Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.

MEKTEK TANJUNG
LESTARI (DENSO CABANG TABALONG)

Mahendra Syah Putra Jaya Wardhana*, Saumira Mirnayanti


mahendrasyah2000@gmail.com, saumira90@gmail.com

Program Studi Administrasi Bisnis


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa Pembataan Tanjung – Tabalong
Telp./Fax (0526) 2022484 Kode Pos 7012
Email : info@stiatabalong.ac.id

ABSTRAK

Penelitian tentang disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari dilakukan
dikarenakan masih ada di temui beberapa karyawan yang kurang bersemangat dalam bekerja seperti
pekerjaan yang tidak diselesaikan dengan tepat waktu, tidak disiplin dalam kehadiran, karyawan duduk
santai sambil berbincang-bincang disaat jam kerja, dan menunda-nunda pekerjaan, sehingga unit yang
seharusnya dapat terselesaikan dalam satu hari pengerjaan, diselesaikan dalam waktu 2 hari, imbas terjadinya
penundaan tersebut mengakibatkan workshop terlihat penuh. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso
Cabang Tabalong) dan seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan. Penelitian yang akan dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif, yaitu semua informasi diwujudkan dalam bentuk angka. Populasi dan sampel yang
diambil untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari
(Denso Cabang Tabalong), berjumlah 76 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kusioner. Teknik
analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, analisis regresi sederhana dan
pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong). Besarnya pengaruh disiplin kerja sebesar
0,471 terhadap kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong) adalah sebesar
47,10%, adapun 52,90% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti

Kata Kunci : Pengaruh, Disiplin Kerja, Kinerja

PENDAHULUAN demikian karena manusia menjadi perencana,


Era globalisasi ditandai dengan semakin pelaku dan penentu terbentuknya organisasi.
pesatnya perkembangan disegala kegiatan bisnis. Tujuan perusahaan/organisasi bisnis tidak akan
Perubahan lingkungan sedemikian dinamis telah tercapai tampa adanya peran aktif karyawan,
memaksa berbagai jenis perusahaan untuk untuk itu perusahaan/organisasi bisnis perlu
melakukan visi misi dan strategi adaptasi dalam membentuk tenaga kerja yang berkualitas demi
struktur, kultur dan sistem perusahaan. Perubahan kelangsungan hidup perusahaan/organisasi bisnis.
yang terjadi akibat kemajuan teknologi dan Untuk dapat bersaing dengan industri yang
informasi maka perusahaan harus berani sejenis lainnya, organisasi bisnis harus
melakukan perubahan strategi yang menuntut mempunyai keunggulan kompetitif yang sangat
pelatihan dan pengembangan untuk sulit ditiru, yang hanya akan diperoleh dari
mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang akan karyawan yang produktif, inovatif, kreatif dan
datang. selalu bersemangat dan loyal. Salah satu yang
Di era perkembangan yang semakin maju, memenuhi kriteria seperti itu hanya akan dimiliki
manusia sebagai sumber daya merupakan unsur melalui penerapan konsep dan teknik manajemen
yang terpenting bagi kelancaran sumber daya manusia yang tepat dengan
perusahaan/organisasi bisnis. Dapat dikatakan lingkungan kerja yang mendukung. Faktor-faktor
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dapat dijalankan semua pegawai baik dengan
karyawan diantaranya kedisiplinan. Kinerja kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
karyawan yang merupakan hasil olah pikir dan Penilaian kinerja adalah proses yang
tenaga dari seorang karyawan terhadap pekerjaan dilakukan organisasi untuk mengevaluasi atau
yang dilakukannya, dilihat, dihitung jumlahnya, menilai keberhasilan karyawan dalam
akan tetapi dalam banyak hal hasil olah pikiran melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat
dan tenaga tidak dapat dihitung dan dilihat, seperti dilakukan dengan membandingkan hasil kerja
ide-ide pemecahan suatu persoalan, bisa juga yang dicapai karyawan dengan standar pekerjaan.
merupakan penemuan atas prosedur kerja yang Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau
lebih efisien. melebihi standar pekerjaan dapat dikatakan
Setiap orang yang bekerja mengharapkan kinerja karyawan termasuk pada kategori baik.
memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Demikian sebaliknya, seorang karyawan yang
Pada level individu produktivitas mem buahkan hasil pekerjaannya tidak mencapai standar
kepuasan kerja pegawai, sedangkan untuk tingkat pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik
organisasi ditemukan bahwa institusi yang atau berkinerja rendah. Dalam mewujudkan
memiliki banyak karyawan yang merasa puas kinerja karyawan, ada beberapa faktor variabel
cenderung lebih efektif dalam peningkatan yang mempengaruhi organisasi dan kinerjanya
produktivitas organisasi daripada institusi yang yaitu antara lain efektivitas dan efisiensi, otoritas
sedikit karyawan merasa kurang puas. Semakin dan tanggung jawab, disiplin serta inisiatif.
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan Dengan adanya faktor-faktor tersebut diharapkan
keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat perusahaan mampu mewujudkan tujuan yang
kepuasan yang dirasakan. telah direncanakan secara efektif dan efisien
Selain itu faktor yang sangat berpengaruh (Bangun, 2016)
dalam sumber daya manusia adalah faktor Dalam kehidupan organisasi yang
disiplin. Kedisiplinan adalah fungsi manajemen berorientasi pada masa depan, usaha
sumber daya manusia yang terpenting dan kunci penyelenggaraan organisasi atau perusahaan perlu
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang ditangani secara profesional, dalam arti bahwa
baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Sumber penyelenggara kegiatan perusahaan tersebut
keberhasilan suatu perusahaan dalam memerlukan pemimpin dan staf/karyawan yang
menghasilkan kinerja yang tinggi adalah tenaga mengerti akan tugasnya, bersemangat dalam
kerja yang berkualitas dan mempunyai efektifitas mengejar prestasi. Berikutnya berkaitan dengan
kerja yang memadai. Potensi sumber daya lingkungannya (manusia, alat, sumber-sumber,
manusia mempunyai peranan yang sangat penting ruang, waktu dan lain-lain), seorang karyawan
sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam diharapkan dapat mencurahkan perhatiannya
proses pembangunan industrial saat ini. Kinerja secara bersungguh-sungguh, sehingga pekerjaan
karyawan yang menghasilkan produk dengan dapat terselesaikan dengan baik dan efektif.
kualitas dan kuantitas yang baik sesuai dengan Masalah kinerja tentu tidak terlepas dari proses
standar akan mendapat kepercayaan masyarakat. hasil dan daya guna, dalam hal ini kinerja atau
Menurut (Hasibuan, 2016) kedisiplinan prestasi kerja merupakan hasil kerja secara
adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karena semakin baik disiplin pegawai semakin pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya
disiplin yang baik, sulit bagi organisasi maupun (Barthos, 2017).
instansi mencapai hasil yang optimal. Disiplin PT Mektek Tanjung Lestari berdasarkan Akte
merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang Pendirian tertanggal 05 Desember 2016, dengan
mentaati semua peraturan instansi yang dibuat berbasis pegetahuan dan skill yang memadai di
manajemen yang mengingat anggotainstansi agar bidang pekerjaan (jasa), serta spare parts
khususnya AC, yang mana secara lebih spesifik
difokuskan pada spesialisasi dibidang Air individu memiliki lembar penilaian yang akan
Conditioner, Secara managerial PT. Mektek diakumulasikan dan dijadikan dalam bentuk
Tanjung Lestari menjalin partnership dengan PT. persentase guna mengetahui kinerja mana yang
Denso Sales Indonesia yang telah menunjuk lemah. Dalam penanganan karyawan ini pihak PT.
sebagai Dealer resmi Denso untuk mewakili di Mektek Tanjung Lestari memberikan penjelasan
wilayah Kalimantan Selatan dan sekitarnya. dan bimbingan terkait dengan nilai yang
Management PT. Mektek Tanjung Lestari telah didapatkannya, sehingga di 3 bulan berikutnya
menetapkan kebijakan saat ini mengenai target penilaian akan menjadi baik.
market share dengan perimbangan 60% untuk Sementara pada tabel merah ditemukan pada
sasarannnya adalah corporat dengan stressing, penilaian kualitas pekerjaan dengan persentase
corporat yang berkecimpung pada proyek 20%-39% kriteria tidak baik skor antara (21-40)
pertambangan beserta sub kontraktornya, sisanya dengan jumlah karyawan 2 orang. Sementara pada
40% sasarannya kepada Corporat Non Tambang, penilaian disiplin dengan persentase 20%-39%
yang meliputi Publik atau Personal Customer. kriteria tidak baik skor antara (21-40) dengan
Berdasarkan hasil observasi yang telah jumlah karyawan 2 orang. Langkah pihak
peneliti lakukan di PT. Mektek Tanjung Lestari, manajemen PT. Mektek Tanjung Lestari terhadap
masih ada di temui beberapa karyawan yang karyawan tersebut yaitu melakukan pemanggilan
kurang bersemangat dalam bekerja seperti secara bergantian dan menyampaikan skor
pekerjaan yang tidak diselesaikan dengan tepat penilaian serta memberikan surat peringatan 1, 2
waktu, tidak disiplin dalam kehadiran, karyawan dan jika pelanggaran sudah dilakukan 2 kali maka
duduk santai sambil berbincang-bincang disaat pihak manajemen PT. Mektek Tanjung Lestari
jam kerja, dan menunda-nunda pekerjaan, melakukan PHK kepada karyawan tersebut sesuai
sehingga unit yang seharusnya dapat terselesaikan dengan kesepakatan kerja yang tertuang di dalam
dalam satu hari pengerjaan, diselesaikan dalam Kontrak kerja yang telah disepakati bersama.
waktu 2 hari, imbas terjadinya penundaan tersebut Permasalahan kinerja sangat didasari dengan
mengakibatkan workshop terlihat penuh hasil rekapitulasi absensi Finger Print yang
penilaian kinerja yang dilakukan oleh mereka lakukan setiap hari kerja. Penyebab
manajemen PT. Mektek Tanjung Lestari karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari Kabupaten
dilakukan berdasarkan 9 kriteria pokok kinerja rill Tabalong lebih memilih alpa dari pada meminta
dilapangan. Setiap per 3 bulan maka dilakukan izin dikarenakan susahnya meminta izin kepada
audit kinerja yang dilakukan oleh manajemen PT. atasan jika alasan tidak tepat, maka izin tidak akan
Mektek Tanjung Lestari kepada setiap karyawan, dikeluarkan, mengingat perusahaan PT. Mektek
yang dinilai berdasarkan 9 pokok penilaian kinerja Tanjung Lestari Kabupaten Tabalong menuntut
yang sudah ditentukan oleh perusahaan. karyawan bekerja sesuai dengan SOP yang sudah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tabel ada di perusahaan, selain itu penyebab karyawan
yang berwarna kuning ditemukan pada penilaian seringnya terlambat bekerja dikarenakan Finger
kuantitas pekerjaan dengan persentase 40%-59% Print yang di atur oleh teknisi membatasi absensi
kriteria cukup baik skor atara (41-60) dengan yang maksimal yaitu jam 08.00 WITA, jika
jumlah karyawan yang mendapatkan nilai tersebut terlambat maka absensi mendeteksi karyawan
adalah 2 orang. Sementara pada penilaian datang terlambat. Sementara karyawan sering
tanggung jawab dengan persentase 40%-59% pulang cepat dikarenakan pekerjaan sudah
kriteria cukup baik skor atara (41-60) dengan rampung pada jam 14.00 WITA, namun jam
jumlah karyawan yang mendapatkan nilai tersebut pulang kerja yaitu pada jam 17.00 WITA,
adalah 2 orang. Langkah pihak manajemen PT. sehingga karyawan memilih keluar dengan alasan
Mektek Tanjung Lestari terhadap karyawan ke warung, ataupun alasan lainnya, dan tidak balik
tersebut yaitu melakukan pemanggilan secara lagi setelah itu.
bergantian dan menyampaikan skor penilaian Kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung
yang mereka dapatkan, dimana masing-masing Lestari ini tentu tidak akan mengalami
peningkatan secara sendirinya, melainkan terdapat Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
beberapa hal yang mempengaruhinya terutama peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam kepuasan kerja yang belum dilaksanakan dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap
oleh PT. Mektek Tanjung Lestari kepada Kinerja Karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari
karyawan, seperti upah yang cukup, perlakuan (Denso Cabang Tabalong)”.
yang adil, ketenangan bekerja, perasaan diakui, Dari penjelasan yang dijabarkan dalam latar
penghargaan atas hasil kerja dan penyalur belakang tersebut, maka penulis merumuskan
perasaan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
Permasalahan tersebut juga sejalan dengan antara lain apakah ada pengaruh disiplin kerja
penelitian yang dilakukan oleh (Parhusip, 2014) terhadap kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung
Hasil analisis regresi linier berganda Lestari (Denso Cabang Tabalong) dan seberapa
menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh yang karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso
signifikan terhadap kinerja. Hal ini ditunjukkan Cabang Tabalong)
dengan hasil Uji simultan diperoleh dari Fhitung> Berdasarkan latar belakang dan rumusan
Ftabel (21,670>3,20) dan nilai signifikansi F masalah yang telah dijelaskan di atas, adapun
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α sebesar 0,05 tujuan penelitian dalam penelitian ini, yaitu untuk
(0,000<0,05). Penelitian dari (Liyas, 2017) mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin
Berdasarkan hasil perhitungan untuk melihat kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek
seberapa besar persentase kontribusi Disiplin Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong) dan
Kerja (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y), untuk mengetahui dan menganalisis besarnya
diperoleh nilai R square (R2) sebesar 0,748, dan pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
dinyatakan dalam Koefisien Determinasi, PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang
diperoleh hasil 74,8%. Selanjutnya penelitian dari Tabalong)
(Ariandy, 2015) Pada hasil penelitian ini hasil uji t TINJAUAN PUSTAKA
memperoleh nilai t hitung sebesar 5.401, Penelitian Terdahulu
sedangkan t Tabel 1.986 artinya t hitung > t tabel 1. Carnila M.D. Parhusip (2014)
(5.401 > 1.986). nilai t hitung lebih besar dari t Penelitian (Parhusip, 2014) pengaruh disiplin
tabel maka t hitung lebih besar maka H0 ditolak, kerja terhadap kinerja (studi pada karyawan
dan terima H1 maka hal ini menunjukan terdapat AJB BUMIPUTERA 1912 Cabang
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada PT Kayutangan Kota Malang). Hasil analisis
Amerta Indah Otsuka Jakarta. Kemudian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
penelitian dari (Sareno, 2019) hasil penelitian secara simultan dan parsial variabel disiplin
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
antara Kedisiplinan terhadap kinerja karyawan terhadap kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan
dengan melalui perhitungan analisis Korelasi hasil Uji simultan diperoleh dari Fhitung>
Product Moment, maka diketahui bahwa nilai Ftabel (21,670>3,20) dan nilai signifikansi F
korelasi sebesar 0,66063 dengan demikian sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α sebesar
terdapat hubungan positif yang kuat antara 0,05 (0,000<0,05). Nilai signifikansi tersebut
variabel (X) dengan variabel (Y) dibawah 5% sehingga menghasilkan keputusan
Kemudian tidak sejalan dengan penelitian H1 diterima dan Ho ditolak. Hasil uji parsial
dari (Meilany, 2015) Hasil pengaruh disiplin kerja untuk Sikap diperoleh nilai signifikansi t
terhadap kinerja karyawan tidak sebesar 0,001 yang lebih kecil dari α sebesar
terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin 0,05 (0,001<0,05) dan thitung sikap lebih besar
kerja terhadap kinerja karyawan. Dimana t hitung dari pada ttabel sikap (3,418 > 2,012). Hasil uji
lebih kecil dari t tabel, maka hipotesa yang parsial variabel perilaku mempunyai
menyatakan terdapat pengaruh disiplin kerja signifikansi sebesar 0,002 dan thitung perilaku
terhadap kinerja karyawan tidak diterima
lebih besar dari pada ttabel perilaku (3,230 > jawaban responden yang menjawab ss - 48 % ,
2,012). S - 46 % , R - 4 % , TS 1 % STS 1 %. Jadi,
2. Jeli Nata Liyas (2017) terdapat hubungan yang kuat antara
Penelitian (Liyas, 2017) pengaruh disiplin Kedisiplinan terhadap kinerja karyawan
kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank dengan melalui perhitungan analisis Korelasi
Perkreditan Rakyat. Berdasarkan hasil Product Moment, maka diketahui bahwa nilai
perhitungan untuk melihat seberapa besar korelasi sebesar 0,66063 dengan demikian
persentase kontribusi Disiplin Kerja (X) terdapat hubungan positif yang kuat antara
terhadap Kinerja Karyawan (Y), diperoleh nilai variabel (X) dengan variabel (Y) Untuk
R square (R2) sebesar 0,748, dan dinyatakan mengetahui besarnya sumbangsih (kontribusi)
dalam Koefisien Determinasi, diperoleh hasil variabel (X) yang berpengaruh dengan variabel
74,8%. Ini menjelaskan besarnya pengaruh (Y) menggunakan Koefisen Determinasi (KD)
variabel Disiplin Kerja (X) terhadap Kinerja yang diperoleh 43,64 % dan sisanya ( 100 % -
Karyawan (Y) pada Perusahaan Daerah Bank 43,64 % ) sebesar 56,36 % dipengaruhi faktor
Perkreditan Rakyat Rokan Hulu adalah sebesar lain yang tidak diteliti oleh penulis.
74,8% sedangkan sisanya 25,2% dipengaruhi Berdasarkan hasil uji, diperoleh 6,7020
oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam sedangkan dari tebel 2,002, berarti thitung
penelitian ini rabet yang artinya bahwa Ho ditolak dan H
3. Yordan Ariandy (2015) diterima, maka ada pengaruh yang signifikan
Penelitian (Ariandy, 2015) pengaruh disiplin antara kedisiplinan terhadap kinerja karyawan
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. pada PT. Handaru Nusantara Gemilang
Amerta Indah Otsuka Jakarta. Pada hasil 5. Prastika Meilany (2015)
penelitian ini hasil uji t memperoleh nilai t Penelitian (Meilany, 2015) Pengaruh disiplin
hitung sebesar 5.401, sedangkan t Tabel 1.986 kerja terhadap kinerja karyawan (kasus bagian
artinya t hitung > t tabel (5.401 > 1.986). nilai t operasional PT. Indah Logistik Cargo Cabang
hitung lebih besar dari t tabel maka t hitung Pekanbaru). Hasil pengaruh disiplin kerja
lebih besar maka H0 ditolak, dan terima H1 terhadap kinerja karyawan tidak terdapat
maka hal ini menunjukan terdapat pengaruh pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja
disiplin kerja terhadap kinerja pada PT Amerta terhadap kinerja karyawan. Dimana t hitung
Indah Otsuka Jakarta. Namun pada ada uji lebih kecil dari t tabel, maka hipotesa yang
koefisien korelasi menunjukan bahwa variabel menyatakan terdapat pengaruh disiplin kerja
disiplin kerja hanya berkontribusi sebesar terhadap kinerja karyawan tidak diterima
24.9% terhadap kinerja karyawan sisanya Pengertian Sumber Daya Manusia
sebesar 75.1% berasal dari faktor diluar lain Berbagai istilah yang dipakai untuk
penelitian ini menunjukkan manajemen sumber daya manusia
4. Sareno (2019) antara lain: manajemen sumber daya manusia,
Penelitian (Sareno, 2019) pengaruh manajemen sumber daya insani, manajemen
kedisiplinan terhadap kinerja Karyawan Pada personalia, manajemen kekaryawanaan,
PT. Handaru Nusantara Gemilang (Dapoer manajemen perburuhan, manajemen tenaga kerja,
Intan). Berdasarkan analisis yang penulis administrasi personalia (kekaryawanan), dan
lakukan mendapatkan hasil dari Variabel X hubungan industrial.
yaitu Kedisiplinan cukup baik berdasarkan Manajemen sumber daya manusia merupakan
hasil olahan Kuesioner yang disebarkan dapat salah satu bidang dari manajemen umum yang
dilihat dari jawaban responden yang menjawab meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,
SS - 54 % . S – 41 % . R : 4 % . TS - 1 % . STS pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat
0 % dan adapun Variabel Y yaitu kinerja dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran,
karyawan pada PT. Handaru Nusantara keuangan maupun kekaryawanan. Karena sumber
Gemilang cukup baik, dapat dilihat dari daya manusia dianggap semakin penting
peranannya dalam pencapaian tujuan, maka suatu departemen sumber daya manusia
berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam diciptakan untuk dapat membantu para
bidang sumber daya manusia (SDM) dikumpulkan manajer, namun demikian para manajer tetap
secara sistematis dalam apa yang disebut dengan bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
Manajemen sumber daya manusia. Istilah Departemen sumber daya manusia membantu
“manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan para manajer dalam menangani hal-hal yang
pengetahuan tentang bagaimana seharusnya berhubungan dengan sumber daya manusia.
memanage (mengelola) sumber daya manusia b. Tujuan Fungsional
(Rivai & Sagala, 2014) Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi
Selanjutnya (Hasibuan, 2016) Manajemen departemen pada tingkat yang sesuai dengan
sumber daya manusia adalah ilmu dan seni kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, menjadi tidak berharga jika manajemen
agar efektif dan efisien membantu terujudnya sumber daya manusia memiliki kriteria yang
tujuan. Kemudian (Barthos, 2017) menjelaskan lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
bahwa manajemen sumber daya manusia timbul c. Tujuan Sosial
sebagai suatu masalah baru pada dasaarsa 1960- Ditujukan untuk secara etis dan sosial
an. Manajemen SDM mencakup masalah-masalah merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan, tantangan-tantangan masyarakat melalui
dan perlindungan sumber-sumber daya manusia tindakan meminimasi dampak negatif terhadap
baik yang berada dalam hubungan kerja maupun organisasi. Kegagalan organisasi dalam
yang berusaha sendiri. menggunakan sumber dayanya bagi
Sementara (Sunyoto, 2018) menyatakan keuntungan masyarakat dapat menyebabkan
manajemen sumber daya manusia adalah suatu hambatan-hambatan.
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan d. Tujuan Personal
pengawasan, atas pengadaan, pengembangan, Ditujukan untuk membantu karyawan dalam
kompensasi, pengintergrasian, pemeliharaan, dan pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan
pengadaan, pengembangan, pengintergrasian, yang dapat mempertinggi kontribusi individual
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi harus dipertimbangkan jika para karyawan
perusahaan secara terpadu harus dipertahankan, dipensiunkan, atau
Dari penjelasan para ahli di atas dapat dimotivasi. Jika tujuan personal tidak
disimpulkan bahwa pengertian manajemen dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan
sumber daya manusia atau manajemen personalia karyawan dapat menurun dan karyawan dapat
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, meninggalkan organisasi
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan Pengertian Disiplin Kerja
tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, Menurut (Hasibuan, 2016) kedisiplinan
integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting
kerja dengan sumber daya manusia untuk karena semakin baik disiplin pegawai semakin
mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa
masyarakat disiplin yang baik, sulit bagi organisasi maupun
Fungsi Sumber Daya Manusia instansi mencapai hasil yang optimal. Disiplin
Menurut (Herman, 2017) tujuan manajemen merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang
Sumber Daya Manusia adalah : mentaati semua peraturan instansi yang dibuat
a. Tujuan Organisasional manajemen yang mengingat anggotainstansi agar
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan dapat dijalankan semua pegawai baik dengan
manajemen sumber daya manusia (MSDM) kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian Menurut (Puji, 2017) menyebutkan disiplin
efektivitas organisasi. Walaupun secara formal keja adalah suatu alat yang digunakan manajer
untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai peraturan agar ada kepatuhan dalam organisasi
suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan yang berjalan dengan tertib dan teratur. Disiplin
kesediaan seseorang menaati semua peraturan juga dikatakan sebagai alat berkomunikasi dengan
instansi serta norma-norma sosial yang berlaku. para karyawan agar karyawan mau berbuat seperti
Selanjutnya (Hasibuan, 2016), banyak yang apa yang dianjurkan oleh atasan dan berbuat
mengartikan disiplin itu bilamana karyawan selalu sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah
datang serta pulang tepat pada waktunya. ditetapkan (Sutrisno, 2017).
Pendapat itu hanya salah satu yang dituntut oleh Menurut Singodimedjo dalam (Sutrisno,
organisasi. Oleh karena itu kedisiplinan dapat 2017) mengatakan disiplin adalah sikap kesedian
diartikan sebagai tingkah laku yang tertulis dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
maupun yang tidak tertulis. mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di
Selanjutnya (Siswanto, 2019) mengatakan sekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan
disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan
menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan- disiplin yang merosot akan menjadi penghalang
peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun dan memperlambat pencapain tujuan perusahaan.
tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan Kedisiplinan merupakan fungsi operatif
tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia manajemen sumberdaya manusia yang terpenting
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan karena semakin baik disiplin pegawai, semakin
kepadanya. Kemudian (Sondang P, 2017) disiplin tinggi prestasi kerja yang dapat di capainya.
pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi
berusaha memperbaiki dan membentuk organisasi perusahaan mencapai hasil yang
pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan optimal.
sehingga para karyawan tersebut secara sukarela Menegakkan suatu kedisiplinan penting bagi
berusaha bekerja secara kooperatif dengan para perusahaan, sebab kedisiplinan berisikan
karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi peraturan-peraturan yang harus ditaati karyawan.
kerjanya. Dengan kedisiplinan diharapkan dapat membuat
Menurut (Sutrisno, 2017) disiplin pegawai pekerjaan seefisien mungkin. Disiplin kerja dapat
adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya,
peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi
adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang para karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin
sesuai dengan peraturan dari organisasi baik kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan
tertulis maupun yang tidak tertulis. Kemudian kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh
(Rivai R. A., 2019) disiplin kerja adalah suatu alat hasil yang optimal. Sedangkan bagi karyawan
yang digunakan para manajer untuk akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka sehingga akan menambah semangat kerja dalam
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta melaksanakan pekerjaannya
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
kesadaran dan kesediaan seseorang untuk Kerja
mentaati semua peraturan perusahaan dan Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri
normanorma sosial yang berlaku. karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan
Kedisiplinan merupakan keinginan dan menunjukkan tingkat kesungguhan pegawai di
kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan dalam organisasi. Tindakan disiplin menuntut
norma sosial. Oleh karena itu disiplin merupakan suatu hukuman terhadap karyawan yang gagal
sarana penting untuk mencapai tujuan, maka memenuhi standar yang ditetapkan.
pembinaan disiplin merupakan bagian dari Menurut (Hasibuan, 2016) faktor-faktor yang
manajemen yang sangat penting. Disiplin mempengaruhi disiplin kerja karyawan adalah
dikatakan juga sebagai sarana untuk melatih dan sebagai berikut:
mendidik orang-orang terhadap peraturan- a. Tujuan dan kemampuan.
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin
tingkat kedisiplinan karyawan, tentu saja pada yang sudah ditetapkan.
dasarnya pekerjaan yang dibebankan kepada c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan
karyawan harus sesuai dengan kemampuan pegangan.
karyawan tersebut, agar karyawan tersebut Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana
disiplin dan bersungguh-sungguh dalam dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis
mengerjakan pekerjaannya tersebut. yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan
b. Kepemimpinan. bersama.
Kepemimpinan sangat memiliki peranan d. Keberanian pimpinan dalam mengambil
penting dalam menentukan kedisiplinan kerja tindakan.
karyawan. Karena pemimpin tersebut akan Bila ada seorang karyawan yang melanggar
menjadi contoh bagi para bawahannya. disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan
c. Kompensasi. untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
Kompensasi sangat berperan penting terhadap tingkat pelanggaran yang dibuatnya.
kedisiplinan kerja karyawan, artinya semakin e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
besar kompensasi yang diberikan perusahaan, Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
maka semakin baik disiplin kerja karyawan. perusahaan perlu ada pengawasan yang akan
Begitu juga sebaliknya, karyawan akan sulit mengarahkan para karyawan agar dapat
bekerja dengan disiplin jika kebutuhan primer melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan
mereka tidak terpenuhi. sesuai dengan yang telah ditetapkan.
d. Sanksi hukum. f. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan.
Sanksi hukum yang semakin berat akan Karyawan adalah manusia yang mempunyai
membuat karyawan takut untuk melakukan perbedaan karakter antara satu dengan yang
tindakan indisipliner, dan ketaatan karyawan lain. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang
terhadap peraturan perusahaan akan semakin mendukung tegaknya disiplin.
baik. Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja
e. Pengawasan. Pada dasarnya banyak indikator yang
Pengawasan adalah tindakan yang paling mempengaruhi tingkat disiplin pegawai pada
efektif untuk mewujudkan kedisiplinan kerja suatu organisasi. Dalam mengukur variabel
karyawan tersebut disiplin kerja, penelitian ini mengadaptasi
Selanjutnya (Sutrisno, 2017) faktor yang indikator yang digunakan dalam buku (Siswanto,
mempengaruhi disiplin kerja adalah: 2019) yang berpendapat bahwa indikator disiplin
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi. kerja ada 5 (lima) yaitu:
Besar kecilnya kompensasi dapat a. Frekuensi Kehadiran
mempengaruhi tegaknya disiplin. Para Frekuansi kehadiran merupakan salah satu
karyawan akan mematuhi segala peraturan tolak ukur untuk mengetahui tingkat
yang berlaku, bila karyawan merasa mendapat kedisiplinan pegawai. semakin tinggi frekuensi
jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih kehadirannya atau rendahnya tingkat
payahnya yang telah dikontribusikan bagi kemangkiran maka pegawai tersebut telah
perusahaan. memiliki disiplin kerja yang tinggi.
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam b. Tingkat Kewaspadaan
perusahaan. Tingkat Kewaspadaan, pegawai yang dalam
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, melaksanakan pekerjaannya selalu penuh
karena dalam lingkungan perusahaan, semua perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat
karyawan akan selalu memerhatikan kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya
bagaimana pimpinan dapat menegakkan maupun pekerjaannya.
disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat c. Ketaatan Pada Standar Kerja
mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan,
Pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya pertemuan dan mencatat pekerja yang
diharuskan mentaati semua standar kerja yang memiliki absen tinggi.
telah ditetapkan sesuai dengan aturan dan b. Monitoring
pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak Membuat sistem pencatat yang akurat,
terjadi atau dapat dihindari. mengobservasi dengan cermat karyawan yang
d. Ketaatan Pada Peraturan Kerja melakukan tindakan indisipliner dan mencatat
Ketaatan pada peraturan kerja ini dimaksudkan data penyebabnya.
demi kenyamanan dan kelancaran dalam c. Konseling
bekerja. Secara personal melakukan pertemuan dengan
e. Etika Kerja karyawan yang mempunyai masalah dengan
Etika kerja diperlukan oleh setiap pegawai kehadiran mereka dan menyampaikan untuk
dalam melaksanakan pekerjaan agar mengobservasi perilaku mereka.
terciptanya suasana harmonis dan saling d. Tindak lanjut
menghargai antara sesama pegawai Jika tindakan indisipliner itu diulangi lagi, buat
Tujuan Disiplin lagi pertemuan dengan mereka untuk melihat
Menurut ( Simanjuntak, 2018) adapun tujuan penyebabnya.
disiplin adalah untuk meningkatkan produktivitas e. Tindakan korektif
secara efisien, dan proses pendisiplinan karyawan Melakukan tindakan progresif sesuai dengan
dapat dilakukan dengan cara, yaitu: jalur kebijaksanaan perusahaan
a. Tindakan yang bersifat positif, antara lain: Pengertian Kinerja
1) Hendaknya bersifat membangun Kinerja juga merupakan hasil kerja dan
2) Hendaknya pendidikan diri dilakukan kemajuan yang telah dicapai seorang dalam
secara pribadi tugasnya. Kinerja artinya sama dengan prestasi
3) Hendaknya dilakukan dengan segera kerja atau dalam bahasa Inggrisnya disebut
b. Tindakan yang bersifat negatif, antara lain : Performance. Kinerja selalu merupakan tanda
1) Penurunan jabatan keberhasilan suatu organisasi atau orang-orang
2) Dirumahkan sementara yang ada dalam organisasi tersebut. Terdapat
3) Pemberian surat peringatan beberapa ahli yang mengemukakan definisi
4) Pemberian sanksi administrasi lainnya, tentang kinerja sebagai berikut :
seperti penundaan naik gaji, pangkat, dan Menurut (Swastha & Irawan, 2018)
lain-lainnya. Perusahaan atau organisasi menyatakan bahwa : “Kinerja (performance)
perlu mengambil tindakan yang tegas adalah hasil kerja yang konkrit, dapat diamati, dan
apabila ada pegawai yang melakukan dapat diukur”. Sehingga kinerja merupakan hasil
tindakan indisipliner. Ketegasan tersebut kerja yang dicapai oleh karyawan dalam
dapat berupa ancaman dan sanksi hukuman pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran dan
bersifat peringatan. Ancaman hukuman waktu yang telah ditentukan.
akan efektif untuk jangka panjang bila Menurut Prawirosentono (Swastha & Irawan,
ancaman tersebut disertai peningkatan 2018) mendefinisikan kinerja adalah sebagai
kesejahteraan bagi karyawan. usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat
Menurut (Sastrohadiwiryo, 2017) ada lima dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
langkah pokok guna menyiasati perilaku dalam suatu organsasi sesuai dengan wewenang
indisipliner kerja, yaitu: dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
a. Pendidikan mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
Dengan memberikan penjelasan yang legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
komprehensif kepada seluruh karyawan moral maupun etika.
mengenai kebijaksanaan perusahaan Kemudian (Mangkunegara, 2017), kinerja
menyangkut kehadiran kerja, membuat adalah sepadan dengan prestasi kerja actual
performance, yang merupakan hasil secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang Yang dimaksud dengan sistem penilaian
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai kinerja ialah proses yang mengukur kinerja
dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. karyawan. Ada beberapa faktor yang
Kinerja juga dapat dikatakan sebagai hasil kerja mempengaruhi penilaian kinerja karyawan
yang dicapai oleh individu sesuai dengan adalah :
peran/tugasnya dalam periode tertentu yang a. Karakteristik Situasi,
dihubungkan dengan ukuran nilai/standar tertentu b. Deskripsi Pekerjaan, Spesifikasi
dari organisasi tempat individu itu bekerja. Pekerjaan Dan Standar Kinerja
Kinerja merupakan suatu yang lazim yang Pekerjaan, Dan
digunakan untuk memantau produktivatas kerja c. Tujuan-Tujuan penilaian kinerja, sikap para
sumber daya manusia, baik berorientasi pada karyawan dan manajer terhadap evaluasi.
produksi, barang, jasa maupun pelayanan 2) Sikap para karyawan dan manajer terhadap
Selanjutnya (Simamora, 2016) kinerja evaluasi
diartikan sebagai pencapaian persyaratan Dalam melaksanakan kinerjanya,
pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung karyawan menghasilkan sesuatu yang disebut
dapat tercermin dari output yang dihasilkan. prestasi kerja. Kinerja disebut juga dengan
Output yang dihasilkan tersebut terkait dengan prestasi kerja dan unjuk kerja. Prestasi kerja
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang bersifat merupakan proses dimana organisasi-
fisik/material maupun non-fisik/non material. organisasi mengevaluasi sejauh mana kualitas
Apabila dikaitkan dengan organisasi yang seorang karyawan yang telah menghasilkan
menghasilkan produk secara kuantitas, misalnya pekerjaan selama periode tertentu. Prestasi
pabrik sepatu, rokok, pengukuran kinerja mudah kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
dilakukan. Tidak demikian halnya suatu seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi yang terkait dengan pekerjaan organisasi, sesuai dengan wewenang dan
pelayanan/jasa dan mengutamakan kerja tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
tim/kelompok, kinerja karyawan secara upaya mencapai tujuan organisasi
perorangan agak sulit diidentifikasi. bersangkutan secara legal, tidak melanggar
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
kinerja adalah sejauhmana pencapaian hasil kerja mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
yang dimiliki setiap karyawan dalam rangka startegis organisasi, kepuasan konsumen, dan
pencapaian tujuan organisasi memberikan kontribusi pada ekonomi untuk
Pengertian Kinerja Karyawan itu Kinerja (performance) adalah suatu tolak
Kinerja apabila dikaitkan dengan ukur atas hasil kerja setiap orang, bila seorang
performance sebagai kata benda (noun), maka karyawan dikatakan berhasil dapat dilihat dari
pengertian performance atau kinerja adalah hasil kinerjanya.
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau Berdasarkan pengertian-pengertian di atas,
kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai maka dapat disimpulkan bahwa kinerja hanya
dengan wewenang dan tanggung jawab masing- sebagai hasil kerja dari seoarang karyawan.
masing dalam upaya pencapaian tujuan Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang
perusahaan secara ilegal, tidak melanggar hukum sangat penting dalam pencapaian tujuan suatu
dan tidak bertentangan dengan moral dan etika organisasi yang harus ditingkatkan. Salah satu
(Sondang P, 2017) untuk meningkatkannya adalah melalui penilaian
Menurut (Sutrisno, 2017) kinerja karyawan kenerja atau manajemen kinerja. Untuk mencapai
adalah tingkat terhadap mana para karyawan kinerja yang baik, unsur yang paling dominan
mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, yaitu adalah sumber daya manusia. Walaupun
: perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi,
1) Penilaian Kinerja Karyawan tetapi apabila orang atau personil yang
melaksanakan tidak berkualitas dan tidak mempengarhuinya untuk bekerja sesuai dengan
memiliki semangat kerja yang tinggi maka yang di inginkan perusahaan.
perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia- 7) Daya tahan/ kehandalan
sia Apakah karyawan mampu membuat
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja perencanaan dan jadwal pekerjaannya. Sebab
Menurut (Robbins, 2017) kinerja merupakan akan mempengaruhi ketepatan waktu hasil
pengukuran terhadap hasil kerja yang diharapkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
berupa sesuatu yang optimal. Faktor-faktor yang seorang karyawan.
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut: 8) Kuantitas pekerjaan
1) Iklim organisasi Pekerjaan yang dilakukan karyawan harus
Iklim kerja dalam suatu organisasi sangatlah memiliki kuantitas kerja tinggi dapat
penting bagi pimpinan untuk memahami memuaskan yang bersangkutan dan
kondisi organisasi, karena ia harus perusahaan. Dengan memiliki kuantitas kerja
menyalurkan bawahan sehingga mereka dapat sesuai dengan yang ditargetkan, maka hal itu
mencapai tujuan pribadi dan tujuan organisasi. akan dapat mengevaluasi kinerja karyawan
Dengan adanya iklim kerja yang kondusif, dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya.
maka hal itu akan mempengaruhi kinerja 9) Disiplin kerja
karyawan Dalam memperhatikan peranan manusia dalam
2) Kepemimpinan organisasi, agar dapat mencapai tujuan yang
Peranan pemimpin harus mampu dan dapat ditentukan diperlukan adanya kedisiplinan
memainkan peranannya dalam suatu yang tinggi sehingga dapat mencapai suatu
organisasi, pemimpin harus mampu menggali hasil kerja yang optimal atau mencapai hasil
potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yang diinginkan bersama
memanfaatkannya di dalam unit organisasi. Menurut pendapat Davis dalam
3) Kualitas pekerjaan (Mangkunegara, 2017) faktor yang mempengaruhi
Pekerjaan yang dilakukan dengan kualitas pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan
yang tinggi dapat memuaskan yang (ability) dan faktor motivasi (motivation) adalah
bersangkutan dan perusahaan. Penyelesaian sebagai berikut :
tugas yang terandalkan, tolak ukur minimal 1) Faktor Kemampuan Secara psikologis,
kualitas kinerja pastilah dicapai. kemampuan (ability) karyawan terdiri dari
4) Kemampuan kerja kemampuan potensi (IQ) dan
Kemampuan untuk mengatur pekerjaan yang kemampuanreality (knowledge + skill).
menjadi tanggung jawabnya termasuk Artinya, karyawan yang memiliki IQ di atas
membuat jadwal kerja, umumnya rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
mempengaruhi kinerja seorang karyawan. memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
5) Inisiatif mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
Inisiatif merupakan faktor penting dalam usaha akan lebih mudah mencapai kinerja yang
untuk meningkatkan kinerja karyawan. Untuk diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu
memiliki inisiatif dibutuhkan pengetahuan ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
serta keterampilan yang dimiliki para dengan keahliannya (the right man in the right
karyawan dalam usaha untuk meningkatkan place, the right man on the right job).
hasil yang dicapainya. 2) Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap
6) Motivasi (attitude) seorang karyawan dalam
Motivasi ini merupakan subyek yang penting menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi
bagi pimpinan, karena menurut definisi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pimpinan harus bekerja dan melalui orang lain. karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan
Pimpinan perlu memahami orang-orang organisasi (tujuan kerja). Sikap mental
berperilaku tertentu agar dapat merupakan kondisi mental yang mendorong
diri karyawan untuk berusaha mencapai Menurut (Sedarmayanti, 2017) kinerja yang
prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental terdiri dari penilaian hasil kerja dan sikap kerja
seorang karyawan harus sikap mental yang yang terdiri dari, yaitu :
siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, a. Hasil kerja
tujuan, dan situasi). Artinya, seorang karyawan 1. Kualitas Kerja : Kualitas dan kuantitats
harus siap mental, mampu secara fisik, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
memahami tujuan utama dan target kerja. 2. Pelayanan : Dapat memberikan support atau
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus bantuan kepada rekan kerja lainya
diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak b. Sikap kerja
tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian 1. Kedisiplian Kerja : Ketepatan waktu dalam
hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang bekerja baik penyelesaian tugas maupun
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta absensi yang dilakukan
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu 2. Tanggung Jawab : Bersedia menanggung
kebijakan operasional. resiko jabatan dalam peneyelsaian tugas
Menurut (Mangkunegara, 2017) faktor 3. Ketekunan Kerja : Sepenuh hati dan pikiran
individual dan psikologis termasuk dalam hasil dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
dari atribut individu, yang menentukan kapasitas 4. Semangat Kerja : Sepenuh tenaga dan
untuk mengerjakan sesuatu atau bisa disebut selalu bersama-sama dengan rekan kerja
sebagai faktor yang berasal dari dalam diri dalam melaksanakan tugas
seseorang (internal). Sedangkan faktor organisasi 5. Proaktif : Inisiatif dalam mengantisifasi
dapat dikategorikan sebagai hasil dari dukungan kejadian yang mebahayakan pekerjaan dan
organisasi atau faktor yang berasal dari luar diri berusaha agar tujuan tetap tercapai
seseorang (eksternal) 6. Kreatif : Memiliki ide-ide yang kreatif yang
Tingkat pendidikan tenaga kerja merupakan dapat membantu dalam pelaksanaan
salah satu aspek yang sangat penting dalam maupun menyelesaikan pekerjaan
mengembangkan sumber daya, karena 7. Kerjasama : Kemampuan untuk
eratkaitanya dengan peningkatkatan kinerja meyesuaikan lingkungan kerja dan
pekerjaannya. Hal inimengingat bahwa tenaga kelompok kerja terhadap pendapat orang
kerja yang berpendidikan lebih tinggi lain
akanmemiliki wawasan yang lebih luas, sehingga 8. Kemandirian Kerja : Kemampuan dalam
akan mendorongseseorang melakuakan tindakan melaksanakan tugas dan menyelesaikan
yang lebih dalam kerjannya. Kinerja merupakan tugas sendiri
suatu kondisi yang harus diketahui dan Menurut (Harlie, 2017) dalam kinerja
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk seorang karyawan terdapat 7 indikator penting
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi yang harus diperhatikan, yaitu :
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu 1) Mampu menjelaskan apa yang dimaksud
organisasi atau perusahaan serta mengetahui penilaian kinerja
dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan 2) Mampu menjelaskan tujuan penilaian kinerja
operasional. 3) Mampu menguraikan faktor-faktor yang
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mempengaruhi penilaian kinerja yang efektif
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan 4) Mampu menyebutkan permasalahan penilaian
dipengaruhi faktor interen dan ekstern, faktor- kinerja
faktor tersebut akan terlihat ketika kinerja yang 5) Mampu menyebutkan persyaratan penilaian
dihasilkan karyawan mempunyai tingkat prestasi kinerja yang efektif
tinggi maka dapat dipastikan kinerja organisasi 6) Mampu menjelaskan karakteristik kriteria
tersebut juga akan baik penilaian kinerja yang baik
Indikator Kinerja
7) Mampu menyebutkan faktor-faktor yang harus penting bagi perusahaan. Adanya disiplin kerja
diperhatikan untuk menilai akurasi setiap akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan
instrumen dalam menilai kinerja kelancaran pelaksanaan kerja perusahaan,
Kemudian (Arep, Ishak, & Tanjung, 2018) sehingga memperoleh hasil yang optimal.
mutu kerja karyawan secara langsung Sedangkan bagi karyawan, disiplin kerja
mempengaruhi kinerja perusahaan. Guna memberikan dampak suasana kerja yang
mendapatkan kontribusi karyawan yang optimal, menyenangkan sehingga akan menambah
manajemen harus memahami secara mendalam semangat dalam melaksanakan pekerjaannya.
strategi untuk mengelola, mengukur dan b. Tingkat kehadiran
meningkatkan kinerja, yang dimulai terlebih Tingkat Kehadiran atau Absensi adalah suatu
dahulu dengan menentukan tolak ukur kinerja. kegiatan atau rutinitas yang dilakukan oleh
Ada beberapa sayarat tolak ukur kinerja yang karyawan untuk membuktikan dirinya hadir
baik, yaitu: atau tidak hadir dalam bekerja disuatu instansi.
1) Tolak ukur yang baik, haruslah mampu Absensi ini berkaitan dengan penerapan
dikukur dengan cara yang dapat dipercaya. disiplin yang ditentukan oleh masing masing
2) Tolak ukur yang baik, harus mampu perusahaan atau institusi.
membedakan individu-individu sesuai dengan c. Patuh pada atasan
kinerja mereka. Sudah seharusnya seorang pekerja menjadi
3) Tolak ukur yang baik, harus sensitif terhadap pekerja yang baik dan patuh pada atasan.
masukan dan tindakan-tindakan dari pemegang Karena kelangsungan unit usaha berdiri di atas
jabatan. ketaatan bawahan kepada atasan, dan adanya
4) Tolak ukur yang baik, harus dapat diterima kerja sama, saling menghormati, serta saling
oleh individu yang mengetahui kinerjanya menghargai di antara keduanya. Sehingga, kita
sedang dinilai. akan berseteru dan setuju bahwa tanpa dasar
Selanjutnya (Sutrisno, 2017) untuk ketaatan tersebut, segala urusan tidak akan
mengidentifikasi kinerja karyawan dapat dilihat berjalan dengan baik dan lancar.
dari indikator-indokator sebagai berikut : d. Loyalitas
1) Kepatuhan terhadap segala aturan yang telah Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak
ditetapkan dalam perusahaan. dapat dibeli dengan uang. Loyalitas hanya bisa
2) Dapat melaksanakan tugas tanpa kesalahan didapatkan, namun tidak bisa dibeli.
(dengan tingkat kesalahan yang paling rendah) Mendapatkan loyalitas dari seseorang bukanlah
3) Ketepatan dalam menjalankan tugasnya sesuatu pekerjaan yang mudah untuk
Selanjutnya evaluasi kinerja yang dilakukan dilakukan. Berbanding terbalik dengan
oleh Coal Processing And Barge Loading kesulitan mendapatkannya, menghilangkan
Division (CPBL) Support Department Kabupaten loyalitas seseorang justru menjadi hal yang
Barito Selatan dilakukan selama 6 bulan sekali. sangat mudah untuk dilakukan.
Dalam satu tahun penilaian dilakukan menjadi 2 e. Kemauan belajar
kali penilaian. Indikator penilaian kinerja yang Secara umum, learnability atau kemauan
dilakukan oleh Coal Processing And Barge belajar adalah keinginan seseorang untuk terus
Loading Division (CPBL) Support Department belajar di tengah-tengah perubahan yang
Kabupaten Barito Selatan yaitu : terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
a. Disiplin learnability harus karyawan tanamkan sebaik
Disiplin kerja yaitu suatu sikap dan perilaku mungkin di dalam diri. Jadi, setiap ada hal baru
seseorang yang menunjukkan ketaatan, karyawan mau mempelajari itu secara
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan perlahan-lahan, harus mampu menyarap
ketertiban pada peraturan perusahaan atau pengetahuan, skill, dan hal-hal baru lainnya
organisasi dan norma-normal sosial yang yang dapat menunjang karier karyawan
berlaku. Menegakkan disiplin kerja sangat tersebut
f. Peduli lingkungan kerja langkah-langkah (cara) sistematis dan logis
Kondisi lingkungan kerja merupakan hal yang tentang pencarian data yang berkenaan dengan
sangat mempengaruhi produktivitas karyawan. masalah-masalah tertentu.
Salah satu hal yang bisa meningkatkan kualitas Penelitian yang akan dilakukan dengan
kondisi lingkungan kerja adalah dengan pendekatan kuantitatif, yaitu semua informasi
menjaga kebersihan lingkungan kerja. Selain diwujudkan dalam bentuk angka, mulai dari
karena ruang kerja adalah tempat karyawan pengumpulan data, penafsiran terhadap data
menghabiskan waktu setiap harinya sehingga tersebut, penampilan hasilnya dan analisisnya
haruslah nyaman, lingkungan kerja yang bersih berdasarkan analisis statistik. Penelitian ini
pastilah terjamin kesehatannya. Dengan bertujuan menggambarkan keadaan atau
lingkungan kerja yang sehat maka karyawan fenomena yang terjadi dilapangan. Penelitian ini
bisa bekerja dengan nyaman dan terbebas dari dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah
penyakit. dilakukan dengan cara mencari besarnya variabel
g. Memahami pekerjaan bebas terhadap variabel terikat
Memahami orientasi pekerjaan bisa membantu Populasi dan Sampel Penelitian
menemukan cara untuk memotivasi diri sendiri 1. Populasi
dan menciptakan situasi kerja yang lebih baik Dalam penelitian ini, populasi yang
tanpa harus mengubah pekerjaan, membantu diambil untuk menganalisis pengaruh disiplin
mengetahui karier lain yang mungkin lebih kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek
atau sama-sama memuaskan, dan menjadi Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong),
pengetahuan yang sangat membantu untuk maka data diambil dari jumlah karyawan PT.
transisi ke bidang karir baru. Bagi seorang Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang
manajer, gaya pengawasan diperlukan untuk Tabalong) dengan jumlah 76 orang
mengelola individu dengan orientasi pekerjaan 2. Sampel
yang berbeda. Menurut (Sugiyono, 2017) sampel adalah
h. Komunikasi bagian dari jumlah dan karakteristik yang
Komunikasi dalam dunia kerja berperan dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik
sebagai penerapan sebuah peraturan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini
perusahaan. Peraturan berfungsi untuk adalah total sampling. Total sampling adalah
memudahkan seseorang dalam bekerja, teknik pengambilan sampel dimana jumlah
sedangkan peran komunikasi akan digunakan sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
oleh atasan untuk menyampaikan peraturan 2017:24). Alasan mengambil total sampling
tersebut kepada karyawannya karena jumlah populasi yang kurang dari 100
KERANGKA KONSEPTUAL sehingga seluruh populasi dijadikan sampel
Gambar 1. Kerangka Konseptual penelitian dengan jumlah 76 orang.
Vaiabel Penelitian dan Definisi Operasional
1) Disiplin Kerja (X)
Menurut (Siswanto, 2019) kedisiplinan
adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting
karena semakin baik disiplin pegawai semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.
Sumber : Diolah Penelti Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi
METODOLOGI PENELITIAN maupun instansi mencapai hasil yang optimal.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Indikator disiplin kerja itu ada 5 (lima), yaitu :
Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan a. Frekuensi Kehadiran
dengan metodologi penelitian. Seorang peneliti b. Tingkat Kewaspadaan
harus memahami metodologi penelitian yang c. Ketaatan Pada Standar Kerja
merupakan seperangkat pengetahuan tentang d. Ketaatan Pada Peraturan Kerja
e. Etika Kerja sederhana, karena lebih dari satu variabel.
2) Kinerja (Y) Menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa
Kinerja apabila dikaitkan dengan analisis regresi sederhana akan dilakukan jika
performance sebagai kata benda (noun), maka jumlah variabel independentnya minimal dua.
pengertian performance atau kinerja adalah Berikut ini rumus yang digunakan dalam
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang analisis regresi sederhana :
atau kelompok orang dalam suatu perusahaan Y=a+bX+e
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab e) Pengujian Hipotesis
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan a. Uji T
perusahaan secara ilegal, tidak melanggar Menurut (Ghozali, 2016) pengujian ini
hukum dan tidak bertentangan dengan moral digunakan untuk menentukan apakah dua
dan etika (Sondang P, 2017). Menurut sampel tidak berhubungan, memiliki rata-
(Sedarmayanti, 2017) bahwa indikator yang rata yang berbeda. Uji t dilakukan dengan
digunakan untuk mengukur kinerja sebagai cara membandingkan perbedaan antara nilai
berikut : dua nilai rata-rata dengan standar error dari
a. Kualitas Kerja perbedaan rata-rata dua sampel.
b. Kuantitas HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Ketepatan waktu 1. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
d. Efektifitas Karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari
e. Kemandirian (Denso Cabang Tabalong)
Analisis Data Untuk menentukan persamaan regresi dari
a) Uji Validitas variabel disiplin kerja terhadap kinerja
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso
atau tidak validnya suatu kuisioner. Menurut Cabang Tabalong) adalah dengan cara melihat
(Sugiyono, 2017) pengujian validitas tiap butir besarnya konstanta dan koefesien regresi
digunakan analisis item, yaitu seperti yang terlihat pada tabel berikut ini
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor Tabel 1. Hasil Pengujian Persamaan Regresi X
total yang merupakan jumlah tiap butir soal terhadap Y
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah Sumber : Data Diolah 2023
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah
c) Uji Normalitas nilai dalam kolom B, baris pertama
Menururt (Ghozali, 2016) uji normalitas menunjukkan konstanta (a) dan baris
bertujuan untuk menguji apakah dalam mode selanjutnya menunjukkan konstanta variabel
regresi variabel pengganggu atau residual independen. Hasil analisis regresi dan
memiliki distribusi normal seperti diketahui diperoleh koefisien untuk variabel disiplin
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai kerja (X) sebesar 0,639, dengan konstanta
residual mengikuti distribusi normal sebesar 13,158 sehingga model persamaan
d) Analisis Regresi Sederhana regresi yang diperoleh adalah:
Untuk menentukan ketepatan prediksi Y= 13,158+0,639 X
apakah ada pengaruh yang kuat antara variabel Persamaan ini dapat diinterprestasikan
terikat (Y) kinerja dengan variabel bebas yang sebagai berikut:
terdiri dari disiplin kerja (X), maka dalam 1) Konstanta (a) : 13,158, nilai konstanta
penelitian ini menggunakan rumus regresi bernilai positif artinya jika skor variabel
disiplin kerja mengalami penurunan, maka pengaruh positif dan signifikan terhadap
skor kinerja akan semakin berkurang. kinerja karyawan (Y) PT. Mektek Tanjung
2) Koefisien b : 0,639, koefisien variabel Lestari. Hal ini menunjukan bahwa hasil uji t
disiplin kerja bernilai positif artinya, menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja ditolak yang menyatakan hipotesis bahwa ada
karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja
(Denso Cabang Tabalong) adalah bernilai (X) terhadap kinerja karyawan (Y) PT. Mektek
positif dan cukup kuat. Tanjung Lestari
Berdasarkan persamaan tersebut dapat 2. Seberapa Besar Pengaruh Disiplin Kerja
diketahui bahwa apabila terjadi kenaikan setiap Terhadap Kinerja Karyawan PT. Mektek
satu skor variabel disiplin kerja maka akan Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong)
meningkatkan kinerja karyawan PT. Mektek Untuk menentukan besaran pengaruh
Tanjung Lestari sebesar 0,639 dan sebaliknya variabel disiplin kerja terhadap kinerja
apabila terjadi penurunan setiap satu skor karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari PT.
variabel disiplin kerja maka akan menurunkan Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang
kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari Tabalong), maka dapat ditentukan dengan cara
PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang melihat besar koefesien determinasi R 2 (R
Tabalong) sebesar 0,639. Dengan demikian, square) seperti yang terlihat pada tabel berikut
semakin bagus disiplin kerja yang diberikan ini.
maka akan meningkatkan kinerja karyawan Tabel 3. Hasil Pengujian Besar Pengaruh X
PT. Mektek Tanjung Lestari PT. Mektek terhadap Y
Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong) Model Summaryb
Std. Error
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut R Adjusted of the
ini : Model R Square R Square Estimate
Tabel 2. Hasil Pengujian Pengaruh X terhadap 1 .692a .478 .471 4.347
Y a. Predictors: (Constant), DISIPLIN KERJA
b. Dependent Variable: KINERJA
Sumber : Data diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
bahwa koefisien determinasi R2 (R Square)
adalah sebesar 0,478 dan nilai Adjusted R
Sumber : Data Diolah 2023 Square besarnya pengaruh disiplin kerja
Berdasarkan hasil olah data tabel sebesar 0,471 terhadap kinerja karyawan PT.
coefficients dengan menggunakan SPSS, maka Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang
diperoleh hasil variabel disiplin kerja (X) Tabalong) adalah sebesar 47,10%, adapun
mendapatkan statistik uji t = 8.238 dengan 52,90% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
signifikan 0,000. Koefisien hasil uji t dari diluar variabel yang diteliti
disiplin kerja (X) menunjukkan tingkat Menurut (Ghozali, 2016) uji koefisien
signifikan 0,000 yaitu lebih kecil dibandingkan determinasi bertujuan untuk mengukur
dengan 0,05 (<5%). Untuk t hitung yang seberapa jauh kemampuan model dalam
dihasilkan adalah sebesar 8.238, sedangkan menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
untuk mengetahui nilai t tabel maka digunakan koefisien determinasi adalah antara nol dan
rumus t tabel = t (a/2;n-k-1) = t (0,025;76)= satu. Nilai R menunjukkan bahwa kemampuan
1,99210, hasil yang diperoleh untuk t tabel variabel-variabel independen dalam
sebesar 1,99210. menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Karena nilai t hitung lebih besar dari t Klasifikasi koefisien korelasi tanpa
tabel (8.238 > 1,99210), maka dapat memperhatikan arah adalah sebagai berikut:
disimpulkan disiplin kerja (X) memiliki 1. 0 : Tidak ada Korelasi
2. 0 s.d. 0,49 : Korelasi lemah atasan untuk dapat meningkatkan lagi kinerja
3. 0,50 : Korelasi moderat karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari dengan
4. 0,51 s.d.0,99 : Korelasi kuat meningkatkan kualitas kerja.
5. 1,00 : Korelasi sempurna Berdasarkan hasil pengujian regresi
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sederhana dapat dilihat pada tabel coefficients
nilai R berjumlah 0,692, dimana nilai tersebut yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris
termasuk pada kategori 0,51 sampai dengan pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris
0,99 yang termasuk pada kategori korelasi selanjutnya menunjukkan konstanta variabel
yang kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa independen. Hasil analisis regresi dan diperoleh
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja koefisien untuk variabel Disiplin Kerja (X)
karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso sebesar 0,639, dengan konstanta sebesar 13,158
Cabang Tabalong) termasuk pada kategori sehingga model persamaan regresi yang diperoleh
korelasi yang kuat. adalah Y= 13,158+0,639 X. Persamaan ini dapat
PEMBAHASAN diinterprestasikan konstanta (a) : 13,158, nilai
Berdasarkan tanggapan responden terhadap konstanta bernilai positif artinya jika skor variabel
10 pertanyaan yang terdiri dari 5 indikator disiplin kerja mengalami penurunan, maka skor
didapatkan nilai tertinggi dan terandah pada setiap kinerja akan semakin berkurang. Sementara
indikator yang terdiri dari frekuensi kehadiran, koefisien b : 0,639, koefisien variabel disiplin
tingkat kewaspadaan, ketaatan pada strandar kerja bernilai positif artinya, pengaruh disiplin
kerja, ketaatan pada peraturan kerja, dan etika kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek
kerja. Adapun nilai rhitung tertinggi ada pada item Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong) adalah
X1.3 yang termasuk pada indikator tingkat bernilai positif dan cukup kuat.
kewaspadaan dengan nilai 0.850. Adapun nilai Berdasarkan persamaan tersebut dapat
terendah ada pada item X1.10 yang termasuk pada diketahui bahwa apabila terjadi kenaikan setiap
indikator etika kerja dengan nilai 0,592. Sehingga satu skor variabel disiplin kerja maka akan
dapat disimpulkan bahwa nilai terendah meningkatkan kinerja karyawan PT. Mektek
tanggapan responden mengenai disiplin kerja (X) Tanjung Lestari sebesar 0,639 dan sebaliknya
ada pada indikator etika kerja. Bertolak dari apabila terjadi penurunan setiap satu skor variabel
permasalahan tersebut penting bagi atasan untuk disiplin kerja maka akan menurunkan kinerja
dapat meningkatkan lagi disiplin kerja karyawan karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari PT.
PT. Mektek Tanjung Lestari dengan Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang
meningkatkan etika kerja khususnya pada Tabalong) sebesar 0,639. Dengan demikian,
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab atas semakin bagus disiplin kerja yang diberikan maka
pekerjaan, sehingga kinerja karyawan PT. Mektek akan meningkatkan kinerja karyawan PT. Mektek
Tanjung Lestari dapat meningkat. Tanjung Lestari PT. Mektek Tanjung Lestari
Sementara tanggapan responden terhadap 10 (Denso Cabang Tabalong)
pertanyaan yang terdiri dari 10 indikator Sementara berdasarkan hasil olah data tabel
didapatkan nilai tertinggi dan terandah pada setiap coefficients dengan menggunakan SPSS, maka
indikator yang terdiri dari kualitas kerja, kuantitas, diperoleh hasil variabel disiplin kerja (X)
ketepatan waktu, efektifitas, dan kemandirian. mendapatkan statistik uji t = 8.238 dengan
Adapun nilai rhitung tertinggi ada pada item Y1.7 signifikan 0,000. Koefisien hasil uji t dari disiplin
yang termasuk pada indikator efektifitas dengan kerja (X) menunjukkan tingkat signifikan 0,000
nilai 0,792 dan terendah ada pada item Y1.2 yang yaitu lebih kecil dibandingkan dengan 0,05
termasuk pada indikator kualitas kerja dengan (<5%). Untuk t hitung yang dihasilkan adalah
nilai 0,546. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebesar 8.238, sedangkan untuk mengetahui nilai t
nilai terendah tanggapan responden mengenai tabel maka digunakan rumus t tabel = t (a/2;n-k-1)
kinerja (Y) ada pada indikator kualitas kerja. = t (0,025;76)= 1,99210, hasil yang diperoleh
Bertolak dari permasalahan tersebut penting bagi untuk t tabel sebesar 1,99210. Karena nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (8.238 > 1,99210), Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
maka dapat disimpulkan disiplin kerja (X) Rokan Hulu adalah sebesar 74,8% sedangkan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sisanya 25,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya
kinerja karyawan (Y) PT. Mektek Tanjung yang tidak diteliti dalam penelitian ini
Lestari. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial Selanjutnya penelitian dari (Ariandy, 2015)
Ha diterima dan Ho ditolak yang menyatakan hasil uji t memperoleh nilai t hitung sebesar 5.401,
hipotesis bahwa ada pengaruh yang signifikan sedangkan t Tabel 1.986 artinya t hitung > t tabel
antara disiplin kerja (X) terhadap kinerja (5.401 > 1.986). nilai t hitung lebih besar dari t
karyawan (Y) PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso tabel maka t hitung lebih besar maka H0 ditolak,
Cabang Tabalong) dan terima H1 maka hal ini menunjukan terdapat
Untuk mengatahui besar pengaruh disiplin pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada PT
kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y) PT. Amerta Indah Otsuka Jakarta. Namun pada ada uji
Mektek Tanjung Lestari (Denso Cabang koefisien korelasi menunjukan bahwa variabel
Tabalong), dapat diketahui bahwa koefisien disiplin kerja hanya berkontribusi sebesar 24.9%
determinasi R2 (R Square) adalah sebesar 0,478 terhadap kinerja karyawan sisanya sebesar 75.1%
dan nilai Adjusted R Square besarnya pengaruh berasal dari faktor diluar lain penelitian ini
disiplin kerja sebesar 0,471 terhadap kinerja KESIMPULAN
karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso Dari hasil penelitian ini dapat ditarik
Cabang Tabalong) adalah sebesar 47,10%, adapun beberapa kesimpulan mengenai pengaruh disiplin
52,90% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mektek
diluar variabel yang diteliti Tanjung Lestari (Denso Cabang Tabalong),
Hasil penelitian di atas juga sejalan dengan sebagai berikut:
penelitian dari (Parhusip, 2014) hasil analisis 1. Ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
regresi linier berganda menunjukkan bahwa karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso
secara simultan dan parsial variabel disiplin kerja Cabang Tabalong).
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap 2. Besarnya pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Uji kinerja karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari
simultan diperoleh dari Fhitung> Ftabel (Denso Cabang Tabalong) adalah sebesar
(21,670>3,20) dan nilai signifikansi F sebesar 47,10%, adapun 52,90% sisanya dipengaruhi
0,000 yang lebih kecil dari α sebesar 0,05 oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti
(0,000<0,05). Nilai signifikansi tersebut dibawah SARAN
5% sehingga menghasilkan keputusan H1 Berdasarkan hasil pembahasan penelitian
diterima dan Ho ditolak. Hasil uji parsial untuk yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran-
Sikap diperoleh nilai signifikansi t sebesar 0,001 saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan
yang lebih kecil dari α sebesar 0,05 (0,001<0,05) dengan pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
dan thitung sikap lebih besar dari pada ttabel sikap karyawan PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso
(3,418 > 2,012). Hasil uji parsial variabel perilaku Cabang Tabalong), adalah sebagai berikut:
mempunyai signifikansi sebesar 0,002 dan thitung 1. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
perilaku lebih besar dari pada ttabel perilaku nilai terendah pada variabel disiplin kerja ada
(3,230 > 2,012). pada indikator etika kerja khususnya pada
Kemudian dari (Liyas, 2017) hasil pernyataan X1.10, maka perusahaan dapat
perhitungan untuk melihat seberapa besar memperbaiki etika kerja karyawan dengan
persentase kontribusi Disiplin Kerja (X) terhadap memberikan workshop ataupun pelatihan-
Kinerja Karyawan (Y), diperoleh nilai R square pelatihan yang mampu memberikan pengaruh
(R2) sebesar 0,748, dan dinyatakan dalam positif pada karyawan, selain itu perusahaan
Koefisien Determinasi, diperoleh hasil 74,8%. Ini juga dapat menyeleksi penerimaan karyawan
menjelaskan besarnya pengaruh variabel Disiplin dengan benar, dan dapat lebih menekankan
Kerja (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada kepada karyawan lainnya mengenai tujuan
bekerja di PT. Mektek Tanjung Lestari (Denso
Cabang Tabalong), sehingga perusahaan dapat
mengetahui motif dan tanggung jawab
karyawan dalam memberikan penilaian kinerja
tahunan yang dilakukan
2. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai
tertinggi pada indikator tingkat kewaspadaan
khususnya pada pernyataan X1.3, maka
perusahaan dapat mempertahankan tingkat
kewaspadaan karyawan dalam bekerja,
sehingga dapat meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja
3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
nilai terendah pada variabel kinerja ada pada
indikator kualitas kerja khususnya pada
pernyataan Y1.2, maka perusahaan dapat
memperbaiki lagi hasil kinerja karyawan
dengan cara mengawasi secara langsung
kinerja karyawan, sehingga tingkat kesalahan
yang terjadi dapat diminimalisir
4. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai
tertinggi pada indikator efektifitas khususnya
pada pernyataan Y1.7, maka perusahaan dapat
mempertahankan tingkat efektifitas kinerja
karyawan dengan cara selalu memberikan
penilaian kinerja kepada karyawan secara
berkala, sehingga prestasi kerja mereka dapat
terlihat dan di hargai
5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini
bisa digunakan sebagai bahan perbandingan
dan referensi untuk penelitian dan sebagai
bahan pertimbangan untuk lebih memperdalam
penelitian selanjutnya dengan menambah
variabel lain.

DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, P. J. (2018). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.

Arep, Ishak, & Tanjung, H. (2018). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ariandy, Y. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Amerta Indah Otsuka
Jakarta. Jurnal Administrasi Bisnis, 2(2), 34.

Bangun, W. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Barthos, B. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro Cetakan ke 9. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harlie, M. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid I. Banjarmasin: Alhaka Publishing.

Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Herman, S. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Liyas, J. N. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Perkreditan Rakyat.
Jurnal Administrasi Bisnis, 2(1), 567.

Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.

Meilany, P. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Kasus Bagian Operasional PT.
Indah Logistik Cargo Cabang Pekanbaru). Jurnal Administrasi Bisnis, 2(2), 342.

Parhusip, C. M. (2014). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan Ajb Bumiputera
1912 Cabang Kayutangan Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik, 9(1), 33.

Puji, I. H. (2017). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyajarta: Laksana.

Rivai, R. A. (2019). Manajemen. Palembang: Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Rivai, V., & Sagala, E. J. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, S. P. (2017). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Sareno. (2019). Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Handaru Nusantara Gemilang
(Dapoer Intan). Jurnal Administasi Bisnis, 2(2), 332.

Sastrohadiwiryo, S. (2017). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi dan Operasional.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sedarmayanti. (2017). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar Maju.

Simamora, H. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi I. Yogyakarta: STIE-YKPN.

Siswanto, B. (2019). Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: SInar Baru.

Sondang P, S. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (Pertama ed.). Jakarta: Binapura Aksara.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2018). Sumber Daya Manusia, Teori, Kuisioner, dan Analisis data (praktik penelitian),
Cetakan 1. Yogyakarta: CAPS.

Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Swastha, B., & Irawan. (2018). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai