A. Kajian Teori
1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
kinerja yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
Kinerja (prestasi kerja) didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan
yang tinggi seharusnya akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang
pencapaian target kerja yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas dan
1
Kinerja akan terwujud dengan optimal bilamana organisasi dapat memilih
ahlinya dalam menentukan tujuan apa yang harus dicapai oleh karyawan.
kinerja adalah catatan hasil yang diproduksi (dihasilkan) pada sebuah fungsi
tujuan organisasi.
sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pegawai yang disesuaikan
dengan peran atau tugas dan tanggungjawabnya dalam suatu organisasi pada
suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai
2
(1) Kemampuan individu dalam melakukan pekerjaan tersebut meliputi
(2) Tingkat usaha yang dicurahkan meliputi adanya motivasi, etika kerja,
(1) Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan
diharapkan.
(3) Timeliness, adalah tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada
(5) Need for supervisor, merupakan tingkat sejauh mana seorang pejabat
3
pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang
diinginkan.
memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama di antara rekan kerja
dan bawahan.
d. Pengukuran Kinerja
(1) Quality
(2) Quantity
(3) Timeliness
4
(b) Kegiatan diselesaikan dengan koordinasi antar bagian
(a) Kemandirian
diri, nama baik dan kerjasama di antara rekan kerja dan bawahan.
(a) Kepatuhan
2. Kepuasan Kerja
dalamnya dengan peran, fungsi, tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang
5
berbeda tentu akan menimbulkan berbagai variasi dalam kepuasan kerja
bahwa kepuasan kerja bersifat individual, artinya hanya orang tersebut yang
terjadi ada orang yang merasa puas dan ada yang tidak puas. Kepuasan
kepentingan yang dirugikan atau bersifat mengancam. Oleh karena itu tidak
mengherankan apabila orang dalam organisasi yang merasa tidak puas akan
bagi yang puas akan senantiasa memberikan sikap yang positif bagi
kemajuan organisasinya.
secara umum dapat dirumuskan bahwa seseorang yang memiliki rasa puas
terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan
dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang
6
Senada dengan konsep tersebut Anoraga (2002) mengemukakan
penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi
kerja, termasuk di dalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan
kondisi psikologis.
aspek yang sangat positif bagi kemajuan lembaga yang berhubungan dengan
7
kepuasan kerja guru adalah perasaan seorang guru terhadap pelaksanaan
faktor hygiene.
melaksanakan pekerjaan tentu akan berbeda dengan orang yang kurang atau
yang puas dalam melaksanakan pekerjaan dengan yang kurang puas dapat
puas tersebut berhubungan dengan konsisi fisik dan psikologis orang dalam
dalam bekerja, antara lain : (1) penampilan kerja yang penuh dengan
semangat; (2) memiliki disiplin dan loyalitas tinggi; (3) bertanggung jawab
dalam memikul beban pekerjaan; (4) penuh dengan inisiatif dan kreatif; dan
(5) berusaha untuk memajukan organisasi secara optimal. Secara lebih jelas
8
semangat. Orang tersebut merasa optimis bahwa apa-apa yang
memanfaatkan waktu secara optimal dan tidak akan mudah putus asa
organisasi tersebut. Salah satu wujud timbal balik tersebut adalah dengan
9
memberikan yang terbaik bagi para pegawainya, sehingga mereka
pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Dia tidak akan dengan mudah
10
berhubungan dengan penciptaan suatu ide untuk menyelesaikan
atau bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupannya. Oleh karena itu,
disipisahkan.
11
pekerjaan. Sumardi (2007) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
suatu pekerjaan adalah: (a) upah, (b) pengawasan, (c) isi atau konten
pekerjaan, (d) ketentraman, (e) kondisi pekerjaan dan (f) kesempatan untuk
meliputi: minat, bakat, keterampilan, ketentraman kerja dan sikap kerja; (2)
pegawai dengan atasan maupun antara pegawai yang berbeda jenis dan unit
kerjanya; (3) faktor fisik yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan
pekerjaan dan pegawai yang meliputi jenis pekerjaan, waktu kerja dan
istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu dan lain-lain; dan (4)
sehingga apabila terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama jelas akan
12
organisasi tidak optimal yang pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan.
pekerjaan pada akhirnya pegawai akan merasa kurang puas terhadap hasil
(keadaan luar) seperti faktor gaji, pengawasan, dan kondisi kerja. kepuasan
pekerjaan yang dapat mendorong lebih giat bekerja disebut faktor motivator
13
pekerjaan itu sendiri (the work it self), dan kemungkinan berkembang (the
possibility of growth).
kondisi yang sifatnya mendukung dan sikap rekan sekerja. Untuk lebih jelas
sendiri. Dengan kata lain bahwa apa yang telah dilakukan setimpal
14
sesatu yang merugikan. Dalam kehidupan organisasi penerapan sistem
Upah atau gaji merupakan imbalan yang diterima oleh seorang pegawai
dari organisasi atas jasa yang diberikannya, baik berupa waktu, tenaga,
yang diberikan dengan upah atau gaji yang diterima, maka pegawai
diberikan tidak setimpal dengan upah atau gaji, maka pegawai akan
4) Sistem Promosi
seorang pegawai, apabila berada secara statis pada tangga karier yang
organisasi tersebut.
5) Kondisi Kerja
15
yang lainnya. Selain itu pula kondisi kerja dapat pula berhubungan
dengan lokasi tempat tinggal seorang pegawai. Dalam hal ini bahwa
pegawai yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari kondisi kerja, maka
apabila kondisi kerja yang ada bersifat mendukung. Keadaan ini berarti
tinggi dan dedikasi yang tidak diragukan, tetapi tanpa sarana dan
prasarana kerja yang memadai, maka dia tidak akan dapat berbuat
akan banyak berarti, apabilka tidak didukung oleh kondisi kerja yang
Oleh karena itu keadaan tersebut perlu mendapat perhatian yang serius
melaksanakan pekerjaannya.
16
Perlu diakui bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
interaksi dengan orang lain, baik sesama rekan sekerja maupun dengan
dilaksanakan.
17
3. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
mempertahankan kehidupan.
tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan.
sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu
b. Macam-macam Motivasi
1. Motivasi Internal
Motivasi itu berasal dari dalam diri individu yang telah ada dorongan
perilaku individu tersebut. Dalam hal ini seseorang pegawai yang rajin
18
2. Motivasi Eksternal
penghargaan.
tersusun dalam suatu hirarki. Secara lebih terinci kelima kebutuhan dasar
2007).
19
perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa
itu sendiri.
20
wajar dengan memperhitungkan resiko, mendapatkan umpan balik
21
3. Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg
22
4. Komitmen Organisasi
perputaran karyawan.
23
Baron dan Greenberg dalam Umam (2010) menyatakan bahwa
tersebut akan berusaha dan berkarya serta memiliki hasrat yang kuat
yang berkelanjutan.
itu.
(ii).Continuance Commitment
24
Continuance Commitment muncul berkaitan dengan rasa kesadaran
organisasi tersebut.
(iii)Normative Commitment
dalam Umam (2010) dapat terbentuk karena beberapa faktor, baik dari
25
adil dan cara menyampaikan organisasi kepada anggota
organisasi.
yang tidak).
sesuatu yang berharga seperti waktu, usaha ataupun uang yang harus
26
dilepas individu jika meninggalkan organisasi. Sedangkan alternatif
sosialisasi saat individu baru masuk organisasi. Selain itu juga dapat
berharga bagi individu yang tidak dapat dibalas kembali, atau juga
berikut :
organisasi.
27
Individu dengan tingkat Continuance Commitment yang tinggi
meninggalkan organisasi.
28
tinggi komitmen organisasional yang dimiliki karyawan tersebut. Daftar
organisasi.
29
Indikator yang dipakai :
dalam organisasi.
(a) Khawatir
(iii)Komitmen Normatif
kepada organisasinya.
(a) Loyalitas
(d) Kesetiaan
30
Kaitan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan ditunjukkan oleh
kerja yang lebih stabil, serta penggunaan sumber daya manusia yang lebih
kinerja karyawan.
untuk berkorban demi tercapainya tujuan. Dalam hal ini semakin kuat
dorongan atau motivasi dan semangat akan semakin tinggi kinerjanya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sadili (2009) yang menyatakan bahwa motivasi
atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah
31
yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Hal ini berarti,
mempunyai keinginan untuk keluar dari perusahaan dan dalam hal ini
Penelitian yang dilakukan oleh Alfath dan Fitri (2008) menemukan adanya
C. Penelitian Terdahulu
32
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul / Peneliti Variabel Alat Hasil
Analisis
1. Pengaruh Kepemimpinan Variabel bebas: Regresi Budaya kolektivitas
dan Komitmen kepemimpinan berganda memoderasi pengaruh
Organisasional Terhadap dan komitmen kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan organisasional kinerja, terdapat pengaruh
Dengan Budaya Variabel terikat: kepemimpinan terhadap
Kolektivitas sebagai Kinerja kinerja, terdapat pengaruh
Variabel Moderasi (Agus Variabel komitmen organisasional
Sudiharto, 2012) moderasi : terhadap kierja.
buaya
kolektivitas
2. Pengaruh Kepemimpinan, Variabel bebas : Regresi Terdapat pengaruh positif
Budaya Organisasi dan kepemimpinan, berganda dan signifikan
Komitmen Organisasional budaya kepemimpinan, budaya
Terhadap Kepuasan Kerja organisasi dan organisasi dan komitmen
Guru SMKN 1 Klego komitmen organisasional terhadap
Boyolali. (Yudha organisasional kepuasan kerja secara
Trishananto, 2013) Variabel parsial. Variabel
Terikat : kepemimpinan
kepuasan kerja berpengaruh dominan
terhadap kepuasan kerja
3. Pengaruh Upah, Motivasi Variabel bebas: SEM Upah, motivasi dan
Kerja dan Kepuasan Kerja upah, motivasi kepuasan berpengaruh
Terhadap Kinerja Pekerja kerja dan signifikan terhadap
Industri Manufaktur di kepuasan kerja kinerja. Kepuasan kerja
Kota Makasar (Akmal Variabel Terikat: berpengaruh terhadap
Umar, 2011) kinerja kinerja
33
Kinerja Karyawan organisasi dan meningkatkan kinerja
(Kartiningsih, 2007) kinerja karyawa
sebagai berikut :
Kepuasan Kerja
1. Semangat
2. Disiplin dan loyal Kinerja
3. Tanggung jawab 1. Kualitas
4. Penuh inisiatif
2. Kuantitas
5. Memajukan organisasi
3. Ketepatan
waktu
4. Efektifitas
Motivasi Kerja biaya
5. Kebutuhan
1. Kebutuhan psikologis
pengawasan
2. Kebutuhan rasa aman
6. Dampak antar
3. Kebutuhan sosial
persoinal
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi
diri
Komitmen
Organisasional
1. Komitmen afektif
2. Komitmen
berkelanjutan
3. Komitmen normatif
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran Teoretis
34
E. Hipotesis Penelitian
berikut:
Semarang.
(AKPELNI) Semarang.
35