NURYUNIA ASTUTI
A1B 019 261
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU
TEORI KINERJA GURU
Menurut Kasmir (2016 :182) menyebutkan kinerja merupakan hasil kerja dan perilaku kerja
yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggungjawab yang diberikan dalam
suatu periode tertentu.
Siswanto (2015 :11) Kinerja berasal dari kata job performance yang berarti prestasi kerja yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Menurut Edison (2016) kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama
periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA GURU
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Kasmir (2016 : 189) yaitu :
1. Kemampuan dan keahlian
Merupakan kemampuan atau skill yang dimilki seseorang dalam suatu pekerjan. Semakin memiliki kemampuan dan
keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar, sesuai dengan yang telah ditetapkan.
2. Pengetahuan
Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik,
demikian pula sebaliknya.
3. Rancangan kerja
Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan karyawan dalam mencapai tujuannya.
4. Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu sama lainnya. Seseorang yang memiliki kepribadian atau
karakter yang baik, akan dapat melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh penuh tanggung jawab sehingga hasil pekerjaannya
juga baik.
5. Motivasi kerja
Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan.
Jika memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau dorongan dari luar dirinya, maka karyawan akan terangsang atau
terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA GURU
Lanjutan …….
6. Kepemimpinan
Kepemimpianan merupakan perilaku seseorang pemimpin dalam mengatur, mengelola dan memerintah
bawahannya untuk mengerjakan suatu tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.
7. Gaya kepemimpinan
Merupakan gaya atau sikap seseorang pemimpin dalam mengahadapi atau memerintahkan bawahannya.
8. Budaya organisasi
Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan dimiliki suatu organisasi atau perusahaan.
9.Kepuasan kerja
Merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika
karyawan merasa senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil pekerjaannya pun akan berhasil baik.
10. Lingkungan kerja
Merupakan suasana atau kondisi lokasi tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasana, serta
hubungan kerja dengan sesama rekan kerja.
11. Loyalitas
Merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela perusahaan dimana tempatnya bekerja.
12. Komitmen
Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan atau peraturan perusahaan dalam bekerja.
13. Disiplin kerja
Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas kerjanya secara sungguh-sungguh.
INDIKATOR KINERJA GURU
Menurut Supardi (2014:73) kinerja guru adalah kemampuan dan keberhasilan guru dalam
Persamaan Sama – sama meneliti tentang variabel gaya kepemimpinan dan motivasi sebagai variabel bebasnya , juga
variabel terikatnya yaitu kinerja guru.
Perbedaan Perbedaanya yaitu pada lokasi penelitian, kemudian penelitian yang terdahulu menggunakan analisis deskriptif ,
sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan analisis regresi linier berganda. Penelitian yang terdahulu
menggunakan 3 variabel bebas dan 2 variabel terikat yaitu variabel gaya kepemimpinan (X1) , motivasi (X2),
budaya organisasi(X3), kepuasan kerja (Y1)dan kinerja guru(Y2). Sedangkan penelitian yang sekarang
menggunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yaitu gaya kepemimipinan (X1) , motivasi (X2), dan
kinerja guru (Y)
PENELITIAN TERDAHULU
Pemimpin mempunyai tanggung jawab menciptakan kondisi-kondisi yang merangsang anggota agar dapat mencapai tujuan yang
ditentukan. Gaya kepemimpinan menjadi cermin kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok. Seorang
pemimpin harus mampu menjaga keselarasan antara pemenuhan kebutuhan individu dengan pengarahan individu pada tujuan
organisasi. Menurut Thoha (2012:49) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Hasibuan (2016:170) menyatakan bahwa
gaya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan yang bertujuan untuk mendorong gairah kerja,
kepuasan kerja dan produktivitas karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi yang maksimal .
Hal ini di dukung dan sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Solahudin (2018), Zulfiter (2020), Fathonah,A.L(2017), Riyadi(2011),Adang,R (2018) yang menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Dari uraian tersebut ,maka dapat diajukan perumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
H1 : Diduga gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
PERUMUSAN HIPOTESIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu kinerja seorang guru. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi
pada seorang guru tergantung pada seberapa intensitas motivasi yang diberikan.. Motivasi adalah kekuatan pendorong bagi
seseorang untuk melakukan kegiatan yang diwujudkan dengan tindakan nyata. Menurut Hasibuan dalam (Sutrisno, 2017)
“Mengemukan bahwa motivasi adalah perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kompri (2016:65) menyatakan, “motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat
menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan.
Hal ini di dukung dan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi,J( 2017 ) , Jense,T.L(2020), Ismail(2020), solahudin (2018), Zulfiter (2020),
Fathonah,A.L(2017) menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
H2 : Diduga motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
KERANGKA KONSEPTUAL
GAYA KEPEMIMPINAN
KINERJA GURU
MOTIVASI KERJA
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat asosiatif. Menurut Sugiyono (2014:44) penelitian asosiatif yaitu
“Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan
antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya variable bebas ( gaya kepemimpinan dan motivasi kerja ) terhadap
variabel terikat ( kinerja guru )
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
a. Lokasi penelitian
penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Mataram yang
berlokasi di Jalan DR. Soedjono Jl. Lingkar Selatan
No.14, Dasan Cermen, Kec. Sandubaya, Kota Mataram,
Nusa Tenggara Barat, Kode pos 83232.
b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai bulan
Agustus 2022.
POPULASI
Sumber Data
a. Data primer
Menurut Sugiyono (2017;193) yang dimaksud data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden.
b. Data sekunder
Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
adapaun data sekunder dalam penelitian ini antara lain catatan dari hasil wawancara ,
artikel , dokumen profil SMP 19 Negeri 19 Mataram , dan literatur lain yang mendukung
SKALA PENGUKURAN
Nilai skor tertinggi dalam penelitian ini adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, yang berasal dari skala
penilaian kuisioner dan jumlah interval adalah 5, dengan demikian dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Kemudian rata-rata masing-masing variabel dimasukan kedalam kelas-kelas tersebut untuk mengetahui hasil penelitian.
Dimana cara menghitung interval atau rentang yaitu:
Interval diatas dapat dijadikan pedoman untuk menentukan batas setiap kelas dan akhirnya tiap-tiap kelas dapat digunakan untuk
memasukan rata-rata masing-masing variabel untuk mengetahui hasil penelitian.
SKALA PENGUKURAN
Tabel Rentang Kategori Nilai
Kategori Nilai
Kategori Variabel
1 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61- 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Gaya Kepemimpinan Sangat Tidak Kurang Cukup Efektif Efektif Sangat Efektif
UJI RELIABILITAS
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner penelitan yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk . Pengukuran reliabilitas
dilakukan dengan cara One Shot (pengukuran sekali saja) yaitu pengukurannya dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan (Ghozali, 2018:45). Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Cornbach Alpha (α) yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cornbach Alpha > 0,70, sedangkan untuk memudahkan perhitungan dalam uji reliabilitas ini di gunakan alat bantu komputer dengan
program SPSS (Statistical Package for Social Science) (Ghozali, 2018:45).
VARIABEL PENELITIAN
Identifikasi Variabel
Identifikasi Variabel
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi variabel yang akan dianalisis sebagai berikut :
Kinerja guru ( Y )
Gaya Kepemimpinan (X1)
Motivasi Kinerja ( X2 )
Klasifikasi Variabel
- Menurut (Sugiyono, 2015:96) “variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah gaya kepemimpinan ( X1 ) dan motivasi kerja ( X2 )
- Menurut (Sugiyono, 2015:97) “variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
kinerja guru ( Y )
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Kinerja Guru ( Y )
Kinerja merupakan tanggapan / persepsi kepala sekolah terhadap guru dimana
kinerja guru merupakan kemampuan dan usaha guru SMP Negeri 19 Mataram
untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik – baiknya dalam perencanaan
program pengajaran , pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran .
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Menurut Supardi (2014:73) kinerja guru adalah kemampuan dan keberhasilan guru
indikator :
Gaya Kepemimpinan ( X1 )
Gaya kepemimpinan adalah tanggapan / persepsi para guru SMP Negeri 19
Mataram terhadap cara bertindak sebagai pemimpin , dalam hal ini kepala sekolah
SMP Negeri 19 Mataram dapat mempengerahui prilaku bawahannya agar mau
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Menurut Kartono dalam Lisa Paramita (2017,p.13) indikator Gaya Kepemimpinan sebagai berikut :
1. Kemampuan Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan adalah bagaimana kepala sekolah SMP Negeri 19 Mataram mengambil
suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
2. Kemampuan Memotivasi
Kemampuan memotivasi adalah bagaimana kepala sekolah SMP Negeri 19 Mataram memiliki daya pendorong yang
mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya
3. Kemampuan Komunikasi
Kemampuan komunikasi adalah bagaimana kepala sekolah SMP Negeri 19 Mataram memiliki kecakapan atau kesanggupan
penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan
dengan baik, secara langsung lisan atau tidak langsung.
4. Kemampuan Mengendalikan Bawahan
Adalah bagaimana kepala sekolah SMP Negeri 19 Mataram memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau jabatan secara efektif dan pada tempatnya.
5. Tanggung Jawab
Adalah bagaimana kepala sekolah SMP Negeri 19 Mataram memiliki memiliki tanggung jawab kepada bawahannya.
6. Kemampuan Mengendalikan Emosional
bagaimana kepala sekolah SMP Negeri 19 Mataram memiliki kemampuan mengendalikan emosi sehingga semakin mudah kita
mengendalikan emosi akan mudah pula meraih kebahagiaan.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Motivasi Kerja ( X2 )
Motivasi kerja yaitu tanggapan/persepsi dari para guru SMP Negeri 19
Mataram terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan,
senang hati dan sungguh- sungguh untuk mencapai hal spesifik sesuai
dengan kemauan diri untuk tujuan tertentu yang ingin dicapai.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Indikator untuk mengukur motivasi kerja menurut Syahyuti (2010:93) yaitu:
1. Dorongan mencapai tujuan
Yaitu bagaimana para guru SMP Negeri 19 Mataram mempunyai motivasi kerja yang tinggi maka dalam dirinya
mempunyai dorongan yang kuat untuk mencapai kinerja yang maksimal, yang nantinya akan / berpengaruh terhadap
tujuan dari suatu perusahaan atau instansi.
2. Semangat kerja
Yaitu bagaimana para guru SMP Negeri 19 Mataram mempunyai semangat kerja yang baik yang menimbulkan
kesenangan agar mendorong seseorang untuk bekerja lebih giat dan lebih baik serta konsekuen dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh organisasi
3. Inisiatif kreatifitas
Yaitu bagaimana para guru SMP Negeri 19 Mataram mempunyai Inisiatif untuk memulai atau meneruskan suatu
pekerjaan dengan penuh energy tanpa ada dorongan dari orang lain atau atas kehendak sendiri.
4. Kreatifitas
Yaitu bagaimana para guru SMP Negeri 19 Mataram mempunyai kreatifitas untuk menemukan hubungan-hubungan
baru dan membuat kombinasi - kombinasi yang baru sehingga dapat menemukan suatu yang baru.
5. Rasa Tanggung Jawab
Yaitu bagaimana para guru SMP Negeri 19 Mataram mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka
lakukan sehingga pekerjaan tersebut mampu diselesaikan secara tepat waktu.
Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Pada proses wawancara , peneliti menggunakan alat bantu perekam yaitu handphone
dan buku catatan untuk mengutip pernyataan dari responden. Sedangkan untuk
dokumentasi peneliti diberikan dokumen berupa profil SMP Negeri 19 Mataram
secara lengkap. Pelaksanaan penyebaran angket dan wawancara untuk
mengumpulkan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan , meliputi mempersiapkan kuesioner yang sudah disusun dan
diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang akan diteliti.
2. Tahap pelaksanaan yaitu dengan menyebarkan angket kepada responden.
3. Tahap pengambilan kuesioner , dua minggu setelah dikirimkan kemudian angket
diambil. Pengiriman dan pengambilan angket yang dilakukan secara langsung
bertujuan untuk memperoleh tingkat pengambilan angket yang tinggi.
PROSEDUR ANALISIS DATA
Alat Analisis
Alat analisis yag digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas ( gaya kepemimpinan dan motivasi kerja) terhadap variabel terikat (kinerja guru ). Menurut Ghozali
(2018:95). Model analisis regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar
pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).
Menurut Sugiyono (2017: 275) Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+e
Keterangan:
Y = kinerja guru
a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi gaya kepemimpinan
b2 = Koefisien Regresi motivasi kerja
X1 = gaya kepemimpinan
X2 = motivasi kerja
e = Standard Error
PROSEDUR ANALISIS DATA
Uji Heterokedastisitas memiliki tujuan sebagai penguji apakah dalam sebuah model regresi memiliki
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain jika tetap maka
disebut homokedastisitas dan bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
merupakan homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Penelitian ini untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas menggunakan uji Glejser,
jika nilai signifikan < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas,
jika sebaliknya nilai signifikansi ≥ 0,05 maka terjadi homokedastisitas (Muhson, 2012:26).
PROSEDUR ANALISIS DATA
Uji F
Menurut Ferdinand (2014:239) uji F atau uji kelayakan model dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis
memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel – variabel yang digunakan mampu untuk menjelaskan
fenomena yang dianalisis , uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut uji F merupakan tahapan awal
mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak , layak disini maksudnya adalah model yang diestimasi
layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel – variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nama uji ini disebut sebagai uji F , karena mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One way of Anova.
Apabila nilai prob. F hitung (output SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil dari tingkat kesalahan / eror (alpha)
0,05 diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat diartikan
bahwa model regresi yang di estimasi tidak layak. Kriteria pengambilan keputusan :
- Ho diterima bila F hitung < Ftabel (tidak berpengaruh)
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel (berpengaruh)
PROSEDUR ANALISIS DATA
- Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali,
2012:98). Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara satu variabel independen terhadap variable dependen.
2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara satu variable independen terhadap variabel dependen.
PROSEDUR ANALISIS DATA