Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN UMKM

DI DESA LUENG BATA, KOTA BANDA ACEH

MAKALAH

DISUSUN OLEH
ANNISA SALSABILA
1801101010111

EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
RINGKASAN...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
1.3 Manfaat...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran umum kondisi desa Lueng bata....................................................5
2.2 Potensi UKM desa Lueng bata .....................................................................5
2.3 Rekomendasi Strategi Pengembangan UMKM di Pedesaan.................7
2.4 Kontribusi Dari Berbagai Pihak.....................................................................9
2.5 Langkah-langkah Strategi Pengembangan UMKM .....................................9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan..............................................................................................................10
Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
RINGKASAN

Dewasa ini, Perkembangan UMKM jumlahnya telah meningkat pesat, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja rata-rata
sebesar 96,66% terhadap total keseluruhan tenaga kerja nasional. Dalam rangka
implementasi kebijakan Otonomi Daerah yaitu melaksanakan pembangunan ekonomi
secara merata untuk semua daerah maka pembangunan di wilayah pedesaan
menjadi perhatian masyarakat maupun pemerintah. Oleh sebab itu, realita
perkembangan UMKM masih sangat sulit diterapkan khususnya di wilayah pedesaan.
Penduduk dengan keterbatasan pengetahuan, hidup dalam kegiatan usaha kecil di sektor
tradisional, infrastruktur dan akses pemerintahan yang terbatas menjadi salah satu
faktor penghambat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Maka dari
itu, kelompok wirausahawan desa (Entrepreneurs Village) melalui pengembangan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hadir sebagai suatu solusi dari sistem
perekonomian yang efektif memudahkan masyarakat untuk siap bersaing dalam pasar
global. Dengan tujuan untuk memperluas kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
pengentasan kemiskinan, terciptanya wirausahawan desa (Entrepreneurs Village)
sehingga mendorong kebijakan untuk melakukan perbaikan infrastruktur, teknologi,
permodalan, dan kelembagaan UMKM. Manfaat gagasan ini diharapkan dapat
membantu masyarakat, pemerintah, peneliti maupun akademisi dalam merencanakan
program- program terbaru yang memberikan kontribusi yang besar bagi Negara. Oleh
karenanya, Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting
dalam perekonomian lokal daerah dalam menggerakkan aktivitas ekonomi ke
tingkat internasional. Dalam rangka implementasi, perencanaan, pemberdayaan, dan
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) regulasi dari pemerintah
yang diperlukan untuk memberikan peluang berkembangnya UMKM di pedesaan
meliputi perbaikan sarana dan prasarana, akses perbankan, pembinaan SDM,
Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan Kemitraan Usaha serta perbaikan iklim
ekonomi yang lebih baik untuk mendukung eksistensi masyarakat menghadapi
persaingan ekonomi di tengah pasar global.

Kata Kunci: UMKM, Potensi desa, pasar global.

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi dan mulai
diperhatikan dunia internasional. Indonesia kini tengah berpacu dalam pasar global atau
disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai pada tahun
2015. Tingginya populasi usia produktif di Indonesia tidak berbanding lurus dengan
ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga mendorong masyarakat Indonesia
berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi
memajukan perekonomian. Maka tidak heran, kini mulai bermunculan pelaku usaha
sektor industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu tulang
punggung ekonomi rakyat. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan upaya yang dilakukan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk
memberdayakan usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui pemberian fasilitas,
bimbingan, pendampingan, bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan serta daya saing UMKM. Keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di tengah persaingan perdagangan bebas sangat penting dalam mendorong
pembangunan ekonomi bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dewasa ini, Perkembangan UMKM jumlahnya telah meningkat pesat, UMKM
memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 96,66%
terhadap total keseluruhan tenaga kerja nasional, sedangkan usaha besar hanya
memberikan kontribusi rata-rata 3,32% terhadap tenaga kerja nasional. Tingginya
kemampuan UMKM dalam menciptakan kesempatan kerja mengindikasikan bahwa
UMKM memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di seluruh wilayah
tanah air. Namun di sisi lain, UMKM memiliki banyak kendala yaitu keterbatasan
modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan kurangnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pemberian informasi dan jaringan pasar, kemudahan akses
pendanaan, pendampingan serta peningkatan kapasitas teknologi informasi adalah
upaya peningkatan daya saing UMKM Indonesia.
Dalam rangka implementasi kebijakan Otonomi Daerah, pembinaan terhadap
kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam menggerakkan usaha-usaha ke
arah tercapainya sasaran pembangunan ekonomi yang berupa penciptaan kesempatan
kerja dan pemerataan pendapatan. Pembangunan ekonomi harus mengarahkan adanya
suatu hasil atau pemerataan sejajar antar wilayah di daerah. Ketidakseimbangan
struktural dan ekonomi cenderung terjadi di wilayah pedesan. Oleh karena itu,
menganalisis ketidakseimbangan pembangunan khususnya di daerah pedesaan perlu
menjadi perhatian masyarakat maupun pemerintah.

1
Di pedesaan sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah, hidup
dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional, infrastruktur dan akses
pemerintahan masih terbatas. Indonesia yang terdiri dari 72.000 desa memiliki potensi
sangat besar dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
sebagai salah satu faktor utama pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat masyarakat
harus menghadapi tantangan global. Maka dari itu, kelompok wirausahawan desa
(Entrepreneurs Village) sebagai potret pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang efektif
memudahkan masyarakat untuk siap bersaing dalam pasar global.
Dengan meningkatkan kualitas produk-produk lokal akan menambah nilai jual
UMKM, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian
membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia.Usaha kecil menengah
(UKM) saat ini mempunyai posisi strategis dalam perekonomian indonesia serta
berdampak langsung terhadap pembangunan ekonomi nasional. UKM juga
mempunyai peran pentingterhadap penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan
ekonomi. (LPPI, Bank Indonesia, 2015:1).Kendala utama yang dihadapi usaha kecil
dan menengah yaitu soal kekurangan modal, jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja,
dan juga pendidikan pengusaha.Dari berbagai permasalahan tersebut maka dapat
dilihat pengaruh sektor UKM dapat mendorong menjadi sektor usaha berskala besar.
(Salman,2009:1).Kebijakan pemerintah kedepannya perlu upaya yang lebih kondusif
bagi pertumbuhan dan perkembangan UKM di Indonesia.
UKM perlu perhatian secara khusus oleh pemerintah disamping
pengembangan kemitraan usaha yang menguntungkan antara pengusaha kecil dengan
pengusaha besar(Hafsah,2004:40).Peran Usaha Kecil Menengah di Indonesia
memiliki proporsi sebesar 99,99 persen atau sebanyak 56,54 juta unit dari total jumlah
keseluruhan pelaku usaha yang menyumbang PDB sekitar 60 persen. PDB tersebut
ialah akumulasi jumlah total dari berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Usaha Kecil
Menegah mempunyai peranan penting dalam berbagai sektor yaitu dalam
pemberdayaan masyarakat serta sebagai sumber pendapatanmasyarakat (LPPI,Bank
Indonesia 2015:23).

9.5
4 5.08 5.24 5.32 5.48 5.8 5.86 5.94 5.97 6.64 9
2
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah UKM
Sumber: Disperidagkopukm Kota Banda Aceh
Gambar 1. Jumlah Total UKM Kota Banda Aceh,Tahun 2007-2016
Total UKM Kota Banda Aceh setiap tahunnya terus mengalami peningkatan
secara signifikan, peningkatan tersebut terjadi pada tahun 2016, yaitu 9,591 jumlah
UKM yang tersebar di seluruh kota Banda Aceh dan peningkatan jumlah tersebut
diduga dipengaruhi oleh peningkatan dari jumlah penduduk setiap tahunnya.Keberadaan
UKM di Kota Banda Aceh memberikan arti yang sangat penting dalam memyediakan
sumber mata pencaharian masyarakat dikarenakan lemahnya pertumbuhan industri
kecil dan rumah tangga menjadikan UKM sebagai penyedia alternatif lapangan
pekerjaan di Kota Banda Aceh.Pemerintah secara nyata telah memberikan dukungan
terhadap UKM di Kota Banda Aceh, namun kontribusi optimal UKM terhadap
pertumbuhan ekonomi Kota Banda Aceh sangat bergantung pada Produktivitas UKM
dan pengusaha itu sendiri (Nazaruddin, 2015:3).

Kecamatan UKM Sektor


Perdagangan
Kuta Raja 231
Kuta Alam 1,037
Baiturrahm 1,538
an
Jaya Baru 260
Meuraxa 285
Banda 241
Raya
Lueng Bata 390
Ulee 399
Kareng
Syiah 436
Kuala
Jumlah 4,817
Sumber: Disperidagkopukm Kota Banda Aceh,2016

Tabel 1.Jumlah UKM Menurut Kecamatan, Sektor Perdagangan Kota Banda


Aceh,Tahun 2016

Terdapat 4,817 UKM sektor perdagangan di setiap Kecamatan di Kota Banda


Aceh. Kecamatan Baiturrahman memiliki jumlah UKM sektor perdagangan tertinggi
dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yaitu 1,538 unit sedangkan pada Kecamatan
Kuta Raja memiliki jumlah UKM terendah dibandingkan dengan Kecamatan lainnya
yaitu 231 unit.Perdagangan menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat di Kota Banda
Aceh daripada sektor-sektor lainnya di karenakan Kota Banda Aceh memiliki letak
yang strategis untuk perdagangan berdasarkan kondisi geografisnya. Oleh karena itu
UKM di kota Banda Aceh memiliki potensi yang sangat baik untuk berkembang.
Namun, kurangnya modal, tenaga kerja yang berkualitas dan pendidikan
kewirausahaan mengakibatkan UKM di kota Banda Aceh kurang berkembang.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari gagasan tertulis ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan dan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) desa Lueng bata, Kec. Lueng bata, Kota Banda aceh.
2. Untuk membangun ekonomi pedesaan melalui pengembangkan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) dalam memberikan kesempatan kerja, pemerataan
pendapatan,dan pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan.
3. Untuk memudahkan perencanaan kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) yang efektif dan efisien dengan memperluas akses infrastruktur,
teknologi, permodalan, kelembagaan UMKM dan perbaikan iklim ekonomi yang
lebih baik untuk mendukung dan meningkatkan daya saing masyarakat pedesaan
di pasar global.

1.3. Manfaat

1. Bagi Pemerintah :
Tersedianya berbagai informasi dalam rangka memberikan rekomendasi kebijakan
pengembangan berkaitan dengan dinamika Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di daerah pedesaan. Sehingga pemerintah bisa dapat membantu
merealisasin perkembangan UMKM desa agar dapat membentu jalannya roda
perekonomian daerah dan meningkatkan pendapaan daerah.
2. Bagi Masyarakat :
Untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menumbuhkan daya
kreativitas dan berwirausaha dengan menghasilkan produk-produk UMKM yang
berkualitas dan unggul dalam bersaing di pasar global. Serta dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi Akademisi dan Peneliti:
Dapat membuat inovasi baru, menambah pengalaman, dan wawasan untuk dijadikan
acuan dalam mengembangkan berbagai program terbaru dan rencana pembangunan
yang berkelanjutan.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Gambaran umum kondisi desa Lueng bata


Desa Lueng Bata merupakan pemekaran dari Kecamatan Baiturrahman pada tahun
2000, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banda Aceh Nomor 8 Tahun 2000.Nama
kecamatan ini diambil dari nama Teuku Nyak Radja Imum Lueng Bata yang dikenal
dengan Tgk. Imum Lueng Bata, salah seorang tokoh ulama dan pejuang Aceh. Ia
memimpin Kemukiman Lueng Bata yang kala itu berstatus daerah bibeuh (bebas).
Walaupun Lueng Bata berkategori Mukim dan dipimpin Uleebalang Teuku Raja, wilayah
ini diperintah langsung oleh Sultan. Biarpun berbeda dengan Sagi XXV, XXVI dan XXII
Mukim, kedudukan pimpinannya setara dengan Panglima tiga Sagi tersebut. Tgk Imum
Lueng Bata dikabarkan meninggal dalam pengejaran Belanda, namun lokasinya tidak
diketahui dengan pasti sampai saat ini.Kecamatan Lueng Bata terletak antara 050°54′84″
LU – 950°33′84″ BT dengan ketinggian 1,11 meter di atas permukaan laut (Mdpl).Luas
area desa Lueng Bata adalah 534,1 Hektar (Ha) dengan batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Kuta Alam

 Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Aceh Besar

 Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Ulee Kareng

 Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Baiturrahman

2.2 Potensi UKM di desa Lueng bata

Desa Lueng bata termasuk pemukiman yang padat penduduk. Daerahnya terdapat
banyak gedung perkantoran, gedung pertokoan serta kompleks serta perumahan. Maka
dari itu, daerah ini termasuk daerah perkotaan. Karena lokasi nya dekat dengan wilayah
perkotaan sehingga banyak orang yang memilih untuk mendirikan bangunan (pertokoan,
perumahan,perkantoran, sarana pendidikan,perhotelan,dsb). Banyak masyarakat yang
memilih untuk tinggal di desa ini di karenakan akses yang di dapat untuk ke perkotaan
hingga ke bandara tidak terlalu jauh. Sehingga lebih hemat waktu dan efisien. Bahkan
sampai pada tahun 2021 ini, rata-rata sudah tidak ada lagi wilayah tanah yang kosong di
daerah ini karena telah padat. Maka dari itu, potensi UMKM yang terdapat di daerah
Lueng bata ini berupa bisnis perdagangan. Hal ini dikarenakan banyak nya bangunan
pertokoan di sekitar wilayah desa lueng bata.selain itu banyak masyarakat pendatang
yang tinggal di daerah ini membuat bisnis perdagangan semakin bertambah setiap
tahunnya Biasanya masyarakat ada yang menjual produknya di toko mereka sendiri.
Sehingga ini bisa menjadi potensi UMKM di desa Lueng bata. Biasa produk yang di jual
bermacam ragam mulai dari produk sendiri atau produk yang di kirim dari luar kota.jenis
nya juga bermacam-macam mulai dari produk makanan ringan, toko kelontong, produk
tekstil (baju, butik, baju gamis, sprei,bed cover,dll), warung nasi padang, rumah makan
khas aceh, usaha fotocopy,toko buku, warung kopi, cafe/restaurant, makanan cepat saji,
juga terdapat perhotelan serta kampus unmuha.

Berbeda halnya dengan kawasan pedesaan umumnya yang memaatkan kondisi


alam untuk kegiatan pertanian, peternakan bahkan perikanan. Potensi yang ada di desa ini
lebih cocok ke bidang perdagangan produk serta industri produk rumahan atau yang biasa
di sebut UMKM. Saat ini, sudah banyak bisnis UMKM yang terus bertambah setiap
tahunnya. Hal ini di karenakan pihak pemerintah desa juga mendukung jalannya kegiatan
bisnis UMKM tersebut. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan bagi komunitas
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Program tersebut di ikuti oleh para Ibu
Rumah Tangga (IRT) yang pada umumnya tidak bekerja. Kegiatan ini juga di dukung
oleh pemko banda aceh serta Dinas Koperasi dan UMKM Aceh. Kegiatan pelatihan
tersebut terdiri dari kegiatan pelatihan menjahit, memasak, mengolah makananan ringan
dan cepat saji,dll. Hasilnya terbukti dengan adanya pertumbuhan UMKM baru seperti :
adanya tempat jahit (taylor) atau butik yang menerima jahitan baju juga terdapat produksi
batik khas aceh, kemudian selain itu juga adanya bisnis catering rumahan. Karena
permintaan terhadap catering rumahan jga meningkat di karenakan mayoritas penduduk
desa ini merupakan pekerja kantoran yang tidak memiliki waktu luang untuk memasak di
rumah dapat memesan catering rumahan tersebut, selain itu juga terdapat restaurant yang
menjual makanan jajanan atau makanan cepat saji, selain itu dampak lainnya yaitu
munculnya produk makanan olahan seperti : olahan kerupuk,peyek,kue atau bakery.
Sehingga dengan bertumbuhnya bisnis UMKM tersebut menambah pendapatan bagi para
IRT yang tidak bekerja tadi sehingga kesejahteraan keluarga akan tercapai. Selain itu,
desa Lueng bata juga pernah di anugerahi penghargaan dari walikota banda aceh sebagai
Pemda terkait penyaluran Dana Desa terbaik. Dengan kawasan yang padat dan terbatas
tersebut, bukan menjadi kendala untuk terus menciptakan inovasi dan kreatifitas asalkan
adanya kerjasama yang baik antar masyarakat dan jajaran perangkat desa. Hal ini
tentunya juga berpengaruh postitif bagi lingkungan pedesaan tersebut. Karena dengan hal
ini, akan mendorong para anak muda di desa Lueng bata agar bisa terus berinovasi dan
menciptakan ide bisnis UMKM baru. Sehingga dengan ini di harapkan tidak terjadi
kesenjangan dan kemiskinan dapat segera di tuntaskan. Akan lebih baik lagi jika
pengembangan potensi UMKM ini bisa menembus pasar global. Produk buatan UMKM
desa bisa berkualitas dan dapat bersaing bukan hanya di pasar nasional tetap pasar global.

2.3 Rekomendasi Strategi Pengembangan UMKM di Pedesaan


Pembangunan masyarakat pedesaan diarahkan pada program dan kegiatan
pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, berikut
beberapa pilihan strategi yang dilakukan dalam pemberdayaan UMKM, yaitu:
1. Kemudahan dalam Akses Permodalan
Salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM adalah aspek permodalan.
Lambannya akumulasi kapital di kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah,
merupakan salah satu penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan
rendahnya surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Faktor modal
juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-usaha baru di luar sektor
ekstraktif. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan UMKM pemecahan dalam aspek
modal ini penting dan memang harus dilakukan.
2. Bantuan Pembangunan Prasarana
Usaha mendorong produktivitas dan mendorong tumbuhnya usaha, tidak akan
memiliki arti penting bagi masyarakat, kalau hasil produksinya tidak dapat
dipasarkan, atau kalaupun dapat dijual tetapi dengan harga yang amat rendah.
Oleh sebab, itu komponen penting dalam usaha pemberdayaan UMKM adalah
pembangunan prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana
pemasaran dan atau transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi
rantai pemasaran dan pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani dan
pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah.
3. Pengembangan Skala Usaha
Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah, pada mulanya dilakukan
melalui pendekatan individual. Kemudian jika pendekatan individual ini tidak
memberikan hasil yang memuaskan, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan
kelompok. Melalui kelompok, mereka dapat membangun kekuatan untuk ikut
menentukan distribusi. Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan
pada kemudahan untuk memperoleh akses modal ke lembaga keuangan yang telah
ada, dan untuk membangun skala usaha yang ekonomis. Aspek kelembagaan yang
lain adalah dalam hal kemitraan antar skala usaha dan jenis usaha, pasar barang,
dan pasar input produksi. Aspek kelembagaan ini penting untuk ditangani dalam
rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.
4. Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan Kemitraan Usaha
Upaya mengembangkan jaringan usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai macam
pola jaringan misalnya dalam bentuk jaringan sub kontrak maupun pengembangan
kluster. Pola-pola jaringan semacam ini sudah terbentuk akan tetapi dalam
realiatasnya masih belum berjalan optimal. Pola jaringan usaha melalui sub kontrak
dapat dijadikan sebagai alternatif bagi eksistensi UMKM di Indonesia.
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap usaha termasuk juga di
sektor usaha kecil. Keberhasilan industri skala kecil untuk menembus pasar
global atau menghadapi produk-produk impor di pasar domestik ditentukan oleh
kemampuan pelaku-pelaku dalam industri kecil tersebut untuk mengembangkan
produk-produk usahanya sehingga tetap dapat eksis. Kelemahan utama
pengembangan usaha Mikro, kecil, dan Menengah di Indonesia adalah karena
kurangnya ketrampilan sumber daya manusia. Manajemen yang ada relatif masih
tradisional. Oleh karena itu, dalam pengembangan UMKM perlu meningkatkan
pelatihan baik dalam aspek kewiraswastaan, administrasi dan pengetahuan serta
ketrampilan dalam pengembangan usaha.
6. Peningkatan Akses Teknologi
Penguasaan teknologi merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Di negara-negara maju keberhasilan usaha
kecil menengah ditentukan oleh kemampuan akan penguasaan teknologi. Strategi
yang perlu dilakukan dalam peningkatan akses teknologi bagi pengembangan
UMKM adalah memotivasi berbagai lembaga penelitian teknologi yang lebih
berorientasi untuk peningkatan teknologi sesuai kebutuhan , pengembangan pusat
inovasi desain sesuai dengan kebutuhan pasar, pengembangan pusat penyuluhan
dan difusi teknologi yang lebih tersebar ke lokasi-lokasi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
2.4 Kontribusi Dari Berbagai Pihak
 STAKEHOLDER SECARA UMUM
Harapan kemudahan dari pemerintah antara lain :
1. Bantuan modal usaha dengan persyaratan ringan
2. Jaminan dalam mendapatkan kredit ringan
3. Promosi iklan gratis, memberikan orderan gratis
4. Kemudahan memperoleh kredit, pengurusan administrasi usaha
5. Dana UMKM terealisasikan merata
6. Jadi mitra pemerintah dalam pengadaan barang, dipasarkan oleh pemerintah
7. Bunga stabil & tidak mati lampu
8. Lebih memperhatikan sektor kecil
9. Bantuan KURS dipermudah
10. Agar dapat orderan proyek dari pemerintah

 STAKEHOLDER SECARA KHUSUS


a. Badan Usaha Milik Desa (BUMN) : Memacu pertumbuhan UMKM dengan
meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UMKM menjadi usaha yang tangguh
dan mandiri agardapat berperan dalam perekonomian nasioanal.
b. Pemerintah Daerah : Memberi dukungan dengan memberikan saran terkait proses
pemetaan UMKM dan menyiapkan anggaran dalam jangka panjang untuk program
pembinaan dan pengembangan UMKM.
c. Kepala Desa/Kelurahan : Memberikan dukungan pemahaman dan pengertian
kepada para Wirausaha dan masyarakat tentang pentingnya pemetaan UMKM
berdasarkan
sektor-sektor ekonomi agar lebih mudah dalam melakukan pembinaan dan
pengembangan UMKM.
d. BPMPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa : Memberikan
dukungan data dengan membantu kesediaan wirausaha dalam mendukung program
pemetaan UMKM berdasarkan sektor-sektor ekonomi.
e. Wirausaha : Memberi dukungan wirausaha sangat membantu dalam mempercepat
proses informasi data UMKM.

2.5. Langkah-langkah Strategi Pengembangan UMKM desa


Langkah-langkah yang diperlukan dalam proses pencapaian tujuan gagasan adalah:
a. Mengadakan koordinasi dan konsultasi secara intensif mengenai strategi
pengembangan UMKM terhadap seluruh lapisan masyarakat pedesaan.
b. Menjelaskan pentingnya menggali potensi pendapatan asli daerah dari rencana
pembangunan desa yang dilakukan serta dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan
ini.
c. Menggunakan pendekatan umpan balik untuk memberikan pemahaman dan kerja sama
9
kepada para pihak pemangku kepentingan yang terkait untuk membantu menyediakan
fasilitas yang membantu kegiatan kewirausahaan.
d. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjadi wirausahawan desa
(Entrepreneurs Village) untuk persiapan menghadapi persaingan di pasar global.
e. Melakukan pelatihan calon Entrepreneurs Village yang tangguh, mandiri, dan handal
dalam pasar global oleh tim yang bersangkutan.
f. Implementasi UMKM pedesaan terhadap wirausahawan desa yang mampu bersaing
secara global.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro, kecil dan Menengah
(UMKM) memiliki peranan penting dalam perkeonomian lokal daerah, khususnya
dalam menggerakkan aktivitas ekonomi regional dan penyediaan lapangan kerja.
Dalam rangka implementasi, perencanaan, pemberdayaan, dan pengembangan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), maka diperlukan berbagai kebijakan yang
bersifat membangun terhadap perekonomian di Indonesia dengan menciptakan
wirausahawan desa (Entrepreneurs Village) di wilayah pedesaan. Adapun regulasi dari
pemerintah yang diperlukan untuk memberikan peluang berkembangnya UMKM di
pedesaan meliputi perbaikan sarana dan prasarana, akses perbankan, pembinaan SDM,
Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan Kemitraan Usaha serta perbaikan iklim
ekonomi yang lebih baik untuk mendukung eksistensi masyarakat menghadapi
persaingan ekonomi di tengah pasar global.

Saran
1. Pemda dapat memberikan kemudahan akses bagi masyarakat seperti modal, kredit,
bantuan dana,masalah perijinan,promosi, alat prosuksi. Serta dapat mengarahkan UKM
desa agar dapat bersaing di pasar internasional.
2. Meningkatkan kualitas Produk UKM agar bisa di ekspor ke pasar global. Dalam
proses produksi dapat menggunakan teknologi canggih agar pengerjaannya lebih
efisien. UKM bisa di arahkan agar bisa bedaptasi dengan revolusi industri 4.0.
3. Industri dan produk UKM bisa di menyesuaikan dengan perkembangan digital saat ini
baik itu dari segi pemasaran, operasional, kualitas, kemasan, serta inovasi produk agar
bisa terus bersaing dengan produk e-commerce lainnya

10
DAFTAR PUSTAKA
Hafsah,Mohammad Jafar. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah
(UKM), Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004. Hal 40.

Nazaruddin,T. 2015.Analisis Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di


Kabupaten Aceh Jaya, Banda Aceh, Program Studi Magister Manajemen, Pasca
Sarjana Universitas syiah Kuala.

Anhar,Diana Sapha H. 2018. Analisis faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan


usaha kecil menengah studi kasus kecamatan Baiturrahman, Banda aceh, Program
studi ekonomi pembangunan, sarjana, Universitas Syiah kuala.

Anonim. 2011. Modul Pelatihan Nasional Kewirausahaan. Jakarta: Dinas Koperasi


Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Anonim. 2012. Terampil Menyusun Rencana Bisnis. Jakarta: Dinas Koperasi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah.

Badan Pusat Statistika. (2013). Data Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, 103
Pengangguran, TPAK dan TPT, 1986–2013 . Diakses dari (http://www.bps.go.id/
pada tanggal 12 Januari 2016 jam 14.35 WIB).

Firmansyah, MM, Dr. Drs.Ec. M. Anang. 2015. Peran Kewirausahaan di Indonesia


dalam memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Galeri UKM. 2011. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah, (Online),(http://
galeriukm.web.id/news/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm, diakses 1
oktober 2011).

Sudaryanto dan Hanim,Anifatul. 2002. Evaluasi kesiapan UKM Menyongsong Pasar


Bebas Asean (AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal Ekonomi
Akuntansi dan Manajemen, Vol 1 No 2, Desember 2002.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat.

11
14

Anda mungkin juga menyukai