(Performance Management)
Pengertian Manajemen Kinerja (Performance Management) dan Tujuannya – Manusia merupakan
sumber daya terpenting dalam suatu orgasasi. Dalam mengoperasikan organisasinya, setiap
manusia atau SDM yang memiliki perilaku dan pemikiran yang berbeda juga akan mengakibatkan
perbedaan dalam kinerjanya. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan peninjauan terhadap kinerja karyawan yang biasanya disebut dengan istilah
Manajemen Kinerja atau Performance Management. Jadi pada dasarnya, Manajemen Kinerja
atau Performance Management dapat dianggap sebagai proses sistematis dimana organisasi
melibatkan karyawannya dalam mencapai misi dan tujuan organisasinya. Banyak penelitian yang
menunjukan bahwa adanya korelasi yang erat antara manajemen kinerja yang efektif dengan
pencapaian tujuan organisasi.
Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian Manajemen Kinerja menurut para ahli.
Karyawan Anda tidak akan bekerja dengan baik sesuai apa yang diinginkan apabila
tujuan utama perusahaan tidak jelas. Baik itu yang berkaitan dengan nilai-nilai
perusahaan maupun hal-hal yang sebenarnya sepele namun itu penting.
Misalnya saja, mengenai metode kerja, kontrak kerja yang jelas dan sesuai dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan dan hal lainnya.
Untuk menentukan tujuan perusahaan, juga penting untuk melihat sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Baik itu sumber daya untuk kegiatan operasional maupun sumber
daya manusia. Kedua faktor ini penting untuk mencapai tujuan utama perusahaan
nantinya.
Lalu, Anda dapat melakukan survei apakah tujuan perusahaan tersebut dapat relevan
dengan kondisi saat ini.
Setelah menentukan tujuan perusahaan yang jelas dan melakukan survei, saatnya bagi
Anda untuk melakukan feedback secara berkala.
Dalam strategi manajemen kinerja, feedback berkala ini merupakan elemen penting
untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan tersebut dijalankan.
Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kejutan yang ada ketika menjalankan
operasional perusahaan.
Feedback dilakukan dengan tujuan sebagai pembinaan kinerja baik bagi para
karyawan, maupun jajaran direksi perusahaan.
Sebenarnya, ini bisa diatasi dengan menggunakan manajemen kinerja ini ketika job
description yang dibuat jelas dan terarah.
Banyak dari kejadian seperti itu yang dikarenakan job description tidak terarah dengan
baik dan rancu. Sehingga, karyawan Anda pun akan kebingungan ketika melakukan
pekerjaannya.
Ingat, tidak adanya pembagian kerja yang baik akan berdampak buruk pada
perusahaan. Perusahaan pun wajib melakukan pembagian kerja sesuai dengan porsi
karyawan dan mengedukasi karyawan secara berkala. Terutama, ketika karyawan
tersebut mendapatkan tugas baru.
Menggunakan Teknologi
Adanya software khusus dalam membuat manajemen kinerja ini tentu sangat
memudahkan perusahaan. Khususnya dari segi efisiensi waktu yang dibutuhkan.
Misalnya perusahaan Anda cukup besar dan tidak mungkin untuk mengumpulkan
seluruh karyawan yang ada.
Anda bisa menggunakan fitur-fitur yang ada dalam software tersebut seperti meeting
online, mengisi kuesioner dan hal lain yang berhubungan dengan elemen-elemen
dalam merancang strategi manajemen kinerja.
Terakhir yang perlu dilakukan oleh perusahaan ketika merancang strategi manajemen
kinerja adalah dengan melakukan evaluasi secara berkala.
Evaluasi bisa dilakukan paling tidak satu bulan sekali untuk melihat seberapa efektifkah
manajemen kinerja tersebut selama kurun waktu yang telah ditentukan.
Dengan adanya evaluasi ini perusahaan menjadi mengetahui apa sajakah hambatan
dan tantangan yang dihadapi oleh para karyawan, jajaran direksi, dan semua aspek di
perusahaan dalam mencapai sebuah target yang ditentukan. Jika dirasa ada hal-hal
kurang efektif maka perlu adanya perubahan.
Itulah beberapa ulasan singkat mengenai strategi manajemen kinerja dan bagaimana
cara merancang strategi tersebut agar dapat berjalan efektif.
4 Tujuan Manajemen Kinerja
Salah satu tahap penerapan manajemen kinerja adalah fase perencanaan. Dalam fase
ini, biasanya pihak manajemen berkumpul untuk menyusun target dan rencana
perusahaan.
Karena bersifat top-down, maka setelah itu pihak manajemen akan mengomunikasikan
target dan rencana tersebut ke karyawan hingga level terendah.
Dengan adanya target dan rencana yang jelas, karyawan jadi tahu apa yang harus
dilakukan sehingga mereka bisa bekerja dengan fokus.
Lalu, walaupun karyawan bekerja secara individu sesuai job desc masing-masing,
pekerjaan mereka masih akan sejalan dengan target bisnis yang telah ditentukan.
Berdasarkan target dan rencana pula, manager atau atasan bisa mengidentifikasi key
result karyawan secara individual.
Jangan sampai target perusahaan tidak tercapai hanya karena terjadi miskomunikasi
atau karyawan tidak berkomunikasi satu sama lain.
Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan tim dengan komunikasi efektif adalah
rutin melaksanakan sesi one-on-one antara manajer atau atasan dengan masing-
masing anggota tim.
Melalui susunan tujuan manajemen kinerja, pihak manajer dan karyawan lebih efektif
dan efisien dalam mengatur ekspektasi yang ingin dicapai sejak awal.
Jangan hanya memberi tahu karyawan soal job desc yang harus dikerjakannya. Namun,
sampaikan pula ekspektasi Anda kepada karyawan tersebut, hasil seperti apa yang
ingin Anda dapatkan agar target perusahaan tercapai.
Pada sesi one-on-one, tanyakan tentang progress yang sudah dicapai karyawan dalam
memenuhi ekspektasi tersebut.
Hal ini tentu bisa mendukung self-improvement karyawan tersebut. Setelah mengikuti
training, harapannya ia akan lebih terampil dan memiliki skill yang bertambah.
Karyawan dengan skill meningkat tentu akan menjadi aset yang berharga bagi
perusahaan.
Lebih dari sekadar pengoptimalan kinerja karyawan, tujuan manajemen kinerja atau
performance management dapat membantu perusahaan untuk mencapai target
secara efektif.