongan dari atasan, disipin
kerja dan etika dalam bekerja.
2. Pendidikan
Tujuan dari pendidikan yaitu untuk memperbaiki kinerja pegawai yang dihasikan melalui
sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan untuk memperoleh kualitas kerja
yang dihasilkan.
3. Keterampilan
Keterampilan merupakan kemampuan manusia dalam menuangkan ide, pikiran, kreatifitas,
dan cakap dalam menyelesaikan tugas agar tugas yang diselesaikan tersebut lebih bermakna
bagi perusahaan
4. Manajemen kepemimpinan
5. Tingkat penghasilan
Gaji dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena dengan adanya gaji seseorang dapat
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
7. Jaminan sosial
Setiap pekerjaan tentunya ada resiko. Dengan adanya jaminan sosial karyawan dapat sarana
perlindungan untuk para pekerja sehingga para pekerja menjadi nyaman bekerja, telindungi
dari segala resiko.
8. Iklim kerja
Iklim kerja merupakan kualitas lingkungan tempat karyawan bekerja yang terus dialami oleh
para pekerja. Ingkungan kerja tersebut dapat mempengaruhi perilaku karyawan ditempat
mereka bekerja.
Sarana dan prasarana dapat mempermudah proses pekerjaan agar tujuan dari perusahaan
dapat tercapai secara maksimal. Dengan adanya sarana dan prasrana dapat memberikan
layanan secara maksimal dan mempercepat proses kerja bagi suatu perusahaan.
10. Teknologi
Pemanfaatan teknologi dalam perusahaan dapat meningkatkan informasi yang lebih akurat
dan tepat waktu daam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Teknologi membantu perusahaan
dalam mengelola data dari perusahaan. Dengan adanya teknologi tersebut karyawan tidak
perlu lagi menyimpan dokumen dengan bentuk kertas, hanya menggunakan dokumen
karyawan dapat menyimpan di dalam komputer/ leptopnya.
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikannya
kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan kinerjanya.
Menurut Robbins (2016:260) indikator kinerja adalah alat untuk mengukur sajauh mana
pencapain kinerja karyawan. Berikut beberapa indikator untuk mengukur kinerja karyawan
yaitu:
1. Kualitas kerja
Kualitas kerja karyawan yang telah tercapai akan membuat karyawan merasa kebutuhan yang
mereka miliki sudah terpenuhi dan memiliki memotivasi yang tinggi terhadap suatu
pekerjaan.
2. Kuantitas
Kuantitas merupakan ukuran dalam bentuk nilai maupun tolak ukur atas hasi dari pengerjaan
yang telah dicapai karyawan.
3. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu yaitu apabila karyawan melakukan tugas yang diselesaikannya pada awal
waktu sehingga karyawan merasa puas akan suatu pekerjaannya sesusai dengan targer dan
tujuan dari perusahaan.
4. Efektifitas
Efektifitas meruakan ukuran yang menyatakan seberapa jauh targer yang dicapai berupa
kuantitas, kuaitas, dan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan semaksima
mungkin.
5. Kemandirian
Kemandirian merupakan individu dalam mengatur dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain.
Menurut Robbins (2017 :262) kepemimpinan transformasional adalah para pemimpin yang
dapat memotivasi para pengikut untuk melaksanakan dan mengelola kepentingan mereka
sendiri untuk kepentingan organisasi dengan keramahan secara individual, stimulasi
intelektual, dan pengaruh yang ideal semuanya akan menghasilkan upaya ekstra dari pekerja
untuk efektivitas organisasi yang lebih baik.
Ada beberapa indikator gaya kepemimpinan transformasional menurut Robbins (2010) yaitu:
1. Kharisma
Kharisma dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan daya tarik pribadi yang berkontribusi
terhadap kemampuan luar biasa untuk membuat ornag lain mendukung visi dan juga
mempromosikannya dengan bersemangat. Pemimpin kharismatik adalah pemimpin yang
mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitman dan identitas emosional pada visi,
filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya.
2. Motivasi Inspiratif
3. Stimulasi Intelektual
2.3 Kompensasi
Menurut Afandi (2021: 191) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan.
Menurut Enny (2019:37) kompensasi dapat didefinisikan sebagai bentuk timbal jasa yang
diberikan kepada pegawai sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi dan pekerjaan
mereka kepada organisasi. Kompensasi tersebut dapat berupa finansial yang langsung
maupun tidak langsung, serta penghargaan tersebut dapat pula bersifat tidak langsung.
Menurut widodo (2014:160) Kompensasi merupakan suatu bagian dari reward atau
penghargaan yang hanya berhubungan dengan bagian ekonomi, akan tetapi setelah adanya
keyakinan bahwasannya perilaku individual terdapat pengaruh dari sistem spektrum yang
lebih luas maka kompensasi tidak terlepas dari adanya reward yang disediakan oleh
organisasi.
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Dalam hal ini jika penawaran yang ada itu lebih besar dari lowongan pekerjaan maka tingkat
kompensasi relatif kecil, begitupun sebaliknya jika terdapat penawaran lebih kecil sedangkan
lowongan pekerjaan itu lebih besar maka kompensasi yang ditawarkan akan relatif lebih
besar.
Dalam hal ini apabila jika perusahaan atau suatu organisasi tersebut mampu dan bersedia
memberikan kompensasi dengan baik maka tingkat kompensasi semakin besar, begitupun
sebaliknya apabila perusahaan atau suatu organisasi tersebut hanya mampu memberikan
kompensasi rendah maka tingkat kompensasi pun rendah.
Dalam hal ini jika produktivitas kerja yang dilakukan pegawai atau karyawan tersebut baik,
maka tingkat kompensasi yang akan didapatkan akan semakin besar, begitupun sebaliknya
jika produktivitas yang dilakukan pegawai atau karyawan buruk, maka kompensasi yang akan
didapatkan pun rendah.
4. Biaya Hidup
Dalam hal ini biaya hidup dapat menentukan tinggi rendahnya tingkat kompensasi. Yang
dimana jika biaya hidup di daerah tersebut tinggi maka tingkat pendapatan kompensasi juga
akan tinggi begitupun dengan sebaliknya
Dalam hal ini tinggi atau rendahnya tingkat pemberian kompensasi yang dilakukan
perusahaan kepada pegawai juga dapat disebabkan oleh kondisi perekonomian saat itu. Jika
perekonomian sedang tinggi maka kompensasi yang akan diberikan pun akan tinggi,
sebaliknya jika perekonomian sedang merosot maka kompensasi yang akan diberikan pun
akan rendah.
2. Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi diatas atau diluar gaji atau upah yang diberikan
perusahaan.
3. Tunjangan
Tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, program pension, liburan yang ditanggung
perusahaan dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan kepegawaian.
4. Fasilitas
Fasilitas adalah pada umumnya berhubungan dengan kenikmatan seperti mobil perusahaan
atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan.
Menurut (Anam, 2018) Lingkungan Kerja ialah sesuatu yang ada di sekeliling karyawan
sehingga memengaruhi seseorang untuk mendapatkan rasa aman, nyaman, serta rasa puas
dalam melakukan dan menuntaskan pekerjaan yang diberikan oleh atasan.
Menurut Pandi Afandi (2016:51) lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperature,
kelembapan, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai
tidaknya alat-alat perlengkapan kerja.
Menurut Robbins (2017) lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stress kerja
pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan
kerja fisik adalah:
1. Suhu
Suatu variable dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Memaksimalkan
produktivitas adalah penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur
sehingga berada di antara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.
2. Kebisingan
Bukti tentang suara menunjukan bahwa suara-suara yang konstan dapat diramalkan tidak
menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat
diramalkan memberikan pengaruh negatif dan gangguan konsentrasi pegawai.
3. Penerangan
Bekerja dengan ruang yang gelap akan menyebabkan ketegangan mata. Intensitas cahaya
yang bagus tentu akan membantu pegawai dalam melakukan aktivitas kerjanya.
4. Mutu uadara
Fakta yang tidak bisa diabaikan jika menghirup udara yang tercemar membawa efek yang
merugikan pada Kesehatan pribadi. Udara yang tercemar dapat menggangu kesehatan
karyawan. Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sakit kepala, mata
perih, kelelahan, dan depresi.
1. Suasana kerja
Suasana kerja adalah kondisi disekitar karyawan yang sedang dilakukannya pekerjaan yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.
Hubungan antar rekan kerja yaitu hubungan dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada
saling intrik diantara sesame rekan kerja.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
karyawan tetap tinggal dalam suatu organisai adalah adanya hubungan yang harmonis
diantara rekan kerja.
Hubungan antara bawahan dengan pimpinana yaitu hubungan dengan karyawan yang baik
dan harmonis dengan pimpinan tempat kerja. Hubungan yang baik dan harmonis dengan
pimpinan tempat kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja
karyawan.
Berdasarkan rumusan masalah dan pendapat yang dikemukakan okeh para ahli, maka dapat
dibentuk kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Gaya Kepemimpinan
Trasformasional
Lingkungan Kerja
2.7 Hipotesis
H2: Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero)
UP3 Padang
H3: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT PLN
(Persero) UP3 Padang
H4: Gaya kepemimpinan trasformasiona, kompensasi, dan lingkungan kerja secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) UP3 Padang