LANDASAN TEORI
Landasan teori adalah teori – teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk
memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan
(hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian1. Variabel yang diteliti dapat
dijelaskan melalui pendefinisian, uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai sumber bacaan. Peneliti akan menguraikan secara sistematis teori – teori
yang berkaitan dengan variabel yang diteliti, kerangka berfikir dan hipotesis
penelitian.
1
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2014) hlm.
283
2
Rivai dan Basri. Performance Appraisal: sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan
meningkatkan daya saing perusahaan. (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2004) hlm.14
3
Bangun, Wilson, op. cit,. hlm.231
8
2.1.2 Indikator Kinerja
Indikator dari kinerja diantaranya4 :
1. Kuantitas hasil pekerjaan
Jumlah yang harus diselesaikan atau di capai. Pengukuran kuantitatif
melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini
berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
2. Kualitas pekerjaan
Mutu yang dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran
mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik
penyelesaiannya, ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
3. Ketepatan waktu
Waktu harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan secara optimal, penundaan
penggunaan waktu dapat menimbulkan berbagai konsekuensi biaya besar
dan kerugian.
4. Kehadiran
Tingkat kehadiran merupakan sesuatu yang menjadi tolak ukur sebuah
perusahaan dalam mengetahui tingkat partisipasi karyawan pada
perusahaan.
5. Kerjasama
Kemampuan bekerja sama dapat menciptakan kekompakan sehingga dapat
meningkatkan rasa kerja sama antar karyawan.
4
Mathis,Robert L. dan John H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta :
Grafindo,2006) hlm : 378
5
Wirawan. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusi: Teori, Aplikasi dan Penelitian.(Jakarta
:Salemba Empat 2009) hlm 7
9
b. Kreativitas
c. Pengetahuan dan keterampilan
d. Pengalaman kerja
e. Keadaan fisik
f. Keadaan psikologi
2. Faktor faktor lingkungan internal organisasi, dalam melaksanakan
tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja.
Dukungan tersebut mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Faktor
– faktor yang mempengaruhi lingkungan internal organisasi yaitu :
a. Visi, misi, dan tujuan organisasi
b. Kebijakan organisasi
c. Kepemimpinan
d. Teknologi (robot, sistem produksi, dan sebagainya)
e. Budaya organisasi
f. Teman sekerja
3. Faktor lingkungan eksternal organisasi
Faktor - faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian,
atau situasi yang terjadi dilingkungan eksternal organisasi yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor – faktor yang mempengaruhi
lingkunngan eksternal organisasi yaitu :
a. Kehidupan ekonomi
b. Kehidupan politik
c. Kehidupan sosial
d. Budaya dan agama masyarakat
e. Kompetitor
10
2.1.4 Manfaat Penilaian Kinerja
Beberapa manfaat dari pelaksanaan penilain kinerja terhadap karyawan yang
dilakukan oleh perusahaan, antara lain6 :
1. Meningkatkan prestasi kerja
Dengan adanya penilaian, baik pimpinan maupun karyawan memperoleh
umpan balik dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan/prestasinya.
2. Memberikan kesempatan kerja yang adil
Penilaian akurat dapat menjamin karyawan memperoleh kesempatan
menempati sisi pekerjaa sesuai kemampuannya.
3. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Melalui pelatihan kinerja, terdeteksi karyawan yang kemampuannya rendah
sehingga memungkinkan adanya program pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan mereka.
4. Penyesuaian kompensasi
Melalui penilaian, pimpinan dapat mengambil keputusan dalam menentukan
perbaikan pemberian kompensasi, dan sebagainya.
5. Keputusan promosi dan demosi
Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk mempromosikan atau mendemosikan karyawan.
6. Mendiagnosa kesalahan desain pekerjaan
Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam
mendesain pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis
kesalahan tersebut.
7. Menilai proses rekrutmen dan seleksi
Kinerja karyawan baru yang rendah dapat mencerminkan adanya
penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi.
6
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia.(Bandung: PT Refika Aditama,2007) hlm.264
11
2.2 Disiplin Kerja
2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja
Displin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar
organisasi7. Pendapat lain mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat
yang digunakan manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan ketersediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku8.
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa latin “disipel” yang berarti
pengikut. Seiring dengan berkembangnya zaman, kata tersebut mengalami
perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut
dengan tata tertib.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan, maka yang dimaksud dengan
disiplin kerja dalam penelitian ini adalah sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang
atau kelompok orang terhadap peraturan – peraturan baik yang tertulis maupun
tidak yang tercemin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan.
7
Handoko, T. Hani.Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. (Yogyakarta : BPFE, 2012)
hlm. 208
8
Rivai dan Basri, op. cit,. hlm.444
9
Robbins dan Coulter, op.cit,. hlm 602
12
4. Kegiatan di luar
Contohnya: bekerjaan untuk perusahaan bersaing, berbuat kriminal,
melakukan kegiatan pemogokan secara tidak sah.
10
Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Cetakan Kedelapan Belas. (Jakarta :
PT Bumi Aksara, 2014) hlm 194
13
5. Pengawasan melekat
Pengawasan melekat ini yaitu atasan harus aktif dan turun langsung
mengawasi perilaku yang dilakukan karyawannya. Hal ini berarti atasan
harus selalu hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan
petunjuk kepada karyawan, apabila ada karyawan yang mengalami
kesulitan. Pengawasan melekat ini adalah tindakan yang paling efektif
dalam mewujudkannya kedisiplinan kerja para karyawan dalam perusahaan.
6. Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan, dengan sanksi hukuman yang berat, maka karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan – peraturan yang berlaku. Sanksi
seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat, sehingga karyawan dapat
mengubah perilakunya dan tidak mengulanginya kembali. Sanksi hukuman
hendaknya cukup wajar agar bisa menjadi alat motivasi sehingga dapat
memelihara kedisiplinan karyawan.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk
memberikan hukuman kepada setiap karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang telah ditentukan. Pimpinan yang tegas dalam
menerapkan hukuman akan di segani dan diakui kepemimpinannya.
11
Veithzal, Rivai. Performance Appraisal.(Jakarta : Rajawali Pers, 2005) hlm 85
14
2. Ketaatan pada standar kerja
Tanggungjawab karyawan terhadap tugas atau pekerjaan yang diembannya.
3. Ketaatan peraturan kerja
Karyawan taat pada peraturan kerja dengan tidak melalaikan prosedur kerja
dan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan perusahaan. Misalnya :
Berpakaian rapi dan seragam sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan
4. Tingkat kewaspadaan tinggi
Karyawan selalu berhati – hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam
bekerja, serta selalu menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
5. Bekerja etis
Karyawan tidak melakukan tindakan yang tidak sopan ke rekan kerja atau
terlibat dalam tindakan yang tidak pantas.
12
Handoko, T. Hani, op.cit,. hlm 208
15
3. Disiplin progresif
Disiplin progresif adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memberikan
kesempatan kepada karyawan agar mengambil tinadakan korektif sebelum
hukuman – hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran – pelanggaran
yang berulang.
Sebuah contoh sistem disiplin progresif secara ringkas dapat ditunjukkan
sebagai berikut:
a. Peringatan lisan
Karyawan yang melakukan pelanggaran ringan akan menerima peringatan
lisan dari atasan langsung dan diberitahu bahwa jika masih mengulangi
perbuatannya, maka karyawan akan mendapat hukuman yang lebih berat.
b. Peringatan tertulis
Karyawan yang melanggar akan diberikan peringatan tertulis dari atasan
langsung. Peringatan ini masuk dalam arsip karyawan. Karyawan akan
diberikan sanksi yang lebih berat jika dalam periode tertentu tidak dapat
mengubah atau memperbaiki perilakunya.
c. Pemberhentian atau pemecatan
Karyawan diberhentikan atau dipecat dari pekerjaan karena kembali
mengulangi kesalahannya dengan melanggar peraturan.
13
Ibid
14
Reksohadiprodjo,Sukanto. Dasar – Dasar Manajemen Edisi Ke Lima, (Yogyakarta: BPFE,
1992) hlm 63
16
tujuan perencanaan untuk menjamin agar semua pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan.
15
Sondang P Siagian. Analisis Serta Perumusan Kebijakan Dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT
Gunung Agung, 1985) hlm 99
16
Reksohadiprodjo, op.cit hlm 64
17
3. Kesalahan – kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota
organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.
17
Lubis, op.cit hlm 159
18
George R. Terry. Asas – Asas Menejemen, (Bandung: PT ALUMNI, 2006) hlm 397
18
Ini dapat dilakukan dengan cara : laporan (lisan atau tertulis), buku catatan
harian tentang bagan jadwal atau grafik produksi, inspeksi atau pengawasan
langsung, pertemuan/konperensi dengan petugas – petugas yang
bersangkutan, survei yang dilakukan oleh tenaga staf atas badan tertentu.
3. Perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran atau pedoman
baku yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan –
penyimpangan yang terjadi.
4. Perbaikan atau pembetulan terhadap penyimpangan – penyimpangan yang
terjadi sehingga pekerjaan tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Bila hasil analisa menunjukkan adanya tindakan koreksi, tindakan ini harus
diambil.
(X1)
(Y)
(X2)
Keterangan :
: Pengaruh Fungsional
X1 : Disiplin kerja
X2 : Pengawasan kerja
Y : Kinerja karyawan
20
Pada penelitian ini terdapat lima kriteria untuk mengukur disiplin kerja,
yaitu :
1. Kehadiran
Kehadiran berkaitan dengan datang dan pulang kerja secara tertib, tepat
waktu, dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tanpa menunda-
nunda.
2. Ketaatan peraturan kerja
Karyawan taat pada peraturan kerja dengan tidak melalaikan prosedur
kerja dan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan perusahaan.
Misalnya : Berpakaian rapi dan seragam sesuai dengan peraturan yang
telah di tetapkan.
3. Ketaatan pada standar kerja
Tanggungjawab karyawan terhadap tugas atau pekerjaan yang
diembannya.
4. Tingkat kewaspadaan tinggi
Karyawan selalu berhati – hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam
bekerja, serta selalu menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
5. Bekerja etis
Karyawan tidak melakukan tindakan yang tidak sopan ke rekan kerja atau
terlibat dalam tindakan yang tidak pantas.
21
5) Jawaban Tidak Sesuai Kenyataan (TS) = Jika hanya 1 indikator disiplin
kerja yang dilaksanakan diberi skor 1
22
Standar mungkin di ubah, perlaksanaan diperbaiki, atau keduanya
dilakukan bersamaan.
Pada pemberian skor menggunakan skala ordinal dengan lima skala, adapun
untuk masing – masing jawaban diberi skor sebagai berikut :
1) Jawaban Sesuai Kenyataan (S) = Jika empat indikator pengawasan kerja
dilaksanakan diberi skor 5
2) Jawaban Sebagian Besar Sesuai Kenyataan (SBS) = Jika tiga indikator
pengawasan kerja dilaksanakan diberi skor 4
3) Jawaban Cukup Sesuai Kenyataan (CS) = Jika dua indikator pengawasan
kerja dilaksanakan diberi skor 3
4) Jawaban Sebagian Kecil Sesuai Kenyataan (SKS) = Jika hanya satu
indikator pengawasan kerja dilaksanakan diberi skor 2
5) Jawaban Tidak Sesuai Kenyataan (TS) = Jika semua indikator pengawasan
kerja tidak dilaksanakan diberi skor 1
23
3. Ketepatan waktu
Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah
ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk pekerjaan
yang lain
4. Kemandirian
Kemandirian berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk bekerja dan
mengemban tanggungjawab secara mandiri dengan meminimalisir bantuan
orang lain.
5. Kerjasama
Berkaitan dengan kemampuan untuk bekerjasama dengan rekan kerja,
karyawan bersikap positif terhadap setiap pekerjaan tim dan karyawan
bersedia membantu anggota tim kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pada pemberian skor menggunakan skala ordinal dengan lima skala, adapun
untuk masing – masing jawaban diberi skor sebagai berikut :
1) Jawaban Sesuai Kenyataan (S) = Jika lima indikator dilaksanakan
diberi skor 5
2) Jawaban Sebagian Besar Sesuai Kenyataan (SBS) = Jika empat
indikator dilaksanakan diberi skor 4
3) Jawaban Cukup Sesuai Kenyataan (CS) = Jika tiga indikator
dilaksanakan diberi skor 3
4) Jawaban Sebagian Kecil Sesuai Kenyataan (SKS) = Jika hanya dua
indikator yang dilaksanakan diberi skor 2
5) Jawaban Tidak Sesuai Kenyataan (TS) = Jika hanya satu indikator
yang dilaksanakan diberi skor 1
21
Sugiono, op.cit., hlm 92
24
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian22.
Hipotesis Kerja I
Terdapat pengaruh positif antara disiplin terhadap kinerja karyawan
Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Artinya, semakin tinggi disiplin karyawan,
maka kinerja karyawan akan semakin tinggi pula
Hipotesis Statistik
H0 : Y = F (X1) ≤ 0
H1 : Y = F (X1) > 0
Hipotesis Kerja II
Terdapat pengaruh antara pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan
Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Artinya, semakin tinggi pengawasan kerja,
maka kinerja karyawan juga akan semakin tinggi
Hipotesis Statistik
H0 : Y = F (X2) ≤ 0
H1 : Y = F (X2) > 0
22
Sugiyono, op.cit,. hlm 64
25