Disusun Oleh:
2 Logistik F
BANDUNG
2024
DAFTAR ISI
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................5
2.1 UMKM.............................................................................................................................5
BAB 3.........................................................................................................................................8
BAB 4.......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era pembangunan ekonomi yang semakin dinamis, Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perekonomian
desa. Sebagai bagian integral dari struktur ekonomi lokal, UMKM bukan hanya penyedia
pendapatan dan pekerjaan, tetapi juga menjadi kunci untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan meningkatkan infrastruktur desa secara keseluruhan. Perkembangan
UMKM tidak hanya menciptakan dampak ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting
dalam membangun keberlanjutan sosial dan ekonomi di komunitas pedesaan.
Strategi pengembangan UMKM dalam desa harus mencakup serangkaian upaya yang
menyeluruh. Peningkatan kualitas produk dan jasa, efisiensi operasional, peningkatan
keterampilan tenaga kerja, dan ketersediaan sumber daya keuangan merupakan
komponen-komponen strategis yang harus diterapkan. Dengan pendekatan holistik ini,
diharapkan UMKM dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan dampak
positif bagi masyarakat desa secara menyeluruh.
Dalam konteks lebih luas, pengembangan UMKM di desa bukan hanya sekadar
langkah ekonomi, tetapi juga menjadi pendorong perubahan sosial dan infrastruktur.
Dengan mendorong pertumbuhan UMKM, desa dapat memperkuat struktur sosialnya,
mengurangi tingkat kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Dengan demikian, pengembangan UMKM di desa menjadi kunci untuk menciptakan
komunitas yang tangguh secara ekonomi dan berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemerintah desa dapat meningkatkan program pelatihan untuk para pelaku
UMKM guna memperbaiki manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan mereka?
2. Apa langkah konkret yang dapat diambil oleh BUMDES dan Koperasi dalam
memperkuat peran mereka sebagai lembaga keuangan yang mendukung UMKM?
3. Bagaimana pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas dan inovasi produk mereka
untuk bersaing lebih baik di pasar?
4. Bagaimana Dinas Koperasi & UMKM dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi
dengan pemerintah desa, BUMDES, dan lembaga terkait lainnya guna menciptakan
ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM?
5. Apa langkah konkret yang dapat diambil pemerintah pusat dalam mendorong inklusi
keuangan bagi UMKM, termasuk pengembangan produk keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan mereka?
BAB 2
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam struktur
ekonomi suatu negara. UMKM tidak hanya menjadi penyedia lapangan kerja yang signifikan,
tetapi juga memegang peran sentral dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama di
tingkat lokal. Kontribusi UMKM tidak terbatas pada aspek ekonomi semata, melainkan juga
memiliki dampak sosial yang kuat, menciptakan sinergi di antara anggota masyarakat dan
memperkuat ikatan sosial di dalamnya.
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis SWOT akan memberikan
gambaran menyeluruh tentang kekuatan internal, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi oleh desa terkait dengan pengembangan UMKM. Melalui analisis ini, penelitian
bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan yang sesuai dengan konteks lingkungan
internal dan eksternal desa.
Di tingkat desa, UMKM tidak hanya dianggap sebagai penggerak ekonomi, tetapi
juga diharapkan menjadi katalisator pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lokal. Desa,
dengan segala potensi alamnya, memiliki peluang yang melimpah untuk mengembangkan
UMKM dalam berbagai sektor. Hasil perkebunan seperti kopi, kelapa, atau hasil pertanian
seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan, bersama dengan kerajinan lokal seperti
anyaman bambu, tenun tradisional, dan produk-produk seni, semuanya menjadi bagian
integral dari kekayaan potensi UMKM di desa.
Diversifikasi produk dan jasa UMKM di desa menciptakan peluang untuk meningkatkan nilai
tambah dan daya saing. Selain memberdayakan masyarakat setempat dengan peluang
berwirausaha, UMKM di desa juga dapat menjadi penopang ekonomi yang berkelanjutan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan taraf hidup penduduk desa.
Pengembangan strategi yang berfokus pada pemanfaatan potensi lokal, pelibatan komunitas,
dan peningkatan kualitas produk dapat menjadi landasan untuk mendukung masa depan yang
cerah bagi UMKM di desa tersebut.
Permodalan menjadi salah satu isu kritis yang dihadapi pelaku UMKM di Desa. Tidak
adanya akses yang memadai terhadap sumber daya keuangan dapat menghambat
pengembangan dan diversifikasi usaha. Selain itu, terdapat kendala dalam hal pemasaran
produk UMKM. Pelaku UMKM mungkin kurang mendapatkan dukungan yang cukup dalam
hal promosi dan distribusi produk mereka, mengakibatkan rendahnya daya saing di pasar.
Dalam konteks ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan berbasis pada kerja sama
antara pemerintah desa, lembaga pemberdayaan ekonomi, pelaku UMKM, dan masyarakat
setempat. Perencanaan strategis yang matang, dukungan finansial yang memadai, dan
pelatihan keterampilan yang berkelanjutan mungkin menjadi langkah-langkah kunci untuk
membangkitkan kembali dan mengembangkan potensi UMKM di Desa tersebut.
Dengan melibatkan sejumlah informan dari berbagai lapisan masyarakat dan pihak
terkait, wawancara diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan
mendalam tentang masalah dan peluang yang dihadapi oleh UMKM di Desa. Hasil dari
wawancara ini akan menjadi dasar untuk merumuskan rekomendasi dan strategi
pengembangan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan masyarakat desa tersebut.
Hasil penelitian mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi oleh UMKM di Desa,
mulai dari permodalan yang masih mengandalkan sumber daya internal, peralatan produksi
yang sederhana, hingga ketidakoptimalan dalam penerapan teknologi dan pemasaran.
Tantangan-tantangan ini mencakup kurangnya pemahaman akan regulasi terkini, keterbatasan
sarana dan prasarana, serta ketidaksiapan terhadap perubahan sosial dan ekonomi, termasuk
dampak pandemi Covid-19. Selain itu, kelembagaan yang belum terbentuk dan peran Dinas
terkait yang masih kurang juga menjadi sorotan.
konvensional. transportasi.
6. Memiliki gudang.
7. Memiliki kemasan
baik.
8. Peralatan produksi
Faktor Eksternal
masih sederhana.
9. Tidak memiliki
merek yang
dipatenkan.
10. Tidak memiliki tim
pemasaran.
11. Tidak memiliki informasi
terkait pemasaran.
Opportunity (O) Strategi SO (Grwth) Strategi WO (Stability)
Hasil analisis SWOT menegaskan bahwa strategi pengembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di Desa terfokus pada Strategi SO (Growth), yang bertujuan untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan internal guna meningkatkan daya saing. Dengan
merangkul Strategi SO (Growth), diharapkan UMKM di Desa dapat menjalankan ekspansi
pasar, meningkatkan kapasitas produksi, dan menerapkan inovasi teknologi sebagai
pendorong pertumbuhan.
Matriks SWOT memberikan gambaran sepuluh strategi konkret yang dapat diterapkan
untuk memajukan UMKM di Desa. Di antaranya, mengikuti program pengembangan kredit
dengan bunga ringan untuk mendapatkan modal tambahan, menjaga hubungan baik dengan
pihak terkait, melakukan pembaruan pada peralatan produksi, serta mengembangkan produk
dengan menjaga kualitas dan legalitas. Tak hanya itu, strategi juga mencakup langkah-
langkah seperti pemasaran dan promosi online, optimalisasi pengelolaan aset, pemantauan
kondisi pasar, partisipasi dalam program pembinaan UMKM, penyediaan bahan baku
berkualitas, dan pemanfaatan sarana serta prasarana dari Dinas Koperasi dan UMKM.
BAB 4
Dimensi sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus penting. Banyak pelaku
UMKM yang masih kurang pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, sehingga strategi
pengembangan harus mencakup program pelatihan dan pendampingan untuk peningkatan
pemahaman manajemen keuangan dan administrasi.
Selain itu, ada juga permasalahan terkait birokrasi dan regulasi yang belum
sepenuhnya dipahami oleh pelaku UMKM. Pemerintah desa perlu memfasilitasi sosialisasi
regulasi terbaru dan memberikan bimbingan terkait administrasi usaha agar pelaku UMKM
dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam hal sarana dan prasarana, pelaku UMKM perlu lebih aktif mengikuti program
pemerintah dalam bentuk bantuan pendanaan dengan bunga lunak. Oleh karena itu, strategi
pengembangan dapat mencakup fasilitasi akses UMKM ke program-program bantuan
pemerintah dan pembentukan lembaga pendukung yang dapat membimbing pelaku UMKM
dalam mengikuti program tersebut.
Kemudian, dalam dimensi sosial ekonomi, perlu dipertimbangkan kesiapan pelaku
UMKM menghadapi perubahan kondisi ekonomi, ketidakstabilan politik, serta dampak
pandemi Covid-19. Strategi pengembangan dapat mencakup program pelatihan dan
pendampingan yang bersifat holistik, tidak hanya dalam aspek teknis bisnis tetapi juga dalam
menghadapi perubahan lingkungan eksternal.
Terakhir, peran Dinas terkait menjadi faktor krusial dalam pengembangan UMKM.
Strategi pengembangan harus mencakup peningkatan peran serta koordinasi Dinas terkait,
seperti Dinas Koperasi & UMKM, untuk memastikan implementasi program-program
pembangunan UMKM berjalan efektif dan memberikan dampak yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fahrial, F., Utama, A. S., & Dewi, S. (2019), Pemanfaatan Corporate Social Responsibility
(CSR) terhadap Pembangunan Perekonomian Desa, Jurnal Wawasan Yuridika, Vol. 3 No. 2,
pp. 251-264.
Hamid, R. S., & Ikbal, M. (2017), Analisis Dampak Kepercayaan pada Penggunaan Media
Pemasaran Online (E-Commerce) yang Diadopsi oleh UMKM: Perspektif Model DeLone &
McLean, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 16 No. 3, pp. 310-337.
Hamid, R. S., & Ikbal, M. (2017), Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Remaja Pintar
Berbasis Ekonomi Kreatif Desa Lera Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur, RESONA:
Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat, Vol. 1 No. 1. pp. 39-45.
Qamaruddin, M. Y., Sapar, S., Risal, M., & Hamid, R. S. (2019), STRATEGI SIAPA MAU
KERJA APA DALAM PENGEMBANGAN MODEL QUADRUPLE HELIX SINERGITAS
ANTARA PEMERINTAH, PERGURUAN TINGGI, INDUSTRI, DAN MASYARAKAT,
Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, Vol. 4 No. 2. Pp. 13-23.
Ukkas, I. (2017), Strategi dan Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), BERKEMAJUAN: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, Vol. 1
No. 1, pp. 24-27.
Sugiyanto, S., Putri, A., & Kartolo, R. (2021), Potensi Kekayaan Intektual Pada
Pemberdayaan Umkm Dan Koperasi Kota Tangerang Selatan, Proceedings Universitas
Pamulang, Vol. 1 No. 1. pp. 502-520.
Supardi, S., Nugraha, N. M., Susanti, N., Sumantri, M. B. A., & Mukhlis, T. I. (2021),
PELUANG DAN PERUBAHAN CARA BERPIKIR SAAT PANDEMIK (Pengabdian
Kepada UMKM Binaan Kadin Provinsi Jawa Barat), Jurnal Pengabdian Dharma Laksana,
Vol. 3 No. 2, 162-168.