Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p.

6-13 p - ISSN : 2301 - 6256


http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

JURNAL MANAJEMEN

Open access available at http://ejournal.lmiimedan.net

Pengaruh Persepsi Penilaian Prestasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja


Karyawan
Daniel Sylvester Simanjuntak 1
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia
Email: danielsimanjuntak620@gmail.com

Kristanty Nadapdap 2
Winarto 3
Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia
Jalan Hang Tuah No. 8, Medan 20152
Info Artikel Abstract
Sejarah Artikel: The aim of this research is to examine the relationship
Diterima Agustus 2017 between performance appraisal perception and job
Disetujui Oktober 2017 satisfaction. The research was conducted among an
Dipublikasikan Desember inspection, testing, certification, training and consultancy
2017 company in North Sumatera, where all the employees
became the respondents. The research used a quantitative
Keywords : descriptive method by using a questionnaire, which has been
Job satisfaction, filled out by 85 respondents. The results show that the
employee, Performance performance appraisal perceptions affect the job satisfaction.
appraisal Theoretical and practical implication will be discussed at the
end of the paper.
PENDAHULUAN Penilaian prestasi kerja merupakan
Karyawan merupakan salah satu suatu hal penting yang harus
faktor penentu keberhasilan perusahaan diperhatikan perusahaan untuk
dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, mengetahui kinerja dari seorang
manajemen perlu mengelola dan karyawan dalam suatu perusahaan.
mengendalikan seluruh sumber daya Penilaian prestasi kerja merupakan
yang ada secara efektif dan efisien, agar bagian dari sistem manajemen yang
rencana yang ditetapkan perusahaan dilandasi oleh kepercayaan bahwa
dapat tercapai. Pengelolaan sumber daya prestasi kerja setiap pekerja berbeda satu
manusia dilakukan dengan menempatkan sama lain. Setiap perusahaan memiliki
karyawan pada tempat yang tepat sesuai metode penilaian prestasi kerja yang
dengan kemampuan dan keterampilan berbeda-beda, hal ini tergantung
masing-masing. Setelah ditempatkan kebijakan manajemen perusahaan
karyawan, manajemen perlu tersebut.
mengendalikan aktivitas dengan Perusahaan melakukan penilaian
melakukan penilaian prestasi kerja. prestasi kerja untuk mengetahui atau
membedakan antara karyawan yang

6 JULI - DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN


Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

berprestasi dan yang kurang berprestasi. karyawan telah melaksanakan


Menurut Handoko (2010:135), penilaian pekerjaannya masing-masing secara
prestasi kerja (performance appraisal) keseluruhan bukan hanya dinilai dari
adalah proses melalui mana organisasi- hasil fisiknya tetapi meliputi berbagai
organisasi mengevaluasi atau menilai hal seperti kemampuan kerja, disiplin,
prestasi kerja karyawan. Biasanya hubungan kerja, prakarsa dan
tindakan penilaian atas prestasi kerja kepemimpinan. Penilaian prestasi kerja
selalu diiringi dengan suatu sistem selain digunakan untuk menilai prestasi
kebijaksanaan terhadap pengembangan kerja karyawan adalah juga mengukur
karir karyawan. kemajuan dalam bekerja dan
Untuk menentukan prestasi seorang kemungkinan karyawan untuk
karyawan tidak dapat ditentukan dengan dipromosikan.
hanya melalui pandangan sekilas, namun Menurut Handoko (2010:135),
harus dilakukan penilaian dengan penilaian prestasi kerja (performance
seksama sehingga diperlukan sistem appraisal) adalah proses melalui mana
penilaian yang tepat. Namun organisasi-organisasi mengevaluasi atau
permasalahan timbul karena hasil menilai prestasi kerja karyawan.
penilaian prestasi kerja karyawan sering Kegiatan ini memperbaiki keputusan-
tidak berhasil membedakan antara keputusan personalia dan memberikan
karyawan yang berprestasi dengan yang umpan balik kepada karyawan tentang
kurang berprestasi yang disebabkan pelaksanaan kerja mereka. Ada beberapa
faktor penilaian yang tidak obyektif. alasan mengapa perlu menilai prestasi
Terdapat banyak karyawan yang merasa kerja karyawan sebagai berikut:
tidak puas dengan nilai prestasi kerja 1. Penilaian prestasi menyediakan
yang diberikan oleh atasan mereka. informasi sebagai dasar pengambilan
Akibatnya para karyawan yang merasa keputusan tentang promosi dan gaji
sudah melakukan pekerjaan dengan baik, 2. Penilaian prestasi menyediakan
tetapi diberi nilai prestasi yang rendah kesempatan untuk bersama-sama
menjadi kurang bergairah atau kurang meninjau perilaku yang berkesan
bersemangat dalam melakukan dengan pekerjaan baik antara atasan
pekerjaan. dan bawahan atau antara bawahan
Penelitian ini dilakukan pada PT. dan atasan
Sucofindo Cabang Medan untuk 3. Penilaian prestasi memungkinkan
mengetahui pengaruh persepsi penilaian antara atasan dan bawahan
prestasi kerja terhadap kepuasan kerja. menyusun suatu rencana untuk
Pada bagian berikutnya akan diuraikan memperbaiki setiap definisi yang
tinjauan pustaka sebagai landasan teori dapat diketahui.
yang digunakan untuk menjawab Menurut Mathis dan Jackson
persoalan penelitian, dan yang akan (2009:77), penilaian prestasi kerja terdiri
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai dari proses-proses mengidentifikasi,
metodologi penelitian. mendorong, mengukur, mengevaluasi,
meningkatkan dan memberi penghargaan
TINJAUAN PUSTAKA terhadap prestasi kerja pada karyawan.
Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Hasibuan (2010:105) juga mengatakan
Penilaian prestasi kerja merupakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah
suatu sistem yang digunakan untuk suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
menilai dan mengetahui apakah seorang
STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 7
Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

dalam melaksanakan tugas-tugas yang pribadi, sebagai dasar untuk pembayaran


dibebankan kepadanya berdasarkan upah, gaji, bonus, alat dalam pemberian
kecakapan, pengalaman dan pelatihan dan juga sebagai dasar dalam
kesanggupan dalam bekerja serta waktu. pemberian nasihat pada karyawan dan
Berdasarkan pengertian tersebut di alat pemberian motivasi”. Notoatmodjo
atas, dapat dikatakan bahwa penilaian (2010:33) mengatakan penilaian prestasi
prestasi kerja merupakan suatu sistem kerja (performance apraisal) dalam
formal dan terstruktur yang digunakan rangka pengembangan sumber daya
untuk mengukur, mengevaluasi perilaku, manusia adalah sangat penting
hasil kerja dan kedisplinan yang mengingat bahwa dalam kehidupan
digunakan sebagai dasar pemberian organisasi setiap orang sumber daya
penghargaan terhadap karyawan yang manusia dalam organisasi ingin
berprestasi. Fokusnya adalah untuk mendapatkan penghargaan dan
mengetahui seberapa produktif perlakuan yang adil dari pimpinan
seseorang karyawan dan apakah dia bisa organisasi yang bersangkutan.
bekerja sama atau lebih efektif pada
Pengertian Kepuasan Kerja
masa yang akan datang. Melaksanakan Pembahasan mengenai kepuasan
penilaian prestasi kerja ditentukan kerja perlu didahului oleh penugasan
standar kerja sebagai pedoman dalam bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah
menentukan karyawan yang berprestasi. hal yang sederhana, baik dalam arti
Tujuan dan Manfaat Penilaian konsepnya maupun dalam arti
Prestasi Kerja analisisnya, karena kepuasan kerja
Prestasi kerja sangat erat mempunyai konotasi yang beraneka
hubungannya dengan produktifitas kerja ragam. Menurut Siagian (2011:295),
karyawan. Selain itu juga berhubungan kepuasan kerja merupakan suatu cara
erat dengan masalah latihan dan pandang seseorang baik yang bersifat
pengembangan, perencanaan karier atau positif maupun bersifat negatif tentang
kenaikan pangkat maupun masalah pekerjaannya. Menurut Handoko
pengupahan. Penilaian terhadap hasil (2010:193), kepuasan kerja (job
pekerjaan karyawan digunakan untuk satisfaction) adalah keadaan emosional
tujuan pendidikan, prestasi kerja, gaji yang menyenangkan atau tidak
dan pemberhentian. Penilaian ini menyenangkan dengan mana para
memungkinkan setiap karyawan karyawan memandang pekerjaan
mengetahui pendapat atasan tentang mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
dirinya dan cara meningkatkan prestasi perasaan seseorang terhadap
kerja di masa mendatang. Oleh karena pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap
itu, penilaian prestasi kerja merupakan positif karyawan terhadap pekerjaan dan
informasi secara rutin yang penting segala sesuatu yang dihadapi di
dalam mengambil kebijaksanaan di lingkungan kerja karyawan itu sendiri.
bidang personalia. Bertitik tolak dari pengertian di atas,
Menurut Hasibuan (2010:135), maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian prestasi kerja dilaksanakan kepuasan kerja merupakan cara pandang
untuk beberapa tujuan yaitu menilai seseorang terhadap pekerjaannya.
tanggung jawab seseorang terhadap Kepuasan kerja tergantung sikap peroleh
pekerjaan sebagai dasar peningkatan dan intrinsik dan ekstrinsik dan tergantung
pengembangan para karyawan secara dari pandangan pemegang pekerjaan
8 JULI - DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

terhadap perolehan tersebut. Unsur terjadinya permintaan berhenti perlu


organisasi dan perilaku orang terhadap selalu diwaspadai, terutama apabila
pekerjaan dianggap sebagai unsur yang terjadi pada tingkat yang dirasakan di
dikandung dalam kepuasan kerja. luar kewajaran. Kewaspadaan demikian
Ukuran lain meliputi pergantian shift penting guna menjamin bahwa “turn
karyawan, keterlambatan dan keluhan over” tersebut tidak terjadi karena
dapat dimasukkan dalam kategori ketidakpuasan banyak karyawan dalam
perilaku. pekerjaannya. Artinya jika permintaan
Persepsi karyawan terhadap pekerjaan tersebut terjadi karena ketidakpuasan,
dapat dilihat dari kebebasan karyawan faktor-faktor penyebabnya perlu segera
mengambil keputusan sesuai kebutuhan, diidentifikasi dan sedapat mungkin
kepedulian pimpinan terhadap pekerjaan diatasi.
karyawan, keseimbangan antara tingkat Menurut Siagian (2011:298),
upah dengan pengorbanan yang indikator yang digunakan untuk
diberikan karyawan, memberikan mengetahui tingkat kepuasan kerja
kesempatan kepada karyawan untuk karyawan adalah:
dipromosikan ke jabatan yang lebih 1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang
tinggi, kerjasama antar teman kerja serta diterima seseorang sebagai akibat dari
lingkungan kerja yang aman dan pelaksanaan kerja apakah sesuai
nyaman, gaya kepemimpinan yang dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
demokratis dimana karyawan 2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi
diikutsertakan daalam pemgambilan pekerjaan yang dilakukan seseorang
keputusan. apakah memiliki elemen yang
Berdasarkan pengertian di atas, dapat memuaskan.
dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah 3. Rekan sekerja, yaitu teman-teman
perasaan senang, di mana terdapat kepada siapa seseorang senantiasa
kesesuaian antara harapan karyawan berinteraksi dalam pelaksanaan
dengan hasil yang mereka terima atas pekerjaan. Seseorang dapat
pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja merasakan rekan kerjanya sangat
dipengaruhi oleh upah, gaya menyenangkan atau tidak
kepemimpinan, supervisor, rekan kerja, menyenangkan.
kesempatan promosi, kebijaksanaan dan 4. Atasan, yaitu seseorang yang
prosedur serta kondisi kerja. Apabila senantiasa memberi printah atau
manajemen mampu memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kerja.
kepuasan kerja bagi para anggota Cara-cara atasan dapat tidak
organisasi, hal ini menjadi ukuran menyenangkan bagi seseorang atau
keberhasilan perusahaan. menyenangkan dan hal ini dapat
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, mempengaruhi kepuasan kerja.
pimpinan perusahaan harus mampu 5. Promosi, yaitu kemungkinan
mengantisipasi perputaran tenaga kerja seseorang dapat berkembang melalui
yang cukup tinggi, karena apabila kenaikan jabatan. Seseorang dapat
perputaran tenaga kerja di luar merasakan adanya kemungkinan yang
kewajaran akan mencerminkan besar untuk naik jabatan atau tidak,
ketidakmampuan manajer untuk proses kenaikan jabatan kurang
memberikan kepuasan kerja bagi terbuka atau terbuka. Ini juga dapat
karyawan. Meskipun demikian,

STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 9


Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

mempengaruhi tingkat kepuasan kerja penambahan jumlah balas jasa, pujian,


seseorang. penghargaan dalam bentuk promosi
6. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan jabatan dan penambahan fasilitas
fisik dan psikologis. kesejahteraan yang memadai dapat
meningkatkan kepuasan kerja para
Kerangka Berpikir dan Hipotesis
Menurut Syamsul Arifin (2010:37) karyawan sehingga semangat dan gairah
bahwa kerangka pemikiran atau juga kerja semakin meningkat yang pada
sering disebut kerangka berfikir adalah akhirnya prestasi kerja juga meningkat
merupakan model konseptual tentang (Siagian, 2014; Parhusip, 2012).
teori hubungan dengan berbagai faktor Berdasarkan uraian di atas,
yang telah diidentifikasi sebagai masalah kesimpulan sementara atau hipotesis
penting. Model/kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah penilaian
penelitian ini dapat dilihat pada gambar prestasi kerja mempunyai pengaruh yang
berikut ini: positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan.
Penilaian Kepuasan METODOLOGI PENELITIAN
Prestasi Kerja Populasi pada penelitian ini adalah
Kerja seluruh tenaga kerja yang terdapat pada
PT. Sucofindo Cabang Medan yang
Gambar 1. Kerangka Berpikir berjumlah 85 orang tenaga kerja. Semua
Penilaian prestasi kerja merupakan anggota populasi dijadikan sampel
bagian dari sistem manajemen yang penelitian. Instrumen penelitian yang
dilandasi oleh kepercayaan bahwa digunakan adalah kuesioner, yang
prestasi kerja setiap pekerja berbeda satu meminta responden untuk menjawab
sama lain. Jadi, suatu sistem manajemen pernyataan-pernyataan terkait dengan
kinerja yang efektif umumnya persepsi penilaian prestasi kerja sebagai
menjalankan dua tujuan: (1) tujuan variabel bebas dan kepuasan kerja
evaluasi yang membiasakan karyawan sebagai variabel terikat. Pernyataan-
tahu dimana posisi dan (2) tujuan pernyataan yang terkait persepsi
pengembangan yang memberikan penilaian prestasi kerja meliputi apakah
informasi dan arahan tertentu kepada penilaian prestasi kerja relevan, diterima,
individu sehingga ia dapat memperbaiki dipercaya, peka dan praktis (Suprianto,
kinerjanya. 2010). Sementara itu, pernyataan-
Menurut Handoko (2010:192) bahwa pernyataan terkait kepuasan kerja
penilaian prestasi kerja berpengaruh meliputi apakah karyawan puas terhadap
positif dengan kepuasan kerja. Suatu gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan sekerja,
sistem penilaian prestasi kerja harus atasan, promosi dan lingkungan kerja
membantu setiap karyawan untuk (Siagian, 2011).
mengerti semakin jelas peranannya, Teknik analisis yang digunakan untuk
mengenali peluang untuk mengambil menguji hipotesis adalah regresi linier
resiko, mengadakan percobaan- sederhana. Sebelum dilakukan uji
percobaan, mengerti kekuatan-kekuatan hipotesis, instrumen penelitian diuji
dan kelemahan-kelemahan diri sendiri dengan menggunakan uji validitas dan
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Jika reliabilitas. Metode yang akan digunakan
karyawan yang berprestasi diberikan untuk melakukan uji validitas adalah
motivasi positif berupa upah insentif, dengan melakukan korelasi antar skor
10 JULI - DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2007). Nilai R2 dapat dilihat
konstruk atau variabel. Konstruk pada Tabel 1 berikut ini.
persepsi penilaian prestasi kerja dan Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
kepuasan kerja dinyatakan valid, sebab koefisien determinasi (R Square) antara
berdasarkan syarat minimum yang persepsi penilaian prestasi kerja dengan
dianggap memenuhi syarat validitas kepuasan kerja adalah sebesar 0,549.
dengan Corrected Item-Total Correlation Artinya, sebesar 54,90 % dari perubahan
> 0,30 (Husein, 2010). kepuasan kerja karyawan dapat
Kedua konstruk penelitian juga diuji dijelaskan oleh perubahan variabel
reliabilitas yang menunjukkan sejauh penilaian prestasi kerja. Sedangkan
mana suatu alat pengukur dapat sisanya 45,10 % dijelaskan oleh variabel
dipercaya atau dapat diandalkan. lain yang tidak dimasukkan sebagai
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, kedua variabel dalam penelitian, seperti faktor
konstruk memiliki nilai Cronbach Alpha motivasi, faktor komitmen organisasi
lebih dari 0,60 sehingga disimpulkan atau faktor gaya kepemimpinan.
bahwa keduanya reliabel (Husein, 2010). Tabel 1
Hasil Uji Determinasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi identitas responden dilihat
berdasarkan jenis kelamin, usia dan
pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin,
sebagian besar karyawan responden
adalah laki-laki, yaitu 55,29 %,
sedangkan perempuan hanya 44,71 % Tabel 2 merupakan ringkasan hasil
dari semua responden. Dari segi usia, analisis regresi linier sederhana.
responden didistribusikan menjadi 4 Berdasarkan tabel tersebut, persepsi
kelompok, yaitu responden yang berusia penilaian prestasi kerja berpengaruh
dari 21 tahun sampai 30 tahun, antara 31 positif dan signifikan terhadap kepuasan
tahun sampai 40 tahun, antara 41 tahun kerja, ditandai dengan nilai p-value 0.00
sampai 50 tahun, dan 51 sampai 60 lebih kecil dari 5%.
tahun ke atas. Kebanyakan responden
Tabel 2
(37,65 %) pada penelitian ini sebagian
Hasil Analisis Regresi Linier
besar berusia 31 – 40 tahun dan yang
paling sedikit (15,29 %) adalah usia 51 –
60 tahun. Sementara itu, dilihat dari
tingkat pendidikan responden sebagian
besar adalah Sarjana (36,47 %) dan yang
paling kecil adalah tamatan Magister,
yakni 11,76 %.
Hasil analisis regresi linier disajikan Berdasarkan hasil pengolahan data
pada tabel di bawah ini. Koefisien diperoleh persamaan regresi yaitu: Y =
determinasi (R2) menggambarkan 4,814 + 0,801 X, dimana diperoleh
seberapa jauh kemampuan model dapat konstanta sebesar 4,814 dan koefisien
menerangkan variasi variabel terikat. regresi 0,801. Konstanta 4,814 artinya
Koefisien determinasi merupakan jika penilaian prestasi kerja tidak
ikhtisar yang menyatakan seberapa baik bertambah (0) maka kepuasan kerja
garis regresi mencocokkan data sebesar 4,814. Koefisien regresi sebesar
STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 11
Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

0,801 artinya setiap peningkatan yang perlu ditindaklanjuti pada


penilaian prestasi kerja sebesar 1 satuan penelitian berikutnya. Berdasarkan hasil
akan meningkatkan kepuasan kerja koefisien determinasi, masih terdapat
sebesar 0,801. banyak faktor yang memengaruhi
Tingkat kepuasan kerja perusahaan kepuasan kerja. Penelitian berikutnya
sangat dipengaruhi oleh cara manajemen perlu mengidentifikasi faktor-faktor lain
mengelola sumber daya manusia yang yang berpengaruh terhadap kepuasan
dimiliki, termasuk dalam hal menilai kerja, misalnya faktor motivasi,
prestasi kerja. Berdasarkan hasil komitmen organisasi atau gaya
pengujian hipotesis dapat disimpulkan kepemimpinan. Penelitian berikutnya
bahwa penilaian prestasi kerja perlu mengkombinasikan faktor-faktor
berpengaruh signifikan terhadap tersebut ke dalam sebuah model
kepuasan kerja karyawan. Dengan penelitian yang lebih kompleks.
demikian, semakin tinggi efektivitas
sistem penilaian prestasi pada DAFTAR PUSTAKA
perusahaan maka tingkat kepuasan kerja Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
karyawan juga semakin tinggi. Multivariate Dengan Program SPSS.
BPUniversitas Diponogoro,
KESIMPULAN Semarang.
Berdasarkan data dan hasil analisis yang Handoko, T. Hani, Manajemen
dilakukan, maka hipotesis penelitian Personalia dan Sumber Daya
diterima, artinya persepsi penilaian prestasi Manusia, Edisi Kedua, Cetakan
kerja berpengaruh positif dan signifikan Kesebelas, BPFE, Yogyakarta,
terhadap kepuasan kerja. Hal ini berarti 2010.
bahwa sistem penilaian prestasi kerja di
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen
suatu perusahaan dapat memengaruhi
kepuasan kerja karyawan, sehingga untuk
Sumber Daya Manusia, Cetakan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan Kesembilan, Toko Gunung Agung,
maka perusahaan harus memiliki sistem Jakarta, 2010.
penilaian prestasi yang efektif. Husein, Umar, 2010, Riset Pemasaran
dan Bisnis, Gramedia Pustaka Utama,
Implikasi Manajerial Jakarta.
Ada beberapa implikasi manajerial Mathis, Robert L. dan Jhon H. Jackson.
yang bisa diambil berdasarkan Manajemen Sumber Daya Manusia.
kesimpulan penelitian. Pertama, standar Terjemahan: Jimmy Salibi dan Bayu
penilaian prestasi kerja yang digunakan Prawira, Edisi Kedua, Cetakan
sebagai dasar penilaian perlu diperbaiki Keempat, Salemba Empat, Jakarta,
agar lebih mudah dimengerti atau 2009.
dipahami oleh penilai dan yang dinilai. Parhusip, Mariana, Pengaruh Penilaian
Kedua, para penilaian prestasi kerja Prestasi Kerja terhadap Kepuasan
perlu dilakukan secara objektif sehingga Kerja Karyawan pada PT. Media
nilai yang diberikan menjadi lebih Medan Pers’ Medan, Skripsi,
dipercaya. Ketiga, sistem penilaian Universitas Katolik Santo Thomas
prestasi kerja perlu lebih peka dalam Sumatera Utara, Medan, 2012.
membedakan tingkat keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan. Siagian, Sondang P., Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi,
Saran Penelitian Mendatang
Penelitian ini memiliki keterbatasan
12 JULI - DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 - 6256
http://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/view/8/8

Cetakan Ketigabelas, Bumi Aksara,


Jakarta, 2011.
Suprianto, J., Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Edisi
Pertama, Cetakan Kedua: Erlangga,
Jakarta, 2010.
Siagian, Lisna, Pengaruh Penilaian
Prestasi Kerja terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT. Hilon
Sumatera Medan, Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2014.

STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 13

Anda mungkin juga menyukai