KAJIAN PUSTAKA
masyarakat ataupun organisasi tentu memiliki target dan tujuan yang diharapkan,
target ataupun tujuan yang diharapkan adalah sebuah bentuk hasil dari dari sebuah
kinerja. Kinerja yang dilakukan bisa saja berhasil Baik dan bisa juga berhasil tidak
kompensasi, disiplin, lingkungan kerja, sarana pra sarana dan lain sebagainya.
Dengan demikian kita akan dapat mengukur dan menganalisis tingkat keberhasilan
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi dan misi
kinerja berasal dari kata-kata job performance dan di sebut juga actual performance
atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah di capai oleh seseorang
proses atau cara bertindak atau melakukan fungsi organisasi. Moeheriono (dalam
10
11
Rosyida 2010: 11) Dalam bukunya menyimpulkan pengertian kinerja karyawan atau
definisi kinerja atau performance sebagai hasil kinerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif, sesuai dengan kewewenangan, tugas dan tanggung jawab masing-
masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
atau kebijaka dalam mewujudkan sasaran, tuijuan, visi dan misi organisasi yang di
merupakan suatu konstruk, dimana banyak para ahli yang masih memiliki sudut
kemampuan dan ebility (A) Motivasi atau Motivation (M) dan kesempatan atau
opportunity (O), yaitu kenerja = f (AxMxO). Artinya kinerja merupakan fungsi dari
berasal dari kata to perform dengan beberapa entitas yaitu . (1) melakukan,
undrestan king). (4) melakukan sesuatu yang di harapkan oleh seseorang atau mesin
tanggung jawab dan kerja sama, bagaimana seseorang bisa bekerja dengan baik
walaupun dalam dengan ada dan tidaknya pengawasan. Aspek-aspek diatas sejalan
dengan pendapat Prabu Mangkunegara (2010: 67) bahwa kinerja karyawan adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
hasil kerja karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja
sama untuk mencai tujuan yang sudah di tetapkan oleh organisasi. Dari berbagai
uraian diatas dapat di tegaskan bahwa kinerja pegawai adalah kinerja yang
merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang
telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Kinerja pegawai yang baik adalah kinerja pegawai yang berkualitas dalam
pegawai yang memiliki sumber daya manusia yang baik, disiplin dalam bekerja,
13
memiliki motivasi kerja yang baik dan mampu bekerja sama dalam rangka mecapai
bekerja dengan baik. Dari banyak teori tentang faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai, berikut ini ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut
seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor yang dapat di golongkan pada 3 (tiga)
1. Kompensasi individu
mana pengetahuan tentang hal yang mereka tangani lebih baik dari pada dari
muncul atsas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem
Kondisi dan syarat kerja setiap seseorang juga tergantung pada dukungan
setiap unit kerja dan setiap orang tentang sasaran tersebut. Sedangkan penyediaan
sarana dan alat kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap orang, penggunaan
peralatan dan teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk
3. Faktor psikologis
Kinerja perusahaan dan kinerja setiap perorangan juga sangat tergantung pada
(1) faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang,
demografi. (2) faktor psikologis, terdiri dari persepsi attitude (sikap), personality,
Beberapa ahali dan teori mengatakan bahwa Kinerja Pegawai dapat di ukur
dan di ketahui jika individu atau sekelompok pegawai telah mempunyai kriteria atau
standar keberhasilan berdasarkan tolak ukur yang telah di tetapkan oleh organisasi.
oleh karena itu jika tanpa tujuan dan target yang di tetapkan dalam pengukuran, maka
pada seseorang atau kinerja pegawai tidak mungkin dapat di ketahui bila tidak ada
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa termasuk informasi atas efisiensi serta efektifitas
evaluasi kinerja dan penilaian hasil. Penilaian kinerja digunakan secara luas untuk
mengelola upah dan gaji, memberikan umpan balik kinerja dan mengidentifikasi
pendek, subjektif dah berguna hanya untuk mengidentifikasi karyawan yang bekerja
sangat baik atau sangat buruk, penilaian kinerja yang dilakukan dengan buruk akan
membawa hasil yang mengecewakan untuk semua pihak yang terkait, tetapi tanpa
penilaian kenerja formal akan membatasi pilihan pemberi kerja yang berkaitan
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
memberikan kontribusi kepada organisasi. Menurut Umar (2003: 101) ada beberapa
indikator atau kriteria pengukuran perusahaan terhadap kinerja pegawai antara lain:
1. Kualitas pekerjaan.
2. Kejujuran karyawan
3. Inisiatif.
Trihandini, 2006) menjelaskan bahwa terdapat lima indikator yang dihasilkan dari
pekerjaannya, yaitu:
istilah sejumlah unit kerja ataupun merupakan jumlah siklus yang dihasilkan.
orang lain.
2.1.2 Kepemimpinan
Dalam sebuah organisasi akan terdapat beberapa faktor yang akan menjadi
pimpinan atau manejer, aturan yang mengatur dan tujuan organisasi. Untuk
organisasi sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan bersama serta didukung oleh
lain untuk memahami dan menyetujui apa yang dibutuhkan dalam melaksanakan
tugas dan bagaimana melakukan tugas itu, serta proses untuk memfasilitasi upaya
individu dan kolektif guna mencapai tujuan bersama. Sedangkan Northouse (2016: 5)
18
adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, dalam hal ini para bawahannya
sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin
meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Sementara Danim
oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada
individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai
merupakan upaya untuk menggerakkan berbagai sumber daya melalui SDM untuk
adalah (cara atau teknik = gaya) yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi
pengikut atau bawahannya dalam melakukan kerja sama mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
mempengaruhi satu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Sumber dari pengaruh ini
bisa formal, seperti misalnya yang disediakan oleh pemilihan peringkat manajerial
memberikan motivasi dan mengarahkan bawahan agar mau bekerja sesuai keinginan
sebelumnya.
1. Teori Sifat
Pendekatan sifat pada kepemimpinan artinya rupa dari keadaan pada suatu
benda, tanda lahiriah, ciri khas yang ada pada sesuatu untuk membedakan dari
yang lain (Rivai, 2008: 116). Lebih lanjut ia menjelaskan pada zaman Yunani
Kuno dan zaman Roma, orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan,
bukannya dibuat. Hal ini berangkat dari teori The Great Man mengatakan bahwa
Keith Davis dalam Thoha (2003: 287-288) merumuskan empat sifat umum
matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas
2. Teori Perilaku
berdasarkan tingkah laku dapat disebutkan menjadi dua aspek utama, yaitu: (1)
kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh staf, (4) mengadakan integrasi
daripada pekerjaan staf dalam arti menyatukan hasil-hasil pekerjaan staf, (5) jika
laporan tentang pelaksanaan dari unit-unit lini dan setelah dianalisis dilaporkan
3. Teori Kontingensi
menyesuaikan pemimpin dengan situasi yang tepat. Hal ini disebut sebagai
dari banyak pemimpin yang bekerja dikonteks yang berbeda, terutama organisasi
militer. Dia menilai gaya pemimpin, situasi dimana mereka bekerja, dan apakah
empiris benar tentang manakah gaya kepemimpinan yang terbaik dan yang
terburuk, berdasarkan konteks organisasi yang ada. Inti dari teori kontingensi
kepemimpinan yang tepat. Maksud Hersey dan Blanchard adalah para bawahan
tingkat kesiapan tugas yang rendah karena sedikitnya kemampuan atau pelatihan,
5. Teori Jalur-Tujuan
2013: 131). Tujuan yang dinyatakan teori kepemimpinan ini adalah untuk
mendasari teori jalur-tujuan didapat dari teori harapan. Asumsi itu menyatakan
melaksanakan pekerjaan mereka, bila mereka percaya bahwa upaya mereka akan
memberi hasil tertentu, dan bila mereka percaya bahwa hasil yang didapat
bernilai.
23
beragam tuntutan tugas dan jenis bawahan yang diminta mengerjakan tugas itu,
1. Cara Berkomunikasi
Setiap pemimpin harus mampu memberikan informasi yang jelas dan untuk itu
dengan komunikasi yang baik dan lancar, tentu hal ini akan memudahkan bagi
bawahannya guna menangkap apa yang dikehendaki oleh seorang pemimpin baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Jika seorang pemimpin dalam
mentransfer informasi sulit dipahami dan dimengerti oleh para bawahannya atau
lainnya para karyawan atau bawahan merasa bingung atau kesulitan harus
2. Pemberian Motivasi
baik dan lancar, tentu saja mempunyai kemampuan untuk memberikan dorongan-
dorongan atau memberi motivasi secara finansial atau nonfonansial, bahwa dari
tinggi bagi karyawan atau bawahan. Hal ini akan dapat menciptakan prestasi dan
suasana kondusif bagi keberhasilan usaha, dimana bawahan atau karyawan akan
sepadan.
3. Kemampuan Memimpin
Tidak setiap orang atau pemimpin mampu memimpin, karena yang berkenaan
4. Pengambilan Keputusan
mampu memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih baik bahkan
dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tentu saja harus memberikan rasa
aman bagi karyawan yang bekerja. Hal ini sesuai sekali dengan gaya
untuk bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan produk yang berkualitas
Pegawai.
laku karyawan dalam upaya perbaikan kelompok serta disiplin kerja dari
26
karyawan. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur,
adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik,
kedisiplinan pegawai pun akan ikut baik (Hasibuan, 2012). Secara empiris,
dampak positif yang signifikan terhadap disiplin kerja dan kinerja karyawan.
lain sebagai berikut memberi perintah, memberi sanksi dan pujian, memupuk
kelompok serta meredam isu-isu yang tidak benar. Untuk melihat sukses atau
gagalnya pemimpin itu dalam suatu organisasi dilakukan dengan mengamati dan
organisasi.
Seorang pegawai akan berkeja dengan baik tentu memiliki motivasi atau
dorongan. Dorongan tersebut bisa berasal dari diri pegawai itu sendiri dan bisa beasal
dari luar diri pegawai tersebut. Banyak faktor yang memotivasi pegawai untuk
28
bekerja, baik itu faktor kebutuhan, penghargaan dan kepuasan. Kata motivasi berasal
dari kata “movere” dalam Bahasa Latin yang berarti dorongan atau menggerakkan.
berasal dari dalam diri atau luar diri seseorang yang mendorong dia untuk
menggerakkan daya dan potensinya untuk bekerja dan mencapai tujuan yang
motivasi, yaitu: (a) Menggerakkan. Artinya motivasi yang timbul dalam diri mampu
tingkah laku. Artinya dengan adanya motivasi, maka ada sebuah tujuan yang ingin
dicapai dan akan mengarahkan cara bersikap seseorang, (3) Adanya dorongan dari
lingkungan sebagai penopang dari dorongan dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu dan
menuntun cara bersikap seseorang atas sebuah pekerjaan atau perbuatan. Motivasi
bersifat tidak tetap, ada kalanya motivasi seseorang rendah dan tinggi. Hal ini
29
bergantung pada seberapa besar dorongan dalam dirinya untuk mencapai sesuatu,
tujuannya, dan seberapa kuat lingkungan menopang dorongan dalam dirinya untuk
terus berbuat.
Ada berbagai macam teori tentang motivasi dalam berbagai disiplin ilmu,
Beberapa ahli menyebut teori dua faktor Herzberg ini dengan sebutan
faktor, yaitu: (1) Faktor motivator, yaitu faktor-faktor yang mendorong seseorang
untuk berprestasi dan berasal dari dalam dirinya sendiri. Bagian yang termasuk
dalam faktor motivator adalah pekerjaan, adanya pengakuan dari orang lain atas
adalah faktor yang bersifat ekstrinsik dan berasal dari luar diri seseorang yang
juga turut menentukan perilaku seseorang dalam hidup. Faktor ini mencakup
status dan hubungan pegawai dalam organisasi, supervisi dari atasan, kebijakan
30
dalam organisasi, kondisi kerja, dan system imbalan yang berlaku (Hackman,
1976) :
tahun 1963 yang berfokus pada bagaimana seseorang melihat seberapa adil
seseorang diperlakukan berdasarkan apa yang telah dia berikan dan apa yang dia
terima dibandingkan dengan orang lain dalam sebuah urusan yang sama (Adams,
adil oleh atasannya. Menurut teori ini, pegawai akan membandingkan input yang
mereka berikan untuk organisasi dan output yang mereka terima dengan apa yang
orang lain terima. Apabila pegawai tersebut melihat ada kesenjangan antara dia
dengan orang lain, maka pegawai tersebut akan termotivasi untuk meningkatkan
kerja merupakan kekuatan yang mendorong seorang pegawai untuk mau mengasah
dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan demi mencapai sebuah tujuan ataupun
sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi (Siagian, 2008:138). Malayu, 2005;
1. Daya pendorong, ada kekuatan atau sesuatu yang mendorong seorang pegawai
manusia seperti kebutuhan dasar, kebutuhan aktualisasi diri, dan keinginan untuk
diakui.
2. Kemauan, ada kemauan dari dalam diri pegawai untuk meningkatkan kualitas
melakukan tugas dan kewajibannya di dalam organisasi yang harus selalu diasah
dan ditingkatkan.
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
1) Gaji (salary). Bagi pegawai, gaji merupakan faktor penting untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. Gaji selain Kekuatan motivasi = Fungsi
(drive x habit) berfungsi memenuhi kebutuhan pokok bagi setiap pegawai juga
dimaksudkan untuk menjadi daya dorong bagi pegawai agar dapat bekerja
dengan penuh semangat. Tidak ada satu organisasi pun yang dapat memberikan
tidak memiliki sistem kompensasi yang realitis dan gaji bila digunakan dengan
petunjuk yang nyata sesuai standar kerja, dan perlengkapan pembekalan yang
sistem kerjanya itu dalam tiga hal penting yaitu: melakukan dengan memberi
dari sistem kerja yang diikuti dengan melakukan umpan balik (feed back).
suatu keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor yang sangat penting untuk
sebagai objek, melainkan sebagai subjek. Dengan komunikasi dua arah akan
terjadi komunikasi antar pribadi sehingga berbagai kebijakan yang diambil dalam
didukung oleh suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis yaitu
baik hubungan antara sesama pegawai atau antara pegawai dengan atasan.
orang lain, baik di tempat kerja maupun di luar lingkungan kerja. Manusia
bahagia bila ditinggalkan sendirian, untuk itu maka mereka akan melakukan
5) Kondisi kerja. Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh
peralatan yang memadai tentu akan membuat pegawai betah untuk bekerja.
Dengan kondisi kerja yang nyaman, pegawai akan merasa aman dan produktif
hubungan pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap pekerjaan itu sendiri.
Sebanyak 30% dari kasus absensi para pekerja ternyata disebabkan oleh sakit
yang muncul dari kecemasan yang berkembang sebagai reaksi bentuk kondisi
kerja.
pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan
telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan
34
sangat menentukan bagi motivasi untuk hasil kinerja yang tinggi. Suatu
pekerjaan akan disenangi oleh seseorang bila pekerjaan itu sesuai dengan
yang tidak disenangi kurang dan menantang, biasanya tidak mampu menjadi
mereka lebih menarik, dan membuat tempat kerja lebih menantang dan
kemajuan atau perubahan dalam pekerjaannya yang tidak hanya dalam hal jenis
pekerjaan yang berbeda atau bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih baik. Setiap
Peluang bagi pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi
pekerjaan yang lebih dalam bentuk tanggung jawab yang lebih besar, prestise
atau status yang lebih, skill yang lebih besar, dan khususnya naiknya tingkat
alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber
seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik
di mana orang tersebut bekerja, yang masuk dalam kompensasi non finansial.
lebih bersifat individual atau mencirikan pribadi, ingin dirinya dihargai atau
tidak ingin dianggap dirinya lebih rendah dari yang lain. Mungkin secara jabatan
lebih rendah tetapi secara manusiawi setiap individu (pria atau wanita) tidak
ingin direndahkan.
sikap positif, yang selalu ingin melakukan pekerjaan dengan penuh tantangan.
dipercaya memegang tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar apa yang
telah diperolehnya. Tanggung jawab bukan saja atau diberikan sebagai orang
yang mempunyai potensi. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin di akui
sebagai orang yang mempunyai potensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan
rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.
2.1.3.4 Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai dan Disiplin Kerja
(Robbins, 2003: 233). Sedangkan Menurut Robert Kreitner dan Anglo Kinicki
bertindak demi tercapainya kebutuhan atau tujuan. Hal ini menandakan seberapa
tercapainya tujuan. Semakin kuat dorongan atau motivasi akan semakin tinggi
Biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami
adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk bertindak, berbuat atau
seseorang untuk mencapai sesuatu tujuan semakin tinggi maka semakin tinggi
pula usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu juga
utama yang bersumber dari dalam atau diluar diri seseorang yang mendorong
Menurut Rivai & Sagala (2013:825) disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia
untuk mengubah suatu perilaku dan untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan
seseorang agar menaati semua peraturan dan norma sosial yang berlaku di suatu
perusahaan.
38
Sejalan dengan Rivai & Sagala, bagi Sinta Asih & Wiratama (2013:129),
dan kesediaan para anggotanya untuk mentaati semua peraturan yang telah ditentukan
oleh organisasi atau perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku secara
sukarela.
individu untuk menjadi diri bertanggung jawab untuk mematuhi peraturan lingkungan
tugas yang telah diberikan, dan pembentukan disiplin kerja ini tidak timbul dengan
sendirinya.
sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati
semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan
mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.
disiplin kerja yang tertanam pada setiap karyawan akan memberikan kesediaan
mereka dalam mematuhi dan menjalankan aturan yang telah di tetapkan demi
setiap kegiatan dan perilaku kita, terlebih didalam lingkup kerja. Peraturan sangat
menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik,
semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan
mencapai tujuannya. Menurut Rivai & Sagala (2013:824) semakin baik disiplin yang
dilakukan oleh karyawan disuatu perusahaan, maka semakin besar prestasi kerja yang
dapat dihasilkan. Sebaliknya, tanpa disiplin yang baik, sulit bagi perusahaan
kerja dan beberapa manfaat yang dapat dirasakan adalah disiplin karyawan bertujuan
waktu dan energi. Selain itu juga mencegah kerusakan atau kehilangan harta benda,
peralatan dan perlengkapan perusahaan yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian dan
tindak pencurian.
40
Adapun sebenarnya dengan disiplin kerja ini terdapat manfaat yang bisa
1. Bagi Organisasi atau Perusahaan, disiplin kerja akan menjamin tata tertib dan
yang optimal.
tugas yang diembannya. Hal tersebut nantinya akan membuat karyawan dapat
Disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh lagi dan agar
dapat menunjang kelancaran segala aktivitas dalam organisasi, agar tujuan organisasi
Dalam penerapan disiplin kerja kita harus mengetahui empat prespektif daftar
yang menyangkut disiplin kerja menurut Rivai & Sagala (2013:825-826). Keempat
dampak-dampak negatifnya.
pegawai pada suatu organisasi. Menurut Malayu Hasibuan (2012 : 194) indikator
disiplin yaitu :
1) Tujuan Kemampuan, dari tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti
bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan
aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat
dihindari. Dimensi ketaatan pada standar kerja diukur dengan menggunakan tiga
indikator yaitu :
dalam bekerja. Dimensi ketaatan pada peraturan kerja diukur dengan dua
indikator yaitu :
Dimensi etika kerja diukur dengan menggunakan satu indikator yaitu memiliki
kesediaan seseorang menaati semua peraturan instansi dan norma-norma sosial yang
43
berlaku, sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik. Kesadaran disini merupakan
sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya
dengan baik, bukan atas paksaan. Dari definisi yang dikemukakan oleh Hasibuan
kesadaran dan kesedian yang harus dimiliki setiap karyawan dalam menaati segala
peraturan dan norma-norma yang ada dalam perusahaan. Dengan disiplin yang baik
dalam diri seorang karyawan akan terbentuk keteraturan dan peningkatan kinerja,
sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Karyawan yang memiliki kedisiplinan dalam bekerja akan menghasilkan kinerja yang
penelitian yang serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Agar dapat dilihat dan
kinerja karyawan hingga mencapai 83,7%. Selain itu, hasil uji beda
kinerja karyawan. Dari hasil uji beda ini juga diketahui bahwa faktor
Pratama Boyolali. Ada pengaruh negatif antara stres kerja terhadap kinerja
Boyolali.
45
3. Elpis Anto Manalu, Prihatin Lumbanraja, Sitti Raha Agoes Salim, Program
terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Pos Indonesia (persero) cabang Bitung.
karyawan.
pada Hotel Matahari Terbit Bali signifikan dengan kontribusi sebesar 83,9
persen sedangkan sisanya 16,1 persen dipengaruhi variabel lain di luar model.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pad PT. Tunas Hijau Samarinda,
kinerja karyawan, artinya semakin tinggi nilai kedua variabel bebas tersebut
maka semakin tinggi pula kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda.
Sesuai dengan landasan teori dan beberapa hasil penelitian terdahulu diatas
maka dapat dibuat sebuah kerangka berpikir konseptual yang akan dipedomani
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
KEPEMIMPINAN
(X1)
DISPLIN KERJA
(X3)
2.4 Hipotesis
maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan
yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau
tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dalam penelitian ini mengemukakan