TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
tetap berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal agar sesuai
Kinerja yang baik akan selalu mencerminkan rasa tanggung jawab yang
besar dalam setiap tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini dinyatakan
kinerja karyawan dapat mendorong semangat para karyawan, maka dari itu
pengertian. Pengertian kinerja tersebut menurut beberapa para ahli yaitu sebagai
berikut.
adalah hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/mental
8
9
kinerja merupakan hasil yang di produksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau
4. Menurut Siswanto (2015) kinerja ialah prestasi yang dicapai oleh seseorang
bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
disepakati bersama.
merupakan perbandingan hasil kerja yang di capai oleh karyawan dengan standar
yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang baik
kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab
fisik pegawai.
(keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal yang
10
keamanan kerja).
b. Pendidikan.
c. Keterampilan.
d. Manajemen kepemimpinan.
e. Tingkat penghasilan.
g. Jaminan sosial.
h. Iklim kerja.
j. Teknologi.
k. Kesempatan berprestasi.
adalah:
a. Sasaran.
b. Standar.
c. Umpan balik.
d. Peluang.
e. Sarana.
f. Kompetensi.
g. Motivasi.
1. Kualitas (mutu)
suatu produk, maka kinerja makin baik, demikan pula sebaliknya jika kualitas
2. Kuantitaas (jumlah)
pekerjaannya. Artinya, ada pekerjaan batas waktu minimal dan maksimal yang
harus dipenuhi.
Kinerja sering kali dikaitkan dengan kerja sama antar karyawan dan
antar pimpinan. Hubungan ini sering kali juga dikatakan sebagai hubungan
kerja sama antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
5. Penekanan biaya
dianggarkan tersebut merupakan sebagai acuan agar tidak melebihi dari yang
sudah dianggarkan.
6. Pengawasan
tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi yang disukai yang sering diterapkan oleh seorang pemimpin
bawahannya.
seorang pimpinan yang menunjukkan suatu sikap yang menjadi ciri khas tertentu
tercapai atau dapat pula di katakan pola prilaku dan strategi yang di terapkan oleh
seorang pemimpin.
1. Kepemimpinan Otoriter
sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu
pengambilan keputusan.
2. Kepemimpinan Partisipasi
keputusan.
3. Kepemimpinan Delegasi
tipe, yaitu:
15
a. Tipe Otokratik
lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin
c. Tipe Paternalistik
berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai
d. Tipe Kharismatik
pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat
e. Tipe Militeristik
formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
f. Tipe Pseudo-Demokratik
kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus dan samar-
samar.
g. Tipe Demokratik
dan nasihat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk
kepemimpinan, yaitu:
gaya kepemimpinan.
pemimpin.
Berbicara indikator, maka ada hubungannya dengan alat ukur. Alat ukur
7. Pengakuan atas status para anggota organisasi secara tepat dan professional.
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam
satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu
dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula
keseluruhan.
para ahli:
Menurut Trice dan Bayer dalam Fachreza, Said Musnadi, dan M. Shabri
Abd Majid (2018), budaya organisasi ternyata semakin marak berkembang sejalan
19
dipinjam dari disiplin ilmuan tropologi dan sosiologi, sesuai dengan makna
begitu luas sehingga dapat dilihat beragam sudut pandang. Namun dalam proses
adaptasi, kebanyakan berpendapat bahwa inti budaya adalah sistem nilai yang
adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan
eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh
karena itu diajarkan atau diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara
sebuah keyakinan, sikap, dan nilai yang umumnya dimiliki, yang timbul dalam
melakukan sesuatu disini. Dikuti dalam jurnal Deni Sulistiawan, Sukisno S. Riadi,
Dikutip dalam jurnal Enno Aldea Amanda, Satrijo Budiwibowo, dan Nik
yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi
20
Darodjat (2015).
Dari teori-teori menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa budaya
dalam suatu organisasi untuk berhasil menciptakan budaya yang baik dalam
perusahaan.
adalah indikator pengukur budaya organisasi yang dikemukakan oleh Aput Ivan
Alindra (2015):
Kadar seberapa jauh karyawan didorong untuk inovatif dan berani untuk
organisasi.
3. Orientasi hasil
Kadar seberapa jauh pimpinan berfokus pada hasil atau output yang dihasilkan
dinilai dari kuantitasnya saja atau juga dinilai dari kualitas dan keefisienan
dalam penyelesaiannya.
21
4. Orientasi orang
5. Orientasi tim
perorangan.
6. Keagresifan
7. Kemantapan/stabilitas
yaitu:
dicapai dengan mendorong kerja sama antara pegawai. Tipe kebudayaan klan
ini sangat berpusat pada pegawai dan perusahaan untuk memenuhi kepaduan
karyawan.
22
fokus eksternal yang kuat serta menghargai stabilitas dan kontrol. Organisasi-
fokus internal yang menghasilkan keuntungan kerja yang lebih formal dan
yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenali dan terikat pada
Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Putu dan I Wayan (2017) komitmen
kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi,
kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi dan tingkat sampai sejauh mana
adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta
tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Tiga dimensi
keluarganya.
konflik peran dalam pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dan lain-
lain.
Indonesia, Tbk Cabang Palembang”. Hasil peneletian ini adalah variabel gaya
kepemimpinan (X1) dan budaya organisasi (X2) secara simultan ada pengaruh
menggunakan variabel bebas (X) yang sama serta variabel tak bebas (Y) yang
sama.
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Depok Sport Center
analisis data berupa uji coba instrument dan analisis statistic deskriptif. Uji
asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji linearitas, uji
positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT.
Pengertian tersebut terungkap bahwa apa yang dilakukan oleh atasan mempunyai
mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik, hal ini akan membuat
aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-
masing individu. Sesuatu yang dimaksud adalah budaya dimana individu berada,
Budaya organisasi adalah sebuah keyakinan, nilai, asumsi atau norma yang telah
berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai
karyawan.
individu lain, kelompok atau organisasi, Putu dan I Wayan (2017). Berarti
karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan melakukan segala usaha agar
dapat mencapai tujuan organisasi. Apabila tujuan organisasi tercapai maka kinerja
berusaha lebih keras dalam mencapai tujuan organisasi. Sehingga komitmen yang
pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik lagi. Komitmen
29
Gambar 4.1
Kerangka Pemikiran
jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan
kuesioner.
CNS Palembang.
30
CNS Palembang.
CNS Palembang.
CNS Palembang.