DIAJUKAN OLEH :
NIM : 115200113
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat diindentifikasi permasalahan
sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak akan berhasil mencapai tujuannya jika tidak
ditunjangi oleh dengan Pemberdayaan SDM yang tinggi.
2. Perilaku karyawan dipengaruhi dengan oleh lingkungan tempat
mereka bekerja.
3. Semakin tinggi usia tenaga kerja maka produktivitas dan
efektivitas kerja akan semakin menurun. Tenaga kerja yang
memiliki usia lebih tua cenderung memiliki produktivitas yang
rendah.
3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja pegawai yang ada di suatu
perusahaan. Untuk itu dalam penelitian ini faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja hanya dibatasi pada Usia,
Lingkungan kerja, dan Pemberdayaan SDM yang mempunyai
pengertian sebagai berikut:
- Pengaruh usia karyawan terhadap efektivitas kerja.
- Pengaruh lingkungan kerja terhadap efektivitas kerja.
- Pengaruh pemberdayaan SDM terhadap efektivitas kerja.
4. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat di dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh usia, lingkungan kerja, pemberdayaan SDM
terhadap efektivitas kerja karyawan di kota bandung?
2. Seberapa besar pengaruh usia, lingkungan kerja, pemberdayaan
SDM di kota bandung?
2. Manfaat
a. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini menunjukkan seberapa besar pengaruh dari
Usia, Lingkungan Kerja, dan Pemberdayaan SDM terhadap
efektivitas kerja karyawan di kota Bandung. Oleh karena itu, hasil
penelitin ini diharapkan mampu menjadi suatu referensi tambahan
bagi pihak perusahaan untuk mengambil beberapa kebijakan yang
berkaitan dengan peningkatan efektivitas kerja karyawan di
Bandung.
b. Bagi Penulis
Dalam penelitian ini, penulis dapat menerapkan ilmu yang telah
didapatkan selama perkuliahan, mampu mencari jawaban atas suatu
permasalahan melalui penelitian yang dilakukan, mampu
mengembangkan pengetahuan penulis menjadi lebih mendalam, dan
mampu memberikan sedikit kontribusi bagi pengetahuan di bidang
manajemen sumber daya manusia.
c. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
berasal dari Universitas Tarumanagara bagi perkembangan ilmu
terutama di bidang manajemen sumber daya manusia. Selain itu,
penelitian ini diharapkan mampu merangsang para akademisi di
Universitas Tarumanagara Jakarta Barat untuk terus melakukan
berbagai riset dan penelitian khususnya di bidang manajemen
sumber daya manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Teori Efektivitas Kerja
Efektivitas umumnya di pandang sebagai tingkat pencapaian
tujuan operatif dan operasional. Pada dasarnya efektivitas adalah
tingkat pencapaian tugas sasaran organisasi yang di tetapkan.
Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang di lakukan, sejauh
mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan.
Ini dapat di artikan, apabila suatu pekerjaan dapat dilakukan sesuai
dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa
memperhatikan waktu, tenaga dan yang lainnya. Sedangkan efektivitas
pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalah sejauh mana kegiatan
pemerintah daerah dapat melaksanakan, mewujudkan, dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pengambilan keputusan
partisipasi masyarakat. Pelaksanaan pembangunan dan juga
penyelesaian berbagai permasalahan dalam pelaksanaan otonomi
daerah.
Sondang P. Siagian (2001:24) yang berpendapat efektivitas
adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas
menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggi efektivitasnya.
Apabila seseorang berbicara tentang efektivitas sebagai orientasi
kerja berarti yang menjadi sorotan perhatian adalah tercapainya
berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan
menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah digunakan harus
ditentukan sebelumnya dan dengan memanfaatkan sumber-sumber
itulah maka hasil-hasil tertentu harus dicapai dalam waktu yang telah di
tetapkan pula (S.P Siagian 2005:171).
Organisasi senantiasa melibatkan beberapa orang dan mereka
saling berinteraksi secara insentif. Interaksi tersebut dapat disusun atau
digambarkan dalam sebuah struktur untuk membantu mencapai tujuan
bersama. Namu demikian, setiap orang dalam organisasi mempunyai
tujuan perorangan. Dengan keikutsertaannya dalam organisasi, ia
mengharapkan agar organisasi tersebut akan membantu dia mencapai
tujuannya di samping tujuan kelompok.
2. Teori Usia
Menurut Moekijad (1992:36) menyatakan faktor usia yang
dimiliki pekerja sangat berpengaruh sekali dalam menjalankan
aktivitas kerjanya, sebagai contoh hal ini bisa kita ketahui pada jenis
golongan pelopor. Golongan pelopor usianya antara 25-40 tahun.
Golongan pelopor ini memiliki ciri adalah berpikiran maju, pandai,
pengetahuan luas, usahanya rata-rata maju, penghasilan tinggi, kaya
dan memiliki produktifitas yang tinggi.
Sifat keistimewaannya adalah selalu ingin tahu dan aktif menggali
pengetahuan sebanyak-banyaknya. Tetapi mereka kurang
memperdulikan orang-orang disekitarnya, tidak aktif menyebar
luaskan pengetahuan dan pengalamannya. Sedangkan golongan usia
tua antara umur 45 tahun hingga 60 tahun ke atas biasanya
cenderung statis. Kelompok ini biasanya dimasukan pada golongan
penerimaan akhir dan memiliki ciri adalah keadaannya kurang
mampu, sifatnya kurang giat untuk hal - hal baru. Menurut Mulyadi
(2003 : 59) tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia
15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut. Menurut Depnakertrans Tahun 2006 pengertian
tenaga kerja ada 2 yaitu, 1. Setiap orang yg mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. 2. Setiap orang laki - laki
atau wanita yang berumur 15 tahun ke atas yang sedang dalam dan
atau akan melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa usia pekerja yang produktif yaitu
antara 15-40 tahun karena golongan usia tersebut memiliki ciri
berpikiran maju, pengetahuan luas serta memiliki sifat ingin tahu
yang tinggi, dan sedangkan usia di atas 40 - 60 tahun ke atas sudah
dikatakan usia tua atau tidak produktif lagi karena usia tersebut
cenderung statis.
3. Teori Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dari para karyawan akan mempunyai pengaruh
yang tidak kecil terhadap jalannya operasi perusahaan. Lingkungan
kerja ini yang akan mempengaruh para karyawan perusahaan,
sehingga dengan demikian baik langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Lingkungan kerja
yang baik dan memuaskan para karyawan tentu akan meningkatkan
produktivitas kerja daripada karyawan. Sebaliknya lingkungan kerja
yang tidak baik akan menurunkan produktivitas perusahaan.
Menurut Mardiana (2005:15) lingkungan kerja adalah lingkungan
dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan
para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat
mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi
lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan
betah ditempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu
kerja dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja
karyawan juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan
hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik
tempat pegawai bekerja.
Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2011:21)
secara garis besar jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.
a. Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan kerja langsung yaitu yang berhubungan
secara langsung dengan karyawan seperti ukuran ruang kerja, meja,
kursi, computer dan sebagainya. Sedangkan lingkungan kerja tidak
langsung atau perantara yaitu lingkungan sekitar yang dapat
mempengaruhi kondisi karyawan misalnya sirkulasi udara,
pencahayaan, kebisingin, getaran, bau tidak sedap, warna dan lain-
lain.
b. Lingkungan kerja non fisik Lingkungan kerja non fisik adalah
semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja yang
terjadi di lingkungan kerja seperti hubungan sesama rekan kerja,
hubungan bawahan dengan atasan maupun sebaliknya.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para
pekerja/karyawan yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan
diperoleh hasil kerja yang maksimal
3. Pemberdayaan SDM
Menurut (Sedarmayanti, 2000) pemberdayaan pegawai adalah
suatu proses kegiatan usaha untuk lebih memberdayakan “daya
manusia” melalui perubahan dan pengembangan manusia itu sendiri
berupa suasana, potensi, memberdayakan dalam rangka
melaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi untuk meningkatkan
kinerja sebagaimana diharapkan.
Menurut (Wibowo, 2007) pemberdayaan karyawan menjadi
sesuatu hal yang penting karena di dalam menghadapi era
persaingan dan pelayanan, setiap perusahaan mempunyai
keunggulan kompetitif melalui sumber daya manusianya.
Pemberdayaan manusia merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sehingga
karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi
perusahaan.
Strategi Pemberdayaan Menurut Suwatno dan Donni Juni Priansa
(2011:187) strategi dalam pemberdayaan pegawai didasarkan atas
delapan buah langkah menuju keberhasilan, yaitu :
1. Hubungan dengan visi Hubungkan empowerment dengan visi dan
misi dan nilai organisasi sehingga empowerment menjadi bagian
dari organisasi.
2. Diarahkan dengan menggunakan contoh-contoh Empowerment
harus dilihat dari sudut pandang bahwa dia datang dari manajemen
teratas, dimana para pemimpin dapat memberikan visi untuk masa
mendatang dan memberikan dukungan serta dorongan yang sangat
penting untuk menciptakan suatu lingkungan dimana orang-orang
bertanggung jawab terhadap nasib mereka sendiri. Berkomunikasi
secara aktif
3. Yaitu dengan melibatkan karyawan didalam komunikasi dan
pembahasan umpan balik secara tetap, maka organisasi dapat
mendorong terjadinya empowerment.
4. Meninjau struktur organisasi Empowerment yang berhasil
memerlukan perubahan yang terjadi didalam struktur, sehingga para
individu menjadi lebih dekat kepada titik keputusan, dan birokrasi
dapat dibuang melalui rantai pengawasan yang lebih kecil.
LINGKUNGAN EFEKTIVITAS
KERJA (X2) KERJA (Y)
PEMBERDAYAAN
SDM (X3)
2. Hipotesis
Menurut Anuraga e.t.al., (2021), hipotesis merupakan suatu
pernyataan yang sifatnya sementara ataupun masih belum diketahui
kebenarannya, sehingga masih perlu adanya penelitian berikutnya untuk
membuktikan suatu dugaan yang juga sifatnya masih sementara.
Menurut Poletiek (2013), hipotesis merupakan cara untuk menguji
suatu pendapat mengenai populasi yang diukur dalam suatu sampel.
Maka dari pada itu, hipotesis yang dirumuskan oleh penulis yaitu:
H1: Usia mempengaruhi efektivitas kerja karyawan di kota
Bandung.
H2: Lingkungan kerja mempengaruhi efektivitas kerja karyawan di
kota Bandung.
H3: Pemberdayaan SDM mempengaruhi efektivitas kerja karyawan
di kota Bandung.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan struktur konseptual yang berguna
agar penelitian dapat dilakukan. Beberapa hal yang dilakukan pada
desain penelitian mencakup beberapa hal yaitu seperti pengumpulan,
pengukuran, dan analisis data. Desain penelitian merupakan hal yang
harus sejalan serta cocok dengan pendekatan penelitian yang telah
dipilih. Prosedur, teknik, dan juga alat yang akan digunakan dalam
penelitian harus searah/cocok dengan metode penelitian yang telah
ditentukan, sebagaimana yang disampaikan oleh Tabrani (2017). Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif. Definisi dari Penelitian kuantitatif adalah suatu
kegiatan/aktivitas pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian
data berdasarkan jumlah atau banyaknya yang dilakukan secara objektif
guna memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum (Duli, 2019).
Ukuran Sampel
Ukuran sampel merupakan total dari subjek yang akan
digunakan dalam penelitian ini serta memiliki fungsi penting dalam
berlangsungnya sebuah penelitian, karena ukuran sampel dapat
menentukan kecermatan dan estimasi dalam 29 populasi yang akan
diteliti tersebut, serta kesesuaian kesimpulan dari hipotesis yang akan
diuji. Menurut dalam penentuan jumlah sampel yang digunakan
Sugiyono, (2015) untuk menentukan jumlah sampel yang layak
digunakan yaitu dengan menyarankan tentang ukuran sampel untuk
penelitian adalah dengan ukuran sampel yang layak digunakan dalam
penelitian yaitu antara minimal 30 sampel sampai dengan maksimal 500
sampel.