sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja dalam
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
secara berkesinambungan.
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi.
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masingmasing dalam mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal tidak
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi
merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan. Seiring dengan hal
diberikan, serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan,dan sifat-sifat individu. Oleh karenanya,
menurut model mitra-lawyer, kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor; (1) harapan mengenai imabalan,
(2) dorongan, (3) kemampuan, (4) kebutuhan dan sifat, (5) persepsi terhadap
tugas, (6) imbalan eksternal dan internal, serta (7) persepsi terhadap tingkat
dikutip oleh Mahmudi (2013:6) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut. Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (2013:6) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
ekonomi.
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
dalam organisasi;
kinerja. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993), bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang harus memiliki derajat
Lain hal menurut Prawirosentono (1999:2), kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi,
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas, bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Selain itu pula, Mahmudi (2013:156) mengemukakan peran indikator kinerja diantaranya yaitu:
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung jawab secara ekplisit dan
pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau kegagalan.
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga memungkinkan bagi manajemen
untuk melakukan pengendalian kinerja di semua level organisasi.
Menurut Hersey, Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011:102) terdapat tujuh indikator
kinerja yaitu:
1) Tujuan, merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh seorang individu dan
organisasi untuk dicapai. Untuk mencapai tujuan diperlukan kinerja individu, kelompok, dan organisasi.
Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2) Standar, merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak
dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan.
3) Alat atau sarana, merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan
tujuan dengan sukses. Alat atau saran merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan. Tanpa alat
atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan
sebagaimana seharusnya. Tanpa alat atau sarana tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan.
4) Kompetensi, merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Motif, merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer
memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan,
menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan
kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya
yang diperlukan dan menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif.
6) Peluang, pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan prestasi kerjanya. Terdapat dua
faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu
ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat. Jika pekerja dihindari karena supervisor
tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan konsumen, mereka secara efektif akan dihambat dari
kemampuan memenuhi syarat untuk berprestasi.
7) Umpan balik, antar tujuan, standar dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan balik melaporkan
kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas, dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar.
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja , standar
kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai
hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
Tujuan
: Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen
potensi bencana
Kegiatan:
bencana).
: Penanganan darurat
Manajemen
: Manajemen darurat
Kegiatan :
Tujuan
: Pemulihan
Manajemen
: Manajemen pemulihan
Kegiatan :
bencana.
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian,