AldrianBagaskaraAdinnugroho - 182220005 - 2LA - Tugas Praktikum Modul 2
AldrianBagaskaraAdinnugroho - 182220005 - 2LA - Tugas Praktikum Modul 2
“RECEIVING”
Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Praktikum Manajemen Pergudangan
Disusun Oleh :
(2LA)
LABORATORIUM PERGUDANGAN
BANDUNG
2024
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam setiap rantai pasokan atau operasi bisnis, gudang memainkan peran penting
sebagai pusat aktivitas untuk menerima, menyimpan, dan mendistribusikan barang. Latar
belakang receiving gudang mencakup proses penerimaan barang dari berbagai pemasok atau
sumber, yang melibatkan verifikasi kuantitas dan kualitas barang yang diterima. Proses
receiving ini sering kali merupakan titik awal dalam manajemen stok dan pengelolaan
inventaris. Dengan penekanan pada keakuratan dan efisiensi, tim receiving gudang
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan pesanan,
bebas dari kerusakan, dan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Selain itu, latar belakang
receiving gudang juga mencakup pengaturan dan penyimpanan barang secara tepat di dalam
gudang, memastikan aksesibilitas yang efisien untuk pengambilan barang selanjutnya.
Penggunaan teknologi seperti sistem barcode atau RFID telah menjadi semakin umum dalam
meningkatkan akurasi dan efisiensi proses receiving, mengoptimalkan operasi gudang secara
keseluruhan..
STUDI PUSTAKA
Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubungan dengan penagihan uang.
Bukti Tanda Terima Barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke
pemesan barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada
tanda-tanda yang dilampirkan.
Tata letak dari area bagian penerimaan barang harus dirancang untuk memudahkan
pengawasan, keamanan, kemudahan akses ke gudang dan mencegah kerusakan produk.
Petugas bagian penerimaan diharapkan dapat secara leluasa untuk memeriksa barang, sebelum
mereka menerima dan menandatangani surat penerimaan barang. Kamera pemantau atau
CCTV sangat berguna untuk merekam setiap kejadian di area penerimaan barang, karena area
yang luas sangat berisiko terjadinya pencurian dan menjaga keamanan produk.
Manajemen perlu memahami bahwa pelatihan bagi petugas penerimaan barang
sangatlah penting, meskipun biayanya tidak sedikit. Ketidaktahuan petugas dapat
dimanfaatkan oleh supplier dan dapat mengakibatkan penanganan barang yang tidak tepat,
yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kerugian dan masalah lainnya. Selain itu, petugas
receiving juga harus dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya
dengan baik. Hal ini mencakup pulpen, cutter, gunting, serta fasilitas pendukung seperti x-ray,
timbangan, scanner, pallet, dan material handling seperti hand pallet manual untuk
memindahkan barang dari area receiving ke area penyimpanan. Dengan memastikan petugas
dilengkapi dengan pelatihan dan peralatan yang memadai, perusahaan dapat meningkatkan
efisiensi dan keakuratan dalam proses penerimaan barang.
Penting untuk memeriksa produk yang diterima dari supplier secara teliti guna
memastikan kualitasnya. Hal ini merupakan langkah yang penting dalam memastikan bahwa
barang yang diterima memenuhi standar yang diharapkan. Selain itu, pengiriman barang juga
harus dijadwalkan untuk waktu yang tepat agar sesuai dengan operasi yang sedang
berlangsung. Penjadwalan yang tepat akan membantu mencegah pengiriman barang pada saat
petugas receiving sedang sibuk dengan tugas lainnya, sehingga proses penerimaan dapat
dilakukan dengan lebih efisien dan tidak terganggu oleh kesibukan lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Untuk mengatasi masalah ketidaksesuaian antara purchase order dengan fisik barang
aktual di PT. Permata Adi Suintra, perlu diterapkan serangkaian solusi yang komprehensif dan
terarah. Pertama, perusahaan harus memperkuat infrastruktur teknologi informasi dengan
mengadopsi sistem manajemen gudang yang canggih dan terintegrasi. Sistem ini dapat secara
otomatis membandingkan data purchase order dengan barang yang diterima, sehingga
meminimalkan kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi dalam pencatatan inventaris.
Selain itu, penting untuk meningkatkan kualitas pelatihan bagi petugas penerimaan
barang. Pelatihan rutin tentang prosedur penerimaan barang yang benar, penggunaan perangkat
lunak gudang, serta pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya keakuratan data
inventaris akan membantu meningkatkan kesadaran dan keterampilan petugas.
Tidak hanya itu, perusahaan juga perlu mengimplementasikan proses audit yang
terjadwal dan terstruktur secara reguler. Audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi
ketidaksesuaian dan kesalahan dalam proses penerimaan barang, serta menetapkan tindakan
perbaikan yang diperlukan.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperkuat sistem umpan balik dari pelanggan
terkait kualitas barang yang diterima. Dengan mengumpulkan dan menganalisis informasi dari
pelanggan mengenai pengalaman mereka dengan produk yang dibeli, PT. Permata Adi Suintra
dapat memperoleh wawasan berharga tentang kualitas barang dari sudut pandang konsumen.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kembali kinerja pemasok, mengidentifikasi
masalah kualitas yang mungkin terlewatkan dalam pemeriksaan internal, serta merumuskan
strategi perbaikan yang lebih efektif. Dengan mengintegrasikan umpan balik pelanggan ke
dalam proses pengendalian kualitas, perusahaan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan dan
preferensi pelanggan, sehingga memperkuat posisinya di pasar e-commerce.
I. Start: Proses dimulai dengan Barang datang.
II. Menerima bukti PO: Bukti Purchase Order (PO) diterima dari pemasok.
III. Periksa barang: Barang yang diterima diperiksa secara fisik untuk memastikan
kesesuaian dengan PO.
IV. Sesuai dengan PO?:
Ya: Jika barang sesuai dengan PO, lanjutkan ke langkah Proses bongkar.
Tidak: Jika barang tidak sesuai dengan PO, lanjutkan ke langkah Memberikan
informasi tidak sesuai.
V. Proses bongkar: Barang dibongkar dari truk atau kendaraan pengangkut.
VI. Masukin barang ke gudang: Barang yang sudah dibongkar dimasukkan ke gudang
penyimpanan.
VII. Laporkan hasil pengecekan: Hasil pengecekan barang dilaporkan kepada pihak terkait,
seperti atasan atau bagian pembelian.
VIII. End: Proses selesai.
Gambar tersebut menggambarkan tata letak arus garis lurus dalam proses logistik yang
efisien. Proses dimulai dengan kedatangan truk pertama yang membawa barang ke area
penerimaan. Di sini, barang langsung diturunkan dan diterima tanpa perlu melalui proses
perantara yang memperlambat aliran material. Setelah diterima, barang langsung dipindahkan
ke truk kedua tanpa adanya penyimpanan sementara atau proses tambahan lainnya. Truk kedua
kemudian membawa barang langsung ke tujuan akhir tanpa harus melakukan belokan atau
berhenti di tempat lain. Dengan demikian, tata letak ini menciptakan aliran material yang
efisien dan langsung, membantu dalam meminimalkan waktu dan biaya logistik yang
diperlukan dalam proses pengiriman barang. Dengan pendekatan yang sederhana namun
efektif ini, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rantai pasokan
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Modul 2 “Receiving”
https://repo.undiksha.ac.id/3155/6/1707031013-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
https://www.simplidots.com/cara-mengatasi-kendala-purchase-order/
https://turboly.com/blog/2019/11/4-Cara-Terbaik-untuk-Mengatasi-Supplier-Berperforma-
Rendah.html
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Farifcheleqit.blogspot.com%2F2015
%2F06%2Fkonsep-dan-jenis-tata-letak-
gudang.html&psig=AOvVaw0bTdBSl8Kju254ew6tKrE8&ust=1710843602886000&source=
images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBMQjRxqFwoTCPi6y5vL_YQDFQAAAAAdAA
AAABAN