Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Budaya Organisasi dan Kedisiplinan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Pada PT. Altrak 78 Cabang


Pekanbaru
Oleh:

Yogi Yogaswara
Pembimbing : DR. Susi Hendriani, SE., M.Si dan Liswar Hamid, SE., MM
Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, indonesia
e-mail : ogesycho@gmail.com

Influence of Organizational Culture and Discipline Work on Employee Performance


Parts Sales at PT . Altrak 78 Branch Pekanbaru

This study aimed to analyze the effect of partial and simultaneous variables of
Influence of Organizational Culture and Discipline Work on Employee Performance
Parts Sales at PT . Altrak 78 Branch Pekanbaru .In this study consisted of three
variables: the one dependent variable and two independent variables.These variables
are Employee Performance (Y), Organizational Culture (X1) Discipline Work (X2).
Subjects in this study were employees of PT . Altrak 78 Branch Pekanbaru as 75
people. While the sample is taken as many as 43 people were taken randomly.
Sampling by using Slovin ( Husein Umar , 2004) ,. Analysis of the data used is by
using descriptive and quantitative methods .
The results showed that the culture of the organization and discipline of working
together have a significant and positive effect on employee performance of sales at
PT . Altrak 78 Branch Pekanbaru . This study concluded that the better the culture of
the organization and discipline of work jointly applied to the sales employee at PT .
Altrak 78 Branch Pekanbaru performance will be better ( Setiawan and Waridin
2006).

Keywords: Organizational Culture, Discipline Work, Employee Performance

PENDAHULUAN istilah budaya kerja, merupakan nilai-


nilai dominan yang disebarluaskan di
Budaya organisasi merupakan dalam organisasi dan diacu sebagai
suatu sistem dari kepercayaan- filosofi kerja karyawan.
kepercayaan dan nilai-nilai bersama
dalam organisasi dan mengarahkan Disiplin adalah suatu ketaan terhadap
perilaku anggotanya. Dalam bisnis, peraturan organisasi untuk mencapai
sistem-sistem ini sering dianggap perilaku yang di kendalikan yang
sebagai corporate culture. Budaya dapat di lakukan antara lain melalui
korporat, atau juga dikenal dengan pelaksanaan tindakan hukuman.

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 1


Fungsi tidakan diantaranya , kinerja karyawan bagian
menegakkan peraturan dan kepastian penjualan pada PT. Altrak 78
hukum, membina pegawai agar dapat Cabang Pekanbaru
berperilaku efektif, efisien, dan
professionalserta menjunjung tinggi KERANGKA TEORI DAN
integritas, kehormatan dan identitas HIPOTESIS
sebagai karyawan.
Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan yang
merupakan hasil olah pikir dan tenaga Kinerja merupakan tingkat
dari seorang karyawan terhadap pencapaian hasil ataas pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukannya, dapat tugas tertentu. Dalam konteks
berujud, dilihat, dihitung jumlahnya, pengembangan sumber daya manusia
akan tetapi dalam banyak hal hasil kinerja seorang karyawan dalam
olah pikiran dan tenaga tidak dapat sebuah perusahaan sangat dibutuhkan
dihitung dan dilihat, seperti ide-ide untuk mencapai prestasi kerja bagi
pemecahan suatu persoalan, inovasi karyawan itu sendiri dan juga untuk
baru suatu produk barang atau jasa, keberhasilan perusahaan. Istilah
bisa juga merupakan penemuan atas kinerja berasal dari job performance
prosedur kerja yang lebih efisien. atau actual performance (prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang
Faktor kinerja dapat
dicapai oleh seseorang), atau juga hasil
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah
kerja secara kualitas dan kuantitas
satunya adalah faktor disiplin
yang ingin dicapai oleh seorang
kerja,contohnya adanya tingkat
pegawai dalam melaksanakan
disiplin kerja yang kurang seperti tidak
tugasnya sesuai dengan tanggung
tepatnya waktu dalam menyelesaikan
jawab yang diberikan kepadanya
pekerjaan dan memberikan laporan.
(Mangkunegara 2007 : 67).
Dari latar belakang
Berdasarkan defenisi diatas
permasalahan di atas, maka penulis
bahwa kinerja merupakan suatu
merumuskan masalah sebagai berikut :
konsep yang strategis dalam rangka
1. Bagaimana pengaruh budaya
menjalin hubungan kerja sama antara
organisasi dan kedisiplinan
pihak manajemen dengan para
kerja terhadap kinerja
karyawan untuk mencapai kinerja yang
karyawan bagian penjualan
baik, unsur yang paling dominan
pada PT. Altrak 78 Cabang
adalah sumber daya manusia,
Pekanbaru
walaupun perencanaan telah tersusun
2. Bagaimana pengaruh budaya
dengan baik dan rapi tetapi apabila
organisasi terhadap kinerja
orang atau personil yang
karyawan bagian penjualan
melaksanakan tidak berkualitas
pada PT. Altrak 78 Cabang
dengan tidak memiliki semangat kerja
Pekanbaru.
yang tinggi, maka perencanaan yang
3. Bagaimana pengaruh
telah disusun tersebut akan sia-sia.
kedisiplinan kerja terhadap
JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 2
Jenis – jenis Kriteria Kinerja memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan
Menurut Robbins (2003:155) pekerjaannya sehari-hari, maka ia
mengatakan hampir semua cara akan lebih mudah mencapai kinerja
pengukuran kinerja yang diharapkan oleh karena itu
mempertimbangkan hal-hal sebagai karyawan perlu ditempatkan pada
berikut: pekerjaan yang sesuai dengan
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang keahliannya.
harus diselesaikan atau dicapai. 2. Faktor Motivasi
Pengukuran kuantitatif melibatkan Motivasi terbentuk dari sikap
perhitungan keluaran dari proses (Attitude) seorang karyawan dalam
atau pelaksanaan kegiatan. Ini menghadapi situasi kerja. Motivasi
berkaitan dengan jumlah keluaran merupakan kondisi yang
yang dihasilkan. menggerakkan diri karyawan yang
2. Kualitas, yaitu mutu yang harus terarah untuk mencapai tujuan
dihasilkan (baik tidaknya). organisasi (tujuan kerja). Sikap
Pengukuran kualitatif keluaran mental merupakan kondisi mental
mencerminkan pengukuran yang mendorong diri pegawai untuk
”tingkat kepuasan”, yaitu seberapa berusaha mencapai prestasi kerja
baik penyelesaiannya. Ini secara maksimal. (Sikap mental
berkaitan dengan bentuk keluaran. yang siap secara psikofik) artinya,
3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai seorang karyawan harus siap
tidaknya dengan waktu yang mental, mampu secara fisik,
direncanakan. Pengukuran memahami tujuan utama dan target
ketepatan waktu merupakan jenis kerja yang akan dicapai, mampu
khusus dari pengukuran kuantitatif memanfaatkan dalam mencapai
yang menentukan ketepatan waktu situasi kerja.
penyelesaian suatu kegiatan. Kinerja dipengaruhi oleh faktor
intrinsik yaitu personal individu dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi faktor ekstrinsik yaitu kepemimpinan,
Kinerja sistem, tim, situasional, dan konflik.
Dala (Sjafri 2007:155)
Faktor-faktor yang dapat Uraian rincian faktor-faktor
mempengaruhi pencapaian kinerja tersebut sebagai berikut :
adalah Faktor kemampuan (ability) a. Faktor Personal atau individual,
dan faktor motivasi (motivation). meliputi unsur pengetahuan,
(Mangkunegara 2007:67) keterampilan (skill), kemampuan,
1. Faktor Kemampuan kepercayaan diri,kepuasan kerja,
Secara psikologis, kemampuan motivasi dan komitmen yang
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dimiliki oleh tiap individu
dan kemampuan realita, artinya karyawan.
karyawan yang memiliki IQ yang b. Faktor Kepemimpinan, meliputi
rata-rata (IQ 110-120) dengan aspek kualitas manajer dan tem

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 3


leader dalam memberikan kecakapan, keterampilan,
dorongan, semangat, arahan dan pengalaman, dan kesanggupan
dukungan kerja kepada karyawan. pegawai dalam melaksanakan
c. Faktor Tim, meliputi kualitas tugas dan fungsinya.
dukungan dan semangat yang 3) Kedisiplinan
diberikan oleh rekan dalam satu Sejauh mana pegawai dapat
tim, kepercayaan terhadap sesama mematuhi peraturan -peraturan
anggota tim, kekompakan dan yang ada dan melaksanakan
keeratan anggota tim. intruksi yang diberikan
d. Faktor Sistem, meliputi sistem kerja, kepadanya.
fasilitas kerja atau infrastruktur 4) Kreatifitas
yang diberikan oleh organisasi, Merupakan kemampuan pegawai
proses organisasi dan kultur kinerja dalam mengembangkan kreatifitas
dalam organisasi. dan mengeluarkan potensi yang
e. Faktor Situasional, meliputi tekanan dimiliki dalam menyelesaikan
dan perubahan lingkungan eksternal pekerjaannya sehingga bekerja
dan internal. lebih berdaya guna dan berhasil
f. Konflik, meliputi konflik dalam diri guna.
individu atau konflik peran, konflik 5) Kerjasama
antar individu, konflik antar Dalam hal ini kerjasama diukur
kelompok atau eorganisasi. dari kemampuan pegawai untuk
bekerja sama dengan pegawai lain
Unsur-Unsur Penilaian Kinerja dalam menyelesaikan suatu tugas
Karyawan yang ditentukan, sehingga hasil
pekerjaannya akan semakin baik.
Menurut Husein (2007), kinerja 6) Kecakapan
karyawan dapat dikatakan baik atau Dapat diukur dari tingkat
dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu : pendidikan pegawai yang
1) Kesetiaan disesuaikan dengan pekerjaan
Kinerja dapat diukur dari yang menjadi tugasnya.
kesetiaan pegawai terhadap tugas 7) Tanggung jawab
dan tanggung jawabnya dalam Yaitu kesanggupan seorang
organisasi. kesetiaan adalah tekad pegawai menyelesaikan pekerjaan
dan kesanggupan, menaati, yang diserahkan kepadanya
melaksanakan dan mengamalkan dengan sebaik-baiknya dan tepat
sesuatu yang ditaati dengan penuh pada waktunya serta berani
kesadaran dan tanggung jawab. memikul resiko pekerjaan yang
2) Prestasi Kerja dilakukan.
Hasil prestasi kerja pegawai, baik
kualitas maupun kuantitas dapat
menjadi tolak ukur kinerja. Pada
umumnya prestasi kerja seorang
pegawai dipengaruhi oleh

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 4


Indikator Kinerja Karyawan merupakan faktor penunjang
untuk pencapaian tujuan. Tanpa
Menurut Wibowo (2007:102- alat sarana, tugas pekerjaan
105) terdapat 7 indikator dalam spesifik tidak dapat dilakukan dan
mengukur kinerja karyawan, yaitu: tujuan tidak dapat diselesaikan
1. Tujuan sebagaimana seharusnya. Tanpa
Tujuan merupakan keadaan yang alat tidak mungkin dapat
berbeda secara aktif dicari oleh melakukan pekerjaan.
seorang individu atau organisasi 5. Kompetensi
untuk dicapai. Pengertian tersebut Kompetensi merupakan
mengandung makna bahwa tujuan persyaratan utama dalam kinerja .
bukanlah merupakan persyaratan, Kompetensi meruapakan
juga bukan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh
keinginan. seseorang untuk menjalankan
2. Standar pekerjaan yang diberikan
Standara mempunyai arti penting kepadanya dengan baik. Orang
karena memberitahukan kapan harus melakukan lebih dari
suatu tujuan dapat diselesaikan. sekedar belajar tentang sesuatu,
Standar merupakan suatu ukuran orang harus dapat melakukan
apakah tujuan yang diinginkan pekerjaanya dengan baik.
dapat dicapai. Tanpa standar, tidak 6. Motif
dapat diketahui kapan suatu tujuan Motif merupakan alasan atau
tercapai pendorong bagi seseorang untuk
3. Umpan Balik melakukan sesuatu. Manajer
Antara tujuan, standar dan umpan memfasilitasi motivasi kepada
balik bersifat saling terkait. karyawan dengan insentif berupa
Umpan balik melaporkan uang, memberiakn pengakuan,
kemajuan, baik kualitas maupun menetapkan tujuan menantang,
kuantitas, dalam mencapai tujuan menetapkan standar terjangkau,
yang difenisikan oleh standar. meminat aumpan balik,
Umapn balik terutama penting memberikan kebebasan dalam
ketika kita mempertimbangkan melakukan pekerjaan termasuk
“real goals” atau tujuan melakukan pekerjaan,
sebenarnya. Tujuan yang dapat menyediakan sumber daya yang
diterima oleh pekerja adalah diperlukan dan menghapus
tujuan yang bermakna dan tindakan yang mengaikibatkan
berharga disintensif.
4. Alat atau Sarana 7. Peluang
Alat atau sarana merupakan Pekerja perlu mendapatkan
sumber daya yang dapat kesempatan untuk menunjukkan
dipergunakan untuk membantu prestasi kerjanya. Terdapat dua
menyelsasikan tujuan dengan faktor yang menyumbangkan pada
sukses. Alat atau sarana adanya kekurangan kesempatan

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 5


untuk berprestasi, yaitu perusahaan yang lebih besar. Karena
ketersediaan waktu dan nilai-nilai pendukung tersebut
kemampuan memenuhi syarat. merupakan aspirasi yang akan
Tugas mendapatkan prioritas lebih dikomunikasikan secara eksplisit
tinggi, mendapat perhatian lebih kepada para karyawan, para manajer.
banyak, dan mengambil waktu Sayangnya aspirasi tidak secara
yang tersedia. otomatis menghasilkan perilaku yang
diinginkan karena orang-orang yang
Budaya Organisasi tidak selalu segera menerimanya.
Budaya organisasi adalah satu
anggapan yang dimiliki, yang diterima . Fungsi Budaya Organisasi
secara implisit oleh kelompok dan
Norma penghargaan organisasi
menentukan bagaimana kelompok
menunjukkan keyakinan fundamental
tersebut rasakan, pikirkan dan bereaksi
perusahaan mengenai bagaimana
terhadap lingkungannya yang beraneka
penghargaan harus dialokasikan.
ragam. Menurut Robbin (2006:247):
Menurut norma penghargaan yang
Dasar Budaya Organisasi setara, penghargaan harus sebanding
dengan kontribusi. Sebaliknya sistem
Nilai-nilai dan keyakinan yang berorientasi terhadap egalitarian
organisasi merupakan dasar budaya menghendaki agar memberikan
organisasi. Keduanya juga memainkan penghargaan yang sama pada setiap
peranan penting dalam mempengaruhi karyawan tanpa menghiraukan
etika perilaku. Nilai memiliki lima kontribusi komparatif mereka. Struktur
kompenen kunci : kekuasaan organisasi mencerminkan
keyakinan dasar perusahaan mengenai
a. Konsep kepercayaan bagaimana kekuasaan dan wewenang
b. Mengenai perilaku yang harus dibagikan dan didistribusikan.
dikehendaki Empat fungsi budaya organisasi :
c. Keadaan yang amat penting
d. Pedoman menyeleksi atau a. Memberikan identitas
mengevaluasi kejadian dan organisasi kepada karyawan.
perilaku. Identitas ini didukung dengan
e. Urut dari yang relatif penting. mengadakan penghargaan yang
Adalah pentng untuk mendorong inovasi.
membedakan antara nilai pendukung b. Memudahkan komitmen
dengan yang diperankan. Nilai kolektif. Salah satu nilai
pendukung (expaused values) perusahaan adalah dimana para
menunjukkan nilai-nilai yang karyawannya bangga menjadi
dinyatakan secara eksplisit yang bagian darinya.
dilebih oleh organisasi. Umumnya c. Mempromosikan stabilitas
mereka dibentuk oleh pendiri sistem sosial. Stabilitas sosial
perusahaan yang baru atau kecil dan mencerminkan taraf
oleh top managemen dalam dilingkungan kerja yang

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 6


dirasakan positif dan yang sesuai mengenai apa yang
mendukung, dan konflik serta harus dikatakan atau yang
perubahan diatur dengan harus dilakukan oleh karyawan.
efektif. f. Budaya bertugas sebagai
d. Membentuk perilaku dengan pembentuk rasa dan
membantu manajer merasakan mekanisme pengendalian
keberadaannya. Fungsi budaya yang memberikan
ini membantu para karyawan panandaan dan bentuk serta
memahami mengapa organisasi sikap karyawan.
melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan Berikut ini penjelasan dari
bagaimana perusahaan dimensi budaya organisasi dengan
bermaksud mencapai tujuan indikator masing-masing adalah :
jangka panjangnya. Karyawan
baru diukur dan dievaluasikan a. Indikator keterlibatan adalah
berdasarkan staadar perjalanan (a) pemberdayaan (para
karir selama enam bulan karyawan mempunyai otoritas,
pertama hingga tiga tahun inisiatif, dan kemampuan untuk
pertama. mengatur pekerjaannya sendiri
Menurut Nelson (2005:103), sehingga terbentuk rasa
budaya memiliki fungsi di dalam suatu memiliki dan tanggungjawab
organisasi yaitu : pada organisasi), (b) orientasi
tim (organisasi bergantung
a. Budaya memiliki suatu peran pada usaha tim untuk
batas-batas penentu, yaitu menyelesaikan pekerjaan ke
menciptakan perbedaan antara arah tujuan-tujuan bersama
organisasi satu dengan namun masing-masing
organisasi yang lain. karyawan saling bertanggung
b. Budaya berfungsi untuk jawab), dan (c) pengembangan
menyampaikan rasa identitas kemampuan (organisasi
kepada anggota-anggota menginvestasikan dananya
organisasi. pada pengembangan
c. Budaya mempermudah keterampilan para
penerusan komitmen hingga karyawannya agar lebih
mencapai batasan yang lebih kompetitif dalam memenuhi
luas, melebihi batasan tantangan bisnis).
ketertarikan individu. b. Perusahaan dengan sifat
d. Budaya mendorong stabilitas konsistensi menanamkan
sistem sosial. sistem kepercayaan, nilai, dan
e. Budaya merupakan suatu simbol yang dihayati dan
ikatan sosial yang membantu dipahami (diinternalisasi) oleh
meningkatkan kebersamaan para anggota organisasi agar
organisasi dengan terbentuk tindakan atau
menyediakan standar-standar perilaku terkoordinasi
JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 7
berdasarkan dukungan kemampuan untuk
konsensus. Indikator memfokuskan pada pelanggan
konsistensi adalah (a) nilai- (organisasi memahami dan
nilai inti (para anggota bereaksi pada para
organisasi berbagi sejumlah pelanggannya, serta
nilai untuk membentuk sense of mengantisipasi kebutuhan-
identity yang kuat dan sejumlah kebutuhan di masa datang), dan
harapan yang jelas), (c) kemampuan organisasi
(b) kesepakatan (organisasi untuk belajar (organisasi
mampu mencapai kesepakatan menerima, menterjemahkan,
mengenai masalah-masalah dan menginterpretasikan
kritis, yang mencakup tingkat sinyal-sinyal yang berasal dari
kesepakatan utama dan lingkungan supaya dapat
kemampuan untuk menjadi peluang terjadinya
merekonsiliasi perbedaan- inovasi, memperoleh
perbedaan yang terjadi), serta pengetahuan, serta
(c) koordinasi dan integrasi mengembangkan kemampuan).
(unit-unit kerja yang berbeda d. Perusahaan dengan sifat
dalam organisasi bekerjasama penghayatan misi mempunyai
untuk mencapai tujuan-tujuan kemampuan untuk memahami
bersama). arah jangka panjang yang
c. Perusahaan dengan sifat bermanfaat bagi organisasi.
adaptabilitas memiliki Indikator penghayatan misi
kemampuan untuk tanggap adalah (a) arah dan intensi
akan lingkungan eksternal, strategis (intensi strategis yang
pelanggan internal (karyawan), jelas membawa manfaat bagi
dan pelanggan eksternal, organisasi sehingga menjadi
dengan cara menterjemahkan jelas bagaimana setiap
permintaan lingkungan bisnis karyawan dapat memberi
menjadi tindakan agar kontribusi dan membuat
perusahaan bertahan, organisasinya terkenal dalam
bertumbuh, dan berkembang. industrinya) (b) tujuan dan
Indikator adaptablitas adalah sasaran (tujuan dan sasaran
(a) kemampuan untuk yang jelas dapat dihubungkan
menciptakan perubahan dengan misi, visi, dan strategi,
(organisasi mampu serta menentukan arah yang
menciptakan perubahan- jelas dalam melakukan
perubahan adaptif, dengan cara pekerjaannya), serta (c)
dapat membaca lingkungan pemahaman visi (organisasi
bisnis, bereaksi cepat terhadap mempunyai pandangan
tren saat ini, dan bersama mengenai kondisi
mengantisipasi perubahan- masa depan yang diinginkan,
perubahan di masa datang), (b) yang mewujudkan nilai-nilai

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 8


inti serta menangkap pokok juga memberikan definisi disiplin:
dan pikiran para anggota Disiplin adalah suatu sikap, tingkah
organisasinya sehingga dapat laku dan perbuatan yang sesuai dengan
menjadi panduan dan arah peraturan dari perusahaan baik yang
dalam berkarya). tertulis maupun tidak. (Nitisemito,
2004:118)
Disiplin Kerja
Pada dasarnya banyak indikator
Disiplin berasal dari bahasa yang mempengaruhi tingkat
latin "Discipline"' yang berarti latihan kedisiplinan karyawan suatu
atau pendidikan kesopanan dan organisasi menurut Moenir
kerohanian, dari pengertian tersebut (2010:184), diantaranya :
arah dan tujuan disiplin sebenarnya
a. Datang dan pulang tepat waktu
adalah dalam keharmonisan dan
b. Tepat waktu dalam
kewajaran kehidupan kelompok atau
menyemapaiakan laporan
organisasi, baik formal maupun non
c. Tepat waktu dalam
formal. (Martoyo, 2002:14) menyelesaikan suatu pekerjaan
Disiplin adalah perilaku sesuai dengan instruksi yang
seseorang yang sesuai dengan diberikan.
peraturan prosedur kerja yang berlaku. d. Mengisi absensi harian dengan
(Thoha, 2002:393). Batasan atas tertib
definisi disiplin sebagai berikut :
Disiplin adalah kesadaran dan METODE PENELITIAN
kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma- Dalam penelitian ini, penulis
norma yang berlaku. (Hasibuan, menggunakan teknik penarikan sampel
2003:212) dengan metode sensus yang mengukur
dampak kausalitas antara variabel
Sedangkan Handoko Budaya Organisasi (X1) Disiplin Kerja
mengartikan disiplin dalam dua tipe : (X2) dan Kinerja Karyawan (Y)
Bagian Penjualan Pada PT. ALTRAK
Disiplin preventip adalah 78 Cabang Pekanbaru. Dalam
kegiatan yang dilaksanakan untuk penelitian ini akan menggunakan
mendorong para karyawan agar sampel sebanyak 43 orang karyawan
mengikuti berbagai standar dan aturan, bagian Penjualan PT.ALTRAK 78
sehingga penyelewengan- Cabang Pekanbaru. Data penelitian
penyelewengan dapat dicegah. Dan merupakan data primer yang
disiplin korektip adalah kegiatan yang dikumpulkan dengan menggunakan
diambil untuk menangani pelanggaran kuesioner dari para responden terpilih.
terhadap aturan-aturan dan mencoba Pengujian hipotesis dilakukan dengan
untuk menghindari pelanggaran- metode regresi berganda dengan alat
pelanggaran lebih lanjut. (Handoko, statistik yang dipergunakan adalah
2005:208). Disamping itu Nitisemito SPSS 20 for windows.
JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 9
ANALISIS DATA melihat hubungan antara
budaya organisasi dan
Dalam menganalisis data penulis kedisiplinan kerja berpengaruh
menggunalan analisa sebagai berikut: secara simultan terhadap
1. Metode deskriptif, yaitu : kinerja karyawan pada PT.
menganalisa data yang Altrak 78 Cabang Pekanbaru.
diperoleh berdasarkan
kenyataan kemudian Untuk menganalisis pengaruh
dihubungkan dengan teori yang budaya organisasi dan
menunjang pembahasan. kedisiplinan kerja terhadap
Untuk mengkategorikan kinerja karyawan bagian
jawaban responden dibuat skala penjualan pada PT. Altrak 78
interval yang dihitung dari skor Cabang Pekanbaru selanjutnya
tertinggi dikurangi dengan sekor dikalkulasikan hasil dari
terendah dibagi lima, sehingga penelitian ini, penulis
diperoleh interval untuk menyajikan dengan
kategori sebesar 0,80, dengan menggunakan rumus regresi
demikian kategori jawaban linear berganda:
responden ditentukan
berdasarkan skala pada tabel Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
berikut; Dimana:
Y : Kinerja
Tabel 3.2. Penentuan Kategori Skor karyawan bagian penjualan
Berdasarkan Kategori Jawaban a : Konstanta
Responden X1 : Budaya
Skala Kategori organisasi
No Kategori X2 : Kedisiplinan
Jawaban
kerja
1. 1,00 – 1,80 Sangat b1b2 : Koefisien
rendah Regresi
2. 1,81 - 2,60
Rendah
3. 2,61 – 3,40
Sedang PEMBAHASAN
4. 3,41 – 4,20
Tinggi
5. 4,21 – 5,00 1. Pengaruh budaya organisasi dan
Sangat kedisiplinan kerja terhadap
Tinggi kinerja karyawan bagian
Sumber (Sugiyono,2007) penjualan pada PT. Altrak 78
Cabang Pekanbaru
Hasil penelitian menunjukkan
2. Metode kuantitatif, yaitu : bahwa budaya organisasi dan
menganalisa dengan kedisiplinan kerja secara bersama-
menggunakan statistik untuk sama memiliki pengaruh yang

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 10


signifikan dan positif terhadap kinerja pengaruh langsung yang signifikan dan
karyawan bagian penjualan pada PT. positif terhadap kinerja. Karyan yang
Altrak 78 Cabang Pekanbaru. disiplin dalam bekerja sejak berangkat,
Penelitian ini menyimpulkan bahwa saat kerja dan saat pulang kerja serta
semakin baik budaya organisasi dan sesuai aturan dalam bekerja, biasanya
kedisiplinan kerja secara bersama- akan memiliki kinerja yang baik
sama yang diterapkan pada karyawan (Setiawan dan Waridin, 2006:189).
bagian penjualan pada PT. Altrak 78
Cabang Pekanbaru maka kinerja akan Hasil Penelitian
semakin baik (Setiawan dan Waridin
2006). Analisis kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
2. Pengaruh budaya organisasi uji analisis regresi linear berganda.
terhadap kinerja karyawan Metode analisis regresi linear berganda
bagian penjualan pada PT. ini dipilih untuk mengetahui besarnya
Altrak 78 Cabang Pekanbaru. pengaruh budaya organisasi (X1) dan
Hasil penelitian menunjukkan kedisiplinan kerja (X2) terhadap
bahwa budaya organisasi memiliki kinerja karyawan bagian penjualan (Y)
pengaruh langsung yang signifikan dan pada PT. Altrak 78 Cabang Pekanbaru.
positif terhadap kinerja. Penelitian ini Bentuk umum persamaan regresi linear
menyimpulkan bahwa semakin baik berganda untuk budaya organisasi
budaya organisasi yang diterapkan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) serta
pada karyawan bagian penjualan pada kinerja karyawan bagian penjualan (Y)
PT. Altrak 78 Cabang Pekanbaru maka mempunyai formula sebagai berikut :
kinerja akan semakin baik. Kontribusi
Y b0 b1 x1 b2 x 2 e
langsung yang diberikan budaya
organisasi terhadap kinerja adalah
Dalam penelitian ini untuk
sebesar 51,69%. Penelitian ini
menganalisis regresi linear berganda
mendukung penelitian Kotter dan
penulis menggunakan seri program
Heskett (1992) yang menyatakan
SPSS versi 18.0.
bahwa budaya organisasi mempunyai
dampak yang kuat dan semakin besar
dampaknya terhadap kinerja kerja
organisasi.

3. Pengaruh kedisiplinan kerja


terhadap kinerja karyawan
bagian penjualan pada PT.
Altrak 78 Cabang Pekanbaru
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedisiplinan kerja memiliki

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 11


Tabel 5.8 : Estimasi regresi linear berganda

Variabel Koefesien Beta t Sig t Keterangan


Regresi hitung

Budaya Organisasi (X1) 0.187 0.269 2.039 0.048 Signifikan

Kedisiplinan kerja (X2) 0.802 0.609 4.622 0.000 Signifikan

Konstanta (a) -1.912

Standar Error = 0.79629 Fhitung = 43,560


Adjusted R Square = 0.670 Signifikan F = 0.000
R Square = 0.685
Ftabel = 3.23
R Korelasi = 0.828
t tabel = 2.02

Sumber : data primer yang diolah


Berdasarkan tabel diatas dapat Pada tabel 5.8 diatas
dilihat bahwa F-hitung yaitu sebesar perhitungan regresi linear berganda
2.039 sedangkan F-tabel pada tingkat dengan menggunakan program SPSS
keyakinan (α) 5 % dengan derajat didapat hasil sebagai berikut :
bebas pembilang = (k-1) : (n-k)
Y = -1,912 + 0,187 X1 + 0,802 X2
= (3-1) : (43-3)
Nilai konstanta sebesar -1,912
= 2 : 40 = 3,23 yang berarti bahwa jika tidak ada
variabel bebas yang terdiri dari
Dari F-tabel dapat variabel budaya organisasi (X2) dan
dilihat hasilnya adalah kedisiplinan kerja (X2) yang
3.23. mempengaruhi kinerja karyawan
Berdasarkan table distribusi t- mempunyai harga sebesar -1,912.
student dapat dilihat rumus sebagai
berikut : Variabel budaya organisasi
= α/2 : n-2 (X1) mempunyai pengaruh yang
positif terhadap kinerja, dengan
=0,05/2 : 21-2 koefesien regresi sebesar 0,187 yang
artinya apabila variabel budaya
=0,025 :19
organisasi (X1) meningkat sebesar 1
Dan pada t-tabel hasilnya satuan, maka kinerja karyawan akan
adalah : 2.02. meningkat sebesar 0,187 satuan
dengan asumsi bahwa pada variabel
kedisiplinan kerja (X2), dalam kondisi
JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 12
konstan. Dengan adanya pengaruh besar dari Ftabel yang nilainya 3,23
yang positif ini, berarti bahwa antara Karena Fhitung Ftabel (43,560>3,23)
variabel budaya organisasi dan kinerja
karyawan mewujudkan hubungan yang maka H 0 ditolak dan H A diterima. Ini
searah. Jika variabel budaya organisasi menunjukan bahwa variabel budaya
semakin meningkat mengakibatkan organisasi (X2) dan kedisiplinan kerja
kinerja karyawan akan meningkat, (X2) secara simultan mempunyai
begitu pula sebaliknya jika pada pengaruh yang signifikan terhadap
variabel budaya organisasi semakin kinerja karyawan bagian penjualan (Y)
menurun maka kinerja karyawan akan pada PT. Altrak 78 Cabang Pekanbaru.
semakin menurun.
Dari tabel 5.8 juga dapat
Variabel kedisiplinan kerja diketahui koefesien determinasi
2
(X2) mempunyai pengaruh yang ( R ) sebesar 0,685. Dengan nilai
positif terhadap kinerja karyawan, koefesien determinasi sebesar 0,685,
dengan koefesien regresi sebesar 0,802 maka dapat diartikan bahwa 68,50 %
yang artinya apabila variabel kinerja karyawan bagian penjualan (Y)
kedisiplinan kerja (X2) meningkat pada PT. Altrak 78 Cabang Pekanbaru
sebesar 1 satuan, maka kinerja dapat dijelaskan oleh kedua variabel
karyawan akan meningkat sebesar bebas yang terdiri dari variabel budaya
0,802 satuan dengan asumsi bahwa organisasi (X2) dan kedisiplinan kerja
pada variabel budaya organisasi (X1), (X2). Sedangkan sisanya sebesar 31.5
dalam kondisi konstan. Dengan adanya % dipengaruhi oleh variabel lain yang
pengaruh yang positif ini, berarti tidak dimasukan dalam model
bahwa antara variabel kedisiplinan penelitian.
kerja (X2) dan kinerja karyawan
mewujudkan hubungan yang searah. Dengan pengujian dua sisi
Jika variabel kedisiplinan kerja yang menggunakan tingkat
semakin meningkat mengakibatkan signifikan sebesar 5%
kinerja karyawan akan meningkat, diperoleh t-tabel = 2,02.
begitu pula sebaliknya jika pada Hasil perhitungan pada
variabel kedisiplinan kerja semakin regresi linier berganda
menurun maka kinerja karyawan akan diperoleh nilai t hitung
semakin menurun. sebesar 2,039. Dengan
Dengan berpedoman demikian t hitung lebih besar
berpedoman pada df = (n) (n-k-1) dari t tabel (2,039>2,02)
diperoleh Ftabel atau F0.05; 2, 40 sebesar makaa H 0 ditolak H A
3,23. Berdasarkan tabel 5.32 didapat diterima, artinya pada
Fhitung sebesar 43,560 dengan variabel budaya organisasi
probabilitas Fhitung sebesar 0.000 Hal (X1) secara parsial
mempunyai pengaruh yang
ini menunjukan bahwa Fhitung lebih
signifikan terhadap kinerja

JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 13


karyawan bagian penjualan dari t tabel (4,622 > 2,02)
(Y) pada PT. Altrak 78 makaa H 0 ditolak H A
Cabang Pekanbaru.
diterima, artinya pada
2. Uji t variabel kedisiplinan variabel kedisiplinan kerja
kerja (X2) (X2) secara parsial
H0 : Tidak ada mempunyai pengaruh yang
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
signifikan karyawan bagian penjualan
variabel (Y) pada PT. Altrak 78
kedisiplinan Cabang Pekanbaru.
kerja (X2)
secara parsial
terhadap kinerja 3. Variabel Dominan.
karyawan Untuk mengetahui variabel
bagian yang dominan diantara
penjualan (Y) budaya organisasi (X1) dan
pada PT. Altrak kedisiplinan kerja (X2)
78 Cabang terhadap kinerja karyawan
Pekanbaru (Y) bagian penjualan (Y) pada
PT. Altrak 78 Cabang
H A : Ada pengaruh Pekanbaru digunakan
yang signifikan koefesien beta. Dari hasil
kedisiplinan analisis regresi linier
kerja (X2)secara berganda diperoleh
parsial terhadap koefesien beta untuk
kinerja masing-masing variabel
karyawan sebagai berikut :
bagian
penjualan (Y) Tabel 5.9 : Variabel dominan
pada PT. Altrak
Variabel Koefesi
78 Cabang
en Beta
Pekanbaru (Y)
( )
Dengan pengujian dua sisi Kedisipli 0,609
yang menggunakan tingkat nan kerja 0,269
signifikan sebesar 5% (X2)
diperoleh t-tabel = 2,02. Budaya
Hasil perhitungan pada organisasi
regresi linier berganda (X1)
diperoleh nilai t hitung Sumber : data yang diolah
sebesar 4,622. Dengan Berdasarkan tabel 5.9 diatas
demikian t hitung lebih besar terlihat bahwa Koefesien Beta ( )
JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 14
untuk Kedisiplinan kerja (X2) menyampaikan laporan sesuai
diperoleh koefesien beta yang paling dengan deadline yang di
besar yaitu sebesar 0,609. Hal ini tetapkan oleh perusahaan..
menunjukan bahwa variabel
Kedisiplinan kerja (X2) mempunyai SARAN
pengaruh yang dominan terhadap
kinerja karyawan bagian penjualan (Y) Berdasarkan penelitian yang telah
pada PT. Altrak 78 Cabang Pekanbaru dilakukan penulis, maka penulis
dibandingkan dengan variabel Budaya menyarankan :
organisasi (X1). 1. Mengingat budaya organisasi dan
disiplin kerja karyawan sangat
penting, maka pihak pimpinan PT.
KESIMPULAN Altrak 78 Cabang Pekanbaru
hendaknya dapat meningkatkan
Adapun kesimpulan-kesimpulan kinerja karyawan dengan
dari penulisan skripsi ini adalah memperhatikan indikator dari
: budaya organisasi dan disiplin
1. Kinerja karyawan belum kerja karyawan.
optimal karna kondisi ini di 2. Perusahaan harus lebih
sebabkan karena setiap mengoptimalkan dalam
indikator kinerja yang di nilai menanamkan budaya organisasi
belum memperoleh nilai yang kepada karyawan sehingga para
optimal, seperti ketepatan karyawan lebih konsisten dalam
waktu dalam menyelesaikan menerapkan nilai nilai inti budaya
pekerjaan belum sesuai, organisasi yang telah di terapkan
kualitas dan kuantitas kerja oleh karyawan sehinga akan
belum sesuai standar. meningkatkan kinerja karyawan
2. Budaya Organisasi dalam dan tercapainya nilai yang
perusahaan terlihat belum optimal.
sepenuhnya optimal, hal ini 3. Perusahaan harus bisa lebih tegas
terlihat dari indikator budaya dalam menerapkan disiplin kerja
organisasi yang masih belum kepada karyawan, seperti memberi
mencapai nilai yang optimal, sanksi kepada karyawan yang
yaitu masih belum konsisten belum tepat waktu dalam
dalam menerapkan nilai nilai inti
menyelesaikan suatu pekerjaan
budaya organisasi yang di
sesuai dengan instruksi atasan dan
terapkan oleh perusahaan.
dalam menyampaikan laporan
3. Disiplin kerja karyawan terlihat
sesuai dengan deadline yang
sudah baik, tetapi belum
sudah di tetapkan oleh atasan.
optimal dan belum mencapai
Sehingga hal tersebut akan
nilai standar tertinggi pada
berpengaruh kepada kinerja
indikator disiplin kerja, seperti
karyawan yang sesuai dengan nilai
belum tepat waktunya para
standar perusahaan.
karyawan dalam
JOM FEKON VOL. 2 No. 1 Februari 2015 15

Anda mungkin juga menyukai