Anda di halaman 1dari 20

ARTIKEL ILMIAH

STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM DALAM


MENGEMBANGKAN EKONOMI DI DESA
Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Manajemen Mutu Total

Disusun Oleh:

Jilla Khoerul Fajar (182220192)

2 Logistik F

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK

UNIVERSITAS LOGISTIK BISNIS INTERNASIONAL

BANDUNG

2024
DAFTAR ISI

BAB 1.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4

BAB 2.........................................................................................................................................5

LANDASAN TEORI DAN METODE...................................................................................5

2.1 UMKM.............................................................................................................................5

2.2 Perekonomian Masyarakat Pendesaan........................................................................6

2.3 Metode Penelitian...........................................................................................................7

BAB 3.........................................................................................................................................8

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................8

3.1 Gambaran Karakteristik Objek Penelitian.................................................................8

3.2 Hasil Wawancara Dengan Informan..........................................................................10

3.3 Hasil Penelitian.............................................................................................................13

BAB 4.......................................................................................................................................18

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era pembangunan ekonomi yang semakin dinamis, Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perekonomian
desa. Sebagai bagian integral dari struktur ekonomi lokal, UMKM bukan hanya penyedia
pendapatan dan pekerjaan, tetapi juga menjadi kunci untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan meningkatkan infrastruktur desa secara keseluruhan. Perkembangan
UMKM tidak hanya menciptakan dampak ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting
dalam membangun keberlanjutan sosial dan ekonomi di komunitas pedesaan.

Namun, perjalanan pengembangan UMKM di desa tidak selalu berjalan mulus.


Sejumlah kendala menjadi tantangan yang perlu diatasi agar potensi UMKM dapat
dioptimalkan. Faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya, tenaga kerja, fasilitas dan
infrastruktur, serta sumber daya keuangan menjadi hambatan utama yang menghambat
pertumbuhan UMKM di tingkat desa. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
pengembangan ekonomi desa melalui UMKM, diperlukan strategi yang terencana dan
terkoordinasi.

Strategi pengembangan UMKM dalam desa harus mencakup serangkaian upaya yang
menyeluruh. Peningkatan kualitas produk dan jasa, efisiensi operasional, peningkatan
keterampilan tenaga kerja, dan ketersediaan sumber daya keuangan merupakan
komponen-komponen strategis yang harus diterapkan. Dengan pendekatan holistik ini,
diharapkan UMKM dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan dampak
positif bagi masyarakat desa secara menyeluruh.

Dalam konteks lebih luas, pengembangan UMKM di desa bukan hanya sekadar
langkah ekonomi, tetapi juga menjadi pendorong perubahan sosial dan infrastruktur.
Dengan mendorong pertumbuhan UMKM, desa dapat memperkuat struktur sosialnya,
mengurangi tingkat kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Dengan demikian, pengembangan UMKM di desa menjadi kunci untuk menciptakan
komunitas yang tangguh secara ekonomi dan berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemerintah desa dapat meningkatkan program pelatihan untuk para pelaku
UMKM guna memperbaiki manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan mereka?
2. Apa langkah konkret yang dapat diambil oleh BUMDES dan Koperasi dalam
memperkuat peran mereka sebagai lembaga keuangan yang mendukung UMKM?
3. Bagaimana pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas dan inovasi produk mereka
untuk bersaing lebih baik di pasar?
4. Bagaimana Dinas Koperasi & UMKM dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi
dengan pemerintah desa, BUMDES, dan lembaga terkait lainnya guna menciptakan
ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM?
5. Apa langkah konkret yang dapat diambil pemerintah pusat dalam mendorong inklusi
keuangan bagi UMKM, termasuk pengembangan produk keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan mereka?
BAB 2

LANDASAN TEORI DAN METODE


2.1 UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dan strategis
dalam perekonomian di Indonesia. Peran penting UMKM tidak hanya berarti bagi
pertumbuhan di kota – kota besar tetapi berarti juga bagi pertumbuhan ekonomi di pedesaan
(Hamid & Ikbal, 2017). Pemberdayaan UMKM sangat penting dan strategis dalam
mengantisipasi perekonomian terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional
(Ukkas, 2017). Menurut Sugiyanto et al., (2021) bahwa UMKM merupakan salah satu sektor
yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Sektor UMKM merupakan
salah satu kekuatan utama dan vital yang mampu pendorong pembangunan ekonomi dan
lapangan pekerjaan (Supardi et al., 2021). Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan perekonomian
sehingga perlu lebih diperhatikan karena mengemban misi menciptakan pemerataan
kesempatan kerja dan berusaha, melestarikan budaya, dan mendukung ekspor nasional (Goso
& Bachri, 2016). Dengan demikian UMKM merupakan salah satu indikator utama yang
dianggap mampu berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam struktur
ekonomi suatu negara. UMKM tidak hanya menjadi penyedia lapangan kerja yang signifikan,
tetapi juga memegang peran sentral dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama di
tingkat lokal. Kontribusi UMKM tidak terbatas pada aspek ekonomi semata, melainkan juga
memiliki dampak sosial yang kuat, menciptakan sinergi di antara anggota masyarakat dan
memperkuat ikatan sosial di dalamnya.

Pentingnya UMKM sebagai agen pembangunan ekonomi pedesaan tercermin dalam


konsep pemberdayaan masyarakat. UMKM memberikan kesempatan bagi individu dan
kelompok untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, mengurangi tingkat
kemiskinan, dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat lokal. Melalui UMKM,
potensi ekonomi desa dapat dioptimalkan, memberikan dampak positif pada taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
Dalam teori ekonomi pembangunan, UMKM juga diakui sebagai motor pertumbuhan
yang inklusif. Keberagaman usaha dan produk di sektor UMKM menciptakan ekosistem
ekonomi yang dinamis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap
peran UMKM tidak hanya mencakup dimensi bisnis, tetapi juga aspek-aspek sosial, ekonomi,
dan keberlanjutan yang bersifat holistik.

2.2 Perekonomian Masyarakat Pendesaan


Konsep pembangunan nasional yang diimplementasikan oleh pemerintah sebagai
salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu kebijakan membangun
Indonesia dari desa (Fahrial, Tama & Dewi, 2019). Ekonomi desa yaitu berbagai macam
kegiatan mengandung unsur ekonomi yang dapat menjadi tumpuan bagi perputaran
perekonomian di sebuah desa (Suhardjo, 2008). Artinya kegiatan yang dimaksud tidak hanya
sebatas pada profesi petani. Pernyataan ini dianggap sesuai dengan gambaran kondisi
pedesaan saat ini. Salah satu kiat untuk membangun desa yaitu dengan cara menumbuhkan
jiwa entrepreneurship dan kreatifitas melalui pengembangan ekonomi dan industri kreatif
(Hamid & Ikbal, 2017). Dengan semakin berkembangnya teknologi, masyarakat desa tidak
hanya berkutat pada profesi petani dan nelayan saja. Sebab berbagai macam sektor industri
seperti pariwisata maupun industri kreatif, saat ini dapat menjadi tumpuan bagi peningkatan
perekonomian di sebuah desa. Semakin berkembangnya sektor ini, lapangan pekerjaan di
sebuah desa menjadi lebih bervariasi.

Perekonomian masyarakat pedesaan mencirikan sebuah ekosistem ekonomi yang


kompleks, di mana sektor pertanian dan agribisnis memegang peran sentral. Teori
pertumbuhan ekonomi pedesaan menyoroti pentingnya pengembangan ekonomi lokal melalui
diversifikasi usaha, pemberdayaan petani, dan investasi dalam infrastruktur yang mendukung.
Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan bukan hanya menjadi penyokong utama
pendapatan, tetapi juga menjadi sumber lapangan kerja yang vital, menciptakan jaringan
ekonomi yang erat terkait dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Teori pengembangan wilayah menjadi landasan penting untuk merancang kebijakan


pembangunan yang berfokus pada karakteristik dan potensi unik setiap daerah pedesaan.
Pengelolaan sumber daya lokal, pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat
menjadi fokus utama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Dalam hal ini, pemberdayaan masyarakat juga menjadi elemen kunci
dalam menjaga keberlanjutan perekonomian pedesaan.
Pemberdayaan masyarakat di pedesaan melibatkan memberikan tanggung jawab dan
keputusan kepada mereka dalam pengembangan usaha lokal dan pelestarian warisan budaya.
Teori ini menganggap partisipasi aktif masyarakat sebagai kunci untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di pedesaan. Dalam era globalisasi,
teori perekonomian kreatif dan inklusif menyoroti pentingnya menggali potensi kreativitas
dan inovasi lokal sebagai sumber daya ekonomi yang berharga. Dengan memanfaatkan usaha
mikro dan kecil serta sektor pariwisata berbasis lokal, masyarakat pedesaan dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan menyeimbangkan dampak globalisasi.

2.3 Metode Penelitian


Penelitian ini difokuskan pada kawasan desa, dengan metode penelitian yang
mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang situasi dan kondisi yang ada di desa terkait
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Data akan diperoleh melalui berbagai teknik seperti
observasi, wawancara, rekaman, dan metode lainnya untuk memperoleh data yang
komprehensif dan akurat.

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis SWOT akan memberikan
gambaran menyeluruh tentang kekuatan internal, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi oleh desa terkait dengan pengembangan UMKM. Melalui analisis ini, penelitian
bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan yang sesuai dengan konteks lingkungan
internal dan eksternal desa.

Penggunaan analisis SWOT diharapkan dapat memberikan pemahaman yang


mendalam tentang potensi dan tantangan yang dihadapi desa dalam mengembangkan
UMKM. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas UMKM, Kepala Desa,
pegawai BUMBES, pegawai Koperasi Desa, pelaku UMKM, dan masyarakat desa, penelitian
ini memiliki kerangka kerja yang komprehensif. Penentuan informan menggunakan teknik
Snowball Sampling diharapkan dapat memberikan sudut pandang yang beragam dan
komprehensif dari berbagai stakeholder di tingkat desa. Keseluruhan, penelitian ini diarahkan
untuk menyumbangkan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi dan strategi
pengembangan UMKM dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan desa.
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Gambaran Karakteristik Objek Penelitian
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memegang peranan penting sebagai pilar
ekonomi yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan, baik secara personal maupun bersama kelompoknya. Peran
strategis UMKM tidak hanya terbatas pada tingkat lokal, tetapi juga memiliki dampak yang
signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Kontribusinya melibatkan pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan distribusi hasil pembangunan secara merata.

Di tingkat desa, UMKM tidak hanya dianggap sebagai penggerak ekonomi, tetapi
juga diharapkan menjadi katalisator pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lokal. Desa,
dengan segala potensi alamnya, memiliki peluang yang melimpah untuk mengembangkan
UMKM dalam berbagai sektor. Hasil perkebunan seperti kopi, kelapa, atau hasil pertanian
seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan, bersama dengan kerajinan lokal seperti
anyaman bambu, tenun tradisional, dan produk-produk seni, semuanya menjadi bagian
integral dari kekayaan potensi UMKM di desa.

Diversifikasi produk dan jasa UMKM di desa menciptakan peluang untuk meningkatkan nilai
tambah dan daya saing. Selain memberdayakan masyarakat setempat dengan peluang
berwirausaha, UMKM di desa juga dapat menjadi penopang ekonomi yang berkelanjutan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan taraf hidup penduduk desa.
Pengembangan strategi yang berfokus pada pemanfaatan potensi lokal, pelibatan komunitas,
dan peningkatan kualitas produk dapat menjadi landasan untuk mendukung masa depan yang
cerah bagi UMKM di desa tersebut.

Daftar Potesni Usaha Mikro Kecil Menengah di Desa

No. Nama Potensi UMKM Keterangan


1. Opak Tepung Beras Ketan Potensi Ekonomi
2 Keripik Singkong Potensi Ekonomi
3 Rangining dari singkong Potensi Ekonomi
4 Anyaman dari daun pandan Potensi Ekonomi
5 Keripik Pisang Potensi Ekonomi
6 Kerajinan anyaman bambu Potensi Ekonomi
7 Keripik talas Potensi Ekonomi
8 Ranginang dari beras ketan Potensi Ekonomi
9 Kopi Potensi Ekonomi
10 Budi daya ikan mas, lele, dan mujair Potensi Ekonomi
11 Sabun cuci piring Potensi Ekonomi
12 Softener pewangi pakain Potensi Ekonomi
13 Budi daya kambing Potensi Ekonomi
14 Karbol pembersih kaca Potensi Ekonomi
15 Shampo steam Potensi Ekonomi
16 Pupuk cair Potensi Ekonomi
17 Hand shop Potensi Ekonomi
18 Pelicin setrika Potensi Ekonomi
Meskipun Desa tersebut memiliki potensi yang melimpah, kenyataannya,
perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sana masih mengalami hambatan
yang signifikan. Para pelaku UMKM di Desa tampaknya menghadapi tantangan, terutama
terkait dengan permodalan dan pemasaran produk hasil olahan mereka. Beberapa usaha
bahkan mengalami penutupan, mencerminkan kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan
bisnis mereka.

Permodalan menjadi salah satu isu kritis yang dihadapi pelaku UMKM di Desa. Tidak
adanya akses yang memadai terhadap sumber daya keuangan dapat menghambat
pengembangan dan diversifikasi usaha. Selain itu, terdapat kendala dalam hal pemasaran
produk UMKM. Pelaku UMKM mungkin kurang mendapatkan dukungan yang cukup dalam
hal promosi dan distribusi produk mereka, mengakibatkan rendahnya daya saing di pasar.

Pemberdayaan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan Koperasi


seharusnya menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Namun, implementasinya
belum mampu memberikan hasil maksimal dalam menggerakkan roda perekonomian Desa.
Mungkin terdapat kendala-kendala seperti kurangnya koordinasi efektif antara BUMDES,
Koperasi, dan pelaku UMKM. Selain itu, strategi pemberdayaan yang tepat dan berkelanjutan
perlu dirumuskan untuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian Desa.

Dalam konteks ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan berbasis pada kerja sama
antara pemerintah desa, lembaga pemberdayaan ekonomi, pelaku UMKM, dan masyarakat
setempat. Perencanaan strategis yang matang, dukungan finansial yang memadai, dan
pelatihan keterampilan yang berkelanjutan mungkin menjadi langkah-langkah kunci untuk
membangkitkan kembali dan mengembangkan potensi UMKM di Desa tersebut.

3.2 Hasil Wawancara Dengan Informan


Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki tujuan utama untuk
menggali informasi yang mendalam terkait permasalahan yang dihadapi dalam keberadaan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa tersebut. Dengan melibatkan berbagai pihak
yang memiliki peran signifikan dalam ekosistem UMKM, wawancara bertujuan untuk
merinci dan memahami berbagai aspek, tantangan, dan potensi yang terkait dengan usaha
mikro, kecil, dan menengah di tingkat desa.

Informan yang terlibat dalam wawancara mencakup beragam pemangku kepentingan.


Para pelaku UMKM menjadi sumber informasi yang sangat bernilai karena mereka memiliki
pengalaman langsung dalam menjalankan usaha mereka. Kepala Desa dan Aparat Desa
diharapkan dapat memberikan wawasan tentang kondisi sosial dan ekonomi di desa,
sementara Bumdes dan Koperasi diharapkan dapat menjelaskan upaya pemberdayaan dan
dukungan yang diberikan kepada UMKM.

Melibatkan masyarakat desa dalam wawancara juga penting untuk mendapatkan


perspektif yang lebih luas. Pendapat dan pandangan masyarakat dapat memberikan konteks
tentang bagaimana UMKM dianggap oleh masyarakat setempat dan dampaknya terhadap
kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, wawancara dengan Dinas Koperasi & UMKM
dapat memberikan sudut pandang kebijakan dan program yang ada serta dampaknya terhadap
UMKM di tingkat desa.

Dengan melibatkan sejumlah informan dari berbagai lapisan masyarakat dan pihak
terkait, wawancara diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan
mendalam tentang masalah dan peluang yang dihadapi oleh UMKM di Desa. Hasil dari
wawancara ini akan menjadi dasar untuk merumuskan rekomendasi dan strategi
pengembangan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan masyarakat desa tersebut.

Hasil Wawancara Dengan Pihak Terkait


Pihak
No Pertanyaan Jawaban
Terkait
1 Kepala Desa Sejauh mana Belum ada perkembangan
perkembangan UMKM di signifikan dalam pengembangan
Desa? UMKM di Desa karena
terbatasnya modal, SDM, serta
kendala dalam pemasaran
produk UMKM.
2 Sekretaris Desa Sejauh mana peran Kami terus berupaya membantu
aparat Desa dalam pengembangan UMKM di Desa,
pengembangan UMKM? terutama terkait pendanaan dan
sumber daya manusia.

3 Pegawai BUMDES Sejauh mana peran Kami dari BUMDES berusaha


BUMDES dalam mendukung keberadaan UMKM
pengembangan UMKM di di Desa, tetapi terkendala
Desa? modal, SDM, dan pemasaran
produk.
4. Pegawai Koperasi Sejauh mana peran Kami mendukung UMKM di
Unit Desa Koperasi Unit Desa Desa dengan memberikan
dalam pengembangan pinjaman, tetapi mengalami
UMKM? kesulitan modal usaha dan
kredit macet.

5 Pelaku Usaha Sejauh mana Usaha keripik pisang saya telah


Keripik Pisang perkembangan usaha berjalan hampir lima tahun,
keripik pisang? namun mengalami stagnasi
karena kendala modal dan
pemasaran.
6 Pelaku Usaha Sejauh mana Usaha budi daya ikan masih
Budi Daya Ikan perkembangan usaha berjalan di tempat karena
budi daya ikan? kendala modal dan pemasaran
yang belum optimal.

7 Pelaku Usaha Kopi Sejauh mana Usaha kopi belum mengalami


perkembangan usaha perkembangan signifikan
kopi? karena terhambat modal,
proses produksi, dan
pemasaran.

8. Pelaku Usaha Sejauh mana Usaha sabun cuci masih terbatas


Sabun Cuci perkembangan usaha pada desa dan mengalami
sabun cuci? kendala dalam pemasaran di
luar desa.

9 Pelaku Usaha Faktor apa yang Kendala utama terletak pada


Anyaman Bambu menyebabkan usaha permodalan dan kurangnya
dan Pandan anyaman belum lembaga yang dapat
berkembang? menampung hasil kerajinan
anyaman.
10 Masyarakat Desa Bagaimana pendapat Masyarakat bangga dengan
masyarakat terkait potensi UMKM di desa, tetapi
keberadaan UMKM di pengembangannya belum
desa? maksimal sehingga belum
memberikan kontribusi
signifikan terhadap
perekonomian desa
11 Dinas Koperasi Seberapa besar peran Kami tetap mendukung
& UMKM Dinas Koperasi & UMKM pengembangan UMKM di desa,
dalam mendukung namun masih terdapat kendala-
pengembangan UMKM di kendala seperti modal, SDM,
desa? dan pemasaran produk.
3.3 Hasil Penelitian
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh
pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam sektor pengembangan di Desa.
Dengan sepuluh aspek utama sebagai fokusnya, termasuk permodalan, produksi, teknologi,
pemasaran, SDM, birokrasi, sarana dan prasarana, sosial dan ekonomi, kelembagaan, serta
peran Dinas terkait, penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan wawancara untuk
mengumpulkan data terkait aspek-aspek tersebut.

Hasil penelitian mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi oleh UMKM di Desa,
mulai dari permodalan yang masih mengandalkan sumber daya internal, peralatan produksi
yang sederhana, hingga ketidakoptimalan dalam penerapan teknologi dan pemasaran.
Tantangan-tantangan ini mencakup kurangnya pemahaman akan regulasi terkini, keterbatasan
sarana dan prasarana, serta ketidaksiapan terhadap perubahan sosial dan ekonomi, termasuk
dampak pandemi Covid-19. Selain itu, kelembagaan yang belum terbentuk dan peran Dinas
terkait yang masih kurang juga menjadi sorotan.

Dalam merumuskan strategi pengembangan UMKM, analisis SWOT menjadi


landasan. Hasil analisis ini mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang dihadapi oleh UMKM. Berdasarkan temuan ini, empat strategi utama terbentuk, yaitu
Pertumbuhan (SO), Stabilitas (WO), Diversifikasi (ST), dan Pertahanan (WT). Untuk
menentukan strategi yang paling efektif, langkah selanjutnya melibatkan analisis kuantitatif
dengan memberikan bobot dan rating pada masing-masing indikator.

Keseluruhan penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam merancang langkah-


langkah strategis guna mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di tingkat desa.
Dengan pemahaman yang mendalam terhadap kendala-kendala yang dihadapi, diharapkan
strategi-strategi ini dapat membawa perubahan positif bagi para pelaku UMKM dan ekonomi
desa secara keseluruhan.
Matriks Analisis SWOT

Strength (S) Weakness (W)


1. Modal milik sendiri. 1. Tidak memiliki akses

2. Bahan baku mudah pada lembaga


diperoleh. keuangan.
3. Kualitas bahan baku 2. Tidak memiliki
Faktor Internal konsisten. pengalaman dalam
4. Tenaga kerja otodidak. meminjam dana.

5. Menerima pesanan. 3. Tidak memiliki aset

6. Biaya sebagai jaminan.

produksi 4. Tidak memisahkan

terjangkau. keuangan usaha dan


pribadi.
7. Penjualan 5. Memiliki alat

konvensional. transportasi.
6. Memiliki gudang.
7. Memiliki kemasan
baik.
8. Peralatan produksi
Faktor Eksternal
masih sederhana.
9. Tidak memiliki
merek yang
dipatenkan.
10. Tidak memiliki tim
pemasaran.
11. Tidak memiliki informasi
terkait pemasaran.
Opportunity (O) Strategi SO (Grwth) Strategi WO (Stability)

1. Mengakses 1. Mengikuti program 1. Mengikuti pelatihan

informasi kredit. pengembangan peningkatan kualitas

2. Mencari UMKM kredit produk dan tenaga

pembelian bahan lunak untuk pembukuan keuangan.

baku yang lebih menambah modal 2. Mengikuti program


baik. usaha. pengembangan
3. Mencari pasar baru 2. Menjaga hubungan UMKM kredit rendah
atau peluang baru. baik dengan mitra untuk menambah

4. Mengikuti penyedia bahan modal usaha.

pelatihan baku. 3. Melakukan pembaruan

peningkatan 3. Menjaga hubungan alat produksi.


keahlian tenaga baik dengan 4. Melakukan pembelian
kerja. karyawan dan secara kredit.
5. Ikut serta dalam memberikan 5. Melakukan promosi
kebijakan dan pelatihan. dan pemasaran online.
kegiatan UMKM. 4. Melakukan 6. Mencari pasar baru dan
6. Mengikuti sistem pengembangan penyedia bahan baku.
pemasaran dari produk dengan 7. Mengikuti program
kelompok yang menjaga kualitas pengembangan UMKM
diikuti. produk. yang diadakan baik oleh
7. Ikut dalam 5. Melakukan pemerintah & swasta.
pembinaan pemasaran dan
program promosi online.
kemitraan. 6. Mengikuti program
8. Adanya peran pengembangan
Dinas Koperasi & UMKM baik oleh
UMKM. pemerintah atau
swasta.
7. Menjaga aset dengan
baik.
Threat (T) Strategi ST Strategi WT(Defend)
1. Tidak ikut dalam (Diversification) 1. Mengikuti program

pendanaan bunga 1. Mengikuti pengembangan UMKM


lunak yang diberikan program dengan bunga lunak untuk
oleh pemerintah. kemitraan UMKM menambah modal usaha.
2. Tidak memiliki kredit lunak untuk 2. Mengikuti pelatihan

hubungan dengan menambah modal peningkatan kualitas


pengusaha besar usaha. tenaga kerja bagian
terkait pembelian 2. Menjaga pembukuan keuangan.
bahan baku. hubungan baik 3. Melakukan pembaruan
3. Tidak memiliki dengan penyedia alat produksi yang
hubungan dengan bahan baku. canggih & efisien.
pengusaha besar 3. Menjaga hubungan 4. Kondisi pandemi Covid-
terkait penjualan baik dengan 19 bisa menghambat
produk. karyawan. perkembangan usaha.
5. Tingkat inflasi bisa
mempengaruhi
perkembangan usaha.
6. Menjaga kualitas produk
yang dilegalkan.
7. Melakukan pembaruan
alat produksi yang lebih
canggih dan efisien.
8. Melakukan promosi
terhadap industri yang
lebih besar.
9. Menjaga aset dengan
baik.
10. Memperhatikan kondisi
pasar.

Hasil analisis SWOT menegaskan bahwa strategi pengembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di Desa terfokus pada Strategi SO (Growth), yang bertujuan untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan internal guna meningkatkan daya saing. Dengan
merangkul Strategi SO (Growth), diharapkan UMKM di Desa dapat menjalankan ekspansi
pasar, meningkatkan kapasitas produksi, dan menerapkan inovasi teknologi sebagai
pendorong pertumbuhan.

Matriks SWOT memberikan gambaran sepuluh strategi konkret yang dapat diterapkan
untuk memajukan UMKM di Desa. Di antaranya, mengikuti program pengembangan kredit
dengan bunga ringan untuk mendapatkan modal tambahan, menjaga hubungan baik dengan
pihak terkait, melakukan pembaruan pada peralatan produksi, serta mengembangkan produk
dengan menjaga kualitas dan legalitas. Tak hanya itu, strategi juga mencakup langkah-
langkah seperti pemasaran dan promosi online, optimalisasi pengelolaan aset, pemantauan
kondisi pasar, partisipasi dalam program pembinaan UMKM, penyediaan bahan baku
berkualitas, dan pemanfaatan sarana serta prasarana dari Dinas Koperasi dan UMKM.

Melalui penerapan strategi-strategi tersebut, diharapkan UMKM di Desa mampu


mengatasi tantangan yang dihadapi, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
ekonomi masyarakat, dan membuka peluang baru untuk pengembangan bisnis. Dengan
pendekatan yang terencana dan berbasis analisis SWOT, diharapkan UMKM mampu
bersaing secara berkelanjutan dalam dinamika pasar yang semakin kompleks.

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN


Pembahasan analisis menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para pelaku
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa, melibatkan beragam aspek seperti
permodalan, produksi, teknologi, pemasaran, SDM, birokrasi, sarana dan prasarana, serta
dimensi sosial dan ekonomi. Keberadaan UMKM di desa merupakan elemen vital dalam
struktur ekonomi masyarakat setempat, dan upaya pengembangannya memiliki dampak
signifikan terhadap kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi regional.
Dalam konteks permodalan, ditemukan bahwa sebagian besar pelaku UMKM masih
mengandalkan modal sendiri tanpa memanfaatkan akses kredit, disertai kekhawatiran terkait
pelunasan dan kurangnya jaminan yang memadai. Permasalahan ini memerlukan strategi
yang menggalakkan akses permodalan melalui instansi perbankan atau program kredit bunga
lunak untuk mendorong inovasi dan pengembangan usaha.

Perihal produksi, sebagian besar UMKM masih menggunakan peralatan sederhana,


yang, meskipun biayanya terjangkau, dapat menghambat efisiensi terutama dalam memenuhi
pesanan besar. Oleh karena itu, strategi pengembangan perlu mencakup pembaruan peralatan
produksi dan inovasi dalam proses produksi untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi.

Dalam penggunaan teknologi, masih terlihat rendahnya adopsi teknologi oleh


UMKM, terutama dalam penerapan pemasaran online. Strategi yang dapat ditempuh adalah
memberikan pelatihan dan dukungan teknis untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan
teknologi di berbagai tahap produksi dan pemasaran.

Dalam upaya pemasaran, permasalahan melibatkan pendaftaran merek produk,


diferensiasi produk, dan kerjasama dengan perusahaan besar terkait bahan baku dan
penjualan produk. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang mendorong pendaftaran merek,
inovasi produk, serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait dalam rangka
memperluas jaringan pemasaran.

Dimensi sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus penting. Banyak pelaku
UMKM yang masih kurang pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, sehingga strategi
pengembangan harus mencakup program pelatihan dan pendampingan untuk peningkatan
pemahaman manajemen keuangan dan administrasi.

Selain itu, ada juga permasalahan terkait birokrasi dan regulasi yang belum
sepenuhnya dipahami oleh pelaku UMKM. Pemerintah desa perlu memfasilitasi sosialisasi
regulasi terbaru dan memberikan bimbingan terkait administrasi usaha agar pelaku UMKM
dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam hal sarana dan prasarana, pelaku UMKM perlu lebih aktif mengikuti program
pemerintah dalam bentuk bantuan pendanaan dengan bunga lunak. Oleh karena itu, strategi
pengembangan dapat mencakup fasilitasi akses UMKM ke program-program bantuan
pemerintah dan pembentukan lembaga pendukung yang dapat membimbing pelaku UMKM
dalam mengikuti program tersebut.
Kemudian, dalam dimensi sosial ekonomi, perlu dipertimbangkan kesiapan pelaku
UMKM menghadapi perubahan kondisi ekonomi, ketidakstabilan politik, serta dampak
pandemi Covid-19. Strategi pengembangan dapat mencakup program pelatihan dan
pendampingan yang bersifat holistik, tidak hanya dalam aspek teknis bisnis tetapi juga dalam
menghadapi perubahan lingkungan eksternal.

Dalam konteks kelembagaan, pembentukan lembaga yang mengelola keberadaan


UMKM di desa dapat menjadi strategi efektif untuk mengoordinasikan berbagai program
pengembangan dan memberikan dukungan yang terorganisir kepada pelaku UMKM.

Terakhir, peran Dinas terkait menjadi faktor krusial dalam pengembangan UMKM.
Strategi pengembangan harus mencakup peningkatan peran serta koordinasi Dinas terkait,
seperti Dinas Koperasi & UMKM, untuk memastikan implementasi program-program
pembangunan UMKM berjalan efektif dan memberikan dampak yang signifikan.

Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan UMKM di desa dapat tumbuh dan


berkembang secara berkelanjutan, memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian
lokal, dan meningkatkan kese jahteraan masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Fahrial, F., Utama, A. S., & Dewi, S. (2019), Pemanfaatan Corporate Social Responsibility
(CSR) terhadap Pembangunan Perekonomian Desa, Jurnal Wawasan Yuridika, Vol. 3 No. 2,
pp. 251-264.

Hamid, R. S., & Ikbal, M. (2017), Analisis Dampak Kepercayaan pada Penggunaan Media
Pemasaran Online (E-Commerce) yang Diadopsi oleh UMKM: Perspektif Model DeLone &
McLean, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 16 No. 3, pp. 310-337.
Hamid, R. S., & Ikbal, M. (2017), Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Remaja Pintar
Berbasis Ekonomi Kreatif Desa Lera Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur, RESONA:
Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat, Vol. 1 No. 1. pp. 39-45.

Qamaruddin, M. Y., Sapar, S., Risal, M., & Hamid, R. S. (2019), STRATEGI SIAPA MAU
KERJA APA DALAM PENGEMBANGAN MODEL QUADRUPLE HELIX SINERGITAS
ANTARA PEMERINTAH, PERGURUAN TINGGI, INDUSTRI, DAN MASYARAKAT,
Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, Vol. 4 No. 2. Pp. 13-23.

Ukkas, I. (2017), Strategi dan Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), BERKEMAJUAN: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, Vol. 1
No. 1, pp. 24-27.

Sugiyanto, S., Putri, A., & Kartolo, R. (2021), Potensi Kekayaan Intektual Pada
Pemberdayaan Umkm Dan Koperasi Kota Tangerang Selatan, Proceedings Universitas
Pamulang, Vol. 1 No. 1. pp. 502-520.

Supardi, S., Nugraha, N. M., Susanti, N., Sumantri, M. B. A., & Mukhlis, T. I. (2021),
PELUANG DAN PERUBAHAN CARA BERPIKIR SAAT PANDEMIK (Pengabdian
Kepada UMKM Binaan Kadin Provinsi Jawa Barat), Jurnal Pengabdian Dharma Laksana,
Vol. 3 No. 2, 162-168.

Suhardjo, A. J. (2008), Geografi Pedesaan Sebuah Antologi, Ideas Media, Yogyakarta.

Goso, Samsul Bachri, (2016), IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI


MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM), Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah
Palolpo, Vol. 2, No.1. pp. 1-10.

Anda mungkin juga menyukai