Anda di halaman 1dari 4

The current issue and full text archive of this journal is available on Ekobil Insight at:

https://jurnal.smartindo.org/index.php/ekobil

Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja


Karyawan

Heppy Fitriana
happyfitriana@gmail.com ,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
Abstract
Performance appraisal is an activity to assess and evaluate the achievements, abilities, and see the growth of employees. This
activity really needs to be done by every company in order to evaluate the performance and increase the productivity of employees.
When employees face performance evaluations, their work productivity can increase or decrease. Managing employee
performance effectively helps in increasing the level of business operations. The fulfillment of organizational goals occurs when
employees have a better level of productivity. Today, companies are striving for sustainability and gaining competitive advanta ge
through strong strategic planning and professional human resources. In the 21st century, human resources are a significant force
for companies to design more productive systems and strategies. The relationship between employee performance and the
fulfillment of organizational goals as a whole has been explored. Employee productivity and motivation can be built with the help
of a performance appraisal system.
Keyword: Performance appraisal, performance, growth of employees

Abstrak
Penilaian kinerja adalah kegiatan menilai dan mengevaluasi pencapaian, kemampuan, dan melihat pertumbuhan dari karyawan.
Kegiatan yang satu ini sangat perlu dilakukan oleh setiap perusahaan agar bisa mengevaluasi kinerja dan meningkatkan
produktivitas dari karyawan. Ketika karyawan menghadapi evaluasi kinerja maka produktivitas kerja mereka dapat meningkat
ataupun menurun. Mengelola kinerja karyawan secara efektif membantu dalam meningkatkan tingkat operasi bisnis. Terpenuhinya
tujuan organisasi terjadi ketika karyawan memiliki tingkat produktivitas yang lebih baik. Saat ini, perusahaan berjuang untuk
keberlanjutan dan mendapatkan keunggulan kompetitif melalui perencanaan strategis yang kuat dan sumber daya manusia yang
profesional. Di abad ke-21, sumber daya manusia merupakan kekuatan yang signifikan bagi perusahaan untuk lebih merancang sistem
dan strategi yang produktif. Hubungan antara kinerja karyawan dan pemenuhan tujuan organisasi secara keseluruhan telah dieksplorasi.
Produktivitas dan motivasi karyawan dapat dibangun dengan bantuan sistem penilaian kinerja
Keyword: Penilaian kinerja, Kinerja, Produktivitas kerja

1. Latar belakang yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja


Di era modern dan digital saat ini, perusahaan individu sangat bermanfaat bagi dinamikapertumbuhan
mengalami persaingan bisnis yang ketat. Persaingan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut terjadi secara global. Batas negara tidak tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya
menjadi halangan dalam berbisnis. Perusahaan lokal tentang bagaimana kinerja pegawai. Dengan adanya
pun diharapkan mampu bersaing dengan sesama penilaian kinerja, karyawan dapat mengetahui
perusahaan lokal dan internasional. Untuk menghadapi kekurangan dan kelebihan dalam bekerja. Kemudian,
globalisasi, perusahaan membutuhkan sumber daya hasil penilaian kinerja tersebut digunakan untuk
manusia (SDM) yang handal. Sumber daya manusia melakukan introspeksi diri. Sedangkan bagi
dalam suatu organisasi adalah suatu kesatuan yang perusahaan, hasil penilaian kinerja berguna dalam
tidak dapat dipisahkan. Organisasi akanberjalan sesuai pengambilan keputusan, yaitu: pelatihan, pendidikan,
dengan harapan dan tujuan apabila terdapat manusia – sistem imbalan, promosi, dan mutasi.
manusia yang berkualitas dan memiliki tujuan yang
sama yaitu ingin menjadikan tempat mereka bekerja Penilaian kinerja harus dilakukan seperti penetapan
mengalami peningkatan pendapatan dari masa ke masa. sasaran kinerja yang spesifik, terukur,memiliki tingkat
Kekuatan internal perusahaan dapat diperbaiki dan kemudahan yang sedang dan berbatas waktu, sasaran
ditingkatkan dengan cara membuat manajemen atau standar yang jelas sangat diperlukan untuk
kinerja yang benar. Manajemen kinerja adalah proses memudahkan karyawan dalam mencapai kinerja yang
mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan telah ditetapkan dan akan memudahkan kegiatan
pengembangan kinerja ke dalam sistem tunggal penilaian kinerja. Faktor penilaian obyektif
bersama yang bertujuan memastikan bahwa kinerja memfokuskan pada fakta yang bersifat nyata dan
karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan hasilnya dapat diukur,misalnya kuantitas, kualitas,
(Dessler, 2003). Manajemen kinerja yang benar akan kehadiran dan sebagainya. Faktor- faktor subyektif
menghasilkan kebijakankebijakan perusahaan yang seperti pendapat dinilai dengan meyakinkan bila
tepat. Salah satu manajemen kinerja yang sangat didukung oleh kejadian-kejadian yang terdokumentasi.
penting diperhatikan adalah penilaian kinerja. Dengan pertimbangan faktor- faktor tersebut diatas
maka dalam penilaian kinerja harus benar-benar
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor
obyektif yaitu dengan mengukur kinerja karyawan
kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara
efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau yang sesungguhnya atau mengevaluasi perilaku yang
mencerminkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
program yang lebih baik atas sumber daya manusia

©Fitriana. 2022. Published by https://jurnal.smartindo.org/index.php/ecobil.Volume 1 Nomor 2.


Halaman 112-115 ISSN: e-ISSN : 2962-9136
Penilaian kinerja yang obyektif akan memberikan Tujuan dari kinerja pegawai pegawai itu sendiri
feed back yang tepat, dan melalui feedback yang tepat antara lain sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan
diharapkan terjadi perubahan perilaku kearah kinerja karyawan dengan membantu mereka
peningkatan produktivitas kerja yang diharapkan menyadari dan menggunakan potensi penuh mereka
(Hariandja :2002:198). dalam menjalankan misi perusahaan mereka. (2) Untuk
memberikan informasi kepada karyawan dan manajer
Produktivitas merupakan salah satu komponen untuk digunakan dalam menandai keputusan terkait
yang harus dimiliki setiap perusahaan, semua kegiatan pekerjaan.
manajemen yang berhubungan dengan produktivitas Produktivitas kerja menurut Mulyana (2010 : 23)
untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam Produktivitas adalah hasil kerja nyata atau produk yang
melaksanakan target produktivitas, tenaga kerja dihasilkan seseorang dalam melakukan aktivitas atau
memegang peran penting dalam perusahaan, karena pekerjaan dalam kurun waktu tertentu dan dapat
tenaga kerja tersebut berperan sebagai perencana, digunakan sebagai tolak ukur kualitas kerja seseorang.
pelaksana, penggerak, dan pengawas. Produktivitas Mangkunegara (2012) mengatakan bahwa motivasi
merupakan syarat mutlak untuk menjadikan pegawai kerja terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai
sukses yang mampu mengatur diri yang menyangkut dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi
pengaturan cara hidup dan mengatur cara kerja. kerja merupakan kondisi yang menggerakkan diri
a. Kajian Pustaka pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
Penelitian mengenai kinerja pegawai telah banyak organisasi (tujuan kerja). Amir Makhmud Zain
dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nasution (2012) mengemukakan bahwa produktivitas
kinerjanya pun beragam. Kinerja pegawai yang baik, adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan
mengakibatkan pelayanan yang diberikanpun dapat antara hasil keluaran dan masukan atau output dan
lebih maksimal sehingga kontribusi pegawai dapat input mental yang baik. Dengan demikian, baik
memuaskan masyarakat. Menurut Abdullah (2014:3) pengusaha maupun karyawan yang terlibat berupaya,
“Kinerja atau Perfomance merupakan gambaran untuk meningkatkan produktivitasnya, dengan
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu berbagai kebijakan yang secara efisien mampu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan meningkatkan produktivitas karyawan (Sulaeman,
sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang 2014 : 91). Tingkat produktivitas kerja karyawan dapat
dituangkan melalui perencanaan strategis suatu diukur dengan menggunakan pendekatan output yaitu
organisasi”. Menurut Lembaga Administrasi Negara hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai target
(LAN) yang dikutip oleh Sedarmayanti ( 2009 : 50 ), yang diinginkan perusahaan. Sehingga, dalam
menyatakan bahwa “ Performance diterjemahkan penelitian ini mengukur produktivitas kerja karyawan
menjadi kinerja pegawai, juga berarti kinerja pegawai, dengan menggunakan pendekatan hasil atau output
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau hasil kerja oleh Syarif (2010).
atau umjuk kerja atau penampilan kerja.”Indikator Menurut Sunyoto (2012:204) menyebutkan
pengukuran kinerja pegawai T.R Mitchell seperti di produktivtas kerja terbagi kedalam empat yang intinya
terjemahkan oleh sedarmayanti ( 2009 : 51 ) sebagai berikut: (1) Produktivitas nasional (makro)., (2)
menyatakan bahwa kinerja pegawai meliputi beberapa Produktivitas industri (sektor)., (3) Produktivitas
aspek yaitu : (1) Kualitas kerja. Kualitas kerja yang perusahaan (mikro)., (4) Produktivitas produksi
dicapai berdasarkan syarat – syarat kesesuaian dan (parsial).
kesiapan., (2) Inisiatif. Adanya motivasi dan inisiatif Adapun indikator produktivitas kerja menurut
dari dalam diri anggota organisasi untuk melakukan Sutrisno (2013 : 104) yaitu : (1) Kemampuan., (2)
pekerjaan serta mengatasi masalah dalam pekerjaan Meningkatkan hasil yang dicapai., (3) Semangat Kerja.,
tanpa menunggu perintah., (3) Ketepatan waktu. (4) Mutu., (5) Efisiensi.
Berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan dengan Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
tepat pada waktunya. Ketepatan waktu menunjukan produktivitas kerja menurut Sedarmanyanti
efektivitas pengguna alokasi waktu yang tersedia., (4) (2011:2014) adalah: (1) Motivasi merupakan kekuatan
Kemampuan. Menunjukan kapasitas anggotaorganisasi pendorong kegiatan seseorang kearah tujuan tertentu
dalam melakukan tugas dan fungsinya yangbaik. (5) dan melibatkan berbagai kemampuan yang dimiliki
Komunikasi. Menekankan koordinasi dan komunikasi untuk mencapainya., (2) Kedisiplinan merupakan sikap
antara anggota organisasi. mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku
Kegunaan dari kinerja pegawai adalah untuk perorangan, kelompok atau masyarakat berupa
memenuhi keinginan pegawai dalam pencapaian kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan,
penghargaan dan kesempatan yang tinggi, pegawai etika, norma dan kaidah yang berlaku., (3) Etos kerja
ingin dinilai secara objektif, memperoleh umpan balik meruapakan salah satu faktor penentu produktivitas,
dan hasil kerjanya memuaskan. karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai

113
sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu
berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam yang dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi
setiap pekerjaan dilakukan., (4) Keterampilan faktor output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan
keterampilan, baik teknis maupun manajerial sangat lain., (4) Cost–affectiveness adalah tingkat sejauh
menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia,
demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil keuangan, teknologi, material) dimaksimalkan untuk
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai hasil tertinggi pengurangan kerugian dari
(IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi setiap unit penggunaan sumber daya. (5) Need for
mutakhir. (5) Pendidikan tingkat pendidikan harus supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang
selalu dikembangkan, baik melalui jalur pendidikan pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan
formal maupun informal. Karena setiap penggunaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor
teknologi hanya akan dapat dikuasi dengan untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan. (6)
pengetahuan. Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauhmana
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan atau pegawai memelihara harga diri, nama
produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan.
yang diperoleh (output) dengan sumber daya yang Sedangkan untuk mengukur produktivitas kerja secara
digunakan sebagai masukan (input) selama satuan umum menurut Sedarmayanti (2011:206) dapat
waktu tertentu dalam suatu proses kerja. dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1)
Produktivitas total: adalah perbandingan antara total
2. Metode keluaran (output) dengan total masukan (input)
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan persatuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian total, semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital,
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung bahan, energi) terhadap total keluaran harus
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif diperhitungkan., (2) Produktivitas parsial: adalah
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar atau input persatuan waktu, seperti upah tenga kerja,
focus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan kapital, bahan, energi, beban kerja.
dengan objek penelitian yang didapat. Metode Dalam pelaksanaan penilaian kinerja sebagai
kualitatif lebih menekankan pada pengamatan upaya meningkatkan produktivitas kendala
fenomena dan lebih meneliti ke subtansi makna dari permasalahan yang umum dihadapi suatu organisasi
fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian antara lain: (1) Kurangnya pemahaman karyawan
kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan terhadap RAP (Result and Action Plan), yang dibuat
kalimat yang digunakan. Beberapa macam metode perusahaan., (2) Perusahaan kesulitan dalam me
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu review semua kegiatan pekerjaan yang telah dicapai
observasi, analisis visual, studi pustaka, dan interview atau belum tercapai serta kesulitan dalam berdiskusi
(individual atau grup). Selanjutnya data yang berhasil dalam rangka perbaikan-perbaikan rencana guna
dikumpulkan, dianalisis untuk dapat memahami dan pencapaian., (3) Kurangnya penilaian kinerja yang
mendapatkan kesimpulan dalam penelitian. diberikan perusahaan kepada karyawan. (4)
Penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang
3. Pembahasan telah mencapai target kerja masih belum memadai.,
Penilaian Kinerja adalah menilai rasional hasil kerja (5) Masih lemahnya penetapan rencana untuk
nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang pengembangan kopetensi bagi karyawan.
dihasilkan setiap karyawan,menetapkan kebijaksanaan Solusi yang dapat diamabil untuk mencegah
berarti apakah karyawan akan dipromosikan, dan atau terjadinya kendala-kendala tersebut antara lain dengan
balas jasanya dinaikan. Dalam melakukan penilaian menetapkan apa yang hendak dicapai di tahun
kinerja, peran sebagai penilai sangatlah penting karena bersangkutan (Setting Results). Mereview apa yang
tanpa adanya penilai, penilaian kinerja tidak akan telah dicapai di pertengahan tahun (Reviewing
berjalan secara efesien. Results). Tahap ini biasanya dilaksanakan pada kuartal
Ada 6 kriteria primer untuk mengukur kinerja ke dua pada tahun yang bersangkutan (midyear). Di sini
menurut Bernardin dan Russel (1998 : 383) dalam pihak manajemen akan berdiskusi dengan karyawan
(Husein, 2012), yaitu : (1) Quality, merupakan tingkat mengenai pencapaian hasil sepanjang awal hingga
sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan pertengahan tahun. Kemudian perusahan juga wajib
mendekati tujuan yang diharapkan., (2) Quantity, memastikan apa yang sudah dicapai pada akhir tahun
merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah (Measuring Results). Tahap ini juga membantu
rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang manajemen dalam menentukan penghargaan yang
diselesaikan. (3) Timelines adalah akan diterima oleh karayawan.

114
Setelah penilaian atas kinerja selesai, maka tahap Teori Kinerja (Pengertian, Pengukuran,Penilaian,
berikutnya adalah pemberian penghargaaan atas kinerja Faktor yang mempengaruhi Dan Tujuan Penilaian
yang telah dicapai. Penghargaan yang diberikan Kinerja).2015
perusahaan bisa berupa kenaikan gaji, bonus, dan https://www.materibelajar.id/2016/04/teori-
promosi. Akan tetapi apabila karyawan tidak dapat kinerjapengertian- pengukuran.html. Diakses pada
menunjukan kinerja yang memuaskan maka bentuk tanggal 23 Oktober 2021 pukul 20.10
penghargaan bisa berupa tidak naik gaji sampai dengan
pemecatan.

4. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran


Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap sumber
data yang telah direview untuk melakukan metode
penelitian kualitatif ini, maka dapat disimpulkanbahwa
terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara
penilaian kinerja terhadap produktivitas kerja
karyawan. Adapun keterbatasan dalam melakukan
penelitian ini adalah masih kurangnya sumber jurnal
berbahasa Indonesia yang bias dijadikan sumber
literature bagi penulisan ini.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan
dan untuk menyempurnakan penilaian kinerja
perusahaan diharapkan mampu lebih meningkatkan
penilaian kinerja dengan metode metode yang lebih
baik dan terarah dengan maksud dan tujuan agar para
karyawan dapat tetap konsisten pada pekerjaan yang
ditekuninya dan tatap loyal kepada perusahaan.

Daftar Pustaka

Arum Lestari Ambar (2015).


Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas
kerja Agen Call Center 108 PT. INFOMEDIA
NUSANTARA BANDUNG. Skripsi
Budihardjo, M. 2015. Panduan
Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Penerbit Raih
Asa Sukses. Jakarta
Choiriana, Asri. 2014. Pengaruh
penilaian kinerja dan motivasi kerja karyawan
terhadap produktivitas kerja karyawan pada divisi
manajemen sumber daya manusia di PT Inti (Persero)
Bandung. Skripsi

Dona, Rama. 2018. Pengaruh


Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai Di Kantor BPKAD (Badan Pengelola
Keuangan Aset Daerah) KABUPATEN KUTA
TIMUR. Jurnal Administrasi Negara. Vol 2 No. 2

Januarai, Cindi Ismi, Utami


Hamidah Nayati, Ruhana Ika. 2015. Pengaruh
Penilaian Kinerja Terhadap Kepuasan Kerja Prestasi
Kerja (studi pada karyawan PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk Wilayah Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). Vol 24 No. 29

Anda mungkin juga menyukai