Anda di halaman 1dari 18

I.

JUDUL
“KAJIAN LINGKUNGAN PENAMBANGAN PASIR BESI PADA PT
QUANTUS CONSULTANS INDONESIA DI DESA JANGAILULU
KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT
PROVINSI MALUKU UTARA”

II. LATAR BELAKANG


Rencana penambangan pasir besi dikawasan pesisir Loloda Tengah desa
Jangailulu yang dilakukan PT. Quantus Konsultan Indonesia sesuai dengan
Kontrak Karya yang telah ditanda tangani pada 19 desember 2017 sampai 28
desember 2018 (Kerja Praktek), dan 20 januari 2018 sampai 31 januari 2018
(Pelaporan). yang akan melakukan aktifitas penambangan pasir besi tersebut.
Kegiatan penambangan pasir besi tersebut dilakukuan di dua desa yang termasuk
dalam wilayah Kecamatan Loloda tengah Kabupaten Halmahera Barat. Sistem
penambangan yang akan diterapkankan adalah tambang terbuka denga jenis
penambanga aluvial (alluvial mine).
Seperti kegiatan penambangan pada umumnya, kegiatan penambangan pasir
besi di kawasan pesisir Loloda Tengah Kabupaten Halmahera Barat akan
menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan hidup apabila kegiatan
tersebut direalisasikan. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut akan bersentuhan
lansung dengan lingkungan hidup, baik lingkunga fisik, lingkungan biologi
maupun lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan kesehatan. Dampak-dampak
yang timbul terutama dampak negatif akan mempengaruhi keseimbangan
komponen-komponen lingkungan hidup sehingga perlu dilakukan langkah-
langkah pengendalian lingkungan hidup yang meliputi usaha-usaha pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup.
Langkah-langkah pengendalian lingkungan hidup diawali dengan kegiatan
iddentifikasi dampak komponen-komponen lingkungannya kemudian dilanjutkan
dengan perkiraan dampak-dampak yang akan muncul dan evaluasi untuk
menentukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan dan pemulihan
lingkungan hidup. Pengendalian linkungan hidup sangat diperlukan untuk

1
mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan hidup terutama perubahan tata guna
lahan, pencemaran tanah dan penfaatan ruang yang tidak sesuai dengan fungsinya.
Selain itu, pengandalian lingkunga hidup ini dapat mencegah dan mengurangi
persoalan sosial kemasyarakatan yang sering muncul di wilayah pertambangan.

III. RUMUSAN MASALAH


Permasalahan yang dibahas dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kesesuaian implementasi tata ruang antara Rencana Tata Ruang
Wilayah Daerah Kabupaten Halmahera Barat Dengan Pemanfaatan
kawasan pesisir Loloda Tengah sebagai kawasan pertambangan.
2. Perubahan tata guna lahan dari lahan pertanian dan lahan permukiaman
menjadi lahan pertambangan.
3. Dampak kegiatan pertambangan pasir besi terhadap pemadatan tanah,
kesuburan tanah dan erosi tanah.

IV. BATASAN MASALAH


Batasan-batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Analisis dampak lingkungan khususnya dampak negatif terhadap
komponen ruang, lahan dan tanah untuk kegiatan penambangan pasir
besi.
2. Analisis dampak lingkungan terhadap komponen ruang didasarkan pada
Rencana Tata Ruang Wilaya Daerah (RTRWD) Kabupaten Halmahera
barat yang meliputi analis dampak lingkungan terhadap KAWASAN
LINDUNG, kawasan budidaya dan rencana pemanfaatan ruang
Kabupaten Halmahera Barat
3. Analisis dampak lingkungan terhadap komponen lahan berhubungan
dengan analis dampak lingkungan atas kerusakan lahan, perubhan
topografi perubahan tata guna lahan dan penyusutan lahan pertanian
akibat kegiatan pertambangan pasir besi di kawasan pesisir Loloda
Tengah Desa Jangailulu Kabupaten Halmahera Barat.

2
4. Analisis dampak lingkungan terhap kompoen tanah berhubungan denga
analisis dampak lingkungan atas pemadatan tanah, kesuburan tanah dan
erosi tanah yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan pasir besi di
kawasan pesisir loloda Tengah Desa Jangailulu kabupaten halmahera
barat.

V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memperkirakan dampak lingkungan khususnya dampak negatif terhadap
ruang, lahan dan tanah untuk rencana kegiatan penambangan pasir besi
dikawasan loloda tengah desa jangailulu kabupaten halmahera barat.
2. Menentukan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mecegah,
mengurangi dan menanggulangi dampak-dampak lingkungan yang akan
timbul terhadap ruang, lahan dan tanah dari rencana penambangan pasir
besi tersebut.

VI. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Studi Literatur
Merupakan kegiatan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan
masah yang akan dibahas di lapangan melalui buku-buku/literatur.
Selain itu, juga mempelajari brosur, laporan penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan. Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran umum tentang lokasi yang akan dijadikan
sebagai daerah penelitian.
2. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan dengan pengamatan secara lansung di
lapangan terhadap permasalahan yang akan dibahas seperti kondisi
lapangan, luas dan kesampaian daerah penelitian.
3. Pengambilan data Lapangan
Pengambilan data dilakukan setelah studi literatur dan orientasi lapangan
selesai dilakukan. Data yang diambil berupa data primer dan data

3
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan
atau pengukuran secara lansung dilapangan, Sedangkan data sekunder
adalah data yang diambil dari literatur, laporan laporan penelitian
terdahulu, laporan dari instansi-instansi terkait atau laporan perusahaan.
4. Validasi Data
Validasi data merupakan kegiatan pengecekan ulang terhadap data yang
suda diambil. Tujuannya adalah menetahui kelengkapan data yang suda
diambil. Apabila terdapat kekurangan data dapat segera dilengkapi
sehingga dapat dilanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.
5. Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang sudah diperoleh baik data primer maupun data sekunder
diolah dan dianalisis dalam bentuk perhitungan-perhitungan. Data-data
yang diolah menyangkut tata ruang, tata guna lahan dan tanah. Hasil
pengolahan dan analisis data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan
rangkaian perhitungan-perhitungan dalam satu proses tertentu.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan hasil akir dari semua masalah yang telah
dibahas. Kesimpulan diperoleh setelah melakukan koreksi terhadap
permasalahan yang diteliti dengan hasil pengolahan dan analisis data.
Sedangkan saran adalah masukan yang ditujukan kepada stake holder
yang berisi hal-hal yang ditemukan pada saat penelitian.

VII. MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang diharpkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami aspek-aspek lingkungan dalam kegiatan
pertambangan terutama kegiatan penambangan pasir besi sehingga
mampu memperkirakan dampak kegiatan tersebut bagi lingkungan
khususnya terhadap komponen ruang, lahan dan tanah.
2. Sebagai dasar penentuan kebijakan, publikasi, pengaturan dan
pengawasan serta pengendalian dalam pengelolaaan pertambangan yang
berwawasan lingkungan serta berorientasi pasa pasar.

4
3. Sebagai acuan bagi masyarakat untuk mengetahui dan memahami
dampak-dampak kegiatan pertambangan baik dampak positif maupun
dampak negatif secara benar.
4. Sebagai masukan alternatif pemecahan masalah dalam mengembangkan
kegiatan pembangunan yang berwawasan linkungan.

5
Studi Literatur

Orientasi Lapangan

Pengambilan data
Lapangan

Data Primer Data Skunder

1. Data Area Terdampak 1. Peta Kesampaian Daerah


2. Kerusakan Tanaman Pohon 2. Luas lahan penambangan
Kelapa 3. Data Curah Hujan
3. Kerusakan Area 4. Perubahan Rencana Tata
Perkampungan atau Ruang Wilaya Daerah
Perdesaan (RTRWD)
5. Perubahan Topografi

Validasi Data
Lapangan

Pengolahan dan Analisis Data


Lapangan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 6.1. Bagan Alir Penelitian

6
VIII. DASAR TEORI
8.1. Dampak Lingkungan
Kegiatan pertambangan mulai dari tahap eksplorasi sampai tahap
pengolahan bahan galian memberi dampak bagi lingkungan hidup.Dampak
terbesar kegiatan pertambangan terhadap lingkungan hidup akan terjadi pada
tahap eksplorasi (pemberaian, pemuatan, pengangkutan dan penimbunan) dan
tahap pengolahan bahan galian.
8.1.1. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi matahari, mineral, serta
flora dan fauna yang tumbuh diatas di atas tanah maupun di dalam lautan
dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segalah yang tidak
bernyawa seperti tanah,udara,air,iklim kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti
tumbuhan,hewan,manusia dan mikroorganisme (virus dan bakteri).
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda,daya,keadaan dan mahkluk hidup termasuk manusia dan perilakunya,
yamg mempengaruhi alam itu sendiri,kelangsungan perkehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Lingkungan hidup terdiri
unsur hayati (biotik). Yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari mahkluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh tumbuhan, dan jasa renik, unsur sosial
budaya, yaitu ligkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan simtem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
mahkluk sosial serta unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang
terdari dari benda benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim dan lain
lain.
8.1.2. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan adalah perubaha lingkungan yang diakibatkan
oleh suatu usaha atau kegiatan. Dampak penting adalah perubahan lingkungan

7
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan.
Dampak lingkungan hidup adalah pengaru perubahan pada lingkungan
hidupyang di akibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan pasal
22 ayat 2 Undang undang Nomor 32 Tahun 2009. Suatu dampak lingkungan
diklasifikasikan sebagai dampak penting berdasarkan faktor faktor berikut:
1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilaya penyebaran dampak
3. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
4. Sifat kumulatif dampak
5. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
6. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

8.2. Penambangan dan Pengolahan Pasir Besi


8.2.1 Genesa Pembentukan dan Cadangan Pasir Besi
Genesa pembentukan pasir besi adalah proses proses yang terjadi
selama pembentukan pasir besi sampai terbentuknya sebagai endapan bahan
galian. Sedangkan cadangan pasir besi adalah jumlah ketersedian pasir besi di
alam yang bernilai ekonomis yang kuantitasnya diperoleh berdasarkan
keadaan geologi setempat, dari hasil perhitungan/data produksi dan
pengukuran yang nyata.
Bahan galian pasir merupakan jenis cebakan bijih besi sekunder yang
terbentuk karena proses sedimentasi. Bahan galian pasir besi berasal dari
rombakan batuan hasil kegiatan vulkanik yang mengandung mineral besi atau
dari cebakan mieneral besi yang telah terbentuk sebelumnya. Melalui proses
pelapukan, batuan hasil kegiatan vulkanik diubah menjadi beragam partikel
mineral yang dominan terdapat kandungan mineral besi. Partikel mineral
mineral hasil pelapukan tersebut diangkut oleh media air terutama air sungai
kemudian terakomulasi pada suatu cekungan sedimen sebagai formasi pasir
besi.

8
8.2.2 Metode Penambangan Pasir Besi
Metode penambangan pasir besi adalah metode yang dipakai untuk
menambangan pasir besi.Pasir besi merupakan endapan aluvial sehingga
metoda penambangan yang digunakan adalah metode penambagan aluvial
(alluvial mine) yang terdiri atas pemisahan material pasir besi menggunakan
air dan penggerukan. Secara umum pada metode penambangan aluvial dengan
menggukan media air, bahan galian pasir besi ditambang dengan cara
disemprot air (water jet) yang teraliri melalui pipa pipa air. Tujuannya adalah
menguraikan material pasir besi tersebut dan memudahkan proses
pengangkutannya serta proses pemisahannya. Memanfaatkan sifat air yang
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka penyemprotan
dilakukan di tempat yang lebih tinggi sehingga material pasir besi dapat
terbawa air ke lubang (cekungan) yang sudah digali. Material pasir besi yang
sudah tercampur air (mud) di angkut ketempat pemisahan mineral besi melalui
pipa pipa dengan cara di pompa. Pada penambangan dengan sistem
pengerukan,pasir besi dikeruk menggukan backhoe kemudian dimuatkan
kedalam truk yang sudah dipasang saringan dan diangkut untuk diolah lebih
lanjut ditempat pengolahan dengan menggunakan gravity separador dan
magnetic separator. Secara lebih detail tentang penambangan pasir besi
dengan pengerukan.
8.2.3 Metode Pengolahan Pasir Besi
Pengolahan bahan galian merupakan suatau proses pemisahan mineral
berharga dari mineral tidak berharga (gangue), yang dilakukan secara mekanis
untuk menghasilkan produk yang kaya minerak berharga (konsentrat) dan
produk yang mineralnya berkadar rendah (tailing).
Pada dasarnya metode pengolahan pasir besi merupakan teknik
pemisahan mineral Fe magnetik dari mineral pengotor dan mineral lain non
magnetik dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik bahan galian pasir besi.
Terdapat beberapa metode yang tela lama dikenal dalam pengolahan pasir
besi, yaitu:

9
1. Metode pemisahan dengan pemanfaatan perbedan berat jenis (gravitasi)
2. Metode pimisahan dengan pemanfaatan sifat magnetik
3. Metode pemisahan dengan pemanfaatan konduktifitas listrik dari mineral
mineral penyusun suatu cebakan biji.

1. Metode pemisahan secara gravitasi


Metode pemisahan secara gravitasi merupakan metode pemisahan
yang berpedoman pada prinsip konsentrasi gravitasi yaitu pemisahan
mineral melalui pemanfaatan perbedaan berat jenisnya pada saat
bergerak melawan gravatasi dan gaya/kekuatan lainya. Tujuan metode
pemisahan secara gravitasi adalah memisahkan secara efektif mineral
utama dari mineral pengotor. Selain digunakan dalam pengolahan pasir
besi, metode pemisahan secara gravitasi juga digunakan untuk
beraneka bahan dan mineral dengan ukuran partikel tertentu. Metode
ini banyak digunakan karena membutuhkan biaya yang lebih murah
dibandigkan metode flotasi, relatif sederhana dan menimbulkan
dampak yang kecil bagi pencemaran lingkungan. Alat yang digunakan
dalam metode pemisahan secara gravitasi adalah gravity separatur.
2. Metode pemisahan dengan pemanfaatan sifat magnetik
Metode pemisahan dengan pemanfaatan sifat megnetik adalah metode
pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat magnetik jenis
mineral yang akan dilakukan pemisahan. Metode ini digunakan untuk
memisahkan mineral bijih Fe utama dari mineral mineral pengotor
dalam endapan pasir besi. Alat pemisahan dengan pemanfaatkan sifat
magnetik disebut magnetik separatur.
Berdasarkan sifat magnetik, mineral dapat dibagi dalam 3 (tiga)
kelompok yaitu :
a. Mineral-mineral yang bersifat menolak pengaruh magnet pada
kondisi intensitas magnet rendah, dikategorikan sebagai
diamegnetik.

10
b. Mineral-mineral yang tertangkap oleh pengaruh magnet pada
kondisi intensitas magnet lebih besar disebut sebagai
paramagnetik. Contoh mineral mineral paramagnetik: ilmenir,
rutil, wolframit, monasit, siderit, pirhotit, kromit dan mineral
mineral Mn.
c. Mineral mineral yang sangat mudah terpengaruh oleh kekuatan
magnet walaupun berada pada kondisi intensitas rendah,
disebebut sebagai ferromagnetik. Mineral mineral
ferromagnetik dan masih bersifat magnetis meskipun
dipindahkan dari medan magnet (remanence). Contoh mineral
mineral ferromagnetik adalah sebagai berikut : mineral
magnetik hematit dan siderit.
3. Metode pemisahan dengan pemanfaatan kondiktifitas listrik
Metode pisahan ini dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduksifitas listrik dari mineral mineral penyusun endapan pasir besi.
Alat yang dipakai dalam metode ini adalah high tension separator.
Metode pemisahan dengan pemanfatan konduktifitas listrik dipakai
dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Biji harus dalam keadan kering diameter partikel 60-500 mm.
Metode lebih efektif apabila bijih terdiri dari partikel-partikel
berukuran diameter 75 mm.
b. Proses pemisahan menggunakan listrik bertegangan tinggi
(electrostatic) dengan pemanfaatan medan listrik berarus kecil
atau tampa arus.
8.3. Ruang
8.3.1. Tata ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan
ruang udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manuia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya dan
memelihara kelansungan hidupnya.
1. Tata ruang

11
Tata ruang atau land use adalah wujud struktur ruang dan pola ruang di
susunsecara nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut rencana
tata ruang wilayah (RTRW) nasional, yang di jabarkan ke dalam tata ruang
wilayah (RTRW) propinsi. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) propinsi
tersebut perlu di jabarkan ke dalam rencana tata ruang wilayah kota
(RTRWK) dan rencana tata ruang wilayah daerah (RTRWD).
2. Struktur ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat pemukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara heerarkis memiliki hubungan fungsional.
3. Pola ruang
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budidaya.
8.3.2. Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan tata ruang adalah suatu suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang. Perencanaan tata ruang (spatial planning) merupakan
metode-metode yang di gunakan oleh sektor publik uantuk mengatur
penyebaraan penduduk dan aktifitas dalam ruang yang skalanya bervariasi.
Perencanaan tata ruang terdiri dari semua tingkat penataguna tanah, termasuk
perencanaan kota, perencanaan regional, perencanaan lingkungan, rencana tata
ruang nasional, sampai tingkat internasional.
8.3.3. Rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) merupakan hasil perencanaan
tata ruang berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional yang
telah di tetapkan. Dalam rencana tata ruang wilaya (RTRW) tertera wilayah
perencanaan dan jangka waktu rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana
struktur ruang, rencana alokasi pemanfaatan ruang serta prasarana dan sarana
lain.

12
Rencana alokasi pemanfaatan terbagi dalam 3 (tiga) kawasan, yaitu
kawasan lindung, kawasan budidaya dan wilayah militer. Dalam penelitiaan
ini hanya dibahas kawasan lindung dan kawasan budidaya dan menjadi
prioritas adalah kawasan budidaya karena sering dieksploitasi untuk
kehidupan manusia.
1. Kawasan Lindung
Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan dangan fungsi
utama melindungi kelestariaan lingkungan hidup yang mencakup sumber
daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung terdiri terdiri dari:
a. Kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
b. Kawasan perlindungan setempat, meliputi:
1). Kawasan sempadan pantai
2). Kawasan sempadan sungai
3). Kawasan perlindungan mata air
2. Kawasan budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang di tetapkan dengan fungsi
utama untuk di budidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan Budidaya
meliputi:
a. Kawasan Pertanian yang terdiri atas:
1). Kawasan pertaniaan lahan basah
Kawasan pertaian lahan basah adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi budidaya pertanian lahan basah yang
pengairannya yang di peroleh secara alamiah atau teknis.
2). Kawasan pertaniaan lahan kering
Kawasan pertaniaan lahan kering adalah kawasan yang di
peruntukkan bagi budidaya pertanian yang pengairanya diperoleh
secara alamiah.
3). Kawasaan perikanan pantai dan laut
Kawasan perikanan pantai dan laut adalah kawasan yang di
peruntukkan bagi budidaya perikanan pantai laut.

13
4). Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan adalah kawasan yang di peruntukkan bagi
budidaya peternakan dengan skala usaha ekonomis.
b. Kawasan Permukiman, Terdiri atas:
Kawasan pemukiman perdesaan adalah wilayah perdesaan yang di
peruntukkan bagi kegiatan pemukiman.
c. Kawasan perdagangan
Kawasan perdagangan adalah kawasan yang di peruntukan bagi
kegiatan perdagangan barang dan jasa.
d. Kawasan peruntukan industri
Kawasan peruntukan industri adalah kawasan yang di peruntukkan
bagi kegiatan industri.
e. Kawasan pertambangan
Kawasan pertambangan adalah kawasan yang secara teknis dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan usaha pertambangan eksploitasi dan/atau
pengolahan bahan galian.

8.4. Lahan
Lahan (land) atau sumber daya lahan (land resources) adalah lingkungan
fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada
diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan tanah (Sitorus, 2000
dalam Notohadiprawiro, 2006). Menurut Mintzberg, 1997 (dalam
Notohadiprawiro, 2006), lahan adalah hamparan di muka bumi berupa suatu
tembereng (segment), sistem terestik yang merupakan suatu perpaduaan sejumlah
sumber daya alam dan binaan. Lahan juga merupakan wahana sejumlah
ekosistem.lahan merupakan suatu wilayah (regional), yaitu suatu satuan ruangan
berupa suatu lingkungn hunian masyarakat manusia dan masyarakat hayati yng
lain. Menurut pengertian ekologi, Lahan adalah Habitat.
Lahan mengandung konsep holistik, dinamik dan geografik. Lahan bersifat
holistik karena berpusat pada kebulatan wujud dan fungsi komponen-
komponennya. Bersifat dinamik karena struktur dan fungsi antara komponennya

14
dapat beruba menurut tempat dan atau waktu. Bersifat geografik karena lahan
dicirikan sebagai suatu hamparan yang dicirikan oleh berbagai tampakan muka
daratan dan pola pemanfaatannya. Konsep lahan yang digunakan dalam penelitian
ini ada konsep lahan geografik.
8.4.1. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan adalah pola pemanfaatan lahan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, seperti pertanian, permukiman, kehutanan, rekayasa,
rekreasi dan sebagainya (Stewart, 1986 dalam Notohadiprawiro, 2006). Dalam
tata guna lahan harus memperhatikan kemampuaan, kesesuaian dan daya
dukung lahan.
1. Kemampuan lahan (land capability)
Dinilai berdasarkan pengelolaan lahan yang di syaratkan untuk mencegah
terjadinya kerusakan lahan selama penggunaannya. Semakin rumit
pengelolaan yang diperlikan, kemampuaan lahan di nilai akan semakin
rendah.
2. Kesesuaian lahan (land suitability)
Dinilai berdasarkan penilaian yang khas untuk mendapatkan nisbah (ratio)
yang lebih baik antara manfaat yang diterima dengan masukan yang di
perlukan. Kesesuaian lahan berkonotasi ekonomis.
3. Daya dukun lahan (land carryng capacity)
Dinilai berdasarkan ambang batas kemampuan lahan sebagai suatu
ekosistem menahan keruntuhan akibat pola pemanfaatannya. Daya dukung
lahan berhubungan dengan kelayakan penggunaan lahan. Penggunaan
lahan di atasambang batas menjamin sepenuhnya keselamatan lingkungan
karena intensitas penggunaan lahan lebih rendah daripada ketahanan
tanah. Penggunaan lahan dibawa ambang batas akan menyebabkan
kerusakan lingkungan karena intensitas penggunaan lahan melampaui
tingkat ketahanan tanah.
8.4.2. Dampak Atas Lahan
Dampak atas lahan adalah konsekuensi suatu kegiatan terhadap
keadaan lahan. Dampak dapat dinilai menurut kebesaran atau skalanya

15
(magnitude) dan kepentingannya (importance). Kebesaran dampak adalah
ukuran berat ringannya dampak berdasarkan suatu tolak ukur baku mutu lahan
(lahan qulity standard). Kepentingan dampak adalah ukuran makna akibat
dampak bagi keseluruhan keadaan lahan. Kebesaran dampak berhubungan
dengan keluasan atau kuantitas dampak. Dampak atas lahan dapat terjadi
secara alamiah misalnya kerusakan lahan dan perubahan topografi karena
gempa bumi sedangkan terjadi karena aktivitas manusia, seperti kerusakan
lahan karena kegiatan pertambangangan, perubahan tataguna lahan dan
perubahan topografi.
Kerusakan lahan merupakan penurunan kapasitas potensial lahan bagi
produksi dan pengelolaan lingkungan atau dengan kata lain penurunan mutu
lahan. Perubahan tataguna lahan merupakan suatu proses alih fungsi lahan
yang terjadi karena aktivitas manusia misalnya lahan dialifungsikan menjadi
lahan perkebunan dan sebagainya. Sedangkan perubahan topografi
merupakan perubahan bentang lahan menjadi bentuk yang berbeda dengan
bentuk semula atau asalnya, misalnya bukit berubah menjadi tanah datar dan
lain-lain (pieri, dkk, 1995 dalam arsyad, 2000). Dampak atas lahan
menyebabkan penurunan kemampuaan, kesesuaian dan atau daya dukung
lahan.

8.5. Tanah
Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang
ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan dan sebagai hasil kerja faktor iklim dan jasad
hidup (organisme) terhadap haban induk yang dipengaruhi oleh keadaan topografi
dalam jangka waktu tertentu. Menurut Arsyad (2000). Tanah adalah suatu benda
alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas dan
mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Dalam ilmu tanah memandang
tanah dari dua konsep utama, yaitu sebagai hasil hancuran biologi, fisik dan kimia
dan sebagai habitat tumbuh-tumbuhan. Sebagai sumber daya alam untuk
pertanian, Tanah mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara

16
dan sebagai matrik tempat akar tumbuhan berjangkar, air tanah tersimpan dan
tempat unsur unsur hara dan air ditambahkan.
8.5.1. Jenis Tanah
Jenis tanah adalah macam tanah yang di jumpai di daerah penelitian.
Jenis tanah berhubungan dengan karakteristik tanah yang mencakup
persentase ukuran butir, tekstur, bahan organik dan permeabilitas. Jenis tanah
akan mempengaruhi jenis tanaman pada masing-masing jenis tutupan lahan
dilokasi penelitian, jenis tanah juga akan menentukan laju erosi tanah karena
setiap jenis tanah mempunyai tingkat kepekaan masing-masing terhadap erosi.
Jenis-jenis tanah menurut unitet stat departemet of agriculture (USDA).
8.5.2. Sifat-sifat Tanah
Sifat-sifat tanah adalah kenampakan fisik dan kandungan kimia tanah,
sifat tanah akan menentukan kesuburan dan tingkat erosi tanah. Sifat tanah
digolongkan dalam dua jenis, yaitu sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah.
1. Sifat fisik tanah
Sifat fisik tanah meliputi struktur tanah, berat jenis, pori drainase, berat
volume dan permeabilitas tanah. Tekstur tanah menunjukan kasar
halusnya tanah seperti pasir (sand), danau (clay), berat volume
menunjukan pemapatan dan porositas tanah. Permeabilitas berhubungan
dengan kemampuan tanah mengikat air.
2. Sifat kimia Tanah
Sifat kimia tanah berhubungan dengan parameter-parameter antara lain
tingkat keasaman (PH) tanah, bahan organik, unsur hara, dan nilai tukar
kation (NTK).
8.5.3. Pemadatan tanah
Pemadatan tanah merupakan kerusakan pada pori-pori tanah yang
disebabkan oleh proses pembebanan. Proses pembebanan berlansung dalam
jangka waktu lama akan mengakibatkan pori-pori tanah tertutup sehingga
menurunkan kemampuan tanah menyerap air dan terhambatnya sirkulasi udara
dalam tanah.

17
Pemadatan tanah berhubungan dengan kondisi fisik tanah. Berbagai
aktivitas dalam kegiatan penambangan pasir basi akan menyebabkan rusaknya
struktur, tekstur, porositas dan bulk density sebagai karakter fisik tanah yang
penting bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah yang komopak karena
pemadatan menyebabkan buruknya sistem tata air (water infiltration and
percolation) dan peredaran udara (aerasy). Pemadatan tanah mengakibatkan
keadaan tanah menjadi tidk subur sehingga produksifitas menurun.
8.5.4. Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah berhubungan dengan kandungan unsur hara didalam
tanah. Semakin tinggi unsur hara maka kesuburan tanah akan semakin tinggi,
demikian pula sebaliknya semakin rendah unsur hara maka kesuburan tanah
semakin rendah. Dalam profil tanah yang normal lapisan tanah atas
merupakan sumber unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan
belerang dan sumber unsur hara mikro yaitu mangan, boron, tembaga, besi,
zeng, serta molibdenum yang sangat esensial bagi pertumbuhan tanaman
(Soepardi, 1983 dalam arsyid,2000). Selain itu juga berfungsi sebagaisumber
bahan organik untuk menyongkong kehididupan mikroba.

18

Anda mungkin juga menyukai