TINJAUAN KEPUSTAKAAN
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang pekerja,
sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil
kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
organisasi berfungsi secara efektif dan sesuai dengan sasaran organisasi, maka
organisasi harus memiliki kinerja karyawan yang baik yaitu dengan melaksanakan
6
7
kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–
merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang
pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran
serta tingkat motivasi pekerja. Apabila kinerja tiap individu atau karyawan baik,
sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil yang diharapkan. Menurut Guritno
dan Waridin (2014:22) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai
oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sementara Hakim (2014:44)
mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu disesuaikan
dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu
periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar
kualitas kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan
sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
tertentu dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan
kepadanya.
8
faktor motivasi (motivation). Sedangkan menurut Keith Davis dalam Anwar prabu
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +skill). Artinya, karyawan
yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang
diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan
yang sesuai dengan keahliannya (the right man on the right place, the right
man on the right job).
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan
yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri karyawan
untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang
karyawan harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental,
fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang karyawan harus siap mental, mampu
secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta
jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan
pekerjaan yaitu :
a. Hasil Kerja
Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat
diukur dengan dihitung kuantitas dan kualitasnya. Misalnya kuantitas dari
hasil kerja seorang buruh pabrik sepatu adalah berapa banyak pasang
sepatu yang dihasilkan dalam masa penilaian dibagi dengan jumlah hari
dalam penilaian. Kualitasnya adalah seberapa baik sepatu yang dihasilkan
atau apakah sepatu-sepatu itu memenuhi standar kualitas produksi atau
tidak.
b. Perilaku Kerja
Seorang karyawan ketika berada ditempat kerjanya memiliki dua perilaku,
yakni perilaku pribadi dan perilaku kerja. Prilaku pribadi adalah prilaku
yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya cara berbicara,
cara berjalan dan cara lainnya yang berhubungan dengan perilaku pribadi.
Sedangkan perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang berhubungan
dengan pekerjaan, misalnya kerja keras, ramah terhadap pelanggan, dan
disiplin dalam bekerja.
c. Sifat Pribadi yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
Sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan adalah sifat pribadi yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya. Sebagai manusia, karyawan
mempunyai banyak sifat pribadi yang dibawa sejak lahir dan berkembang
ketika dewasa. Untuk melaksanakan sesuatu jenis pekerjaan, diperlukan
sifat pribadi tertentu. Suatu pekerjaan hanya dapat dikerjakan oleh seorang
karyawan jika mempunyai sifat pribadi tertentu. Misalnya seorang
pramusaji restoran disyaratkan mempunyai sifat bersih, tidak kotor dan
wajahnya selalu ceria ketika melayani pelanggan.
kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal “Faktor internal yaitu
kinerja dapat bersumber dari dalam individu karyawan maupun dari luar individu.
potensi karyawan secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan atau program
yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada di dalam suatu organisasi.
seserang.”
sangat perlu dilakukakan, karena dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap setiap
karyawan untuk proses tindak lanjut setelah mengetahui apa kekurangan dan
kelebihan dari kinerja bawahannya, maka kepala bidang dan kepala dinas dapat
mengetahui tindakan apa yang harus diambil untuk mengatasi kekurangan serta
keputusan yang strategis mengenai hasil evaluasi kinerja serta komunikasi yang
telah dilakukan oleh atasan dan bawahan sehingga tujuan instansi akan cepat
tercapai.
11
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Indikator kinerja menurut
kinerja, yaitu :
1. Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa
yang seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang karyawan bekerja dalam
satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap
karyawan itu masing-masing.
3. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan
pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
masalah dan mencapai tujuan dalam suatu kelompok. Kemudian Griffin (2016:33)
pekerja yang berfungsi sebagai satu unit, biasanya hampir tanpa supervisi, untuk
14
dengan pekerjaan”.
bentuk khusus kelompok kerja yang harus diorganisasi dan dikelola secara
kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah
tugas. Dengan bekerja dalam tim diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan
sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang
diinginkan
menetapkan iklim di mana orang bersedia memberikan yang terbaik dari diri
mereka. Oleh karena itu, anggota tim harus bekerja secara efektif dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Griffin (2016:33) merinci ada 4 (empat) kekuatan
b. Individu seharusnya merasa dirinya penting bagi nasib kelompok. Satu hal
yang akan menjadikan anggota tim bahwa kerjanya sangat penting bagi
kelangsungan nasib kelompoknya adalah melalui penggunaan teknik
penjelasan peran (role clarification) dan negosiasi (negotiation).
c. Kontribusi individual seharusnya sangat diperlukan, unik, dan teruji.
Dampak keengganan sosial sangat berkurang pada anggota tim yang
merasa kerja mereka bermanfaat bagi keberhasilan tim secara menyeluruh.
d. Seharusnya ada tujuan tim yang jelas dengan umpan balik kinerja yang
tetap. Penting bagi para individu mempunyai tujuan yang jelas dan umpan
balik kinerja (performance feedback) yang sama pentingnya bagi tim
secara keseluruhan. Tujuan dapat berfungsi sebagai motivator keberhasilan
tim jika umpan balik kinerja tercapai secara akurat.
menunjukkan peranan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif, yaitu :
a. Anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan
baik dengan dukungan bersama, dan mempunyai rasa saling
ketergantungan, rasa saling memiliki tim dengan tugas pekerjaannya.
b. Anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan
pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja secara terbuka, dapat
mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan
pertanyaannya disambut dengan baik.
c. Anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk
mengembangkan ketrampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk
itu mendapat dukungan dari tim.
d. Anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang
biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan
konstruktif (bersifat memperbaiki).
e. Anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa
pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak
berhasil membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan
merupakan persesuaian.
1. Koordinasi
Koordinasi dilakukan oleh sebuah tim agar lebih efektif daripada kerja
secara individual. Menurut West (2014:95) yaitu “telah banyak riset
membuktikan bahwa kerjasama secara berkelompok mengarah pada
16
efisiensi dan efektivitas yang lebih baik, hal ini sangat berbeda dengan
kerja yang dilaksanakan oleh perorangan”. Kepercayaan
2. Kepercayaan
Menurut Maxwell (2015:293) “kepercayaan yang disebut dengan
trustadalah keyakinan bahwa seseorang sungguh-sungguh dengan apa
yang dikatakan dan dilakukannya.
3. Kekompakan
Kekompakan tim menurut Dewi (2015:58) memberikan pengertian
mengenai kekompakan bahwa kekompakan adalah bekerja sama bersatu
padu, teratur dan rapi dalam menghadapi suatu pekerjaan yang ditandai
adanya saling tergantung satu sama lain
Sofyandi dan Garniwa (2016:21) Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang
situasi kerja, kerja sama dengan pimpinan dan dengan sesama karyawan”. Hal
17
yang sama juga diungkapkan oleh Blum (2017:67) dimana ”kepuasan kerja
berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan, situasi kerja
kerja akan tercapai jika seluruh atau sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi.
theory.
aspek yaitu :
lingkungan pekerjaan.
c. Kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap
pekerja
19
dilihat yaitu dari kepuasan terhadap kondisi lingkungan kerja, kepuasan terhadap
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja itu merupakan segala sesuatu yang
erat hubungannya dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan sendiri dan
biasanya lebih cenderung dengan situasi yang menyenangkan, baik situasi dalam
cerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Berdasarkan definisi
1. Menyenangi Pekerjaannya
Orang yang menyadari betul arah kemana ia menjurus, mengapa ia
menempuh jalan itu, dan bagaimana caranya ia harus menuju sasarannya.
Ia menyenangi pekerjaannya karena ia bisa mengerjakannya dengan baik.
2. Mencintai Pekerjaannya
Memberikan sesuatu yang terbaik mencurahkan segala bentuk perhatian
dengan segenap hati yang dimiliki dengan segala daya upaya untuk satu
tujuan hasil yang terbaik bagi pekerjaannya. Karyawan mau
mengorbankan dirinya walaupun susah, walaupun sakit, dengan tidak
mengenal waktu, dimanapun karyawan berada
3. Moral Kerja
Kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan.
21
4. Kedisiplinan
Kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan atau ketertiban.
5. Prestasi Kerja
Hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan
serta waktu.
yaitu:
a. Kedudukan/Jabatan (posisi)
b. Pangkat (golongan)
c. Umur
d. Jaminan Finansial dan Jaminan Kerja
e. Budaya Organisasi
f. Konflik Peran
g. Mutu Pengawasan
Karyawan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Sam Ratulangi. Hasil penelitian
kinerja karyawan.
signifikan terhadap kinerja karyawan PT. BPR Binartha Luhur dan Koperasi
memiliki kepuasan kerja yang tinggi dengan menunjukkan hasil analisis nilai
dan PD BPR Bank Daerah Gunungkidul memiliki kinerja yang tinggi dengan nilai
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Karyawan Non Medis
pengaruh yang kuat dan signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja
Peningkatan Kinerja Karyawan. Untuk lebih jelas perhatikan Tabel II-1 berikut :
Tabel II-1
Penelitian Terdahulu
Judul Hasil
No Peneliti Persamaan Perbedaan
Penelitian penelitian
1. Agatha Pengaruh Variabel Variabel Kerjasama tim
Cristine Kompensasi, Y: X: dan kepuasan
Panggiki Kerjasama Tim kinerja Kompensasi kerja
(2017) dan Kepuasan karyawan berpengaruh
Kerja Terhadap positif dan
kinerja Variabel signifikan
karyawan pada X: terhadap
AJB Kerjasama kinerja
Bumiputera Tim dan karyawan pada
1912 Cabang Kepuasan kinerja
Sam Ratulangi Kerja karyawan pada
AJB
Bumiputera
1912 Cabang
Sam Ratulangi
2. Margotje Pengaruh Variabel Variabel Teamwork dan
(2018) Teamwork Dan Y: X: budaya kerja
Budaya Kerja kinerja Budaya secara simultan
Terhadap karyawan Kerja berpengaruh
Kinerja signifikan
Karyawan Variabel terhadap
Yayasan Titian X: kinerja
Budi Luhur Di Kerjasama karyawan PT.
Kabupaten Tim BPR Binartha
Parigi Luhur dan
Moutong Koperasi
(2018) Simpan Pinjam
(KSP) Budi
Luhur
Wahyu Pengaruh Variabel Variabel Kepuasan
Setyawibowo Kepuasan Kerja Y: X: Kerja
(2017) Terhadap kinerja Kerjasama berpengaruh
3. Kinerja karyawan Tim signifikan
Karyawan PD Variabel terhadap
Bpr Bank X: kinerja
Daerah Kepuasan karyawan PD
24
pelanggan dengan cara yang lebih untuk dapat memuaskan dari apa yang
adanya teamwork maka pekerjaan yang di berikan akan terkontrol dengan baik,
selain itu dapat memenuhi target tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu
melainkan dibentuk oleh perusahaan itu sendiri, maka dari itu kepuasan kerja
kepuasan yang tinggi, karena dengan adanya kepuasan yang tinggi dari karyawan
maka karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar yang diberikan perusahaan
dan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan akan mencapai tujuan perusahaan
tersebut.
berikut ini :
Kerja Sama
Tim (X1) H1
Kinerja
Kepuasan Kerja H2 Pegawai (Y)
(X2)
H3
Gambar II-1
Kerangka Pemikiran
Sumber : Di adopsi dari penelitian sebelumnya Agatha Cristine Panggiki (2017), dan di
kembangkan oleh peneliti.
26
Aceh