MODUL PERKULIAHAN
F041700013 –
Perekonomian
Indonesia
Kebijakan Usaha UMKM
Indonesia
Abstract Sub-CPMK
UMKM merupakan salah satu pilar Mahasiswa mampu menjelaskan dan
pembangunan perekonomian nasional menganalisis pentingnya peranan
yang semakin tahun semakin UMKM dalam perekonomian
mengalami peningkatan jumlahnya Indonesia, alasan rasional mengapa
meski perekonomian Indonesia Pemerintah membantu UMKM agar
sempat terimbas krisis moneter. bisa tumbuh dan mampu bersaing di
Eksistensinya pada sector usaha pasar nasional dan internasional, serta
dinilai mampu memberikan kontribusi perkembangan UMKM saat ini
yang berarti dan dapat membantu
sector lainnya untuk berkembang yang
diharapkan dapat meningkatkan
A. DEFINISI UMKM
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang
berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
serta memenuhi kriteria lain.
Usaha Mikro berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2008 tentang UMKM
adalah Usaha produktif milik orang perorang dan atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
Usaha Kecil menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorang atau
badanusaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Usaha menengah Menurut UU No.20 Tahun 2008, Usaha Menengah yaitu
Usahaekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling dari banyak Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).
Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan pilar perekonomian
terpenting dalam perekonomian di Indonesia. Sampai dengan April 2021, jumlah UMKM
di Indonesia sebesar 64,19 juta, dimana komposisi usaha mikro dan kecil jumlahnya
sangat dominan yaitu 64,13 juta atau 99,92% dari keseluruhan sektor usaha (ekon.go.id,
2021). UMKM di Indonesia dapat dikatakan sebagai sector usaha yang mampu bertahan
di masa krisis sekalipun. Sebagai contoh ketika Indonesia dilanda krisis moneter pada
tahun 1997-1998, UMKM sebagai satu-satunya sektor usaha yang mampu tetap berdiri
kokoh di tengah kondisi krisis. Pasca krisis 1998, sector UMKM jumlahnya terus
meningkat yakni pada tahun 1999 jumlah UMKM sebesar 37,91 juta dan pada 10 tahun
kemudian di tahun 2009 jumlahnya meningkat menjadi 52,76 juta meski di tahun 2008
Indonesia juga terimbas krisis ekonomi global (BPS, 2016). Hal tersebut dapat
membuktikan bahwa UMKM merupakan sektor usaha yang kuat dan dapat bertahan
dalam situasi apapun.
Dari fenomena ini dapat dilihat bahwa UMKM merupakan sector usaha produktif
yang mampu mempengaruhi sector usaha lainnya sehingga dapat membantu sector
lainnya untuk ikut berkembang. Berangkat dari fenomena tersebut, banyak pihak yang
akhirnya tersadar bahwa UMKM perlu diberikan porsi lebih besar peluang bisnisnya
(Rahman & Oktavianto, 2020). Sehingga permasalahan permodalan yang terbatas pun
sudah mulai bisa teratasi, sebab ingin memberikan ruang seluas-luasnya agar UMKM
Secara umum, terdapat tiga peran UMKM atau kontribusi UMKM terhadap
perekonomian Indonesia meliputi:
1. Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM berperan dalam
pemerataan tingkat perekonomian rakyat sebab berada di berbagai tempat.
UMKM bahkan menjangkau daerah yang pelosok sehingga masyarakat tidak perlu
ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak.
2. Sarana mengentaskan kemiskinan UMKM berperan untuk mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan sebab angka penyerapan tenaga kerja terhitung tinggi
3. Sarana pemasukan devisa bagi negara UMKM menyumbang devisa bagi negara
sebab pasarnya tidak hanya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar
negeri.
Digitalisasi memberikan peluang UMKM untuk menjadi lebih kuat dan maju.
Adaptasi dan transformasi UMKM dalam pemanfaatan digitalisasi akan mendorong
pembentukan UMKM yang tidak hanya lebih resilien, namun juga lebih maju dan kuat.
Perkembangan ekonomi dan keuangan digital yang pesat telah menumbuhkan berbagai
platform digital yang menawarkan inovasi dalam kegiatan produksi, konsumsi, kolaborasi,
dan berbagi. Pemanfaatan platform digital, termasuk pemanfaatan digitalisasi proses
produksi dengan inovasi produk dan layanan, dapat mendorong UMKM yang lebih kuat,
produktif, dan inovatif. Adopsi model bisnis baru yang lebih efisien dapat dilakukan
dengan lebih murah karena biaya investasi dan operasional yang lebih rendah.
Pemanfaatan platform digital juga memungkinkan UMKM untuk lebih maju sejalan dengan
peluang ekspansi bisnis yang didukung perluasan akses UMKM pada pasar
(marketplace), industri, dan lembaga keuangan. Selain itu, platform digital mampu
Rahman, M. R., & Oktavianto, M. R. (2020). Perkembangan UMKM ( Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah ) Di Indonesia. Economics and Business Review, 3(2), 377–386.
(Indonesia, 2021)