Nurlaila Hartini
Email : yasinmama401@gmail.com
Juli 2023
PERAN PEMERINTAH TERHADAP UMKM
Abstract
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki potensi besar untuk ketahanan ekonomi
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuannya bertahan dalam menghadapi badai
krisis keuangan dan ekonomi yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Hal ini juga
membuktikan bahwa UKM merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kuat dan ulet.
Diperkirakan di masa depan UKM akan cukup berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan
ekonomi yang cepat berubah dan dapat meningkatkan posisi daya saing bukan hanya dalam
pasar lokal tetapi juga dalam mendorong aktivitas ekspor yang pada akhirnya akan lebih
mendorong pengembangan perekonomian daerah. Dengan adanya peranan pemerintah
terhadap perkembangan UMKM sebagai penggereak perekonomian akan lebih dapat
mengongkrak perekonomian baik dalam daerah maupun negara. Akan tetapi kurang adanya
dukungan pemeritah untuk memajukan UMKM pada perekonomian daerah juga kurang
teregulasi dengan baik, banyak UMKM di daerah yang perlu adanya uluran dari pemerintah
untuk dapat berkembang, baik dari system sarana-prasarana, sdm, maupun ketersediaan
bahan baku dan alat produksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah
dalam pembinaan usaha kecil menengah. Penelitian ini menggunakan metode Systematic
Literature Review. Jumlah artikel yang ditemukan sebanyak 12 artikel yang kemudian
dikelompokkan berdasarkan konsep dan pembahasan yang sama dengan topik penelitian
peranan pemerintah terhadap UMKM. Diharapkan dengan adanya program pemerintah ini
dapat memajukan kesehateraan umkm dalam daerah. Dengan adanya program pemerintah
juga dapat mengapresiasi umkm agar berjalan dengan baik serta tujuan dari memajukan
UMKM tersebut dapat tercapai.
Kata kunci : peranan pemerintah terhadap UMKM
Small and Medium Enterprises (SMEs) have great potential for Indonesia's economic
resilience. This is demonstrated by their ability to withstand the storms of financial and
economic crises that have befallen Indonesia since 1997. This also proves that SMEs are
tough and resilient economic actors. It is estimated that in the future SMEs will be quite
successful in adapting to the rapidly changing economic environment and will be able to
increase their competitiveness not only in the local market but also in encouraging export
activities which will ultimately further encourage regional economic development. With the
government's role in developing UMKM as a driver of the economy, it will be able to boost
the economy both in the regions and in the country. However, the lack of government support
to advance UMKM in the regional economy is also not regulated properly, many UMKM in
the regions need government assistance to develop, both in terms of infrastructure systems,
human resources, and the availability of raw materials and production equipment. This study
aims to determine the role of government in fostering small and medium enterprises. This
study uses the Systematic Literature Review method. The number of articles found was 24
articles which were then grouped based on the same concept and discussion as the topic of
research on the role of goveent in UMKM. It is hoped that this government program can
advance the welfare of UMKM in the regions. With the existence of a government program, it
can also appreciate UKM so that it runs well and the goals of these UKM can be achieved.
Key words: the role of the government towards UMKM
Pendahuluan
Peran atau keberadaan UMKM sangat bermanfaat dalam pendistribusian pendapatan
masyarakat. UMKM sangat berpengaruh dalam membantu pertumbuhan ekonomi, selain
berperan dalam pertumbuhan pekonomian, UMKM juga sangat berperan dalam mengatasi
pengangguran(Permana, 2017). Perekonomian yang berbasis Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah memiliki banyak kelebihan,mampu mendorong orang bekerja keras, disiplin tinggi
dan meningkatkan daya kreativitas dan inovasi bagi masyarakat yang ingin memiliki
penghasilan lebih tinggi. Dalam upaya membangun ekonomi nasional melalui sektor
Usaha,Mikro,Kecil dan Menengah yang dalam istilah sering disebutkan UMKM ataupun
usaha kecil, maka pemerintah memberi perhatian yang sangat besar dan mendapatkan
prioritas untuk pembinaaan dan pengembangan dalam rangka memperkuat struktur ekonomi
nasional.(Tri & Darwanto, 2013). Salah satu faktor penting dalam perkembangan dan
penopang perekonomian di Indonesia adalah keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).(Pamungkas & Hidayatulloh, 2019). Usaha mikro kecil dan menengah sebagai
salah satu sektor yang memiliki peranan penting terhadap sebagian besar penduduk yang
masih berpendidikan dibawah standar dan hidup dalam usaha kecil sektor tradisional maupun
modern. Namun, di sisi lain masih banyak UMKM memiliki permasalahan yang menghambat
kelangsungan usahanya. Oleh sebab itu diperlukan adanya peningkatan terhadap potensi
UMKM. Potensi UMKM harus dikembangkan secara maksimal agar UMKM menjadi lebih
mandiri dan dapat beradaptasi dalam perkembangannya (W. Hartanti, 2021).
Selama ini UMKM masih mengalami permasalah yang belum sepenuhnya terpecahkan,
sehingga dari berbagai permasalahan tersebut menjadi penghalang bagi pengembangan dan
kemajuan UMKM. Pemerintah daerah dalam hal ini dapat memberikan dorongan kepada
masyarakatya dalam berwirausaha. Salah satunya yaitu dalam wujud sektor Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Peningkatan iklim usaha UMKM telah didukung oleh pemerintah
berupa pembuatan kebijakan mengenai UMKM yaitu UU No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM. Di Indonesia peran UMKM dapat memberikan dampak positif yaitu dapat
mengurangi pengangguran, memberantas banyak kemiskinan, meningkatkan ekonomi
nasional maupun daerah. Namun di sisi lain pada kenyataannya UMKM masih banyak
mengalami kendala. seperti kurangnya permodalan, kurangnya teknik produksi, lemahnya
dalam mengelola manajemen pasar, serta rendahnya ilmu mengenai penguasaan teknologi
untuk membantu proses produksi suatu usaha.(Nirmala et al., 2022). Salah satu peran penting
UMKM dalam perekonomian adalah sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah,
karena sebagian besar masyarakat bekerja pada sektor UMKM.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik(Bank Indonesia, 2015)
(BPS, 2015) terdapat sekitar 64,2 juta unit usaha di Indonesia, dimana sebanyak 99%
merupakan UMKM. Namun, meskipun memiliki peranan yang sangat penting dalam
perekonomian, UMKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai masalah yang
menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu masalah yang sering dihadapi
oleh UMKM adalah kurangnya permodalan. Menurut data dari Bank Indonesia (2015), akses
ke pembiayaan masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia, di
mana sekitar 60-70% pelaku UMKM belum memiliki akses pembiayaan perbankan (BI,
2015). Sehingga menyebabkan berkurangnya kemampuan dalam melakukan produksi dan
keterbatasan alat. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, permasalahan kurangnya
teknik produksi yaitu sekitar 11% ditemukan kurang menariknya kemasan produk yang
digunakan. Masalah lain yang dihadapi oleh UMKM adalah lemahnya manajemen pasar,
yaitu sebesar 34% dimana sebagian besar hanya melakukan pemasaran produknya dalam
lingkup regional (satu kota/kabupaten/provinsi). Selain itu, UMKM di Indonesia juga
dihadapkan pada masalah kurangnya penguasaan teknologi. Menurut survei dari Kementerian
Koperasi dan UKM, (2017) hanya sekitar 8% dari total pelaku UMKM yang ada di
Indonesia, yaitu 59,2 juta menggunakan teknologi platform online dalam memasarkan
produknya. Penanggulangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan
UMKM memiliki potensi yang cukup baik, Upaya dalam memajukan dan mengembangkan
sektor UMKM akan mampu menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja yang ada dan diprediksi
akan dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerja yang terlibat di dalamnya.
Hal-hal yang disebutkan diatas diketahui bahwa pemerintah sangat berperan penting juga
dalam menjalakan perannya kepada UMKM yaitu sebagai fasilitator, regulator dan
katalisator.Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah(Salam & Prathama, 2022). Dan
menurut penelitian oleh (Anam, 2019) dalam pengembangan UMKM peranan pemerintah
yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai fasilitator, regulator dan katalisator : a.Peran
pemerintah sebagai fasilitator, b.Peran pemerintah sebagai regulator, c.Peran pemerintah
sebagai katalisator.
Adanya sektor UMKM dapat menciptakan berbagai manfaat bagi daerah diantaranya seperti
dapat menghadirkan wirausahan-wirausahan yang baru sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan, yang pastinya hal tersebut pasti akan menyerap tenaga kerja (Karimah et al.,
2021). Peran Dinas Koperasi dan UMKM sangat berpengaruh dalam pemberdayaan UMKM
di Kota. Mengingat UMKM berpotensi tinggi akan perekonomian, membuat Pemerintah ikut
andil dalam hal pemberdayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran Dinas
Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan UMKM serta faktor pendukung dan
penghambatnya.(Ningrum et al., 2018)
Melihat berbagai manfaat yang akan diberikan oleh UMKM terhadap daerah, maka peran
Pemerintah Daerah dalam memberikan dorongan untuk mengembangkan UMKM ini
merupakan suatu hal yang perlu dilakukan agar UMKM di daerah dapat semakin berkembang
dan berkontribusi dengan baik. Pemerintah Daerah harus bertindak dan berkontribusi secara
langsung dalam pengembangan UMKM (Budiyanto & Effendy, 2020). Sehingga bukan
hanya sekedar perhatian saja yang diberikan, melainkan juga kontribusi dan bukti nyata yang
dibeikan oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kualitas dari UMKM melalui berbagai
kegiatan pengembangan.Dalam penelitian yang di lakukan oleh (Salam & Prathama,
2022)maksud dengan pemerintah daerah adalah lembaga ataupun instansi yang bertanggung
jawab sepenuhnya untuk melakukan pengembangan pada UMKM. Lembaga atau instansi
yang di maksud dalam penelitian ini ialah Dinas koperasi UMK dan perdagangan yang
berperan sebagai pemeran utama dalam pengembangan UMKM.
Berdasarkan paparan yang telah di jelaskan diatas, maka solusi yang tepat pada adanya
peranan pemerintah untuk UMKM sangat penting. Baik dalam peran sebagai fasilitator
stabilitator, regulator dan katalisator dalam berjalannya UMKM, juga dalam fasilitator bisa
mengembangkan besarnya skala UMKM yang ada pada daerah. bahwa sudah menjalakan
perannya yaitu sebagai fasilitator, regulator dan katalisator.Tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah
Metode Penelitian
Keefektifan peranan pemerintah terhadap UMKM. Kajian ini akan mengulas dan
menganalisis kembali dari berbagai penelitian terkait kebijakan pemerintah terhadap
penyaluran bantuan sosial UMKM di Indonesia menggunakan metode Systematic Literatur
Review (SLR). Systematic review ialah metode penelitian yang membahas kembali mengenai
topik tertentu yang menekankan pada persoalan tunggal yang telah diidentifikasi secara
sistematis, dinilai, serta disimpulkan menurut kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan bukti dari penelitian yang berkualitas dan relevan (Latifah & Ritonga, 2020)
Dengan digunakan metode SLR dapat dilakukan review dan identifikasi jurnal secara
sistematis dimana pada setiap prosesnya mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan. Selain
itu, penggunaan metode SLR juga dapat menghindarkan dari identifikasi yang bersifat
subjektif dan diharapkan hasil identifikasi dapat menambah literatur tentang penggunaan
metode SLR dalam identifikasi jurnal (Triandini et al., 2019)
Menentukan kata kunci yang digunakan untuk mencari penelitian primer atau literatur, yakni:
peranan pemerintah terhadap UMKM
Mencari artikel terkait kata kunci yang telah ditentukan, baik atriket nasional maupun
internasional. Adapun jumlah artikel yang dibutuhkan adalah sebanyak mungkin, namun
tetap relevan dengan tujuan penelitian ini.
Artikel yang terkumpul kemudian masuk ke tahap seleksi terkait kesesuaian dengan topik
penelitian, hasil jurnal yang di dapat yaitu 20 jurnal
Mulai Menyusun artikel.
TABEL 1.1 Literatur Yang Digunakan
Hasil Pembahasan
Secara umum UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah bisnis skala kecil yang
dimiliki oleh individu atau kelompok dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Menurut
(Pamungkas & Hidayatulloh, 2019) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah
bisnis yang dimiliki oleh perseoranga. UMKM merupakan suatu usaha perseorangan atau
badan usaha yang berskala kecil dan memiliki batasan tertentu dalam hal jumlah tenaga
kerjanya, jumlah penjualan atau omsetnya, serta jumlah aset atau aktivanya. (Permana,
2017b). UMKM memiliki peran yang penting dalam perekonomian suatu Negara yaitu
memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Selain itu, UMKM juga mampu menjaga keberagaman budaya dan keragaman produk, serta
mempromosikan kemandirian ekonomi di tingkat lokal. Menurut Azis dan Ruslan (2009:3)
dalam (Permana, 2017) terdapat beberapa indikator atau kriteria yang lazim digunakan untuk
mendefinisikan UMKM, antara lain: besarnya volume usaha, besarnya modal, nilai aset,
kekayaan bersih, dan besarnya jumlah pekerja. Menurut (Halim, 2020) secara umum, usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah usaha yang menghasilkan barang dan jasa
dengan menggunakan bahan baku utama berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, bakat,
dan karya seni tradisional daerah setempat.
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 3 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka
yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu: 1. Usaha Mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undangundang ini. 2. Usaha Kecil adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud
dalam UU ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU ini. Berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, UMKM didefinisikan sebagai
perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/ usaha yang mempunyai
penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-
tingginya Rp600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati), terdiri dari: (1) bidang
usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga,
petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa). Menurut
Badan Pusat Statistik(BPS) usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5 s.d 19 orang. Sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang
memiliki tenaga kerja 20 s.d 99 orang. Menurut Kementrian Negara koperasi dan usaha kecil
menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan usaha kecil (UK), termasuk
usaha mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM)
merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.
(Permana, 2017)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peran pemerintah terhadap
UMKM dalam meningkatkan Ekonomi Masyarakat
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa literatur, dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah juga ikut serta
mendorong berkembangnya UMKM, Peningkatan ekonomi di masyarakat akan terwujud
apabila terlaksananya pemerataan pendapatan. UMKM memiliki potensi besar untuk
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat sektor ekonomi
lokal. Namun, UMKM juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan modal,
keterbatasan akses terhadap teknologi dan informasi, dan persaingan yang ketat Peranan
pemerintah juga memberikan regulasi berupa bantuan baik dari segi fasilitator, regulator,
maupun katalisator yang mana dapat memajukan UMKM. Dengan adanya peranan
pemerintah UMKM dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat
secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
Anam, K. (2019). Government Strategy In The Development Of Msme In Jepara District.
Journal of Political and Government Studies, 8(3), 211–220.
Anggraeni Charismanur Wilfarda, Wulan Puspita Ningtiyas, N. M. A. (2021). Kebijakan
Pemerintah Dalam Pemberdayaan UMKM Di Masa Pandemi. Journal of Government
and Politics, 3(1), 47–65.
Bank Indonesia. (2015). Tinjauan Kebijakan Moneter September 2015.
BI. (2015). Profil bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (umkm).
Chalim, M. A., Listyowati, P. R., Hanim, L., & Noorman, M. (2022). Peran Pemerintah
Dalam Pengembangan Koperasi Modern Dan Umkm Berdasarkan Pp No. 7 Tahun 2021.
Audi Et AP : Jurnal Penelitian Hukum, 1(01), 21–29.
https://doi.org/10.24967/jaeap.v1i01.1490
Christofer, O. (2019). Peranan Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di Kabupaten Minahasa (Suatu Studi di Dinas Koperasi dan
UKM). Jurnal Eksekutif, 3(3), 1–10.
Halim, A. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamuju. Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan,
1(2), 157–172.
Hanim, L. (2018). UMKM (Usaha Mikro, Kecil, & Menengah) & Bentuk-Bentuk Usaha. In
Hak cipta dilindungi Undang-undang All Rights Reserved.
Hartanti, L., & Setiawati, L. (2017). Peran Kebijakan Eksport Pemerintah Terhadap Proses
Internasionalisasi Umkm. Business Management Journal, 10(2), 83–92.
https://doi.org/10.30813/bmj.v10i2.634
Hartanti, W. (2021). Peran Pemerintah Kelurahan Dalam Pengembangan Umkm. Indonesian
Journal of Strategic Management, 4(1). https://doi.org/10.25134/ijsm.v4i1.3952
Ilmiah, J. (2014). Peran pemerintah dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah
industri marmer guna meningkatkan pendapatan daerah kabupaten tulungagung.
JMBK_SALSABILA_IGNATIUS_ UMKM sebagai sektor perekonomian yang telah banyak
memberikan368-378.pdf. (n.d.).
Latifah, L., & Ritonga, I. (2020). Systematic Literature Review (SLR): Kompetensi Sumber
Daya Insani Bagi Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia. Al Maal: Journal of
Islamic Economics and Banking, 2(1), 63. https://doi.org/10.31000/almaal.v2i1.2763
Maryanto, M., Chalim, M. A., & Hanim, L. (2022). Upaya Pemerintah Dalam Membantu
Pelaku Usaha Umkm Yang Terdampak Pandemi Covid-19. Audi Et AP : Jurnal
Penelitian Hukum, 1(01), 1–11. https://doi.org/10.24967/jaeap.v1i01.1484
Ningrum, D. P., Widiyanto, M. K., & Yuliyanti, T. (2018). Peran Dinas Koperasi Dan
UMKM Dalam Pemberdayaan UMKM Di Kota Surabaya. Sumber, 171–176.
https://publik.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/36.pdf
Nirmala, A., Syarief, L., Nikmatullah, D., & Hasanuddin, T. (2022). Pemberdayaan Pelaku
usaha Pusat layanan usaha terPadu usaha mikro kecil dan menengah (Plut umkm) di
Provinsi lamPung. Ethos: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 10(2), 152–
161.
Nirwana, D. C., Muhammadiah, M., & Hasanuddin, M. (2017). Peran Pemerintah Dalam
Pembinaan Usaha Kecil Menengah Di Kabupaten Enrekang. Kolaborasi : Jurnal
Administrasi Publik, 3(1), 01. https://doi.org/10.26618/kjap.v3i1.890
Pamungkas, H. A., & Hidayatulloh, istimewa A. (2019). Faktor penentu perkembangan
umkm gerabah kasongan bantul yogyakarta Determinants of the development of the
kasongan bantul earthenware vessel. 15(1), 65–71.
Penanggulangan, D. K. (2009). Peran UMKM dlm Penanggulangan Kemiskinan &
Pengangguran (Prasetyo, 2008). 2.
Permana, S. H. (2017a). Strategi Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm)
Di Indonesia. Aspirasi, 8(1), 93–103. http://news.detik.com/
Permana, S. H. (2017b). STRATEGI PENINGKATAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA Strategy of Enhancement on the Small and
Medium-Sized Enterprises (SMES) in Indonesia Sony Hendra Permana. Aspirasi, 8(1),
93–103.
Prastika, H. C. (2017). Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah(Umkm) Dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit Di Kabupaten
Magetan. Fisip, 1–12.
Putra, T. G. (2015). Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam
Pengembangan UMKM Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang. Jurnal Kebijakan
Dan Manajemen Publik, 3(April), 1–10.
Rahmah, I., Kaukab, M. E., Yuwono, W., Pascasarjana, F., Yogyakarta, U. M., & Artikel, R.
(2020). Kata Kunci: 2, 30–50.
Salam, M. D., & Prathama, A. (2022). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan
Umkm. Jurnal Kebijakan Publik, 13(2), 137–143. https://jkp.ejournal.unri.ac.id
Sari, D. I. (2016). Strategi Pemerintah Dalam Mengatasi Hambatan Dan Tantangan
Perkembangan Umkm (Studi Kasus Pada Pengrajin Batik Bekasi). Seminar Nasional
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Komputer EKM-7, SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-
72850-3-3.
Sitepu, S. N. B. (2017). Analisis Peran Pemerintah Terhadap Keberhasilan UMKM Kota
Surabaya. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 5(1), 103–116.
https://doi.org/10.31843/jmbi.v5i1.143
Siti Nurhalita, & Imsar. (2022). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil Menengah (Umkm) Di Kabupaten Langkat. Maro: Jurnal Ekonomi
Syariah Dan Bisnis, 5(1), 84–90. https://doi.org/10.31949/maro.v5i1.2282
Thaha, A. F. (2020). JURNAL BRAND , Volume 2 No . 1 , Juni 2020 DAMPAK COVID-19
TERHADAP UMKM DI INDONESIA A . PENDAHULUAN. View Metadata, Citation
and Similar Papers at Core.Ac.Uk JURNAL BRAND, Volume 2 No. 1, Juni 2020
Https://Ejournals.Umma.Ac.Id/Index.Php/Brand, 2(1), 1.
Tirtajaya, A. (n.d.). Upaya Dinas Koperasi Dan Umkm Kota Surabaya Dalam
Membangkitkan Dan Mengembangkan Kampung Binaan.
Tri, D. D., & Darwanto. (2013). Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm)
Berbasis Ekonomi Kreatif Di Kota Semarang. Ilmu Ekonomi, 2, 1–40.
Triandini, E., Jayanatha, S., Indrawan, A., Werla Putra, G., & Iswara, B. (2019). Metode
Systematic Literature Review untuk Identifikasi Platform dan Metode Pengembangan
Sistem Informasi di Indonesia. Indonesian Journal of Information Systems, 1(2), 63.
https://doi.org/10.24002/ijis.v1i2.1916