Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH BUDAYA KAIZEN DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.MEAINA


(Studi Kasus Pada Bagian Assembly Di Cikarang)

Imam Nursidik, Ahmad Gunawan.


Fakultas Ekonomi Bisnis Dan Ilmu Sosial
Universitas Pelita Bangsa
E-mail : imamnursidik36@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kaizen


dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT MEAINA di Kawasan
Hyundai Cikarang selatan. Penelitian ini menggunakan teknik sampling,
digunakan sampel sebanyak 72 responden karyawan PT MEAINA. Data
penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer), studi kepustakaan dan wawancara
langsung dengan pihak terkait sesuai tujuan penelitian. Teknik analisis
menggunakan uji asumsi klasik, regresi berganda dengan uji hipotesis, yaitu uji F
(simultan).Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kaizen dan disiplin kerja
karyawan secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan
pada PT MEAINA di Kawasan Hyundai Cikarang Selatan. Budaya Kaizen (X1)
berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan (Y) di PT. MEAINA dan
mempunyai kontribusi sebesar 71,12% Disiplin Kerja (X2) berpengaruh positif
terhadap Kinerja Karyawan (Y) di PT. MEAINA dan mempunyai kontribusi
sebesar 28,88% Secara simultan Budaya Kaizen (X1) dan Disiplin Kerja (X2)
mempengaruhi Kinerja Karyawan (Y) di PT. MEAINA sebesar 83.71% Secara
parsial, variabel budaya kaizen dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Variabel Budaya Kaizen merupakan variabel yang paling dominan
mempengaruhi kinerja karyawan.

Kata kunci: Budaya Kaizen, Disiplin kerja, kinerja karyawan

PENDAHULUAN bebas akan segera dimulai. Hal ini


memaksa setiap perusahaan harus dapat
LATAR BELAKANG meningkatkan kinerja karyawannya
guna tercapainnya tujuan organisasi.
Suatu perusahaan dalam Oleh karena itu, kinerja karyawan
melaksanakan kegiatannya, baik sangatlah diperlukan, sebab dengan
perusahaan yang bergerak dibidang kinerja karyawan ini akan diketahui
industri manufaktur akan berusaha seberapa jauh kemampuan karyawan
untuk mencapai tujuan yang telah dalam melaksanakan tugas yang di
ditetapkan. Faktor sumber daya manusia bebankan. Untuk itu diperlukan
ini merupakan elemen yang harus penentuan kriteria yang jelas dan
diperhatikan oleh perusahaan, terutama terukur serta ditetapkan secara bersama-
bila mengingat bahwa era perdagangan sama yang di tetapkan sebagai acuan
(Sinambela dalam Ahmad 2018 : 42). signifikan, sedangkan objektivitas target
Hal serupa terjadi di PT.Mitsubishi yang di tetapkan oleh PT. MEAINA
Electric Automotive Indonesia sebesar 0,3% dari total planning
(MEAINA) Hasil pengamatan di produksi. Dilihat dari total nilai NG
lapangan peneliti mendapatkan defect pada bulan januari mencapai
beberapa masalah dari segi kinerja target sebesar 0.18 %, pada bulan
karyawan yaitu masalah line drop atau februari sampai bulan maret mengalami
produk NG dari bulan januari hingga kenaikan sebesar 0,05%, bulan Maret –
agustus 2019 mengalami peningkatan April terjadi penurunan sebesar 0,18%,
yang sangat besar. Hal tersebut karena bulan April – Mei terjadi kenaikan
kinerja karyawan yang mengalami sebesar 0,1%, bulan Mei-Juni terjadi
penurunan yang signifikan yang penurunan sebesar 0,11%, bulan Juni-
berdampak pada kualitas produk yang Juli terjadi penurunan sebesar 0,08%,
dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang sedangkan pada bulan Juli-Agustus
dilakukan oleh Nova Syafrina (2017) terjadi kenaikan yang cukup signifikan
yang berjudul “ Pengaruh Disiplin Kerja yaitu sebesar 0,29%. Hal tersebut terjadi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. karena banyaknya karyawan yang
Suka Fajar Pekanbaru”yang kinerjanya masih belum optimal
dipublikasikan pada jurnal nasional Eko sehingga terlihat pada total NG defect
dan Bisnis (Riau Economics and dan berpengaruh pada penurunan
Bussiness Review Volume 8, Nomor 4, kualitas sebuah produk.
Desember 2017. Salah satu faktor penting yang
Data di bawah ini merupakan data nilai mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
defect assembly dari bulan januari disiplin kerja dan budaya kaizen, disiplin
hingga bulan agustus 2019. kerja merupakan fungsi operatif MSDM
yang terpenting karena semakin baik
Gambar 1.1 disiplin karyawan , maka semakin tinggi
Grafik Total Defect Assembly Periode kinerja dan prestasi yang di capai. Tanpa
Januari – Agustus 2019 disiplin karyawan yang baik yang baik ,
sulit bagi perusahaan mencapai hasil
yang optimal dalam melaksanakan
targetnya, oleh karena itu perusahaan
harus memperhatikan kedisiplinan
karyawannya. Begitu juga dengan
budaya kaizen yang berkontribusi
melakukan perbaikan secara berkala
untuk menghasilkan suatu effektivitas
kerja dan effisiensi waktu yang baik.
Peningkatan kualitas efektifitas dan
efisiensi tidak hanya tergantung pada
teknologi mesin modern, modal yang
Berdasarkan data diatas, nilai NG defect cukup dan adanya bahan baku yang
periode januari sampai agustus 2019 bermutu saja. Semua faktor tersebut
terjadi penurunan dan kenaikan. Total tidak akan berpengaruh tanpa adanya
nilai NG defect assy pada bulan januari dukungan dari sumber daya manusia
sampai agustus tidak stabil yaitu terjadi yang baik dan bisa mengembangkan
penurunan dan kenaikan yang cukup
kemampuan dan keahlian mereka serta menambah wawasan tentang disiplin
menunjukkan peningkatan kinerja. kerja dan motivasi intrinsic dan
Dengan demikian kinerja karyawan prestasi kerja, sebagai masukan bagi
dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dan pertimbangan bagi
perusahaan apabila disiplin kerja para khalayak yang membaca hasil
mendukung kinerja karyawan. karya ilmiah ini.

Perumusan Masalah Pengertian kinerja


1. Apakah budaya kaizen akan dapat Kinerja berasal dari kata job
mempengaruhi kinerja karyawan PT. performance atau Actual performance
MEAINA ? (prestasi kerja atau prestasi
2. Apakah disiplin kerja pada karyawan sesungguhnya yang di capai seseorang).
akan dapat mempengaruhi kinerja Pengertian kinerja adalah hasil kerja
karyawan PT. MEAINA ? secara kualitas dan kuantitas yang di
3. Apakah budaya kaizen dan disiplin capai oleh seorang pegawai dalam
kerja akan mempengaruhi kinerja melaksanakan tugasnya sesuai dengan
karyawan PT. MEAINA ? tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegara, 2016:67).
Tujuan Penelitian Kinerja adalah hasil dari suatu proses
Penelitian ini memiliki maksud yang mengacu dan diukur selama
untuk mencari data dan informasi periode waktu tertentu berdasarkan
mengenai pengaruh budaya kaizen ketentuan atau kesepakatan yang telah
terhadap kinerja karyawan PT. ditetapkan sebelumnya (Edison,
MEAINA, pengaruh disiplin kerja 2016:190). Secara umum kinerja dapat
terhadap kinerja karyawan PT. diartikan sebagai keseluruhan proses
MEAINA, dan pengaruh budaya kaizen bekerja dari individu yang hasilnya
dan disiplin kerja terhadap kinerja dapat digunakan landasan untuk
karyawan PT. MEAINA. menentukan apakah pekerjaan individu
tersebut baik atau sebaliknya (Roziqin,
Manfaat Penelitian 2010:41).
Penelitian karya ilmiah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
baik yang bersifat teoritis maupun yang Karyawan
bersifat praktis kepada berbagai pihak Ada beberapa faktor yang dapat
yang membaca: mempengaruhi kinerja karyawan.
1.Manfaat Teoritis, penelitian karya Menurut Mangkunegara (2013:67)
ilmiah ini diharapkan dapat faktor yang mempengaruhi pencapaian
memberikan kontribusi akademik bagi kinerja adalah sebagai berikut :
pengembangan teori ilmu
pengetahuan yang dimiliki dalam 1. Faktor kemampuan
manajemen sumber daya manusia Secara psikologis, kemampuan
yang selama ini di peroleh di bangku karyawan terdiri dari potensi
perkuliahan untuk kemudian Intelegent Quotient (IQ), serta
diterapkan pada dunia kerja. kemampuan pengetahuan dan
2.Manfaat Praktis, hasil penelitian karya keterampilan. Artinya, karyawan
ilmiah ini diharapkan dapat yang memiliki IQ di atas rata-rata
(IQ110-120) dengan pendidikan yang memaksimalkan waktu yang tersedia
memadai untuk pekerjaan dan untuk aktivitas yang lain.
terampil dalam mengerjakan tugas, 4. Kemandirian
maka akan lebih mudah dalam Kemandirian berkaitan dengan
mencapai kinerja yang diharapkan. kemampuan karyawan untuk bekerja
Oleh karena itu, karyawan perlu dan mengemban tanggung jawab
ditempatkan pada pekerjaan yang secara mandiri dengan meminimalisir
sesuai dengan keahliannya. bantuan orang lain
2. Faktor motivasi 5. Inisiatif
Motivasi terbentuk dari sikap Inisiatif dalam penyelesaian tugas
seorang karyawan dalam menghadapi yang artinya karyawan memutuskan
situasi kerja. Artinya, karyawan harus atau melakukan sesuatu pekerjaan
memiliki sikap mental yang siap, dengan benar tanpa harus diberi tahu.
mampu secara fisik, memahami 6. Kerjasama
tujuan utama dan target kerja yang Berkaitan dengan kemampuan untuk
akan dicapai, mampu memanfaatkan, bekerjasama dengan orang lain.
dan menciptakan situasi kerja.
Pengertian Budaya Kaizen
Indikator Kinerja Karyawan Budaya kerja dalam masyarakat
Kinerja karyawan pada dasarnya Jepang disebut kaizen yang secara bahasa
diukur sesuai dengan kepentingan Jepang kai berarti perubahan sedangkan
organisasi, sehingga indikator dalam zen berarti baik dan secara istilah artinya
pengukurannya disesuaikan dengan adalah perbaikan dan penyempurnaan
kepentingan perusahaan itu sendiri. berkesinambungan yang melibatkan
Priansa (2014:271) menyatakan bahwa semua anggota dalam hirarki perusahaan,
pengukuran kinerja dapat dilakukan baik manajemen maupun karyawan.
denga cara sebagai berikut: Dengan kata lain dapat disimpulkan
bahwa budaya Kaizen adalah proses
1. Kuantitas pekerjaan perbaikan yang terjadi secara terus
Kuantitas pekerjaan berhubungan menerus untuk memperbaiki cara kerja,
dengan volume pekerjaan dan meningkatkan mutu dan produktivitas
produktivitas kerja yang dihasilkan output dengan cara antara lain
oleh karyawan dalam kurun waktu menanamkan sikap disiplin terhadap
tertentu atau hasil yang dicapai oleh karyawan serta menciptakan tempat kerja
karyawan dalam jumlah tertentu yang nyaman bagi karyawan yang
berdasarkan dengan standar yang melibatkan semua anggota dalam hierarki
telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan, baik manajemen maupun
perusahaan. karyawan. Kaizen merupakan perbaikan
2. Kualitas pekerjaan berkesinambungan bersifat kecil dan
Kualitas pekerjaan berhubungan bertahap, proses kaizen ini mampu
dengan standar hasil yang berkaitan membawa hasil yang memuaskan dalam
dengan mutu yang dihasilkan jangka panjang (Imai,1998 dalam Erix
karyawan. Pamungkas 2018).
3. Ketepatan waktu
Karyawan dapat menyelesaikan pada Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu yang telah ditetapkan serta budaya kaizen
Ada beberapa factor yang menyisihkan dan membuang barang
mempengaruhi budaya kaizen pada yang tidak perlu di tempat kerja.
penerapannya. Ada 5 faktor yang 2. Seiton (susun)
mendukung budaya kaizen (muliyawati : Menata alat-alat kerja yang
2015) digunakan dengan rapi dan benar-
1. Team work atau kerjasama benar menghilangkan kegiatan
merupakan bentuk kerja dengan mencari agar alat-alat dapat mudah
menggabungkan beberapa ditemukan dengan cepat.
kemampuan individu dalam tim 3. Seiso
untuk mencapai target yang sudah Memelihara kebersihan tempat
disepakati sebelumnya untuk kerja.
mencapai tujuan bersana secara 4. Seiketsu
efektif dan efisien dalam perusahaan Mempertahankan seiri, seiton, dan
2. Personal dicipline atau nilai disiplin seiso agar dapat berlangsung terus-
tidak ada kaitannya dengan sebuah menerus.
kekerasan atau hukuman namun 5. Shitsuke
disiplin erat hubungannya dengan Sebagai suatu kedisiplinan dan
motivasi. Motivasi dapat tumbuh jika benar-benar menjadi kebiasaan,
anda sangat berambisi dan memiliki sehingga pekerja terbiasa menaati
keinginan yang sangat besar untuk peraturan dan diadakan penyuluhan
sebuah tujuan. terhadap pekerja untuk bekerja
3. Improved morale atau peningkatan secara profesional.
kualitas moral sangat berperan
penting dalam budaya kaizen. Konsep Budaya Kaizen
Budaya kaizen identik dengan aspek Indikator Disiplin Kerja
moral yang tetap dijaga dari dulu Disiplin lebih banyak bersumber
hingga saat ini. dari dalam diri karyawan sendiri, yang
4. Quality circle merupakan sebuah diperlihatkan dengan cara mematuhi dan
control kualitas juga membawa mentaati peraturan yang berlaku dalam
peningkatan komunikasi dua arah melaksanakan pekerjaan. Menurut Bejo
antara staf dan manajemen. Siswanto (2010:291) dalam D. Arika
5. Suggestion for improvement atau (2016:22) indikator disiplin kerja
saran untuk perbaikan dimana karyawan adalah:
penerapan kaizen di dalam suatu 1. Frekuensi Kehadiran
perusahaan tidak semudah yang Frekuensi kehadiran merupakan
diduga sebab memerlukan salah satu tolak ukur untuk
keterlibatan semuan unsur di dalam mengetahui tingkat kedisiplinan
perusahaan. karyawan. Semakin tinggi frekuensi
kehadirannya atau rendahnya tingkat
Indikator Budaya Kaizen kemangkiran maka pegawai tersebut
Adapun indikator budaya kaizen telah memiliki disiplin kerja yang
yaitu (muhamad Herman Indrajaya dkk. tinggi.
JAB, Vol. 2 No. 2 Maret 2016) : 2. Tingkat kewaspadaan
1. Seiri Pegawai yang dalam melaksanakan
Menyisihkan barang yang tidak pekerjaannya selalu penuh
diperlukan dengan yang perlu atau perhitungan dan ketelitian memiliki
tingkt kewaspadaan yang tinggi
terhadap dirinya maupun Teknik Pengumpulan Data
pekerjaannya Dalam pengumpulan data untuk
3. Ketaatan Pada Standar kerja keperluan penelitian ini, penulis
Karyawan dalam melaksanakan menggunakan metode :
pekerjaannya selalu penuh 1. Kuisioner. Yaitu pengumpulan data
perhitungan dan ketelitian memiliki yang dilakukan dengan cara membuat
tingkat kewaspadaan yang tinggi suatu daftar pertanyaan kepada
terhadap dirinya maupun responden untuk memperoleh data
pekerjaannya. yang dibutuhkan. Dengan penelitian
4. Ketaatan karyawan terhadap ini peneliti menggunakan angket
peraturan. langsung dan tertutup dengan bentuk
Karyawan secara terang-terangan rating-scak, dimana daftar
menunjukkan ketidakpatuhan, seperti pertanyaan ditanggapi langsung oleh
menolak melaksanakan tugas yang responden sendiri dengan memilih
seharusnya dilakukan. jawaban yang sudah tersedia.
5. Etika Kerja Skala likert merupakan skala yang
Etika kerja diperlukan oleh setiap berisi lima tingkatan jawaban
pegawai dalam melaksanakan mengenai kesetujuan responden
pekerjaannya agar tercipta suasana terhadap statemen/pertanyaan yang
harmonis, saling menghargai antar dikemukakan melalui opsi yang
sesama karyawan. tersedia. Sugiyono dalam Manik
(2017:260).
Hipotesis 2. Obsevasi. Yaitu teknik pengumpulan
Sesuai dengan permasalahn di atas, data yang dilakukan dengan cara
maka hipotesis penelitian ini yaitu pengamatan tentang disiplin
diduga budaya kaizen dan disiplin kerja karyawan dan kinerja karyawan.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. Mitsubishi Electric Analisis Data
Automotive Indonesia. Setelah seluruh data yang diperlukan
terkumpul, data tersebut kemudian
METODE ditabulasikan menurut jenis dan macam
Jenis Dan Sumber Data data serta ditambahkan dengan
keterangan-keterangan yang sifatnya
Data yang digunakan dalam mendukung dan menjelaskan hasil
penelitian ini adalah adalah data primer. penelitian, untuk kemudahan dianalisis
Data primer diperoleh dari karyawan maka digunakan analisis kuantitatif.
PT. MEAINA. Adapun yang menjadi Sedangkan untuk melihat pengaruh
populasi dalam penelitian ini adalah motivasi disiplin kerja terhadap kinerja
seluruh karyawan PT. MEAINA karyawan, penulis menggunakan
berjumlah 72 orang. Metode yang analisis kuantitatif antara lain:
digunakan dalam pengambilan sampling
menggunakan Rumus Slovin. Sampel Uji Kualitas Data
adalah bagian dari jumlah dan Uji Validitas
karakteristik yang dimiliki populasi Untuk penentuan apakah suatu
(Sugiyono, 2017:81). item layak digunakan atau tidak, yaitu
dengan melakukan uji signifikan nilainya sudah diatas 0.6 maka dapat
koefisien korelasi pada taraf signifikansi disimpulkan bahwa seluruh variabel
0,05, artinya suatu item dianggap valid dalam penelitian ini lolos dalam uji
jika berkolerasi signifikan terhadap skor reliabilitas dan dinyatakan reliabel.
total item.
Nilai r tabel diambil dengan Uji Asumsi Klasik
menggunakan rumus df = N-2 (Priyatno, Suatu model regresi yang baik harus
2016:51). Yaitu df = 72-2 = 70, memenuhi tidak adanya masalah asumsi
sehingga menghasilkan nilai r tabel klasik dalam modelnya. Jika masih
sebesar 0,232. Berdasarkan hasil uji terdapat asumsi klasik maka model
validitas antara variable X1, X2 dan Y regresi tersebut masih memiliki bias.
semuanya valid hasil r hitung semua Jika suatu model masih terdapat adanya
variable lebih besar dari pada r tabel. masalah asumsi klasik, maka akan
dilakukan langkah revisi model ataupun
Uji Reliabilitas penyembuhan untuk menghilangkan
Uji reliabilitas adalah alat ukur masalah tersebut pengujian asumsi
untuk mengetahui konsistensi alat ukur, klasik akan dilakukan berikut ini:
apakah alat pengukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten Uji Normalitas
jika pengukuran tersebut diulang Digunakan untuk mengetahui
(Priyatno, 2016:60). Pengujian apakah populasi data berdistribusi
reliabilitas secara umum yang dianggap normal atau tidak. Uji ini biasanya
reliabel apabila nilai alpha cronbach > digunakan untuk mengukur data
0,6. Hasil lengkap uji reliabilitas dapat berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
dilihat pada tabel dibawah ini: Jika analisis menggunakan metode
parametik maka persyaratan normalitas
Tabel harus terpenuhi, yaitu data berasal dari
Hasil Uji Reliabilitas Budaya Kaizen distribusi normal.
(X1), Disiplin Kerja (X2), Kinerja (Y) Jika tidak berdistribusi normal, jika
Cronba tidak berdistribusi normal, atau jumlah
ch sample sedikit dan jenis data adalah
Cronba
Variabe Alpha
l
ch
Yang
Kesimpulan nominal atau ordinal maka metode yang
Alpha digunakan adalah statistic
disyarat
kan nonparametik. Dalam pembahasan ini
Budaya akan digunakan sample Kolmogorov –
Kaizen 0.907 0.6 Reliabel smirnov dengan mengguakan taraf
(X1) signifikan 0.05. data ditanyakan
Disiplin
berdistribusi normal jika signifikan
Kerja 0.887 0.6 Reliabel
(X2) lebih besar dari 5% atau 0.05.
Kinerja
(Y)
0.874 0.6 Reliabel
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapet


diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
diseluruh variabel yang diujikan
Gambar Grafik Histogram Budaya Kaizen, Disiplin Kerja dan
Kinerja berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Berikut
adalah hasil perhitungan uji
multikolinearitas dengan menggunakan
IBM SPSS 21 sebagai berikut:

Tabel 5.10 Hasil Uji Analisis


Hasil output dari IBM Multikolinearitas
SPSS 21 dapat dilihat pada tabel Coefficientsa
dibawah ini : Model Unstandardiz Collinearit
ed y Statistics
Coefficients
Tabel B St Tolera VI
Hasil Analisis Uji Normalitas Non d. nce F
Error
Parametric One Sample KS
(Constant) 3,498 1,650
Budaya ,616 ,094 ,249 4,017
1Kaizen
Disiplin ,295 ,104 ,249 4,017
Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji output
tersebut, dapat diketahui bahwa nilai
tolerance yang diperoleh untuk budaya
kaizen adalah 0.249, nilai tolerance
untuk Disiplin Kerja adalah 0.249,
dengan hasil yang diperoleh dapat
diartikan bahwa variabel terbebas dari
asumsi klasik multikolinieritas, karena
a. Test distribution is Normal. hasil tolerance diatas 0.10. Diketahui
b. Calculated from data. pula bahwa nilai VIF (Variance
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019 Infiation Factor) untuk budaya kaizen
sebesar 4.017 dan untuk Disiplin Kerja
Dari output diatas dapat diketahui
sebesar 4.017. Hasil ini berarti variabel
bahwa nilai (Asymp. Sig.2-tailed)
terbebas dari asumsi klasik
untuk budaya kaizen senilai 0.191,
multikolinieritas, karena VIF dibawah
untuk Disiplin Kerja senilai 0.136, dan
10.
untuk Kinerja senilai 0.296 atau sama
dengan hasil yang didapat dari ketiga
Uji Heteroskedastisitas
variabel tersebut lebih besar dari 0.05,
Uji heteroskedasitas ini digunakan
maka dapat disimpulkan bahwa data
untuk menguji apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual yang bentuk persamaan regresi (Priyatno,
satu dengan residual yang lain. Model 2016:92). Hasil lengkap analisis regresi
regresi yang baik adalah tidak terjadi linier berganda dapat dilihat pada tabel
heteroskedastisitas. dibawah ini:
Uji heteroskedasitas dengan Tabel
metode scatterplot yaitu dengan melihat Hasil Uji Analisis Regresi Linear
pola titik-titik pada scatterplot regresi. Berganda
Jika titik-titik menyebar pada pola yang
tidak jelas di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil
perhitungan uji heteroskedastisitas
metode scatterplot dengan
menggunakan IBM SPSS 21 sebagai
Sumber: Data penelitian yang diolah,
berikut: 2019
Gambar 5.2 Berdasarkan analisis dengan
Uji Heteroskedastisitas program IBM SPSS 21 diperoleh hasil
persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2
Y= 3.498 + 0.616X1 + 0.295X2
Keterangan:
Y = Variabel dependen
X1, X2 = Variabel independen
a = Nilai konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi penjelasan
persamaan regresi linier berganda
tersebut sebagai berikut:
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2019
1. Konstanta : 3.498
Gambar scatter plot memiliki pola Jika diketahui variabel budaya kaizen
yang tidak jelas, serta tititk menyebar dan Disiplin Kerja dengan tingkat
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu signifikan 0.000 maka variabel
Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan sebesar 3.498.
model regresi linier berganda terbebas 2. Koefisien X1 : 0.616
dari asumsi klasik heteroskedatisitas. Jika variabel budaya kaizen
Sehingga model regresi layak untuk mengalami kenaikan sebesar satu
memprediksi Kinerja Karyawan satuan, sementara Disiplin Kerja
berdasarkan variabel Budaya Kaizen dianggap tetap, maka akan
dan Disiplin Kerja. menyebabkan kenaikan Produktivita
ssebesar 0.616
Analisis Regresi Linier Berganda 3. Koefisien X2 : 0.295
Analisis Regresi Berganda Jika variabel Disiplin Kerja
digunakan untuk mengetahui pengaruh mengalami kenaikan sebesar satu
Antara dua atau lebih variabel satuan, sementara budaya kaizen
independen dengan satu variabel dianggap tetap, maka akan
dependen yang ditampilkan dalam
menyebabkan kenaikan Kinerja sbesar 17.5% dipengaruhi oleh variabel
Karyawan sebesar 0.295. lain yang tidak dimasukan dalam model
penelitian ini.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan Uji T (Uji Parsial)
untuk menguji hipotesis yang diajukan Uji t dilakukan untuk mengetahui
diterima atau ditolak. Hipotesis yang apakah secara individu (parsial) variabel
diajukan dalam penelitian ini terkait independen mempengaruhi variabel
pengaruh Budaya Kaizen dan Disiplin dependen secara signifikan atau tidak.
Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Hasil output dari IBM SPSS 21 dapat
Analisis regresi berganda dipilih untuk dilihat pada tabel dibawah ini:
menganalisis pengajuan hipotesis dalam Tabel Hasil Pengujian Secara
penelitian ini. Berikut ini akan dibahas Parsial
hasil analisis regresi berganda.

Analisis koefisien determinasi


(Adjused R )2

Analisis koefisien determinasi


digunakan untuk mengetahui protentase
sumbangan pengaruh variabel
independen secara bersama-sama Sumber: Data penelitian yang diolah, 2019
terhadap variabel dependen (Priyatno, Pengujian Hipotesis pertama (H1)
2016:97).Hasil lengkap analisis Dari hasil uji tersebut maka dapat
koefisien determinasi dapat dilihat pada disimpulkan nilai t hitung > t tabel
tabel dibawah ini: ( 6,586 > 1,995 ) maka Ho ditolak dan
Tabel Hasil Uji Analisis Koefisien Ha diterima, jadi H1 Budaya kaizen
Determinasi (Adjusted R2) berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Karyawan.

Uji F (Uji Simultan)

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2019


Berdasarkan output diperoleh
angka Adjusted square sebesar 0.825
Dari data tersebut dapat
atau (82.5%). Hal ini menunjukan
disimpulkan bahwa nilai f hitung > f
bahwa prosentase sumbangan pengaruh
tabel ( 168,103 > 3,13 ) maka Ho
variabel independen budaya kaizen dan
ditolak dan Ha diterima, jadi H3 Budaya
Disiplin Kerja terhadap variabel
kaizen dan Disiplin Kerja secara
dependen Kinerja Karyawan sebesar
simultan berpengaruh terhadap Kinerja
82.5%. Atau variasi variabel bebas yang
Karyawan.
digunakan dalam model mampu
menjelaskan sebesar 82.5% variasi
variabel dependen. Sedangkan sisanya
Kesimpulan Pertama, Bekasi:Mitra Wacana
Penelitian ini bertujuan untuk Media.
mengetahui pengaruh Budaya Kaizen Edison, Anwar, dan Komariyah. 2016.
dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Manajemen Sumber Daya
Karyawan, pengaruh Budaya Kaizen Manusia. Edisi Pertama.
terhadap Kinerja Karyawan, pengaruh Alfabeta- Bandung.
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Erik, Pamungkas. 2018. Analisis
Karyawan, dan pengaruh Budaya pengaruh Budaya Kaizen
Kaizen dan Disiplin Kerja terhadap Terhadap Kinerja Karyawan
Kinerja Karyawan. Pengujian hipotesis dengan Reward sebagai
menggunakan SPSS 21 .Setelah Variabel moderasi dalam
dilakukan analisis maka dapat ditarik Rangka Penguatan Daya Saing
kesimpulan sebagai berikut: Bisnis. Universitas Kristen
1.Budaya Kaizen (X1) berpengaruh Satya Wacana, 20(1):34-44.
positif terhadap Kinerja Karyawan Fadhil Achmad, Yuniadi Mayowan,
(Y) di PT. MEAINA. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.
2.Disiplin Kerja (X2) berpengaruh 54 No. 1 Januari 2018.
positif terhadap Kinerja Karyawan Hasibuan H. Malayu. 2014.
(Y) di PT. MEAINA. Manajemen Sumber Daya Manusia.
3.Secara simultan Budaya Kaizen (X1) Jakarta : PT. Bumi Aksara.
dan Disiplin Kerja (X2) Priansa D. Juni, 2016, Perencanaan &
mempengaruhi Kinerja Karyawan (Y) Pengembangan SDM, Cetakan
di PT. MEAINA. Kedua, Bandung: Alfabeta.
Priansa, Doni Juni. 2014. Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
dan Pengembangan Sumber
AA. Anwar Prabu Mangkunegara,
Daya Manusia. Bandung :
2013, Manajemen Sumber
Alfabeta
Daya Manusia Perusahaan,
Syafrina, Nova 2017. Pengaruh
Bandung. Remaja Rosdakarya
Disiplin Kerja Terhadap
AA. Anwar Prabu Mangkunegara,
Kinerja Karyawan Pada PT.
2016. Manajemen Sumber
Suka Fajar Pekanbaru. jurnal
Daya Manusia Perusahaan.
nasional Eko dan Bisnis (Riau
Bandung : PT. Remaja
Economics and Bussiness
Rosdakarya.
Review Volume 8, Nomor 4,
Bejo Siswanto (2010:291) Dalam D.
Desember 2017.
Arika (2016:22) Manajemen
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Tenaga Kerja Indonesia
Kuantitatif kualitatif dan
Pendekatan Administrative dan
R&D. Cetakan Kedua,
operasional
Bandung: Alfabeta
Bintarti Surya, S.E.,M.M.,2015,
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Manajemen Resiko, Cetakan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Pertama, Bekasi: Mitra Wacana
Kombinasi (Mixed Methods).,
Media.
Bandung: Alfabeta .
Bintarti Surya, S.E.,M.M.,2015,
Metodologi Penelitian
ekonomiManajemen, Cetakan

Anda mungkin juga menyukai