PENDAHULUAN
1
kesempatan karir yang tersedia dilembaga atau instansi saat ini, dan dimasa yang
akan datang.
Pengembangan kinerja dalam suatu lembaga atau instansi sangat penting karena
dapat mengembangkan pegawai yang dipromosikan.
Menurunkan perputaran pegawai mendorong pertumbuhan lembaga atau instansi.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima baik berupa fisik maupun
non-fisik kompensasi juga berarti seluruh imbalan yang diterima oleh seorang
pekerjaan/karyawan atas jasa atau hasil dari pekerjaan dalam sebuah perusahaan
dalam bentuk uang atau barang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Ariandi (2018) kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima
karyawan, atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi.
Menurut Wibow (2016:271) kompensasi adalah jumlah paket yang
ditawarkan organisasi kepada pekerja sebagai imbalan atas penggunaan tenaga
kerjanya.
Menurut Hasibun (2017:119) kompensasi merupakan semua pendapat yang
berbentuk uang,barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Menurut Handoko (2014:155) kompensasi adalah segala sesuatu yang di
terima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Elmi (2017:83) Yang diberikan dari organisasi/perusahaan, kepada karyawan,
berupa finansial maupun non finansial, pada period yang tetap.
Gayang (2018:93) kompensasi perlu dirancang dengan baik oleh manajemen
perusahaan, agar berdampak positif bagi perusahaan yang bersangkutan.
Suprayadi (2012;93) kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima
karyawan sebagai penghargaan atas kontribusi yang diberikan kepada organisasi
baik yang bersifat finansial maupun non finansial
Yani (2012:139) kompensasi adalah pembayaran dalam bentuk memanfaat
dan insentif untuk memotivasi karyawan agar produktifikasi kerja semakin
meningkat selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagi kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
maupun kriteria yang telah di tentukan.
2
Kinerja menurut Siswanto (2015:11) berasal dari kata job performance yang
berarti prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang diberikan kepadanya. R (2016;260) mendifinisikan kinerja kerja
adalah suatu hasil yang dicapai pegawai dalam pekerjaannya menurut kriteria
tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Beberapa indikator juga menurut
Robbinson (2016) yakni ada 6 yaitu:
1. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap terhadap keterampilan
dan kemampuaan karyawan.
2. Kualitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah
seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang di selesaikan.
3. Ketetapan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut kordinasi dari hasil output serta
memaksimalkan dengan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan bermaksud
menaikan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan
dapat menjalankan tugas kerjanya.
6. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai
komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab terhadap kantor.
Rahayu (2021) mengemukan kinerja sebagai kulminasi tiga elemen yang
saling berkaitan yaitu, ketrampilan, upaya dan kordisi external. Keterampilan
adalah beban mental yang dibawa seorang pegawai ke tempat kerjanya.
Pengetahuan kemampuan kecakapan interpersonal serta kemampuan teknis. Jika
pegawai tidak memiliki daya kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan, maka sangat mungkin akan menghasilkan kinerja yang kurang baik.
Walaupun pegawai memiliki tingkat ketrampilan yang memadai untuk
menyelesaikan pekerjaann yang dibebankan kepadanya, tetapi jika pegawai
tersebut tidak ada upaya yang cukup, maka hasilnya tentu juga tidak akan
optimal. Perwujudan kinerja yang dilakukan karyawan umumnya yang digunakan
3
sebagai dasar atau acuan penilaian terhadap karyawan dalam suatu organiasi.
Kinerja yang baik ialah suatu langkah untuk mencapai tujuan suatu organisasi
oleh karena itu, kinerja juga didefinisikan sebagi sarana penentu dalam mencapai
tujuan suatu organisasi karenanya, perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja
karyawan.
Kinerja memiliki arti suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang, atau
kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing kinerja pegawai yang baik secara langsung akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber daya manusia sebagai aktor yang
berperan aktif dalam, menggerakan organisasi dalam mencapai tujuan.
Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku
yang terhadap dalam organisasi, untuk berkinerja dengan baik.
Budi Setiawan dan Waridin (2006) kinerja pegawai merupakan hasil atau
prestasi kerja pegawai yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi.
Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar
organisasi dan mendukung, tercapainya tujuan organisasi.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan sumber daya
manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan
kinerja pegawai, kinerja pegawai adalah perilaku yang di tampilkan setiap
pegawai, sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam
instansi.
Rismawati dan Mattalata (2018:2) kinerja itu sendiri merupakan suatu
kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif.
Abdurrahman (2019) kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan . pendapat
kinerja lainnya juga dari Moehariono (2012:95) Kinerja atau performance
merupakan sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian, pelaksanaan
suatu program kegiatan atau kebijikan dalam wujudkan sasaran, tujuan, visi, dan
4
misi organisasi yang dituangkan dalam sebuah perencanaan strategis suatu
organisasi.
menurut Jhon Whitmore kinerja adalah pelaksanaan yang dituntut dari
seseorang (karyawan). Kinerja juga merupakan suatu perbuataan, suatu prestasi
suatu pameran umum ketrampilan, Barri Cushway juga mengungkapkan bahwa
kinerja menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandikan dengan target yang
ditentukan. Beberapa karakteristik orang yang memiliki kinerja tinggi adalah :
1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.
2. Tidak takut mengambil dan menanggung resiko.
3. Mempunyai tujuan yang realitis.
4. Mempunyai rencana kerja yang menyeluruh serta berjuang untuk merealisasi
tujuan tersebut.
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seruluh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari sebuah kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan menurut Natoatmodjo tujuan dari kebijakan pemberian sebuah
kompensasi terhadap pegawai\karyawan meliputi;
1. Penghargaan terhadap prestasi pegawai\karyawan
2. Menjalani keadilan bagi pegawai\karyawan
3. Mempertahankan pegawai\karyawan atau mengurangi turnover
pegawai\karyawan
4. Memperoleh pegawai\karyawan yang bermutu
5. Pengendalian biaya
6. Memenuhi peraturan-peraturan
5
Upah biasanya berhubungan dengan tarif, gaji per jam dimana semakin
lama waktu bekerja, maka semakin besar pulah upah yang didapat upah juga
merupakan basis digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan.
Sedangkan gaji atau saleri umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan
atau tahunan.
6
(kebijakan-kebijakan yang sehat, supervisi yang kompoten, kerabat yang
menyenangkan, dan lingkungan kerja yang aman).
Menurut PROF.DR.H.ADI SUTRISNO,M.SI dalam bukunya yang berjudul
manajemen sumber daya manusia (2016;199) mengemukakan bahwa besar
kecilnya kompensasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya kompensasi tersebut diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Tingkat biaya hidup
b. Tingkat kompensasi yang berlaku diperusahaan lain
c. Tingkat kemampuan perusahaan
d. Jenis pekerjaan dan besar kecilnya tanggung jawab
e. Peraturan perundang-undangan yang berlaku
f. Peranan serikat buruh
Apabila seorang pegawai mendapatkan kompensasi dan lingkungan kerja yang
kondusif maka akan meningkatkan kinerja pegawai dengan pencapaian yang baik
bagi instansi tersebut, sehingga intansi tidak dapat mencapai hasil yang maksimal,
jika pegawainya tidak bekerja dengan baik dengan adanya pemberian motivasi
dimaksudkan memberikan daya perangsang kepada pegawai agar lebih
bersemangat dan giat bekerja dengan segala kemampuannya sehingga kinerja
dapat meningkat.
Suatu intansi akan berhasil jika didorong dengan kompensasi dan lingkungan
kerja maka akan berpengaruh pada intansi tersebut. Untuk membuktikan benar
tidak hal ini maka penulis membuat proposal dengan judul PENGARUH
KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA PADA DINAS OLAHRAGA
DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA
7
2. Apakah pengaruh lingkungan kerja dan kompensasi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Olahraga dan Pemuda
Provinsi Papua ?
3. Variable mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai studi
pada Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai pada
Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua
3. Untuk mengetahui Variabel manakah diantara Kompensasi dan
Lingkungan Kerja yang paling berpengaruh dominan terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat :
a. Memberikan sumbangan dan menambahkan wawasan dibidang
olahraga dan pemuda mengenai pengaruh kompensasi dan lingkungan
kerja terhadap pegawai Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua
b. Menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya khususnya dibidang
olahraga dan pemuda.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pimpinan
Memberikan informasi, acuan dan masalah dalam melaksanakan
kepemimpinannya untuk meningkatkan mutu keolahragaan dan
pemuda.
8
b. Bagi Pegawai
Memberikan umpan balik terhadap pegawai untuk intropeksi diri dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pegawai agar mampu menjadi pegawai
yang bersemangat dan giat bekerja.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sarana menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai
permasalahan disekitar melalui penelitian ilmiah.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
ataupun parsial terhadap kinerja Pegawai, dan untuk mengetahui variabel mana
yang paling mempengaruhi kinerja Pegawai pada PT. Bank Sulut Cabang Calaca.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa :
11
adalah sangat penting bagi karyawan guna merangsang seseorang untuk
melakukan pekerjaan melebihi apa yang diinginkan oleh organisasi, juga
berfungsi sebagai penghargaan bagi karyawan yang telah melakukan suatu
pekerjaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan (Agustina dkk, 2019)
12
terbagi tiga, yaitu faktor intern organisasi, pribadi karyawan yang
bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi.
13
Contoh faktor pribadi karyawan yang mempengaruhi besarnya pemberian
kompensasi adalah produktivitas kerja, posisi dan jabatan, pendidikan
dan pengalaman serta jenis dan sifat pekerjaan.
a. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja.
Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam
penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan
pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompensasi yang
berbeda. Pemberian kompensasi ini dimaksud meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya
kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi
menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki
organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam
organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi
pula kompesnsasi yang diterimanya. Hal tersebut berlaku
sebaliknya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga
merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi.
Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi
akan mendapatkan kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang
kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya.
Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi
pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat
memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja dilapangan berbeda
dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga
kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan
14
pekerjaan administratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan
manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian
kompensasi yang berbeda ini selain karena pertimbangan
profesionalisme pegawai juga karena besarnya resiko dan tanggung
jawab organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas dilapangan
biasanya mendapatkan kompensasi antara 2-3 kali lipat pekerjaan
didalam rungan/kantor. Besarnya kompensasi sejalan dengan
besarnya risiko dan tanggung jawab yang dipikulnya.
3. Faktor Ekstern
Contoh faktor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi
besarnya kompensasi adalah sebagai berikut:
a. Penawaran dan Permintaan Kinerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana
penawaran (supply) tenaga kerja lebih dari permintaan (demand)
akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang diberikan.
Sebaliknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah
permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka
kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi
yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon
pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun keadaan
dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang
tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya Hidup
Besarnya kompensasi terutama upah gaji harus disesuaikan dengan
besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup
adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi, yang
diberikan harus sama dengan atau diatas biaya hidup minimal. Jika
kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal,
maka yang terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
15
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi
rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam
kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah
minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan wanita pada batas umur
tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin
berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga dapat
mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan
bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterima oleh pegawai di negara-negara maju
jauh lebih besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan
atau negara miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan
oleh organisasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan
kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara
terhadap sumber daya manusianya.
16
2.3 Lingkungan Kerja
17
1. Faktor Lingkungan Fisik. Afandi (2018:66) menyatakan bahwa faktor
lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada disekitar pekerja itu
sendiri.Kondisi dilingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai
yang meliputi :
a. Rencana ruang kerja, meliputi kesesuaian pengaturan dan tata letak
peralatan kerja, hal ini bepengaruh besar terhadap kenyamanan dan
tampilan kerja pegawai.
b. Rancangan pekerjaan, meliputi peralatan kerja dan produser kerja
atau metode kerja, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan
pekerjaannya akan mempengaruhi kesehatan hasil kerja pegawai.
c. Kondisi lingkungan kerja, penerangan dan kebisingan sangat
berhubungan dengan kenyamanan para pekerja dalam bekerja.
Sirkulasi udara, suhu rungan dan penerangan yang sesuai sangat
mempengaruhi kondisi seseorang dalam menjalankan tugasnya.
d. Tingkat visual privacy dan acoustical privacy, dalam tingkat
pekerjaan tertentu membutuhkan tempat kerja yang dapat memberi
privasi bagi pegawainya. Yang dimaksud privasi disini adalah
sebagai “keleluasaan pribadi” terhadap hal-hal yang menyangkut
dirinya dan kelompoknya.
Sedangkan acoustical privacy berhubungan dengan pendengaran.
2. Faktor Lingkungan Psikis. Afandi (2018:67) menyatakan bahwa faktor
lingkungan psikis adalah hal-hal yang menyangkut dengan hubungan
sosial dan keorganisasian. Kondisi psikis yang mempegaruhi kinerja
pegawai adalah :
a. Pekerjaan yang berlebihan
Pekerjaan yang berlebihan dengan waktu yang terbatas atau
mendesak dalam penyelesaian pekerjaan akan menimbulkan
penekanan dan ketegangan terhadap pegawai, sehingga hasil yang
didapat kurang maksimal.
b. Sistem pengawasan yang buruk
18
Sistem pengawasan yang buruk dan tidak efesien dapat
menimbulkan ketidakpuasan lainnya, seperti ketidakstabilan
suasana politik dan kurangnya umpan balik prestasi kerja.
c. Frustasi
Frustasi dapat berdampak pada terhambatnya usaha pencapaian
tujuan, misalnya harapan perusahaan tidak sesuai dengan harapan
karyawan, apabila hal ini berlangsung terus menerus akan
menimbulkan frustasi bagi pegawai.
d. Perubahan-perubahan dalam segala bentuk
Perubahan yang terjadi dalam pekerjaan akan mempengaruhi cara
orang-orang dalam bekerja, misalnya perubahan lingkungan kerja
seperti perubahan jenis pekerjaan, perubahan organisasi, dan
pergantian pemimpin organisasi.
e. Perselisihan antara pribadi dan kelompok
Hal ini terjadi apabila kedua bela pihak mempunyai tujuan yang
sama dan bersaing untuk mencapai tujuan tersebut. Perselisihan ini
dapat berdampak negative yaitu terjadinya perselisihan dalam
komunikasi, kurangnya kekompakan dan kerjasama. Sedangkan
dampak positifnya adalah adanya usaha positif untuk mengatasi
perselisihan di tempat kerja, diantaranya : persaingan, masalah
status dan perbedaan antara individu.
19
Merupakan salah satu faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi
kerja para karyawan, khususnya warna akan memperngaruhi keadaan
jiwa mereka, dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruang dan
alat-alat lainnya kegembiraan dan ketenangan bekerja pada karyawan
terpelihara.
3. Udara
Mengenai faktor udara ini, yang sering sekali adalah suhu udara dan
banyaknya uap air pada udara itu.
4. Suara
Untuk mengatasi terjadinya kegaduhan, perlu kiranya meletakkan alat-
alat yang memiliki suara yang keras, seperti mesin ketik pesawat telepon,
parkir motor, dan lain-lain. Pada ruang khusus, seingga tidak
mengganggu pekerja lainnya dalam melaksanakan tugas.
20
Menurut Rivai Dan Basri Dalam Masram (2017:138), Menyatakan kinerja
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran maupun kriteria
yang telah ditentukan.
Menurut Susilowati, Retnowulan, & Widiyanti, (2018) Penilaian kinerja
merupakan kegiatan yang mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi
yang dapat dicapai setiap karyawan.
Menurut Kasmir (2017), Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang
dilakukan secara periodik untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja individu.
21
2. Pendidikan
Pendidikan yang dimiliki seorang pegawai mempengaruhi kinerja
pegawai. Semakin tinggi pendidikan seorang pegawai maka
kemungkinan kinerjanya juga semakin tinggi.
3. Keterampilan
Pegawai yang memiliki keterampilan dan mempunyai kinerja yang lebih
baik dari pada pegawai yang tidak memiliki keterampilan.
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan manajer memberikan pengaruh terhadap kinerja
pegawainya. Manajer yang mempunyai kepemimpinan yang baik akan
dapat meningkatkan kinerja bawahannya.
5. Tingkat Penghasilan
Tingkat penghasilan pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila
mempunyai penghasilan yang sesuai.
6. Kedisiplinan
Kedisiplinan yang kondusif dan nyaman akan dapat meningkatkan
kinerja pegawai.
7. Komunikasi
Para pegawai dan manajer harus senantiasa menciptakan komuniasi yang
harmonis dan baik. Dengan adanya komunikasi yang baik makan akan
mempermudah dalam menjalankan tugas instansi.
8. Sarana Pra Sarana
Instansi harus memberikan fasilitas atau sarana atau prasarana yang dapat
mendukung kinerja pegawai.
9. Kesempatan Berprestasi
22
Adanya kesempatan berprestasi dalam perusahaan dapat memberikan
motivasi kepada pegawai untuk selalu meningkatkan kinerjanya.
23
KOMPENSASI (X1)
LINGKUNGAN KERJA (X2)
1. Kompensasi finansial
Gaji 1. Internal
Tunjangan Kompensasi
Bonus Motif
2. Kompensasi non finansial Sifat
Pekerjaan 2. Eksternal
Lingkungan kerja Sektor Sosial
Sektor Ekonomi
Sektor Pemerintah
KINERJA (Y)
1. Kuantitas Kerja
2. Kualitas Kerja
3. Pemanfaatan Waktu
24
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang sifatnya sementara dan perlu dibuktikan
kebenarannya. Sehubungan dengan pengertian yang diuraikan diatas yaitu.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai
responden adalah Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Provinsi Papua
adalah sebanyak 30 pegawai.
3.2.3 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek dan
sumber data informasi dalam penelitian yang dianggap mewakili dari suatu
penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan pendapat Arikunto yaitu bila jumlah populasi kurang dari 100,
maka semua dijadikan sampel dan jika lebih dari 100 maka diambil sampel
sebanyak 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel pada Biro Perekonomian
dan Sumber Daya Alam Provinsi Papua berjumlah 30 pegawai.
26
3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data asli atau data mentah yang langsung
diperoleh penulis dari sumber data (Sugiono, 2004) Selama melakukan
penelitian dilapangan (field research) dalam hal ini, penelitian terhadap
pegawai pada Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Provinsi
Papua sebagai objek penelitian dan responden.
3.4.1 Observasi
Adalah merupakan salah satu tekhnik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan quisioner)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi (situasi, kondisi).
3.4.2 Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu metode penelitian yang dilakukan secara
langsung dilapangan untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan
data terhadap objek penelitian.
3.4.3 Quisioner
Quisioner adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawab.
27
a. Sangat setuju = Skor 5
b. Setuju = Skor 4
c. Cukup setuju = Skor 3
d. Tidak setuju = Skor 2
e. Sangat tidak setuju = Skor 1
28
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
29
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y : Kinerja pegawai
α : Konstanta
X1 : Pengaruh kompensasi
X2 : Lingkungan kerja
e : Variabel pengganggu
30
3.9 UJI F (UJI SIMULTAN)
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu
Pengaruh kompensasi (X1) dan Lingkungan Kerja (X2), secara simultan
(bersama-sama) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Kerja (Y). Kriteria
untuk menguji hipotesis adalah membuat hipotesis untu kasus pengujian F-
test diatas, yaitu :
1. Ho : b1 = b2 = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas yaitu Pengaruh Kompensasi (X2) dan Lingkungan Kerja
(X2), secara simultan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Ketja (Y).
2. H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 Artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas yaitu Pengaruh Kompensasi (X1) dan Lingkungan Kerja (X2),
secara simultan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Kerja (Y).
Menentukan F tabel dan F hitung. Dengan tingkat kepercayaan sebesar
95% atau taraf signifikasi sebesar 5%, maka :
a. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat.
31