USAHA
Nirwana
Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si.
Dr. Muh. Ihsan Said Ahmad, S.E., M.Si.
Syamsu Rijal, S.E., M.Si., Ph.D.
Dr. Muhammad Hasan, S.Pd., M.Pd.
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pelaku
ekonomi yang aktif dalam inovasi dan kreativitas adalah para pengusaha yang
bergerak di sektor usaha mikro, kecil dan menengah Asyifa, Rakib & Tahir (2019).
Penguatan pelaku UMKM menjadi awal ekspansi dalam dunia bisnis yang menjadi
maupun tidak langsung berdampak pada peningkatan PDB negara. Dalam proses
peradilan tetap pada kesatuan ekonomi nasional. Menurut (Hanim, Soponyono &
Maryanto, 2022) UMKM yakni bentuk usaha yang berprinsip kerakyatan yang
dimana pada saat ini menjadi perhatian oleh pemerintah dan mendapatkan hak
istimewa dari badan hukum seperti, kemudahan pelaku UMKM dalam mengurus
izin usahanya dan fasilitas pengembangan usaha. UMKM terdapat beberapa bidang
menjadi salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan memiliki peranan
yang luar biasa dalam pembangunan daerah. Selain itu UMKM yang sering menjadi
lowongan pekerjaan yang diminati oleh banyak masyarakat juga ternyata sangat
memberikan kontribusi pada saat terjadinya krisis mata uang di tahun 1997. Dimana
pada masa itu pelaku usaha berlomba-lomba dalam membangkitkan usahanya yang
dimana jika tidak dilakukan usaha pemulihan akan terancam bangkrut (Wibawa &
Anggitaria, 2020).
pendapatan pada setiap daerah baik nasional di indonesia. Dapat dilihat dari rincian
produk domestik bruto (PDB) kontribusi daripada UMKM. Berlandaskan pada data
dari Kementerian dan UKM pada tahun 2020 bahwa UMKM memiliki kontribusi
terhadap PDB sebesar 60%. Sehingga jelas sekali bahwa UMKM memiliki
Mikro, usaha Makro, dan usaha Menengah (Thaha, 2020). UMKM saat ini telah
produktif yang sudah memenuhi standar komersial dengan batasan tertentu yang
telah ditetapkan yaitu kekayaan bersih dan kinerja penjualan dalam tahunan. Hal
Tujuan utama daripada penguatan pelaku UMKM yakni bagaimana pelaku UMKM
ini dalam menjalankan usahanya dapat lebih meningkat lagi sehingga dapat
tetapi juga dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi negara maju. Karena
UMKM juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi pengangguran
& Rakib, 2022). Jumlah UMKM di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri pada tahun
2019 tercatat lebih dari 940 ribu unit usaha, kemudian meningkat menjadi 1,2 juta
mendukung perkembangan UMKM. Seperti saat ini di Kota Makassar Ibukota dari
industri yang mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun.
Merujuk dari data Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar jumlah pelaku UMKM
di Kota Makassar sejauh ini sebanyak 2,683 yang bergerak di berbagai bidang
UMKM.
sektor yang satu ke sektor yang lain. Yang dilakukan untuk menguatkan
namun hal tersebut tentunya sangat perlu dukungan dari berbagai pihak. Adapun
usaha tunai yang mengendalikan perekonomian nasional saat ini (Ahmad et al.,
2021).
umum dihadapi oleh pelaku UMKM. Permasalahan tersebut tidak lain adalah
kualitas SDM pelaku UMKM. Dimana potensi pelaku UMKM yang diukur dari
menangkap peluang yang ada. Selain itu tidak jarang juga pelaku UMKM yang
UMKM tidak mampu bersaing. Maka dari itu penting bagi pelaku UMKM
mempunyai jaringan usaha yang kuat guna memasarkan produk yang dihasilkan
Pada hakikatnya UMKM ternyata bukan sektor usaha yang bebas masalah.
Dalam perkembangannya sektor ini justru menghadapi banyak masalah yang perlu
perhatian dan penangan serius. Permasalahan yang tidak kalah penting yaitu
banyaknya pelaku UMKM yang terjebak pinjaman yang tidak mampu dibayarkan
dan dimana kebanyakan pelaku UMKM tergiur iming-iming pemberi kredit dengan
tanpa jaminan tetapi ternyata disaat pelaku sudah melakukan pengajuan ternyata
terdapat jaminan yang tidak semua pelaku UMKM sanggup memenuhi hal tersebut
membutuhkan kerja keras karena masih sangat terbelakang dalam menuangkan ide
kreatif produknya untuk mampu bersaing di dunia usaha karena jika melihat kondisi
dilapangan banyak diantaranya yang tidak mampu bersaing dan tidak berkembang
tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan UMKM melalui pelatihan dan
Penguatan pelaku UMKM tentunya tidak bisa lepas dari peran dan
dukungan dari berbagai pihak. Lembaga UPT PLUT KUMKM, yang diharapkan
mampu memberikan dukungan kepada pelaku UMKM dari sisi SDM. Lembaga
UPT PLUT KUMKM lebih berfokus pada aspek penguatan non-finansial, oleh
karena itu lembaga UPT PLUT KUMKM perlu memberikan penguatan secara
dan daya saing pelaku UMKM serta menumbuhkan wirausahawan baru yang
tangguh.
Dalam konteks ini, Unit Pelaksana Teknologi (UPT) Pusat Layanan Usaha
akses pembiayaan, pemasaran dan promosi, pelatihan bisnis dan jaringan. Yang
membutuhkan bantuan.
kepada pelaku UMKM. Menurut ahli MSDM Gary Dessler pelatihan adalah proses
Pelatihan yang diadakan oleh UPT PLUT KUMKM Provinsi Sulawesi Selatan telah
diadakan secara terus menerus di segala bidang misalnya dari bidang produksi,
pelaku UMKM yang telah dijadwalkan akan mengikuti pelatihan justru digantikan
oleh pelaku UMKM yang lain atau bahkan digantikan oleh kerabatnya, dan banyak
juga pelaku UMKM yang mengeluh ingin pindah angkatan. Hal ini mengakibatkan
konsistenya pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan dan tidak adanya pendataan
atau data UMKM yang telah melakukan pelatihan sehingga apabila dilakukan
pelatihan kembali UMKM yang telah mendapat jatah pelatihan akan kembali
sehingga banyak pelaku UMKM berdiri mendirikan usahanya dengan arah yang
abu-abu mengakibatkan banyak UMKM yang usahanya mati suri. Menurut Syarief
Pelatihan yang dilakukan oleh UPT PLUT KUMKM tidaklah merata, karena
banyak pelaku UMKM yang sudah mengikuti pelatihan kembali mengikuti dengan
alasan mewakili pelaku UMKM yang berhalangan datang sehingga ilmu yang
diberikan tidak dapat tersalurkan. Saat peneliti melakukan wawancara kepada Ibu
B. DESKRIPSI MODEL
UMKM
(upaya yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga
kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihannya yang bertujuan untuk
Pelatihan juga disampaikan dalam bentuk bantuan. Bantuan dalam hal ini
bagi karyawan untuk membantu mereka bersiap-siap untuk pekerjaan atau tugas
masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang muncul setiap hari Thomas W.
yang baru dan berbeda Azwar (2013). Drucker (1999) dalam (Christoffel,
(Farean, 2020). Menurut Azizah, Syam & Rakib (2019) pelatihan kewirausahaan
adalah upaya atau langkah yang sangat perlu dilakukan dalam meningkatkan
pekerjaanya
sedang dilakukan dengan tujuan agar dapat memberikan dampak terhadap yang
dilatih (peserta) yaitu penguatan dalam aspek tertentu. dalam konsepnya, pelatihan
dengan inovasi agar pelaku usaha memiliki jiwa wirausahawan dan sifat wirausaha
dalam mengemas pelatihan sehingga pemberian skill dapat tersalurkan dengan baik,
materi yang diberikan langsung kepada pelaku UMKM akan berdampak pada
berikut:
Penguatan Peran Pelaku
Pelatihan Kewirausahaan
UMKM
UMKM
efektif. Mentoring adalah kerjasama antara dua pihak (partner dan client)
(Astutiningrum, 2019).
organisasi, kelembagaan dan usaha oleh Fasilitator Pelaku Koperasi dan UMKM
sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM
dan mampu tumbuh menjadi perusahaan yang berkelanjutan dalam skala yang lebih
besar (grade up atau scaling). Fasilitator Koperasi dan UMKM merupakan tenaga
terlatih yang bertugas untuk memperkuat pelaku koperasi dan UMKM dalam
Petugas Penyuluhan Koperasi Lapangan (PPKL), Konsultan BDS dan PLUT (Pusat
menciptakan tata kelola yang profesional dengan dibantu atau didampingi oleh
tenaga yang profesional pula. Pendampingan usaha yang dilakukan bertujuan untuk
dijalankan.
Oleh karena itu pendampingan usaha dianggap sangat penting agar mampu
Agar dapat bersaing dengan berbagai pelaku usaha yang telah mendunia bukan
hanya bersaing dalam ruang lingkup. Jadi dapat digambarkan hubungan antara
berikut:
Istilah penguatan (reinforcement) berasal dari Skinner, salah seorang ahli psikologi
yang dianggap belum begitu kuat. Makna tersebut ditujukan kepada tingkah laku
yang tenggelam (Herman, Dakwah & Kusmayadi, 2022). Sedangkan menurut Muh.
nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku pelatih terhadap
tingkah laku peserta, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
bagi penerima (peserta) atau perbuatannya sebagai respon terhadap tingkah laku
tingkah laku, tujuan utama yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran adalah
terjadinya tingkah laku yang baik, tingkah laku yang diterima seseorang mungkin
dapat disimpulkan bahwa penguatan adalah salah satu bentuk penciptaan sesuatu
yang baru atau upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan
oleh pelatih/ pendamping kepada yang didampingi dengan tujuan agar agar dalam
pelaku UMKM.
Pelatihan Kewirausahaan
(X1)
Penguatan Peran
Pelaku UMKM (Y)
Pendampingan Usaha
(X2)
Keterangan:
membutuhkan model gambar seperti diatas, alangkah baiknya jika hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. I. S., Nurjannah, Rijal, S., Tahir, T. M. I., & Hasan, M. (2021).
Transformasi UMKM dari Bisnis Konvensional menjadi Bisnis Online
Berbasis Digital di Masa Pandemi COVID-19. Proceeding Teknologi
Pendidikan Seminar Daring Nasional 2021: Digital Generation For Digital
Nation, 1, 94–104.
Asyfa, Z., Rakib, M.,& Tahir, T.,H. (2019). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan
Terhadap Kinerja Usaha (Studi Pada Usaha Mikro Di Kecamatan Ma’rang
Kabupaten Pangkep).
Astutiningrum, A. I. (2019). Pengaruh Pelatihan, Pendampingan, dan Pembinaan
Pemerintah Kota Semarang terhadap Keberhasilan UMKM Kecamatan
Semarang Utara. In Skripsi.
Bahri, A., Mulbar, U., & Suliana, A. (2019). Study On Makassar City
Empowerment Of Msmes As An Efforts To Increase The Welfare Of Business
Actors. Jurnal Inovasi Dan Pelayanan Publik Makassar, 1(1), 37–53.
Farean, R. (2020). Pengaruh Pelatihan, Pendampingan, dan Pembinaan Dinas
Koperasi dan UMKM terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) Kota Jambi.
Fatmawati, Arisah, N., Ampa, A. T., Ahmad, M. I. S., & Hasan, M. (2021). Perilaku
Ekonomi Rumah Tangga Keluarga Pelaku UMKM di Masa Pandemi COVID-
19. Proceeding Teknologi Pendidikan, 1(8), 132–143.
Adrian,M & Mulyaningsih, D.H. (2017). Pengaruh Pendampingan Usaha Terhadap
Kinerja UMKM (Studi pada UMKM peserta program PUSPA 2016 yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia). 2. 37 (1), 96–100.
Hanim, L., Soponyono, E., & Maryanto, M. (2022). Pengembangan UMKM Digital
di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 30–39.
I Andayani, MV Roesmniningsih, W. Y. (2021). Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Pelaku UMKM Di Masa.
Alyas & Rakib, M. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus Pada Usaha
Roti Maros Di Kabupaten Maros) 19(2), 114–120.
Mubarok, A., Ganar, Y. B., Dinantara, M. D., Susanto, Zulfitra, & Maddinsyah, A.
(2020). Pelatihan perpajakan guna menumbuhkan ketaatan kewajiban
perpajakan terhadap umkm di wilayah kelurahan CIPINANG BARU. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3), 424–429.
Septiani, T.D. (2017). Dampak Pelayanan Dan Pendampingan Plut-Kumkm Diy
Terhadap Ekonomi Kreatif (Studi Kasus pada peserta Inkubator Bisnis
UMKM) 2. 37 (1), 96–100.
Ramli, A., & Rakib, M. (2022). Konsep Inovasi Usaha Untuk Meningkatkan
Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah. 1(1).
Ranto, D. W. P. (2016). Pengaruh orientasi Kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM bidang kuliner di Yogyakarta. Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan
Akuntansi, III(2), 1–11.
Sedyastuti, K. (2018). Analisis Pemberdayaan UMKM Dan Peningkatan Daya
Saing Dalam Kancah Pasar Global. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan
Manajemen Indonesia, 2(1), 117–127.
Sulistyanto, A., Dwinarko, D., Syafrizal, T., & Mujab, S. (2021). Pelatihan
Kewirausahaan dan Manajemen Komunikasi Pemasaran bagi Pelaku UMKM
pada Masyarakat di Kelurahan Ponggang, Kec. Serangpanjang, Kabupaten
Subang. Jurnal Abdidas, 2(1), 34–40.
Tambunan, T. T. H. (2012). Peluang, Tantangan dan Ancaman Bagi UMKM
Indonesia Dalam Era CAFTA dan ME-ASEAN 2015. Prosiding Seminar &
Konferensi Nasional Manajemen Bisnis, 1(22), 1–14.
Thaha, A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap UMKM Di Indonesia [The
Impact of Covid-19 on MSMEs in Indonesia]. Jurnal Brand, 2(1), 148–153.
Wendra, I. W., Sutama, I. M., & Wisudariani, N. M. (2014). Pembahasan Hasil
Penelitian. 3(2), 411–424.
Wibawa, R. P., & Anggitaria, N. R. (2020). Kontribusi Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran. Equilibria
Pendidilan, 5(1), 16–25.
Zanuar Rifai, & Meiliana, D. (2020). Pendampingan Dan Penerapan Strategi
Digital Marketing Bagi Umkm Terdampak Pandemi Covid-19. BERNAS:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1 (4), 604–609.