ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi karyawan mengenai sistem penilaian
kinerja mereka di PT. XYZ. Persepsi yang dimaksud adalah seberapa adilkah sistem penilaian
kinerja PT. XYZ, dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan
karyawan terhadap sistem penilaian kinerja itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT. XYZ yang berkantor pusat di Surabaya dengan
menyebarkan kuesioner kepada 80 orang karyawan PT. XYZ dari berbagai fungsi yang berbeda di
perusahaan. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penilaian kinerja yang adil berpengaruh signifikan terhadap
motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan terhadap penilaian kinerja. Secara
individu, semua faktor penilaian kinerja yang adil memiliki dampak yang signifikan terhadap
motivasi karyawan, tetapi untuk kepuasan terhadap penilaian kinerja, hanya keadilan prosedur
yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan terhadap penilaian kinerja.
Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Motivasi, Motivasi Karyawan, Kepuasan terhadap Penilaian Kinerja,
Penilaian Kinerja
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap sistem penilaian
kinerja di PT. XYZ. Persepsi yang dimaksud adalah mengenai keadilan sistem penilaian kinerja
PT. XYZ, dan bagaimana hal tersebut berdampak pada motivasi dan kepuasan karyawan terhadap
sistem penilaian kinerja tersebut.
Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT. XYZ di Surabaya dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada 80 karyawan di segala departemen PT. XYZ. Data yang ada
dianalisa menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penilaian kinerja yang adil memberikan dampak yang signifikan terhadap motivasi dan kepuasan
karyawan terhadap sistem penilaian kinerja. Ketika dianalisa secara individu, semua faktor
penilaian kinerja yang adil memiliki dampak signifikan terhadap motivasi kerja, namun hanya
keadilan prosedur yang memiliki dampak signifikan terhadap kepuasan penilaian kinerja.
Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Motivasi, Motivasi Karyawan, Kepuasan terhadap
Penilaian Kinerja, Penilaian Kinerja.
22
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
Rupp, Mohler, & Schminke (2001), penilaian dan Penilaian kinerja juga merupakan proses pengukuran
perlakuan kinerja yang adil akan memberikan kinerja karyawan, di mana organisasi dapat memperoleh
landasan motivasi bagi karyawan untuk berkembang di informasi mengenai bagaimana kinerja karyawan di dalam
masa yang akan datang, sedangkan menurut McFarlin perusahaan atau bagaimana kinerja mereka dalam
dan Sweeney (1992) sistem penilaian kinerja yang pekerjaan mereka (Noe et al, 2010). Penilaian kinerja
adil akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan adalah
terhadap penilaian kinerja. Dengan demikian penelitian
ini akan menguji dampak dari penilaian kinerja terhadap
motivasi karyawan untuk berkembang dan kepuasan
terhadap penilaian kinerja.
Pentingnya Penelitian
Untuk memperkuat posisinya, PT. XYZ beralih ke
sumber eksternal dan internal. Untuk eksternal, mereka terus
mencari orang-orang berbakat di luar perusahaan
untuk direkrut, sementara untuk internal, mereka terus
mengembangkan karyawan mereka sendiri. Untuk
memastikan bahwa PT. XYZ dapat mempertahankan dan
mengembangkan diri di masa depan, mereka
membutuhkan strategi yang tepat dan untuk
menjalankan strategi tersebut, mereka membutuhkan
karyawan yang termotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya dan puas dengan penilaian kinerja
perusahaan. Salah satu cara untuk memastikan bahwa
karyawan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan
puas dengan penilaian kinerja adalah dengan memastikan
bahwa mereka mendapatkan penilaian kinerja yang adil atas
kinerja mereka. Oleh karena itu, penting bagi PT. XYZ
untuk melakukan penilaian kinerja yang adil terhadap
karyawannya, yang tidak hanya mengukur kinerja
karyawan saat ini, tetapi juga mengetahui pelatihan yang
sesuai yang dibutuhkan, area mana yang masih
kurang, dan bahkan pertimbangan kenaikan jabatan
dan kenaikan gaji, yang ditentukan oleh penilaian
kinerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep & definisi merupakan konsep-konsep yang
berkaitan dengan penelitian ini, dan bagaimana
konsep tersebut dapat membantu dalam
mendefinisikan masalah penelitian. Konsep & definisi
yang dikemukakan di sini akan menguraikan teori-teori
yang berkaitan dengan Keadilan Penilaian Kinerja,
Motivasi, dan Kepuasan terhadap Penilaian Kinerja.
Motivasi Karyawan
Motivasi karyawan sering dianggap sebagai
24
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
bekerja di perusahaan (Jones & George, 2008). Artinya, dari penilaian kinerja tersebut. Seperti yang telah dikatakan
motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat sebelumnya,
meningkatkan kinerja karyawan. Kreitner (1995)
mendefinisikan motivasi sebagai dorongan dari
keadaan psikologis seseorang yang menggerakkan perilaku
dan arahnya. Ketika seorang karyawan tidak memiliki
motivasi dalam pekerjaannya, mereka tidak hanya akan
menjadi tidak produktif, tetapi juga tidak bersemangat
dan tidak berpartisipasi penuh dalam pekerjaannya.
Motivasi yang akan dianalisa di sini adalah motivasi
karyawan untuk berkembang setelah proses penilaian. Hal
ini didefinisikan sebagai keinginan pribadi karyawan
untuk meningkatkan pekerjaan dan kinerja mereka
setelah mereka menerima umpan balik dan menggunakan
hasilnya untuk membantu mereka memperbaiki diri (Ilgen,
et al, 1979). Sementara itu, hal ini juga dapat didefinisikan
sebagai motivasi untuk perbaikan di masa depan dari
karyawan yang didasarkan pada hasil sistem penilaian
kinerja mereka (Roberson & Stewart, 2006).
METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah penilaian kinerja yang adil memiliki pengaruh
terhadap motivasi dan juga kepuasan terhadap penilaian
kinerja karyawan PT. XYZ. Metode penelitian yang
dipilih oleh penulis adalah causal-explanatory study,
karena melalui causal-explanatory study, penulis dapat
mengetahui dampak dari variabel-variabel yang
dinyatakan melalui jawaban yang diberikan oleh
responden mengenai tujuan penelitian, serta membuat
hubungan antar variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah keadilan penilaian kinerja, motivasi kerja dan
kepuasan terhadap penilaian kinerja. Keadilan
penilaian kinerja akan menjadi variabel independen
dalam penelitian ini, sedangkan motivasi dan
kepuasan karyawan terhadap penilaian kinerja akan
menjadi variabel dependen dalam penelitian ini.
Keadilan penilaian kinerja akan dibagi menjadi tiga
segmen
26
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
untuk mengukur keadilan dalam penilaian kinerja, yaitu; Ghozali, 2011).
keadilan distributif, keadilan prosedur, dan keadilan Untuk mengukur dampak dari penilaian kinerja yang
interaksi. Keadilan distributif memiliki empat elemen, adil terhadap motivasi dan kepuasan karyawan terhadap
keadilan prosedur memiliki tujuh elemen, sedangkan penilaian kinerja, penelitian ini menggunakan regresi
keadilan interaksi memiliki empat elemen. Semua linier berganda
elemen keadilan penilaian kinerja tersebut merupakan
hasil penelitian Colquitt et al (2001). Motivasi
karyawan akan melihat motivasi karyawan untuk
berkembang setelah proses penilaian, dan ada empat
elemen untuk mengukurnya. Kepuasan terhadap
penilaian kinerja adalah seberapa puas karyawan terhadap
sistem penilaian dan memiliki enam elemen. Elemen-
elemen untuk kepuasan terhadap penilaian kinerja
merupakan bagian dari skala yang dibuat oleh Cook
dan Crossman (2004).
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data
demografi sampel serta data yang berhubungan dengan
keadilan penilaian kinerja serta motivasi dan kepuasan
karyawan terhadap penilaian kinerja. Jenis data yang
digunakan untuk penelitian ini adalah nominal,
ordinal, dan interval. Nominal dan ordinal akan digunakan
untuk pertanyaan demografi, sedangkan interval digunakan
untuk bagian utama dari kuesioner dan dalam bentuk
Skala Likert 5 poin. Metode pengumpulan data akan
dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada
karyawan PT. XYZ. Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah simple random sampling.
Untuk memastikan bahwa penelitian akan
memiliki data yang tepat, penting untuk menguji apakah
indikator-indikator tersebut valid dan reliabel atau tidak.
Cooper & Schindler (2011) mendeskripsikan validitas
sebagai "Sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang
sebenarnya ingin kita ukur" (Cooper & Schindler,
2011, p.280). Ghozali (2011) menjelaskan bahwa uji
validitas dilakukan dengan membandingkan dua nilai r
yang berbeda. Nilai r yang dibandingkan adalah r-tabel dan
nilai r dari kuesioner (r-data variabel) melalui kolom
Correlated Item-Total Correlation. Nilai dari kolom
tersebut harus lebih besar dari nilai r-tabel yang
diperoleh dengan menggunakan degree of freedom (df): n -
2 (n adalah jumlah sampel).
Keandalan, menurut Cooper & Schindler (2011),
adalah tentang bagaimana prosedur pengukuran cukup
akurat dan tepat. Mereka kemudian melanjutkan bahwa
reliabilitas adalah tentang bagaimana pengukuran tetap
stabil dan bebas dari kesalahan acak. Ghozali (2011)
menyatakan bahwa ada dua cara untuk mengukur
reliabilitas, yaitu melalui pengukuran berulang (repeated
measure) dan pengukuran sekali saja (one shot measure).
Repeated measure adalah metode dimana responden
yang sama akan ditanyai oleh peneliti dalam rentang
waktu yang berbeda dan akan diukur berdasarkan
konsistensi jawabannya. One shot measure adalah
pengukuran ketika responden hanya ditanya sekali, dan
jawabannya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk
mengukur korelasi antar jawaban. Analisis reliabilitas SPSS
akan digunakan untuk mengukur Cronbach Alpha, di
mana variabel akan dianggap reliabel jika nilainya sama
dengan atau lebih tinggi dari 0,70. Semakin dekat alpha
dengan 1.00, maka semakin reliabel (Nunnally dalam
27
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
analisis. Cooper & Schindler (2011) mendefinisikan signifikansi, maka hal ini menunjukkan bahwa
bahwa regresi berganda adalah ketika lebih dari satu variabel independen tidak memberikan dampak yang
variabel independen atau nilai x digunakan untuk signifikan terhadap variabel dependen. Untuk nilai t-
memprediksi hasil dari nilai y. Persamaannya adalah value sendiri, jika nilai yang dihasilkan adalah positif atau
sebagai berikut: negatif, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut
Untuk Keadilan Penilaian Kinerja terhadap Motivasi memiliki pengaruh positif atau negatif.
Karyawan;
Y1= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3
Yang mana:
Y1 = variabel dependen yang diukur (Motivasi
Karyawan)
β0 = nilai konstanta (ketika X sama dengan
nol) β = kemiringan garis
X1 = variabel independen (Keadilan Prosedural) X2
= variabel independen (Keadilan Distributif) X3 =
variabel independen (Keadilan Interaksi)
30
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
Keadilan Prosedur secara individu memiliki pengaruh banyak wawasan tentang bagaimana perasaan
yang signifikan terhadap Motivasi Kerja dan juga karyawan tentang keadilan sistem penilaian kinerja
mereka. Saran kedua adalah dengan memperbesar
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan terhadap
cakupan sampel dari PT. XYZ. Saat ini ruang lingkup
Penilaian Kinerja. Hasil uji statistik membuktikan bahwa
penelitian ini hanya pada bagian
hipotesis nol untuk Keadilan Prosedur baik untuk
Motivasi dan Kepuasan Karyawan terhadap Penilaian
Kinerja dapat ditolak. Interaksi Keadilan
signifikansi tingkat signifikansi terhadap
Motivasi adalah 0.042 sedangkan terhadap Kepuasan,
tingkat signifikansinya adalah 0.397. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa secara individu Keadilan
Interaksi berpengaruh signifikan terhadap Motivasi
Karyawan. Namun Keadilan Interaksi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan terhadap
Penilaian Kinerja secara individu. Hipotesis nol dapat
ditolak untuk Keadilan Interaksi terhadap Motivasi
Karyawan, tetapi hipotesis nol untuk Keadilan Interaksi
terhadap Kepuasan
terhadap Penilaian Kinerja gagal ditolak.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini
telah berhasil mencapai tujuannya yaitu menemukan
bahwa keadilan dalam penilaian kinerja memberikan
dampak yang signifikan terhadap motivasi dan
kepuasan karyawan terhadap sistem penilaian kinerja.
Keterbatasan dari penelitian ini adalah jumlah
sampel dan sikap dari sampel itu sendiri. Sampel yang ada
saat ini hanya 80 dari 90, dan itu pun tidak berasal dari
semua departemen di PT. XYZ karena adanya batasan
birokrasi dari perusahaan itu sendiri. Sikap juga menjadi
masalah karena beberapa karyawan tidak menjawab
secara objektif, melainkan secara bias karena opini
karyawan yang kurang baik terhadap sistem penilaian
kinerja perusahaan.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
menambah ruang lingkup penelitian, yaitu dengan tidak
hanya membatasi ruang lingkup pada satu perusahaan saja,
tetapi juga perusahaan lain untuk mendapatkan lebih
31
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
kantor pusat PT. XYZ, untuk penelitian selanjutnya, C.O.L.H., dan Ng, K.Y. (2001), Keadilan di
sebaiknya menyertakan cabang dan anak perusahaan Milenium: Sebuah Tinjauan Meta-Analitik terhadap
juga. Saran yang ketiga adalah menambah jumlah sampel 25 Tahun Penelitian Keadilan Organisasi, Journal
menjadi 100, karena pada kantor pusat PT. XYZ, of Applied Psychology, Vol 86 (3) hal. 425-445.
jumlah populasi sampel adalah 300, sehingga dengan Cook, J., & Crossman, A. (2004). Kepuasan dengan
menambah jumlah responden menjadi 100 akan lebih sistem penilaian kinerja: Sebuah studi tentang
mewakili pendapat total populasi. persepsi peran. Jurnal Psikologi Manajerial, 19(5),
526-541.
REFERENSI
Aguinis, H., Gottfredson, R.K., & Joo, H. (2012).
Memberikan umpan balik kinerja yang efektif:
Pendekatan berbasis kekuatan. Cakrawala Bisnis, 55,
105-
111. Diperoleh April 10, 2014,
dari
http://www.researchgate.net/publication/251550792_
D
elivering_effective_performance_feedback_The_stre
n gths-
based_approach/file/5046351f43a56c2f3b.pdf.
Ali, S.B., Mahdi, A., & Malihe, J. (2012). Pengaruh
prosedur penilaian kinerja karyawan terhadap
motivasi intrinsik mereka, The International
Journal of Academic Research in Business and
Social Sciences, Vol. 2, No. 12. Diambil pada
tanggal 5 Maret 2014, dari
http://www.hrmars.com/admin/pics/1369.pdf.
Manfaat, A. (2012, September 20). Memahami
pentingnya pentingnya penilaian kinerja
penilaian kinerja.
Atessabenefits.com. Diambil pada tanggal 26
Februari 2014, dari
http://www.atessabenefits.com/atess
a- blog/pemahaman-pentingnya-penilaian-kinerja/
Bies, R.J. (2001), Keadilan (Dalam) Interaksional: Yang
Sakral dan yang Profan, Kemajuan dalam Keadilan
Organisasi, eds. J. Greenberg dan R. Cropanzano,
Stanford, CA: Stanford University Press, hal. 89-
118.
Boice, D.F., & Kleiner, B.H., (1997), Merancang sistem
penilaian kinerja yang efektif, Work Study, Vol. 46
(No. 6), 197-201. Diambil pada tanggal 21 Mei
2014, dari
http://cfl.ctu.edu.vn/learningresource/ebooks/1.pdf
Bowra, Z.A., Nasir, A. (2013), Dampak keadilan
penilaian kinerja terhadap motivasi dan kepuasan
kerja di sektor perbankan Pakistan, Jurnal
Penelitian Ilmiah Dasar dan Terapan, 4(2), 16-
20. Diperoleh tanggal 5 Maret 2014, dari
http://www.textroad.com/pdf/JBASR/J.Basic.Appl.Sc
i. Res,204(2)16-20, 2014.pdf
Brown, M., Hyatt, D., & Benson, J. (2010). Konsekuensi
dari pengalaman penilaian kinerja, Personnel
Review, Vol. 39 (ed. 3), hlm. 375-396.
Colquitt, JA (2001), Tentang Dimensi Keadilan
Organisasi: Sebuah Validasi Konstruk dari
Sebuah Pengukuran, Journal of Applied Psychology,
Vol. 86, hal. 386-400.
Colquitt, J.A., Conlon, D.E., Wesson, M.J., Porter,
32
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
Cooper, D.R. & Schindler, P.S. (2011). Metode 12, 2014, dari
penelitian bisnis (10th ed.). New York: McGraw
Hill.
Cropanzano, R., Rupp, D.E., Mohler, C.J., & Schminke, M.
(2001), Three Roads to Organizational Justice, dalam
(ed.) 20, Research in Personnel and Human
Resources Management, (Vol. 20), Emerald Group
Publishing Limited pp. 1-113.
Folger, R., Konovsky, M.A., & Cropanzano, R. (1992), A
Due Process Metaphor for Performance Appraisal
(Metafora Proses untuk Penilaian Kinerja),
Research in Organizational Behavior (Vol. 13), eds.
B.M. Staw & L.L. Cummings, Greenwich, CT: JAI
Press, hal. 129-177.
Garson, D. (2012). Menguji Asumsi-asumsi Statistik.
Statistical Publishing Associates. Diambil pada tanggal
30 Maret 2014, dari
www.statisticalassociates.com/assumptions.pdf
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Giles, W.F., dan Mossholder, K.W. (1990), Reaksi
Karyawan terhadap Komponen Kontekstual dan
Sesi Penilaian Kinerja, Journal of Applied
Psychology, Vol. 75 (ed. 4) hal. 371-377.
Goff, S.J. & Longenecker, C.O. (1990), Mengapa
penilaian kinerja masih gagal, Jurnal Kompensasi
dan Tunjangan, November/Desember, hal. 36-41.
Greenberg, J. (1986), Keadilan Distributif Evaluasi
Kinerja Organisasi, Keadilan dalam Hubungan
Sosial, eds. H.W. Bierhoff, R.L. Cohen & J.
Greenberg, New York: Plenum Press, pp. 337-351.
Green, SB (1991). Berapa banyak subjek yang dibutuhkan
untuk melakukan analisis regresi? Multivariate
Behavioral Research, 26 (3) hlm. 499-510. Diambil
pada tanggal 17 Maret 2014, dari
https://research.son.wisc.edu/rdsu/Green1991.pdf
Gregory, K. (2011) Pentingnya kepuasan karyawan,
Jurnal Divisi Manajemen Bisnis & Informasi.
Diambil pada tanggal 5 Maret 2014, dari
http://www.neumann.edu/academics/divisions/busines
s/journal/Review2011/Gregory.pdf
Heathfield, S.M. (n.d.).Mengapa Organisasi Melakukan
Evaluasi Kinerja Karyawan? Sumber Daya Manusia.
Diakses Februari 26, 2014, dari
http://humanresources.about.com/od/performanceman
agement/qt/employee_evaluation.htm
Hofstede, G. (n.d.). Indonesia. The Hofstede Centre.
Diperoleh pada tanggal 2 Mei 2014, dari
http://geert- hofstede.com/indonesia.html
Ilgen, DR, Fisher, CD, & Taylor, MS (1979),
Konsekuensi Umpan Balik Individu terhadap Perilaku
dalam Organisasi, Jurnal Psikologi Terapan, (Vol.
64), hlm. 349-371.
Jones, G.R., George, J.M., Manajemen Kontemporer (6th
ed.). New York: McGraw Hill.
Karimi, R., Malik, M.I., Hussain, S. (2011), Memeriksa
hubungan sistem penilaian kinerja dan kepuasan
karyawan, International Journal of Business and
Social Science, Vol. 2, no.22. Diambil pada Maret
33
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
http://ijbssnet.com/journals/Vol_2_No_22_December Journal of Operations Management. Vol. 26, No.5,
_ 2011/28.pdf. hal. 651-668. Diambil pada tanggal 5 Maret
Keeping, LM, dan Levy, PE (2000), Reaksi Penilaian 2014, dari
Kinerja: Pengukuran, Pemodelan, dan Bias
Metode, Jurnal Psikologi Terapan, Vol. 85, no. 5,
hal. 708-723.
Kreitner, R. (1995). Manajemen (6th ed.). Boston:
Houghton Mifflin Company.
Kuvaas, B. (2007) Hubungan yang berbeda antara
persepsi terhadap penilaian kinerja pengembangan
dan prestasi kerja, Personnel Review, Vol. 36 (pp. 378-
397).
Luthans, F. (1998). Perilaku organisasi. (E d i s i ke-8).
Boston: McGraw-Hill.
Luthans, F. (2002). Perilaku organisasi. New York:
McGraw-Hill.
Malhotra, N.K. (2004) Riset Pemasaran: Orientasi
Terapan (4th edn) Pearson Education, Inc: New
Jersey.
McFarlin, D.B., & Sweeney, P.D. (1992), Keadilan
Distributif dan Prosedural sebagai Prediktor
Kepuasan terhadap Hasil Pribadi dan Organisasi.
Academy of Management Journal, 35, 626-637.
Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B., Wright,
P.M. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia
(7th ed.). New York: McGraw Hill.
Pallant, J. (2005). Manual survival SPSS: Panduan
langkah demi langkah untuk analisis data
menggunakan SPSS untuk windows (versi 12).
Australia: Allen & Unwin.
Roberson, Q.M., & Stewart, M.M. (2006), Memahami
Efek Motivasi dari Keadilan Prosedural dan
Informasi dalam Proses Umpan Balik, British
Journal of Psychology, Vol. 97 (ed. 3), hlm. 281-
298.
Sekaran, U. (2003). Metode penelitian untuk bisnis:
Pendekatan pengembangan keterampilan (4th ed.).
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Selvarajan, TT, & Cloninger, PA (2011), Dapatkah
penilaian kinerja memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja? Sebuah studi di Meksiko,
The International Journal of Human Resource
Management, DOI:
10.1080/09585192.2011.637069.
Diperoleh pada tanggal 11 Maret 2014, dari:
http://www2.uhv.edu/cloningerp/Publications/APUB
L ISHEDCOPYPERFAPPINMEXICOIJHRM.pdf
Taylor, M., Tracy, K.B., Renard, M.K., Harrison, J.,
& Carroll, S.J. (1995), Due Process in
Performance Appraisal: A Quasi-Experiment in
Procedural Justice, Administrative Science
Quarterly, Vol 40 (3) hal. 495-523.
Williams, K.J., DeNisi, A.S., Blencoe, A.G., & Cafferty,
T.P. (1985), Peran Tujuan Penilaian: Pengaruh
Tujuan terhadap Perolehan dan Pemanfaatan
Informasi, Perilaku Organisasi dan Proses
Keputusan Sumber Daya Manusia, 35, 314-339.
Yee, R.W.Y., Yeung, A.C.L., & Cheng, T.C.E. (2008). The
dampak kepuasan karyawan terhadap kualitas
dan profitabilitas dalam industri jasa kontak tinggi,
34
iBuss Management Vol. 2, No. 2, (2014) 21-
28
http://repository.lib.polyu.edu.hk/jspui/bitstream/10397
/627/1/JOMAccepted.pdf.
35