KAJIAN TEORITIK
2.1 Kinerja
Kinerja sebuah organisasi atau perusahaan akan sangat ditentukan oleh unsur
karyawannya, oleh karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya
diukur dalam tampilan kerja dari karyawan itu sendiri. Kinerja yang baik, akan
tercapai apabila didukung oleh kualitas sumber daya manusia dan motivasi kerja yang
dimiliki oleh setiap karyawan dalam bab ini penulis akan membahas berbagai definisi
kinerja dari beberapa pendapat ahli serta indikator variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
8
9
4. Inisiatif (Initiative)
Inisiatif berkenaan dengan pertimbangan kemandirian, fleksibilitas
berfikir, dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab.
6
Donni Juni Priansa, Loc. Cit p. 271
11
5. Adaptabilitas (Adaptability)
Adaptabilitas berkenaan dengan kemampuan untuk beradaptasi,
mempertimbangkan kemampuan untuk bereaksi terhadap mengubah
kebutuhan dan kondisi-kondisi.
6. Kerjasama (Coorperation)
Kerjasama berkaitan dengan pertimbangan kemampuan untuk berkerjasama, dan
dengan orang lain.
mengembangkan perasaan saling menghargai, niat baik dan kerja sama antara
karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
5. Penekanan biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas perusahaan sudah dianggarkan
sebelum aktivitas dijalankan. Artinya dengan biaya yang sudah dianggarkan
tersebut merupakan sebagai acuan agar tidak melebihi dari yang sudah
dianggarkan.
6. Pengawasan
Dengan melakukan pengawasan karyawan akan merasa lebih bertanggung jawab
atas pekerjaannya dan jika terjadi penyimpangan akan memudahkan untuk
melakukan koreksi dan melakukan perbaikan secepatnya.
8
Sedarmayanti. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia: Birokrasi dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (Bandung : PT Refika Aditama) p.59
13
yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari manusia dapat juga disebut
tenaga atau kekuatan (energi atau power). Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang
dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi
itu.
Menurut Pasolong, mengemukakan bahwa “Kualitas Sumber Daya Manusia
merupakan tenaga kerja yang memilki kompetensi pengetahuan, keterampilan dan
moral yang tinggi”.9
Matindas, mendefenisikan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai
kesanggupan dari tiap-tiap karyawan baik didalam menyelesaikan pekerjaannya
ataupun dalam mengembangkan dirinya serta mampu mendorong pengembangan diri
bagi rekan-rekannya”.10
Sedangkan menurut Rucky, menyatakan bahwa kualitas sumberdaya
manusia merupakan tingkat pengetahuan, kemampuan dan kemauan yang
ditunjukkan oleh sumberdaya manusia tersebut. Tingkat tersebut dibandingkan
dengan tingkat yang dibutuhkan dari waktu kewaktu oleh sebuah organisasi yang
memiliki sumberdaya.11 Kemampuan seorang pegawai sebagai sumberdaya sebuah
organisasi sangat penting artinya bagi peningkatan produktifitas kerja didalam
lingkup organisasi tersebut. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi sangat
menentukan tercapainya tujuan dan misi dari organisasi tersebut.
Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa kualitas sumber
daya manusia adalah kriteria manusianya itu sendiri dalam memenuhi tujuan dan
dapat dilihat dari segi keterampilan, pengetahuan, moral dan spiritual. Adapun aspek-
aspek yang dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia itu sendiri diantaranya
aspek fisik (kemampuan fisik) dan aspek non fisik. Aspek fisik yang berkaitan
dengan kondisi sumber daya manusia itu sendiri. Sedangkan aspek non fisik berkaitan
dengan kecerdasan dan mental. Hal ini bisa dilihat dari sumber daya manusianya
9
Harbani Pasalong, 2019. Kepemimpinan Birokrasi (Bandung: Alfabeta) p. 5
10
Matindas R, 2018. Kualitas Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti) p.94
11
Rucky Achmad S. 2017. SDM Berkualitas (Mengubah Visi Menjadi Realitas) (Jakarta: Gramedia
Pustaka) p. 57
14
dengan mengukur kemampuan kerja, keterampilan, cara berpikir, sikap dan mental.
12
Atika, K., Nisa, & Mafra, U. (2020). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Profesionalisme Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT . PlN ( Persero ) Pelaksana
Pembangkit Bukit Asam Tanjung Enim Jurnal Media Wahana Ekonomika, 17(14), 355–366.
15
3. Komunikasi, yang dicirikan sebagai transmisi data antara setidaknya dua orang
dan selanjutnya menggabungkan perkembangan data antara orang-orang dan PC,
baik berkaitan dengan korespondensi individu dan tentang korespondensi
otoritatif. Korespondensi dapat dibayangkan berdasarkan bagian-bagiannya.
Sebagai upaya keamanan ekstra, pesan dikirim melalui mediator, misalnya saluran
korespondensi. Berikutnya adalah contoh strategi korespondensi yang sukses:
a. Setiap orang dalam organisasi harus menyadari semua saluran komunikasi yang
tersedia di dalam perusahaan.
b. Sadarilah banyak saluran komunikasi yang tersedia untuknya, serta bagaimana
memanfaatkannya.
c. Sedapat mungkin saluran komunikasi harus lurus dan singkat untuk
meminimalkan distorsi dalam proses komunikasi.
d. Harus dimungkinkan untuk berkomunikasi di semua saluran resmi, terlepas dari
struktur organisasi yang ada.
e. Perlu dibangun saluran komunikasi agar operasional organisasi tidak terganggu,
bahkan ketika berbagai aktivitas sedang berlangsung di dalam perusahaan.
f. Hal ini diperlukan untuk memastikan legitimasi saluran komunikasi.
g. Individu yang berfungsi sebagai pusat komunikasi harus memiliki kualifikasi
yang baik.
4. Hubungan, yang berarti menciptakan kemungkinan sekaligus mengikat ujung-
ujung informasi yang longgar dan menggeser jarum dalam kehidupan seseorang.
Manusia yang tidak atau ragu-ragu untuk mempertahankan kontak untuk
memperluas batas kontak sosial mereka, atau yang membentengi diri dan
tenggelam dalam pikiran dan perasaan mereka sendiri, secara efektif mengubur
masa depan mereka sendiri.
14
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Loc. cit. p.61
18
karyawan, yaitu;
1. Pencapaian penyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan pada tujuan dan sasaran.
2. Penghargaan terhadap pencapaian tugas dan sasaran yang sudah ditetapkan.
3. Sifat dan ruang lingkup pekerjaan itu sendiri.
4. Adanya peningkatan, tanggung jawab, administrasi dan manajemen serta
kebijaksanaan pemerintah.
5. Hubungan antar rekan kerja.
6. Kondisi kerja, gaji dan status.
7. Keamanan kerja.
Faktor-faktor tersebut dapat menentukan tinggi atau rendahnya motivasi kerja
seorang karyawan. Apabila kondisi dan syarat kerja seperti gaji, lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan hari tua yang di perlukan oleh seorang
karyawan dapat disediakan oleh perusahaan, maka motivasi kerja karyawan akan
meningkat.
3. Statification
Statification merupakan refleksi pemenuhan kontrak psikologis dan memenuhi
harapan di tempat kerja
4. Turnover
17
Wibowo, 2015. Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: Rajawali Press) p. 110
20
bersama-sama
terhadap
kinerja
pegawai (Y)
dengan tingkat
pengaruh
sebesar 62,2%.
2 Bayu Pengaruh JIMMU Metode Kualitas Populasi dan
Krisdianto Kualitas deskriftif Sumber Daya sampel yang
Sumber Daya Universitas analisis dan Manusia dan diggunakan
(2019) Manusia dan Islam verifikatif Motivasi
motivasi Malang dengan berpengaruh
terhadap pendekatan secara
Kinerja kualitatif, serta simultan dan
Pegawai menggunakan signifikan
Pariwisata analisis regresi terhadap
Kota Batu linier kinerja
berganda pegawai yang
Dengan ada di
sampel lingkungan
berjumlah 73 Dinas
orang Pariwisata
pegawai, Kota Batu
teknik sensus
semua diambil
kuisioner
3 Deska Nur Pengaruh Jurnal Ilmu Penelitian ini Hasil analisis Populasi dan
Oktaviani kualitas Manajemen dilakukan kualitas sampel yang
sumber daya dengan sumber daya digunakan serta
(2020) manusia dan Universitas pendekatan manusia dan metode
motivasi Ibn Khaldun kualitatif. motivasi penelitiannya.
terhadap Bogor Sampel menunjukan
kinerja sebanyak 50 terdapat
karyawan responden hubungan
pada PT. Bank yang
Mandiri signifikan
(Persero) Tbk. terhadap
Region kinerja
V/Jakarta karyawan, hal
bagian ini ditunjukan
consumer dari hasil
loans perhitungan
korelasi R =
0,861.
4 Sahat Pengaruh JURNAL Penelitian ini Berdasarkan Variabel
Simbolon kualitas MANAJEM menggunakan hasil uji indepndent
sumber daya EN DAN metoda hipotesis (Komunikasi)
(2021) manusia, BISNIS deskriptif. secara parsial
komunikasi (JMB) atau uji T, Populasi dan
dan dan Populasi variabel sampel yang
motivasi Institut dalampenelitia kualitas digunakan serta
22
tentu dapat menghasilkan kinerja yang baik. Apabila tidak didukung dengan kerja
sama, kondisi dan minat terhadap pekerjaan, mereka baru bermanfaat dan
mendukung tujuan perusahaan, jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi
dalam kerjanya. Ada berbagai cara yang dilakukan oleh instansi untuk
meningkatkan kinerja pegawai, diantaranya dengan adanya seorang pemimpin
yang mengerti keiginan bahwahannya serta didukung serta diberikannya motivasi.
Kerangka pemikiran merupakan suatu penjelasan yang mudah dan dimengerti.
Dijelaskan hal-hal apa saja yang yang akan diterangkan didalam bab selanjutnya.
Dengan demikian penulis berharap semoga kerangka pemikiran ini mudah
dimengerti. Di bawah ini diperlihatkan bagan kerangka pemikiran bagaimana
Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
pada Kecamatan Cipeucang Pandeglang.
Adapun kerangka pemikiran yang akan penulis terangkan adalah sebagai
berikut:
Motivasi
(X2)
Indikator-Indikator:
1. Engagement
2. Commitment
3. Statification
4. Turnover
Wibowo, 2015. Perilaku Dalam
Organisasi (Jakarta: Rajawali Press) p.
110
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Keterangan :
1. Kualitas Sumber Daya Manusia disebut variabel bebas (independent
variable) X1
2. Motivasi disebut variabel bebas (independent variable) X2
3. Kinerja Karyawan disebut variabel terikat (dependent variable) Y