Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN


DI PT. BPR NUSAMBA KUBUTAMBAHAN

Komang Dyah Novi Anggeline1, Made Ary Meitriana2, I Nyoman Sujana3

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: novi.anggeline@gmail.com1,sujanatbn@yahoo.com²
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya kerja yang diterapkan di PT. BPR
Nusamba Kubutambahan dan pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan PT. BPR
Nusamba Kubutambahan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal. Sampel
penelitian ini adalah karyawan PT. BPR Nusamba Kubutambahan sebanyak 31 orang. Jenis
data penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor jawaban kuesioner budaya kerja dan
kinerja karyawan. Sumber data primer berupa skor jawaban kuesioner budaya kerja dan
kinerja karyawan. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner. Metode kuesioner digunakan
untuk mengumpulkan data budaya kerja dan kinerja karyawan. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linier sederhana berbantuan program SPSS 25.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja yang diterapkan sudah sangat baik
dinyatakan oleh 26 orang (84%) karyawan, budaya kerja yang diterapkan sudah baik
dinyatakan oleh 2 orang (6%), dan budaya kerja yang diterapkan sudah cukup dinyatakan
oleh 3 orang (10%) serta budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan,
yang ditunjukkan dengan nilai t hitung = 6,922 > t tabel = 2,045.

Kata kunci: budaya kerja, kinerja karyawan.

Abstract

This research was aimed to identify the work culture applied in PT. BPR Nusamba
Kubutambahan and the effect of work culture on the employees performance of PT. BPR
Nusamba Kubutambahan. This research was causal research. The sample of this research
were employees of PT. BPR Nusamba Kubutambahan as many as 31 people. The data type
of this research was quantitative data in the form of answer score of work culture and
employees performance questionnaire. Primary data source in the form of work culture and
employees performance questionnaire answer score. The data collected by method of
questionnaire. Questionnaires method used to collect data of work culture and employees
performance. Data analysis technique using simple linear regression analysis assisted
program SPSS 25.0 for Windows. The research results showed that the work culture applied
was very well expressed by 26 people (84%) employees, the work culture applied was well
expressed by 2 people (6%), and the work culture applied was enough expressed by 3
people (10%) and work culture had a significant effect on employee performance, which was
indicated by the value of t test = 6.922 > t table = 2.045.

Keywords: work culture, employees performance.


PENDAHULUAN pegawai. Dengan kinerja yang baik, maka
Kinerja merupakan suatu potensi yang setiap pegawai dapat menyelesaikan
harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk segala beban organisasi dengan efektif dan
melaksanakan setiap tugas dan tanggung efesien sehingga masalah yang terjadi
jawab yang diberikan organisasi kepada pada organisasi dapat teratasi dengan baik.

441
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

Sebagaimana yang dikemukakan oleh tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan


(Rivai, 2005) kinerja karyawan adalah memegang peranan penting dalam
kesediaan seseorang atau kelompok orang menjalankan segalan aktivitas perusahaan
untuk melakukan suatu kegiatan untuk agar dapat tumbuh berkembang
pembedaan antar karyawan yang satu mempertahankan kelangsungan hidup
dengan yang lain. Kinerja merupakan suatu perusahaan. Keutamaan budaya kerja
fungsi kemampuan pekerja dalam merupakan pengendalian dan arah dalam
menerima tujuan pekerja. Tingkat membentuk sikap dan perilaku manusia
pecapaian tujuan dan interaksi antara yang melibatkan diri dari suatu kegiatan
tujuan dan kemampuan pekerja (Nawawi, organisasi. Budaya kerja mempengaruhi
2006). Dengan definisi tersebut dapat produktivitas, kinerja komitmen,
dikatakan bahwa karyawan memegang kepercayaan diri, dan perilaku etis. Budaya
peranan penting dalam menjalankan kerja memiliki tujuan untuk mengubah
segalan aktivitas perusahaan agar dapat perilaku yang ada agar dapat meningkat
tumbuh berkembang mempertahankan kinerja perusaahaan (Warshina, 2011:4).
kelangsungan hidup perusahaan. Suatu Hal ini didukung pula oleh hasil penelitian
organisasi, baik pemerintah maupun swasta Widodo (2013), yang menunjukkan budaya
untuk mencapai tujuannya, harus melalui kerja berpengaruh secara positif dan
sarana dalam bentuk organisasi yang signifikan terhadap kinerja karyawan.”
digerakkan sekolompok orang yang Menurut Sedarmayanti (2007:260),
berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya “Kinerja terjemahan dari “performance”
mencapai tujuan perusahaan atau berarti hasil kerja yang dapat dicapai oleh
organisasi (Sedarmayanti, 2007:263). seseorang atau sekelompok orang dalam
Perspektif manajemen sumber daya suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
manusia strategis yang paling mendasar dan tanggung jawab masing-masing dalam
adalah asumsi keberhasilan sebuah kinerja rangka upaya mencapai tujuan organisasi
perusahaan yang dipengaruhi oleh tindakan bersangkutan secara legal, tidak melanggar
dan peran manajemen sumber daya hokum dan sesuai dengan norma maupun
manusia yang dimiliki oleh perusahaan atau etika.” Sedangkan Menurut Hariandjha
organisasi tersebut. Jadi sebaiknya apapun (2002:24) kinerja merupakan hasil kerja
strategi yang dirancang oleh para manajer, yang dihasilkan oleh karyawan sesuai
tanpa didukung penuh oleh para rekan dengan peranannya dalam organisasi.
sekerja maupun bawahannya tentu tidak Kinerja merupakan sesuatu yang sangat
akan berguna maupun bermanfaat bagi penting dalam usaha organisasi untuk
perusahaan. Setiap organisasi didalam mencapai tujuannya, sehingga sebagaian
perusahaan tertentu selalu mempunyai usaha secara kualitas dan kuantitas yang
tujuan dan menginginkan adanya suatu dicapai seorang pegawai dalam
keberhasilan dalam usahanya. Suatu melaksanakan tugasnya sesuai dengan
organisasi, baik pemerintah maupun swasta tanggung jawab yang diberikan kepadanya
untuk mencapai tujuannya. Tanpa (Mangkunegara, 2006). Selain itu Menurut
kemampuan yang baik dari karyawan, Wibowo (2010) kinerja memiliki makna
tujuan yang ditetapkan tidak akan pernah yang lebih luas bukan hanya sebatas hasil
tercapai. Hal itu terjadi karena banyak kerja tetapi termasuk bagaimana proses
karyawan tidak berusaha maksimal dalam kerja berlangsung. Pengertian kinerja tidak
pekerjaannya, sehingga target yang lain merupakan outcome yang dihasilakan
ditetapkan perusahaan tidak tercapai dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan
sebagai akibat dari kinerja karyawan yang tertentu seama periode waktu tertentu.
tidak maksimal. Pendapat lainnya juga diungkapkan oleh
Kinerja merupakan suatu fungsi Suswardji dkk. (2012:5), “Kinerja adalah
kemampuan pekerja dalam menerima hasil atau tingkat keberhasilan,
tujuan pekerja. Tingkat pecapaian tujuan kemampuan, usaha dan tanggung jawab
dan interaksi antara tujuan dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan
pekerja (Nawawi, 2006). Dengan definisi dan menyempurnakan hasil pekerjaan

442
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

sesuia fungsi target atau sasaran serta kualitatif. Untuk menilai kinerja karyawan
kriteria yang ditetapkan mencakup kualitas Aspek kuantitaitf terdiri dari proses kerja
dan kuantitas hasil pekerjaan, waktu dan kondisi pekerjaan; waktu yang
penyelesaian pekerjaan serta kerjasama dipergunakan atau lamanya melaksanakan
secara tim dalam melakukan pekerjaan.” pekerjaan; jumlah kesalahan dalam
Husnan (2002:126) yang menetapkan melaksanakan pekerjaannya; jumlah dan
ukuran kinerja berdasarkan empat dimensi jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
dengan interprestasi, yaitu kualitas kerja Aspek kualitatif terdiri dari ketepatan kerja
meliputi ketepatan waktu dan ketelitian dan kualitas pekerjaan; tingkat kemampuan
karyawan, kuantitas kerja meliputi dalam pekerjaan; kemampuan dalam
memenuhi standar kerja serta pekerjaan menganalisa data/informasi, kemampuan/
rutin terlaksana dengan cepat, tingkat kegagalan dalam menggunakan peralatan;
kehandalan meliputi inisiatif, rajin dan kemampuan mengevaluasi (keluhan
kemampuan dalam bekerja, dan sikap masyarakat).
indikatornya meliputi loyalitas dan tanggung Agar kinerja karyawan sesuai dengan
jawab karyawan serta kerja sama dalam standar pekerjaan yang terdiri dari aspek
tim. kuantiatif dan aspek kualitatif, maka
Tercapainya tujuan perusahaan pemimpin perusahaan menegakkan aturan-
dipengaruhi oleh beberapa faktor dari aturan didalam persoalan dan senantiasa
kinerja karyawan dalam perusahaan. memberikan perhatian dan pengawasan.
Menurut Mangkunegara (2006) ada Secara moral, perusahaan memberikan
beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan terhadap karyawan dan
kinerja karyawan adalah lingkungan kerja, material berupa pemberian kompensasi,
kelengkapan kerja, budaya kerja, motivasi, menyediakan fasilitas ibadah dan tempat
kemampuan pegawai, struktur organisasi, kerja yang nyaman. Kenyataan di lapangan
kepemimpinan dan sebagainya. Kinerja ada banyak karyawan yang tidak mematuhi
karyawan merupakan hasil kerja yang aturan-aturan yang dibuat perusahaan
dapat capai oleh seseorang atau misalnya : masih ada karyawan yang tidak
sekelompok orang dalam suatu organisasi, mematuhi kode etik yang ada di
sesuai dengan wewenang dan tanggung perusahaan, masih ada karyawan yang
jawab masing-masing dalam rangka upaya tidak bertanggung jawab dalam
mencapai tujuan berkaitan kuat terhadap menyelesaikan tugasnya dan masih ada
tujuan-tujuan strategi organisasi. karyawan yang tidak tepat waktu dalam
Munafiah (2011) menyatakan bahwa bekerja.
terdapat dua faktor yang mempengaruhi Langkah konkrit yang telah dilakukan
kinerja karyawan dalam perusahaan, yaitu perusahaan untuk menyelesaikan
faktor internal dan faktor eksternal. Dalam permasalahan tersebut yaitu melalui
penelitian ini, faktor yang akan dikaji adalah budaya kerja yang terkait dengan sumber
dari sisi eksternal dalam budaya kerja dan daya manusia. Dimana sumber daya
intensitas persaingan. Hessel (2007) manusia memegang peranan yang sangat
menyatakan bahwa unsur manusia penting, Penting dalam proses transformasi budaya
karena manusia selalu berperan aktif dan yang terjadi di perusahaan dalam upaya
dominan dalam setiap organisasi. Manusia, pencapaian hasil kinerja karyawan yang
adalah perencana, pelaku sekaligus optimal. Aspek budaya kerja adalah nilai
penentu terwujudnya tujuan perusahaan. yang menjadi pedoman sumber daya
Dengan demikian sumber daya manusia manusia untuk menghadapi permasalahan
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam eksternal dan usaha penyesuaian
menjalankan tugas dan tanggung jawab intergritas ke dalam perusahaan, sehingga
untuk berpartisipasi dalam kegiatan anggota organisasi mampu memahami
perusahaan secara efektif dan efisien. nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka
Menurut Mangkunegara (2006), harus bertindak atau berprilaku (Susanto,
kinerja karyawan dapat dinilai dengan 2007). dalam rangka menghasilkan output
aspek yang terdiri dari aspek kuantitatif dan baik produk ataupun jasa perusahaan telah

443
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

membentuk suatu upaya stratergis dalam dengan kelompok organisasi atau


membenahi kinerja karyawannya. Oleh perusahaannya.
sebab itu diperlukan adanya suatu Dari beberapa pendapat ahli dapat
perubahan atmosfir kerja berupa perubahan disimpulkan bahwa budaya kerja adalah
paradigma atau cara pandang, pola pikir, suatu falsafah yang didasari oleh
dan cara bertindak dalam menjalankan pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
kegiatan operasional perusahaan. Dengan menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan
demikian, program transformasi kultural pendorong, membudaya dalam kehidupan
disuatu perusahaan dapat berjalan dengan suatu kelompok masyarakat yang terwujud
baik. Adapun sutau perusahaan yang telah ”kerja atau bekerja”. Budaya kerja memiliki
menjalankan hal tersebut akan memiliki ciri- tujuan utama dalam pelaksanaan kegiatan
ciri perubahan yang bersifat sangat operasional perusahaan yaitu mengubah
mendasar, strategis, dan menyeluruh sikap dan juga perilaku SDM, sehingga
sehingga tujuan yang telah ditetapkan pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja
dalam bentuk visi dan misi dapat terlaksana dan sekaligus sebagai upaya strategis
dengan optimal. didalam menghadapi berbagai tantangan
Budaya kerja diturunkan oleh budaya bisnis dimasa yang akan datang.
organisasi. Triguno (2004:1) berpendapat Menurut Moeljono (2013), dimensi
bahwa “Budaya kerja merupakan suatu yang digunakan untuk mengukur budaya
falsafah yang didasari oleh pandangan kerja adalah sebagai berikut. Pertama,
hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, integritas adalah bertindak konsisten sesuai
kebiasaan, dan kekuatan pendorong, dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi
membudaya dalam kehidupan suatu serta kode etik profesi dalam melaksanakan
kelompok masyarakat yang terwujud tugas dan pekerjaannya dalam perusahaan.
sebagai “kerja atau bekerja”. Sedangkan Indikatornya yaitu: konsisten tindakan
Sugiarto (2007:3) berpendapat bahwa dengan nilai, dan tindakan dengan kode
”Budaya kerja adalah nilai dominan yang etik profesi. Kedua, professionalisme
disebarluaskan didalam organisasi merupakan tingkat pendidikan formal dan
perusahaan dan diacu sebagai filosofi kerja latihan-latihan khusus yang harus dimiliki
karyawan serta memberikan disiplin kerja karyawan untuk suatu posisi jabatan
yang tinggi.” Selanjutnya Herliany (2008:5) tertentu. Karyawan mampu menyelesaikan
mengemukakan bahwa “Budaya kerja pekerjaannya secara efektif dan efesien.
adalah suatu falsafah yang didasari Jika untuk menduduki sebuah jabatan
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang dalam organisasi seorang karyawan
menjadi sifat, kebiasaan dan juga diharuskan memiliki pendidikan tertentu dan
pendorong yang dibudayakan dalam suatu mempunyai pengalaman pelatihan yang
kelompok dan tercermin dalam sikap cukup lama maka organisasi tersebut
menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, adalah organisasi professional. Indikatornya
pandangan serta tindakan yang terwujud yaitu: efektif, efesien, dan disiplin. Ketiga,
sebagai kerja.” Menurut Moeljono (2005) kepuasan adalah memenuhi kebutuhan
Budaya kerja pada umumnya merupakan dengan memberikan pelayanan yang
pernyataan filosofi, dapat difungsikan terbaik, dengan tetap memperhatikan
sebagai tuntutan yang mengikat pada kepentingan perusahaan, SDM yang
karyawan karena dapat diformulasikan terampil, ramah dan senang melayani, serta
secara formal dalam berbagai peraturan teknologi unggul. Indikatornya: memberikan
dan ketentuan perusahaan. Secara individu pelayanan yang baik, ramah, dan
mauapun kelompok seseorang tidak akan tekonologi unggul. Keempat, keteladanan
terlepas dari budaya yang ada dalam merupakan perilaku dalam bekerja keras
perusahaan. Pada umumnya mereka akan dan cerdas, dan membangun hubungan
dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber vertikan dan horizontal yang harmonis
daya yang ada sebagai stimulus sehingga merupakan contoh-contoh perilaku sifat
seseorang dalam perusahaan mempunyai terpuji dari seseorang. Indikatornya yaitu:
perilaku yang spesifik bila dibandingkan bekerja keras, bertindak adil dan bersikap

444
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

tegas. maka sebaiknya semua dijadikan sebagai


PT. BPR Nusamba Kubutambahan sasaran penelitian. Oleh karena itu,
merupakan bank yang melaksanakan penelitian ini merupakan penelitian populasi
kegiatan usaha secara konvesional atau atau penelitian sampel jenuh, yang artinya
berdasarkan prinsip syariah dalam semua populasi dijadikan sebagai sampel
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam penelitian. Populasi penelitian ini adalah 31
lalu lintas pembayaran. Kegiatan utama orang karyawan, sehingga sampel dari
usaha BPR tersebut ditujukan untuk penelitian ini juga berjumlah 31 orang
melayani usaha-usaha kecil dan karyawan.
masyarakat dipedesaan. Adapun Jenis data yang digunakan dalam
permasalahan yang ada di PT. BPR penelitian ini adalah data kuantitatif berupa
Nusamba Kubutambahan, yaitu sulit skor jawaban kuesioner dari responden
berkembangnya suatu usaha dalam BPR mengenai budaya kerja dan kinerja
Nusamba sehingga terkesan beroperasi ala karyawan PT. BPR Nusamba
kadarnya sehingga menurunkan Kubutambahan. Sumber data dalam
kepercayaan nasabah dan sulit penelitian ini adalah terdiri dari data primer.
merealisasikan peran ikut serta untuk Data primer dalam penelitian ini berupa
menunjang pertumbuhan perekonomian skor jawaban responden yang diperoleh
daerah. melalui pengisian kuesioner mengenai
Bentuk hukum BPR dapat berupa budaya kerja dan kinerja karyawan PT.
perseroan terbatas, perusahaan daerah, BPR Nusamba Kubutambahan. .
atau koperasi. Hasil positif yang diperoleh Adapun metode pengumpulan data
PT. BPR Nusamba Kubutambahan. yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
di duga dari pemegang budaya kerja yang kuesioner. Kuesioner merupakan metode
baik. Pengaruh budaya kerja yang baik di pengumpulan data untuk mendapatkan
PT. BPR Nusamba Kubutambahan., dapat data tentang budaya kerja dan kinerja
digunakan dalam penyelesaian karyawan yang dilakukan dengan
permasalahan internal dan eksternal memberikan pernyataan kepada responden
perusahaan, sehingga budaya kerja untuk dijawab. Data yang telah
terhadap peningkatan mutu kinerja para dikumpulkan digunakan sistem skor,
karyawan. Dengan demikian, melihat dimana jawaban pertanyaan diberi skor
pentingnya peranan budaya kerja terhadap dengan menggunakan skala likert. Skala
peningkatan kinerja karyawan dalam suatu likert merupakan skala yang digunakan
perusahaan, maka penulis terdorong untuk untuk mengukur, sikap, pendapat, dan
meneliti tentang “Pengaruh Budaya Kerja persepsi seseorang atau sekelompok orang
Terhadap Kinerja Karyawan di PT. BPR tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012).
Nusamba Kubutambahan.” Setiap pernyataan disediakan lima alternatif
jawaban, yaitu apabila jawaban sangat
METODE setuju diberi skor 5, apabila jawaban setuju
Penelitian ini merupakan jenis diberi skor 4, apabila jawaban kurang setuju
penelitian kausal. Menurut Sugiyono sesuai diberi skor 3, apabila jawaban tidak
(2012:56), “desain penelitian kausal adalah setuju diberi skor 2, dan apabila jawaban
hubungan yang bersifat sebab akibat, sangat tidak setuju diberi skor 1.
variabel bebas merupakan variabel yang Kuesioner sebagai instrumen
mempengaruhi dan variabel terikat pengumpulan data terlebih dahulu harus
merupakan variabel yang dipengaruhi”. diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Adapun variabel-variabel yang digunakan Untuk menguji tingkat validitas dan
dalam penelitian ini adalah budaya kerja (X) reliabilitas instrumen penelitian akan
dan kinerja karyawan (Y). diujikan kepada 30 responden. Validitas
Populasi penelitian ini adalah adalah untuk melihat kecermatan alat ukur,
karyawan PT. BPR Nusamba yaitu mengukur apa yang akan diukur.
Kubutambahan. sebanyak 31 orang. Dalam penelitian ini, suatu kuesioner
Apabila populasi kurang dari 100 orang, dinyatakan valid, jika pertanyaan maupun

445
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

pernyataan pada kuesioner mampu untuk dan kinerja karyawan adalah reliabel.
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur Analisis data yang digunakan dalam
oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji t,
dalam penelitian ini dilakukan dengan dan analisis regresi linier sederhana.
menggunakan Person Correlation. Kriteria Analisis deskriptif dilakukan untuk
keputusan valid kuesioner dinyatakan mengetahui budaya kerja yang di terapkan
apabila nilai rhitung lebih besar dari r tabel. di PT. BPR Nusamba Kubutambahan.
Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan Kriteria penggolongan disusun berdasarkan
suatu indikator. Informasi yang ada pada skor rata-rata dan presentase skor rata-rata
indikator ini tidak berubah-ubah, atau bisa variabel budaya kerja dikonversikan
disebut dengan kosisten. Uji reabilitas terhadap kriteria mean ideal (Mi) dan
dilakukan untuk menguji apakah jawaban standar deviasi ideal sebagai berikut (SDi)
dari responden konsisiten. Suatu angket (Koyan, 2012).
dikatakan reliable jika jawaban seseorang Mi + 1,5 SDi≤ M ≤ Mi + 3,0 SDi
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau Mi + 0,5 SDi ≤ M < Mi + 1,5 SDi
stabil dari waktu ke waktu.Pengujian Mi – 0,5 SDi ≤ M < Mi + 0,5 SDi
realibilitas dalam penelitian ini dilakukan Mi – 1,5 SDi ≤ M < Mi – 0,5 SDi
dengan menggunakan Alpha Cronbach. Mi – 3,0 SDi ≤ M < Mi – 1,5 SDi
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika Keterangan:
memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60. Hasil M = Skor budaya kerja
uji validitas menunjukkan bahwa nilai rhitung Mi = Rata-rata ideal = 1/2 (skor maksimal
pada kuesioner budaya kerja 17 item lebih ideal + skor minimal ideal)
besar dari rtabel = 0,361 sehingga 17 item SDi = Standar deviasi ideal = 1/6 (skor
pernyataan dinyatakan valid dan 5 item maksimal ideal – skor minimal ideal)
pernyataan dinyatakan tidak valid. Nilai Hasil yang diperoleh melalui
rhitung pada kuesioner kinerja karyawan 16 kuesioner budaya kerja dipresentasikan
item lebih besar dari r tabel = 0,361 sehingga dengan skor maksimal ideal 17 × 5 = 85
16 item pernyataan dinyatakan valid dan 4 dan skor minimal ideal 17 × 1 = 17, Mean
item pernyataan dinyatakan tidak valid. ideal (Mi) adalah sebesar 1/2 x (85+17) =
Hasil uji reliabilitas pada tabel menunjukan 51. Standar deviasi ideal (SDi) sebesar 1/6
bahwa semua variabel memiliki Alpha x (85-17) = 34/3. Jadi, dapat ditentukan
Cronbach lebih besar dari 0,60. Jadi, dapat kategori budaya kerja melalui kriteria
disimpulkan bahwa kuesioner budaya kerja seperti tampak pada tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Penggolongan Budaya Kerja

No. Kriteria Kategori


1 68 ≤ M ≤ 85 Sangat Baik
2 56,67 ≤ M < 68 Baik
3 45,33 ≤ M < 56,67 Cukup
4 34 ≤ M < 45,33 Kurang
5 17 ≤ M < 34 Sangat Kurang
Pengujian hipotesis secara parsial Sebelum dilakukan pengujian analisis
menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk regresi linear sederhana, maka dilakukan
melihat signifikansi pengaruh independen pengujian asumsi klasik berupa uji
secara individu terhadap variabel dependen normalitas data dan uji linearitas. Uji
(Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan normalitas data bertujuan untuk menguji
dengan membandingkan t hitung dengan t apakah model dalam regresi variabel terikat
tabel. Analisis regresi linier sederhana dan variabel bebas keduanya mempunyai
digunakan untuk mengetahui pengaruh distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011).
antara variabel bebas terhadap variabel Uji normalitas residual dilakukan dengan
terikat (Dantes, 2012). menggunakan One Sample Kolmogorov-

446
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

Smirnov Test dengan taraf signifikansi 5%. nilai c2 hitung (n × R2). Kriteria
Dasar pengambilan keputusan normal pengujiannya adalah model regresi disebut
adalah jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka linear jika nilai c2 hitung lebih kecil dari nilai
data berdistribusi normal dan jika nilai c2 tabel.
signifikansi < 0,05, maka data tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis jawaban
Uji linearitas digunakan untuk melihat karyawan PT. BPR Nusamba
apakah model regresi yang digunakan Kubutambahan. terhadap 17 item
sudah benar atau tidak. Uji yang digunakan pernyataan kuesioner budaya kerja
untuk menguji linearitas model regresi terungkap deskripsi budaya kerja dengan
adalah uji Lagrange Multiplier (Ghozali, berpedoman pada kriteria penggolongan
2011). Uji ini bertujuan untuk mendapatkan seperti pada tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Data Budaya Kerja

Kriteria Kategori Jumlah Karyawan (Orang) Persentase (%)


68 ≤ M ≤ 85 Sangat Baik 26 84
56,67 ≤ M < 68 Baik 2 6
45,33 ≤ M < 56,67 Cukup 3 10
34 ≤ M < 45,33 Kurang 0 0
17 ≤ M < 34 Sangat Kurang 0 0
Total 31 100
Berdasarkan tabel 2 dapat ditunjukkan sangat baik.
bahwa sebanyak 26 orang (84%) karyawan Berdasarkan hasil analisis data
menyatakan bahwa budaya kerja yang menunjukkan bahwa secara parsial budaya
diterapkan sudah sangat baik, sebanyak 2 kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
orang (6%) karyawan menyatakan bahwa BPR Nusamba Kubutambahan. dapat
budaya kerja yang diterapkan sudah baik, diketahui dengan menggunakan uji t.
dan sebanyak 3 orang (10%) karyawan Perhitungan uji t menggunakan bantuan
menyatakan bahwa budaya kerja yang program SPSS 25.0 for Windows dan
diterapkan cukup. Hal ini menunjukkan pengujian hipotesis dilakukan pada taraf
bahwa budaya kerja yang diterapkan pada signifikansi 5%. Hasil uji t dapat dilihat pada
PT. BPR Nusamba Kubutambahan sudah tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji t

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,162 5,740 0,725 0,474
Budaya kerja 0,774 0,112 0,789 6,922 0,000
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Berdasarkan tabel 3, diperoleh nilai t karyawan pada PT. BPR Nusamba
hitung = 6,922 > t tabel = 2,045, maka H0 Kubutambahan. dengan menggunakan
ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat analisis koefisien beta. Berdasarkan
pengaruh yang signifikan antara budaya perhitungan koefisien beta pada tabel 3,
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. maka didapat hasil persamaan regresi
BPR Nusamba Kubutambahan. sebagai berikut.
Berdasarkan hasil analisis regresi Y = 4,162 + 0,774X (1)
linier sederhana, dapat diketahui Keterangan:
persamaan garis regresi untuk mengetahui Y = kinerja karyawan
hubungan budaya kerja terhadap kinerja X = budaya kerja

447
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

Berdasarkan model persamaan terjadi kenaikan budaya kerja (X) sebesar 1


regresi yang terbentuk, dapat satuan, maka akan meningkatkan kinerja
diinterpretasikan hasil bahwa konstanta karyawan (Y) sebesar 0,774. Hal ini
sebesar 4,162 menunjukan jika variabel menunjukkan bahwa semakin baik budaya
budaya kerja (X) bernilai konstan atau nol, kerja, maka semakin tinggi kinerja
maka variabel kinerja karyawan (Y) memiliki karyawan pada PT. BPR Nusamba
nilai positif sebesar 4,162. Selanjutnya, Kubutambahan. Sebaliknya, semakin buruk
variabel budaya kerja (X) memiliki koefisien budaya kerja, maka semakin rendah kinerja
positif sebesar 0,774. Nilai koefisien regresi karyawan pada PT. BPR Nusamba
yang positif menunjukkan bahwa budaya Kubutambahan.
kerja (X) berpengaruh positif terhadap Besar pengaruh budaya kerja
kinerja karyawan (Y). Hal ini terhadap kinerja karyawan pada PT. BPR
menggambarkan bahwa peningkatan nilai Nusamba Kubutambahan dapat diketahui
budaya kerja (X) sebesar satu satuan akan dari koefisien determinasi, yang ditunjukkan
dapat meningkatkan kinerja karyawan (Y) dengan nilai R Square. Hasil analisis
sebesar nilai koefisien beta masing-masing koefisien determinasi dapat disajikan pada
variabel bebas dikalikan dengan besar tabel 4.
kenaikan yang terjadi. Misalnya, setiap

Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi

Adjusted Std. Error


Model R R Square
R Square of the Estimate
1 0,789 0,623 0,610 5,674890
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa mengubah sikap dan juga perilaku sumber
hasil perhitungan koefisien determinasi daya manusia yang ada agar dapat
sebesar 0,623. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatkan kinerja untuk menghadapi
62,3% variabel kinerja karyawan pada PT. berbagai tantangan di masa yang akan
BPR Nusamba Kubutambahan dipengaruhi datang.
oleh variabel budaya kerja, sedangkan Hasil penelitian ini juga didukung oleh
37,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
tidak termasuk dalam penelitian ini. oleh Pradana (2012), yang menyatakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa budaya kerja berpengaruh pada
terdapat pengaruh siginifikan antara budaya upaya peningkatan kinerja karyawan.
kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Penelitian lain yang mendukung hasil
BPR Nusamba Kubutambahan Persamaan penelitian ini dilakukan oleh Widodo (2013),
regresi punya arah koefisien positif. yang menyatakan bahwa budaya kerja
Pengaruh positif menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan terhadap kinerja
hubungan budaya kerja dan kinerja karyawan. Senada dengan itu, hasil
karyawan adalah searah. Jika budaya kerja penelitian oleh Silvia (2016) juga
semakin baik, maka kinerja karyawan menemukan bahwa budaya kerja
semakin tinggi. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Hasil penelitian ini didukung oleh teori karyawan. Budaya kerja yang kaut akan
yang dikemukan oleh Mangkunegara menciptakan budaya perusahaan yang baik
(2006), yang menyatakan bahwa salah satu dan juga mencerminkan bahwa budaya
faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut telah memiliki akar yang kuat
kinerja adalah budaya kerja. Senada dimana telam mampu dijiwai serta
dengan itu, Hessel (2007) menyatakan diaktualisasikan dalam kegiatan sehari-hari.
bahwa salah satu faktor yang Hal tersebut seperti nilai-nilai apa saja yang
mempengaruhi kinerja adalah budaya patut dimiliki. Usaha penilaian terhadap
perusahaan. Menurut Triguno (2004), nilai-nilai budaya kerja memiliki hubungan
budaya kerja memiliki tujuan untuk yang nyata dengan kinerja karyawan yang

448
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

diharapkan mampu mendorong karyawan keteladanan kepada karyawan pada saat


untuk melaksanakan tugas dan tanggung kegiatan pengarahan tersebut. Hal ini
jawab pekerjaan secara baik atau benar. diharapkan dapat mewujudkan budaya
Besar sumbangan pengaruh variabel kerja yang mendukung bagi peningkatan
budaya kerja terhadap kinerja karyawan kinerja karyawan. Kedua, bagi peneliti
ditunjukkan dengan koefisien determinasi selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji
sebesar 0,623. Hasil tersebut menunjukkan aspek yang serupa mengenai pengaruh
bahwa sebesar 62,3% kinerja karyawan budaya kerja terhadap kinerja karyawan
dipengaruhi oleh variabel budaya kerja, diharapkan untuk mengembangkan
sedangkan pengaruh dari variabel lain penelitian ini dengan menggunakan
sebesar 37,7%. Hasil penelitian ini populasi dan sampel yang lebih luas, tidak
menunjukkan bahwa terdapat variabel lain hanya di PT. BPR , tetapi juga di Bank
yang mempengaruhi kinerja karyawan. Perkreditan Rakyat lainnya agar hasil
Secara teori, variabel lain tersebut yang penelitian lebih teruji keandalannya.
dapat mempengaruhi kinerja karyawan
menurut Mangkunegara (2006) adalah DAFTAR PUSTAKA
lingkungan kerja, kelengkapan kerja, Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
motivasi kemampuan pegawai, struktur Yogyakarta: Andi Offset.
organisasi, dan kepemimpinan.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
SIMPULAN DAN SARAN Multivariate dengan Program SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian dan Semarang: Badan Penerbit
pembahasan dapat ditarik simpulan Universitas Diponegoro.
sebagai berikut. Pertama, budaya kerja Hariandja, Marriot. 2002. Manajemen
yang diterapkan sudah sangat baik Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
dinyatakan oleh 26 orang (84%) karyawan, Grasindo.
budaya kerja yang diterapkan sudah baik
Herliany. 2008 Manajemen Sumber Daya
dinyatakan oleh 2 orang (6%), dan budaya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT
kerja yang diterapkan sudah cukup
Remaja Rosdakarya.
dinyatakan oleh 3 orang (10%). Kedua,
budaya kerja berpengaruh positif dan Hessel, Nogi S. Tangkilisan. 2002.
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Menejemen SDM Birokrasi Publik:
PT. BPR Nusamba Kubutambahan, yang Strategi Keunggulan Pelayanan
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang Publik. Yogyakarta: YPAPI.
positif 0,774 dengan nilai thitung = 6,922 > Husnan, Suad. 2002. Manajemen
ttabel = 2,045. Keuangan Teori dan Praktek.
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan
Yogyakarta: Badan Penerbit Gajah
simpulan, maka dapat diajukan saran
Mada.
sebagai berikut. Pertama, bagi pihak
manajemen PT. BPR Nusamba Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan
Kubutambahan disarankan agar Teknik Analisis Data Kuantitatif.
mewujudkan budaya kerja perusahaan Singaraja: Universitas Pendidikan
yang kondusif dalam rangka mewujudkan Ganesha.
kinerja karyawan yang optimal. Salah satu Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2006.
caranya adalah pada saat dilakukan rapat Perilaku dan Budaya Organisasi.
atau kegiatan briefing (pengarahan) yang Bandung: PT. Rafika Aditama.
dilakukan sebelum memulai karyawan
mulai bekerja, pimpinan atau manajemen Moeljono, Djokosantoso. 2005. Budaya
selalu memberikan arahan-arahan tentang Organisasi dalam Tantangan. Jakarta:
menaati peraturan perusahaan sehingga PT. Elex Media Komputindo.
integritas, profesionalisme, dan kepuasan Munafiah, Siti. 2011. Pengaruh Kompensasi
kerja yang dimiliki karyawan semakin baik dan Supervisi terhadap Kinerja
serta pimpinan selalu dapat menunjukkan Karyawan (Studi Kasus pada PT.

449
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426
Volume 9 No.2 Tahun: 2017

Industri Sandang Nusantara Unit Warshina, Jaka. 2011. Budaya Kerja dan
Patal Secang). Skripsi tidak Kerjasama Tim. Jakarta: PT. Raja
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Grafindo Persada.
Negeri Yogyakarta.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Manajemen Kinerja di Lingkungan
Widodo. 2013. Analisis Pengaruh Antara
Perusahaan dan Industri. Yogyakarta:
Faktor Pendidikan, Motivasi dan
Gadjah Mada University Press.
Budaya Kerja Terhadap Kinerja
Pradana, RM. Gardhika Riza. 2012. Pegawai Dalam Pelayanan Publik
Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kinerja Karyawan di Koperasi Kota Pontianak. Jurnal Manajemen
Karyawan Redrying Bojonegoro dan Bisnis, 12(3), 1-20.
(Kareb). Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Brawijaya.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung: Mandar Maju.
Silvia. 2016. Pengaruh Kompetensi dan
Budaya Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen, 4(1), 1-9.
Sugiarto. 2007. Pengaruh Kepemimpinan,
Disiplin, dan Budaya Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Primatexco Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 5(1), 1-16.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. B. 2007. Budaya Perusahaan:
Manajemen dan Persaingan Bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia.
Suswardji, E., Hasbullah, R., dan Albatross,
E. 2012. Hubungan Kompetensi dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Tenaga Kependidikan Universitas
Singaperbangsa Karawang. Jurnal
Manajemen, 10(1), 955-979.
Triguno. 2004. Budaya Kerja: Menciptakan
Lingkungan Yang Kondusif Untuk
Meningkatkan Produktifitas Kerja.
Jakarta: PT. Golden Trayon Press.

450

Anda mungkin juga menyukai