Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Proses Bisnis
Konsep Kinerja dan Siklus
Proses

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi F032100015 Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak

Abstract Kompetensi

Konsep kinerja dan pengukuran pada Mahasiswa memahami tentang kinerja


analisis proses bisnis. dan pengukuran pada analisis proses
bisnis.

Pembahasan

Modul ini akan membahas dan menjelaskan konsep kinerja dan cara pengukuran
pada analisis proses bisnis. Mahasiswa diharapkan menjawab pertanyaan seperti:

- Bagaimana konsep kinerja digunakan dalam proses bisnis?


- Bagaimana cara melakukan pengukuran pada analisis proses bisnis?

Pengertian Kinerja
Kinerja atau performance adalah tingkat prestasi atau hasil nyata seseorang yang
dihitung secara periodik baik kualitas maupun kuantitas berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil nyata pekerjaan
seseorang merupakan hasil kewenangan dan tanggung jawab atas sebuah
pekerjaan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Penilaian tersebut biasanya
menggunakan ukuran tertentu seperti dibawah rata-rata, memuaskan, baik sekali,
luar biasa sampai sangat luar biasa. Ukuran atas kinerja ini tergantung kebijakan
manajemen.

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

2 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Penilaian kinerja atas pekerjaan atau kegiatan seseorang dalam organisasi dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penilaian ini dilakukan untuk memastikan
pencapaian tujuan organists dalam periode waktu tertentu. Kinerja merupakan
keberhasilan personil, tim atau organisasi keseluruhan dalam rangka mewujudkan
sasaran strategi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

Menurut para ahli definisi kinerja dari beberapa sumber buku adalah sebagai berikut:
- Menurut Mangkunegara (2000), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan padanya.
- Menurut Mulyadi (2005), kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Menurut Widodo (2006), kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung-jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan.

Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai


aktivitas dalam proses bisnis yang ada pada organisasi atau perusahaan. Hasil
pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik (feedback) bagi
personil atau organisasi. Umpan balik tersebut akan memberikan informasi tentang
prestasi pelaksanaan pekerjaan dan penyesuaian-penyesuaian berupa aktivitas
perencanaan dan pengendalian selanjutnya.

Bagaimana cara melakukan pengukuran kinerja?

Menurut Hasen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua
kelompok:

1. Tradisional

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

3 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja
aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar yang sudah
ditentukan berdasarkan karakteristik pertanggungjawabannya. Misalnya
penggunaan dana departemen Akuntansi dan Keuangan pada tahun 2020
sebesar kurang dari anggaran yang sudah ditetapkan.

2. Kontemporer
Pengukuran kinerja kontemporer menggunakan aktivitas sebagai dasarnya.
Ukuran kinerja yang dibuat dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas
dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Misalnya penggunaan dana departemen HR untuk 15
kegiatan pada tahun 2020 lebih dari anggaran yang sudah ditetapkan untuk
10 kegiatan.

Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja memiliki tujuan untuk memotivasi karyawan agar dapat


mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar menghasilkan tindakan yang diinginkan oleh organisasi.
Pengukuran kinerja digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya
melalui umpan balik hasil kerja, serta sebagai landasan untuk memberikan
penghargaan kepada orang yang telah mencapai atau melebihi tujuan yang telah
ditetapkan.

Menurut Mahmudi (2005), pengukuran kinerja memiliki beberapa tujuan seperti:

1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.


Penilaian kinerja memiliki fungsi sebagai dasar yang menunjukkan tingkat
ketercapaian tujuan dan menunjukkan apakah organisasi telah berjalan
sesuai arah atau menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Misalnya laporan kinerja yang menunjukkan bahwa pada tahun ke-2
perusahaan telah memperoleh 70% pangsa pasar yang direncananakan
100% pada tahun ke 5.
2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

4 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Penilaian kinerja merupakan saran untuk pembelajaran pegawai tentang
bagaimana seharusnya mereka bertindak dan memberikan dasar dalam
perubahan perilaku, sikap, keterampilan atau pengetahuan kerja yang harus
dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik.
3. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya.
Penerapan penilaian kinerja dalam jangka panjang bertujuan untuk
membentuk budaya berprestasi di dalam organisasi dengan cara
menciptakan keadaan dimana setiap orang dalam organisasi diharapkan
bahkan dituntut untuk berprestasi.
4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan
pemberikan penghargaan dan hukuman.
Organisasi yang memiliki kinerja tinggi akan selalu berusaha untuk
menciptakan sistem penghargaan (reward) seperti kenaikan gaji atau
tunjangan promosi. Selain itu organisasi juga harus memiliki sistem hukuman
(punishment) seperti penundaan promosi atau teguran. Kedua sistem reward
and punishment tersebut harus memiliki hubungna yang jelas dengan
pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi terhadap kinerja organisasi.
5. Memotivasi pegawai
Dengan adanya penilaian kinerja yang dihubungkan dengan manajemen
kompensasi (biasanya di HR Department), maka pegawai yang berkinerja
tinggi atau baik akan memperoleh penghargaan.
6. Menciptakan akuntabilitas publik
Penilaian kinerja menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial dapat
dicapai dimana hal tersebut akan menjadi dasar penilaian akuntabilitas
(pertanggungjawaban). Kinerja tersebut harus diukur dan dilaporkan dalam
bentuk laporan kinerja sebagai bahan untuk melakukan evaluasi kinerja
organisasi dan berguna bagi pihak internal maupun eksternal organisasi.
Untuk internal organisasi, dapat membantu sesuai poin 1, 2, 4 dan 5.
Sedangkan untuk pihak eksternal organisasi, akuntabilitas penting sesuai
kebutuhannya seperti pihak kreditur dalam hal ini bank, pihak pemungut
dalam hal ini pemerintah dan yang lainnya.

Syarat dan Indikator Pengukuran Kinerja

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

5 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Pengukuran kinerja baik kuantitatif maupun kualitatif harus dapat menggambarkan
tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik pada tahap perencanaan
(ex-ante, tahap pelaksanaan (on-going), maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex-
post). Selain itu, pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk meyakinkan bahwa
kinerja hari demi hari menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tercapainya
sasaran maupun tujuan organisasi.

Untuk mendapatkan pengukuran kerja yang optimal, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi terlebih dahulu. Menurut Mutia (2009), terdapat beberapa syarat
yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengukuran kinerja, yaitu:

1. Spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interpretasi.


2. Dapat diukur secara obyektif baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
3. Menangani aspek-aspe yang relevan
4. Harus penting atau berguna untuk menunjukkan keberhasilan input, output,
outcome, manfaat maupun dampak serta proses.
5. Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan pelaksanaan.
6. Efektif, dalam arti datanya mudah diperoleh, diolah, dianalisis dengan biaya
yang tersedia.

Untuk lebih sederhana, sebenarnya indikator kinerja dapat menggunakan istilah


SMART:

1. Spesific – jelas dan tidak mengundang multi interpretasi.


2. Measurable – dapat diukur. Sesuai dengan istilah “what get measured gets
managed”
3. Attainable – dapat dicapai. Biasanya menggunakan istilah dapat dicapai
secara wajar, seperti rencana pendapatan atau biaya yang wajar.
4. Relevant – berkaitan secara langsung.
5. Timely – tepat waktu, sehingga setiap laporan atau hal yang diberikan harus
sesuai waktunya. “Collected and reported at the right time to influence
decision”.

Selain syarat yang harus dipenuhi oleh organisasi sebelum melakukan pengukuran
kinerja, terdapat pula indikator-indikator yang dapat digunakan. Menurut Mutia

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

6 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
(2009), beberapa indikator yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja adalah
sebagai berikut:

1. Indikator kinerja input (masukan), yaitu indikator yang dibutuhkan agar


pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan. Contoh
dari kinerja input adalah dana yang dibutuhkan, SDM yang terlibat, peralatan
yang digunakan dan jumlah bahan yang digunakan.
2. Indikator kinerja output (keluaran), yaitu sesuatu yang diharapkan
langsung dicapai dari kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non-
fisik.Indikator ini dapat diukur dengan membandingkan keluaran dengan
rencananya. Indikator ini dapat dijadikan landasan untuk menilai kemajuan
suatu kegiatan. Contoh indikator kinerja output adalah jumlah barang yang
akan dihasilkan apabila tujuannya produksi.
3. Indikator kinerja outcome (hasil), yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran (output) kegiatan pada jangka menengah (efek
langsung). Biasanya, banyak pihak seringkali rancu atau susah membedakan
antara pengukuran indikator keluaran dengan indikator hasil. Sebenarnya
untuk membedakan indikator keluaran dengan indikator hasil kita dapat
melakukan analogi sebagai berikut:
a. Perusahaan memiliki rencana untuk memproduksi mobil 1 juta unit dan
pada tahun berjalan. Pada akhir tahun berjalan perusahaan berhasil
memproduksi mobil tersebut sesuai rencana. Artinya kinerja keluaran
(output) sudah sesuai.
b. Walaupun perusahaan berhasil memproduksi mobil 1 juta unit, apakah
tingkat pencapaian atas produksi tersebut tela tercapai seperti mobil
telah memenuhi standar keamanan yang menyangkut kepentingan
banyak pihak.
4. Indikator kinerja benefit (manfaat), yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator kinerja ini menggambarkan
manfaat yang diperoleh dari indikator hasil/outcome. Namun perlu
diperhatikan bahwa manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu
kemudian, khususnya dalam jagka menengah dan jangka panjang.
Menyambung analogi pada point 3 kita dapat membuat contoh seperti

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

7 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
peningkatan hal yang positif dalam jangka menengah dan jangka panjang
seperti persentase penambahan tenaga kerja atau peningkatan kegiatan
ekonomi masyarakat.
5. Indikator kinerja impact (dampak), yaitu pengaruh yang ditimbulkan baik
positif maupun negatif pada setiap tingatan indikator berdasarkan asumsi
yang telah ditetapkan. Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang
ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Mirip seperti
indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka
waktu menengah dan panjang. Indikator dampak menunjukkan dasar
pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan, menggambarkan aspek makro
pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.
Sebagai lanjutan dari indikator manfaat, contoh indikator kinerja dampak
adalah bertambahnya pendapatan perkapita masyarakat.

Pengukuran Kinerja

Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan dalam memonitor kinerja bisnis dan
mendiagnosa penyebab dari masalah. Fungsi utama dari pengukuran kinerja adalah
untuk mengontrol atau mengendalikan operasional dalam organisasi.

Secara rinci pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk:

1. Mengidentifikasi proses atau area yang perlu ditingkatkan.


2. Memberikan gambaran perkembangan dari waktu ke waktu sehingga
organisasi memperoleh apa yang disebut trend kinerja.
3. Membandingkan tingkat kinerja usatu perusahaan dengan perusahaan yang
lain.
4. Menilai apakah proyek peningkatan yang dimulai atau yang telah selesai
memang benar-benar akan membawa hasil yang positif.
5. Mengevaluasi alat peningkatan apa yang sebaiknya digunakan di masa
depan.

Self Assessment

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

8 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Self assessment biasa juga disebut evaluasi diri adalah tehnk untuk mengevaluasi
tingkat kinerja perusahaan dan proses bisnisnya yang dilakukan oleh perusahaan
sendiri.

Tujuan dari self assessment adalah untuk memberikan gambaran tentang:

1. Proses-proses yang berjalan baik.


2. Proses-proses mana yang harus atau dapat ditingkatkan.

Manfaat dari self assessment adalah:

1. Organisasi dipaksa untuk melakukan dua langkah awal yang sangat


penting (dokumentasi proses bisnis dan pengukuran kinerja)
2. Memberikan gambaran kepada manajemen tentang kebutuhan dan
potensi peningkatan.
3. Memungkinkan sumber daya perusahaan digunakan untuk usaha
peningkatan area atau proses yang benar

Interpretasi hasil pengukuran

Dalam menginterpretasi hasil pengukuran self assessment terdapat beberapa alat


yang dapat digunakan, seperti:

1. Trend analysis
Ilustrasi trend analysis dapat digambarkan sebagai berikut:

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

9 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Penjelasan singkat trend analysis adalah:
o Alat ini akan menghasilkan analisis perkembangan tingkat kinerja.
o Arah perkembangan dapat diketahui dengan membandingkan hasil
pengukuran saat ini dengan periode sebelumnya.
o Ukuran dengan trend negatif adalah kandidat yang kuat untuk
ditingkatkan.

2. Spider chart
Berikut adalah ilustrasi spider chart:

Spider chart memiliki karakteristik sebagai berikut:

o Alat ini digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan


perusahaan lainnya.
o Hasilnya berupa perbandingan kinerja dengan perusahaan lain,
misalnya kompetitor. Dari spider chart tersebut dapat ditunjukkan
gambar seberapa baik perusahaan dibandingkan dengan
kompetitornya.
o Data input berupa analisis pasar, statistik industri dan lain-lain.

3. Performance matrix
Contoh ilustrasi performance matrix adalah sebagai berikut:

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

10 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Performance matrix dapat menujukkan hal-hal sebagai berikut:
o Selain menganalisis seberapa baik suatu proses bisnis, performance
matrix juga menganalisis seberapa penting proses bisnis tersebut.
o Pentingnya suatu proses bisnis perlu diketahui agar perusahaan
terhindar dari penggunaan sumberdaya untuk meningkatkan suatu
proses bisnis yang kinerjanya jelek tetapi tidak penting.

Pengukuran Manajemen Proses Bisnis

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai pengertian bisnis, proses bisnis.


Secara menyeluruh definisi “manajemen proses bisnis adalah disiplin yang
melibatkan pemodelan, otomasi, pelaksanaan, pengendalian, pengukuran, dan
optimasi arus aktivitas bisnis dalam kombinasi yang sesuai untuk mendukung tujuan
perusahaan, mencakup Batasan organisasi dan sistem, yang melibatkan karyawan,
pelanggan, dan mitra di dalam dan di luar Batasan perusahaan.”

Vom Brocke (2014) menyatakan bahwa terdapat 10 prinsip suatu BPM


dianggap baik, yaitu:

1. Kesadaran konteks, yaitu BPM disesuaikan dengan konteks perusahaan,


bukan atau tidak memaksakan satu pendekan untuk semua.
2. Prinsip Kontinuitas, BPM harus menjadi praktik yang tetap di perusahaan
bukan proyek satu kali saja.

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

11 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
3. Pemberdayaan, mengembangkan kemampuan Individu dan organisasi,
bukan terbatas pada usaha untuk menyelesaikan masalah yang terlihat
saja.
4. Holictic (menyeluruh), menyeluruh bukan berfokus pada area terisolasi
pada perusahaan saja.
5. Lembaga, suatu BPM tertanam dalam struktur organisasi bukan hanya
sekedar tanggung jawab ad-hoc.
6. Keterlibatan, yaitu melibatkan semua pemangku kepentingan termasuk
karyawan.
7. Pemahaman, suatu BPM harus menggunakan Bahasa yang dapat
dimengerti oleh semua pemangku kepentingan.
8. Tujuan, suatu BPM harus berkontribusi dalam menciptaakan nilai strategis.
9. Kesederhanaan, suatu BPM harus ekonomis dan efisien, sehingga
perusahaan tidak melakukan usaha-usaha yang berlebihan.
10. Menggunakan teknologi, menggunakan teknologi yang tepat untuk aktivitas
perusahaan dan tidak memperlakukan manajemen TI sebagai pemikir akhir.

Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut, maka manajemen proses bisnis tidak


hanya memberikan keuntungan operasional seperti konsistensi, biaya,
kecepatan, kualitas, dan layanan. Namun juga memungkinkan perusahaan
untuk perusahaan merespon perubahan yang cepat dengan lebih baik. Selain
itu manajemen proses juga dapat memberikan inisiatif peningkatan kinerja,
mulai dari globalisasi, integrasi merger, hingga implementasi ERP dan e-bisnis.

Agar suatu BPM berjalan dengan baik dan berkesinambungan, maka kita perlu
memahami siklus hidup BPM. Sehingga BPM selalu terpantau dan
memperbaiki proses secara berkesinambungan yang dapat membuat proses
terintegrasi. Demikian prinsip kentinuitas dapat berjalan.

SIKLUS HIDUP BPM

Berikut ini merupakan siklus BPM menurut Dumas Dkk, 2013

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

12 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Tahapan dan aktivitas siklus menurut Dumas dkk berdasarkan gambar di atas:

1. Identifikasi proses
Aktivitas dalam mengidentifikasi proses yaitu a) mengajukan permasalahan
bisnis yang ada; b) mengajukan proses yang relevan terkait masalah yang
diidentifikasi, dibatasi dan dikaitkan satu sama lain. Hal ini disebut dengan
arsitektur proses yang secara umum sering dihubungkan dengan
identifikasi ukuran kinerja. Namun dumas menghubungkan ukuran kinerja
dengan analisis proses.
Pengembangan arsitektur proses dapat dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu 1) mengacu pada referensi model proses bisnis, seperti SCOR, ITIL,
e- TOM, dll; 2) pendekatan case/Function Matrix.
Dumas menyatakan bahwa terdapat empat langkah Menyusun arsitektur
proses menggunakan pendekatan case, yaitu:
1) mengidentifikasi tipe kasus;
2) mengidentifikasi fungsi-fungsi untuk tipe kasus;
3) membangung satu atau lebih matriks
4) identifikasi proses.

2. Penemuan proses
Pengumpulan informasi atau dokumentasi kondisi proses saat ini dan
mengorganisasikannya dalam bentuk model as-is.

3. Analisis Proses
Setelah mendapatkan proses dalam bentuk model as-is maka diidentifikasi,
didokumentasikan, dan diukur menggunakan ukuran kinerja. Sehingga
menghasilkan isu-isu yang diprioritaskan dari sisi dampaknya. Sehingga
memperhitungkan usaha yang diperlukan untuk mengatasinya.

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

13 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Metode analisis proses ada dua yaitu, analisis kualitatif dan kuantitatif yang
dapat digunakan menggunakan berbagai prinsip atau teknik.

Analisis kualitatif dapat dibagi menjadi dua:


a) Prinsip yang bertujuan untuk membuat proses lebih efisien (lean/tidak
boros). menggunakan value added analysis, analisis ini terdiri dari dua
bagian value classification dan waste elimination. Value classification
mengidentifikasi setiap aktivitas dalam sebuah proses ke dalam kategori
value adding, business value adding, dan non value adding. Setelah
mengkatogorikan proses berikutnya adalah waste elimination. cara kerja
waste elimination adalah menghilangkan aktivitas yang masuk pada
kategori NVA dengan cara otomasi. Selanjutnya menghilangkan aktivitas
dalam kategori BVA dengan cara memetakan tujuan dan kebutuhan
bisnis. Sehingga dapat menjaga keberlangsungan bisnis lebih baik.
b) Prinsi yang bertujuan untuk menganalisis bagian proses yang lemah
atau berdampak buruk pada kinerja proses. Teknik yang digunakan
adalah root cause analysis, yaitu alat untuk mengidentifikasi dan akar
masalah dari permasalahan. Terdapat banyak variasi Root Cause
analysis, yaitu:
1) Cause effect diagrams (fish bone diagram): yang menghubungkan
efek negative dengan penyebabnya.
2) Why-why diagrams (tree diagram), yaitu Teknik menstruktur
permasalahan ke sub-sub permasalahan (brainstorming).
3) Issue documentation and impact assessment, merupakan tahap
setelah mengidentifikasi masalah. Sehingga dapat memahami
permasalahan dan memprioritaskan akar masalah.
4) Issue register, merupakan pelengkap dari hasil root caose analysis,
yaitu dapat dideskripsikan secara kuantitatif.
5) Pareto analysis dan pick chart, bertujuan untuk mengidentifikasi
masalah yang diprioritaskan dengan keterbatasan kapabilitas dan
sumber yang dimiliki perusahaan.

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kualitatif


sehingga mudah digunakan dalam pengambilan keputusan. Pengukuran
kinerja dari analisis kuantitatif adalah waktu, biaya, kualitas proses, dan
fleksibelitas. Selain itu juga dapat menggunakan balanced scorecard, supply
chain operations reference, APQC, ITIL. Teknik yang dapat digunakan
dalam analisis ini dapat menggunakan flow analysis, queue, dan simulasi.

4. Perancangan ulang proses

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

14 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Mengidentifikasi perubahan pada proses yang akan membantu masalah
yang telah diidentifikasi; menganalisis dan membandingkan beberapa ipsi
perubahan berdasarkan ukuran kinerja yang dipilih; menggabungkan pilihan
perubahan yang paling menjanjikan untuk menghasilkan proses yang
didesain ulang (model to be)

5. Implementasi proses
Menyiapkan perubahan proses dari as-is ke to-be; melakukan kegiatan
yang diperlukan untuk mengubah cara kerja semua peserta yang terlibat
dalam proses tersebut; mengacu pada pengembangan dan penerapan
sistem TI yang mendukung to-be.

6. Pemantauan dan control proses


Mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan untuk menentukan
seberapa baik proses yang dilakukan sehubungan dengan ukuran kinerja
dan sasaran kinerjanya; mengidentifikasi kemacetan, kesalahan berulang
atau penyimpangan sehubungan dengan perilaku yang diinginkan;
identifikasi isu baru yang timbul, dalam proses yang sama atau dalam
proses lainnya, untuk siklus perbaikan selanjutnya.

2021 Manajemen Proses Bisnis Pusat Bahan Ajar dan eLearning

15 http://www.mercubuana.ac.id
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si, M.Ak
Daftar Pustaka

Peter Bernus, “Handbook on Business Process Management 1”, Springer, 2010


GTP, “Operations Management: The input/output transformation model“ Connexions,
October 6, 2010, http://cnx.org/content/m35439/1.4/
City of Chandlers, “Project Management Methodology Guidebook: Project
Management Methodology & Step-by-Step Guide to Managing Successful Projects”,
Chandler - Arizona, 2010,
http://www.chandleraz.gov/Content/PM000PMMethodologyGDE.pdf
Mahendrawathi. 2018. Business Prosess Management. Yogyakarta: ANDI

Anda mungkin juga menyukai