Anda di halaman 1dari 25

SIKLUS PROSES BISNIS

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal dalam program studi profesi akuntansi
Pasca Sarjana Universitas Widyatama

Disusun Oleh:

Trisnawan Taufik (1515102001)

Nisa Juwita Adhim (1515102006)

Yoga Tantular R (1515102015)

PROGRAM STUDI PROFESI AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan rahmat Allah SWT, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat-Nya yang
telah memberikan segala anugerah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah Siklus Proses Bisnis. Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Sistem Informasi dan Pengendalian Internal dalam Program Studi profesi
Akuntansi pada Universitas Widyatama.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik dalam hal penyajian maupun pengguna
bahasa. Namun demikian inilah yang terbaik yang penulis lakukan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu semua masukan, kritik, dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan bagi penyempurnaan makalah ini.

Bandung, Mei 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses bisnis mengacu pada metode dimana pekerja dikelola, dikoordinasikan, dan
difokuskan untuk memproduksi produk atau jasa yang bernilai. Proses bisnis adalah arus
kerja dari bahan baku, informasi, dan pengetahuan seperangkat aktivitas dan juga mengacu
pada cara unik dimana manajemen memilih untuk mengkoordinasikan pekerjaan. Proses
bisnis perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan kompetitif jika dapet memungkinkan
perusahaan untuk berinovasi atau menjalankannya dengan lebih baik dari pesaingnya. Proses
bisnis juga dapat menjadi kewajiban jika berdasarkan cara bekerja yang telah usang telah
menghalang kewaspadaan dan efisiensi organisasi. Proses bisnis melewati banyak wilayah
fungsional berbeda dan membutuhkan koordinasi antar departemen.

Review atas Proses Bisnis Utama dalam Perusahaan Manufaktur

Fungsi manufaktur dan produksi bertanggung jawab untuk benar-benar memproduksi


barang dan jasa perusahaan. System manufaktur dan produksi berhubungn dengan
perencanaan, pengembangan, dan pemeliharaan fasilitas produksi; penetapan sasaran
produksi; pengadaan, penyimpanan, dan ketersediaan bahan produksi; dan penjadwalan
peralatan, fasilitas, bahan baku, dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membentuk produk
akhir. System manufaktur dan produksi (manufacturing and production information system)
mendukung aktivitas ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Siklus Proses Bisnis?
2. Bagaimana mengidentifikasi Major Threat dalam Aktivitas Bisnis dan Mengevaluasi
Kecukupan Pengendalian Internal?
1.3 Tujuan Peneliian
1. Untuk Mengetahui Siklus Proses Bisnis
2. Untuk Mengetahui bagaimana mengidentifikasi Major Threat dalam Aktivitas Bisnis dan
Mengevaluasi Kecukupan Pengendalian Interna
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Siklus Proses Bisnis

2.1.1 Pembelian dan Pengeluaran Kas

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional
pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama dari aktivitas siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya perolehan
persedian,memelihara persediaan, perlengkapan dan beragam jasa lainnya yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Pada siklus pengeluaran,terdapat 3 aktivitas dasar bisnis yaitu:
1. Memesan barang, persediaan dan jasa (ordering meterials, supplies and services)
Aktivitas pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau
perlengkapan. Tahapan ini melibatkan penentuan atas apa, kapan dan berapa banyak
barang/ perlengkapan/ jasa yang dibeli dan selanjutnya memilih pemasok.
2. Menerima dan menyimpan barang, persediaan, dan jasa (receiving materials,
supplies and services)
Aktivitas kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang
yang dipesan. Departemen penerimaan yang bertanggungjawab dalam menerima barang
yang dikirim oleh pelanggan. Biasanya departemen penerimaan ini kemudian melaporkan
barang yang diterima ke manajer gudang, yang kemuadian dilaporkan ke kepala
departemen produksi. Departemen penyimpanan barang, yang juga bertanggungjawab
pada manager gudang, bertanggungjawab atas penyimpanan barang. Informasi mengenai
penerimaan barang yang dipesan harus dikomunikasikan ke fungsi pengendalian
persediaan untuk memuktahirkan catatan persediaan.
Ketika barang yang dipesan datang,petugas penerima barang harus membandingkan
nomor pesanan pembelian yang tertera di lembar pengiriman dari pemasok dengan arsip
pesanan pembelian untuk memastikan bahwa barang yang dikirim adalah benar-benar
barang yang dipesan. Petugas penerima barang kemudian menghitung kuantitas barang
yang diterima. Sebelum memindahkan barang ke gudang atau pabrik, petugas penerima
barang yang harus memeriksa setiap pengiriman untuk memastkan tidak ada barang rusak
yang diterima.
3. Memberikan persetujuan atas tagihan pemasok (approving supplier invoices)
Aktivitas ketiga dari siklus pengeluaran adalah menyetujui tagihan dari pemasok untuk
dibayar. Departemen utang memberikan persetuan atas tagihan-tagihan dari pemasok
untuk dibayar. Kewajiban hukum untuk membayar kepada pemasok akan muncul setelah
barang diterima. Untuk beberapa alasan praktis, hampir sebagian besar perusahaan hanya
akan mencatat utang setelah barang diterima dan tagihan disetujui oleh departemen utang.
Ketika tagihan diterima, departemen utang harus mencocokanya dengan pesanan
pembelian dan laporan penerimaan barang. Kombinasi dari tagihan pemasok dan
dokumentasi pendukung lainya dinamakan voucher package.
4. Pengeluaran kas (cash disbursement)
Aktivitas terakhir dari siklus pengeluaran adalah melakukan pembayaran kes kepada
pemasok. Kasir, yang melaporkan ke bendahara, bertanggungjawab untuk membayar
kepada pemasok. Pemisahan tugas penanggungjawab kas yang dilakukan oleh kasir, dari
fungsi otorisasi dan pencatatan kas, masing-masing harus dilakukan oleh departemen
pembelian dan departemen utang. Pembayaran dilakukan ketika departemen utang.
Pembayaran dilakukan ketika departemen utang dagang mengirimkan voucher package
(tagihan pemasok dan dokumen pendukung lainnya) ke kasir.

PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENGELUARAN


Ancaman dan pengendalian yang ada didalam setiap tahapan siklus pengeluaran
diikhtisarkan dalam tabel berikut.

Aktivitas/Tahapan Ancaman Pengendalian


Maslah umum di  Pengendalian data integritas dalam
siklus pengeluaran Master data yang tidak pemrosesan data
secara akurat atau tidak valid  Pembatasan akses ke master data
keseluruhan  Reviu perubahan dalam master data.
Pengungkapan yang
 Pengendalian akses
tidak sah atau informasi
 Enkripsi
sensitf.
Kehilangan atau Prosedur cadangan data dan pemulihan data
perusakan data.
Kinerja yang buruk Laporan manajemen
Pemesanan  Sistem persediaan perpetual
 Penandaan dengan sistem barcode atau
Catatan persediaan
RFID
yang tidak akurat
 Perhitungan berkala atas persediaan fisik
barang
 Sistem persediaan perpetual
Pembelian barang yang  Reviu dan mekanisme persetujuan atas
tidak dibutuhakan permintaan pembelian
 Fungsi pembelian secara terpusat
Pembelian barang
 Daftar harga
dengan harga yang
 Penawaran yang kompetitif
terlalu tinggi dari yang
 Anggaran
seharusnya
 Pembelian hanya dari pemasok yang telah
disetujui
 Reviu dan mekanisme persetujuan untuk
Pembelian barang
pemasok baru
kualitas yang lebih
 Menjadikan manajer pembelian
rendah dari yang
bertanggungjawab atas biaya pengerjaan
seharusnya
ulang (reawork)dan bahan sisa (scrap)
 Menelusuri dan memontor kualitas produk
dari pemasok
 Mengharuskan para pemasok memiliki
Pemasok yang tidak sertifikasi kualitas (misalnya ISO 9000)
dapat diandalkan  Mengumpulkan data dan memonitor kinerja
pengiriman pemasok
Pembelian dari  Mengelola datfar yang berisi pemasok yang
pemasok yang tidak sah disetujui dan konfigurasi sistem untuk
(tidak ada dalam daftar memastikan pembelian yan gdilakukan
rekanan pemasok) kepada para pemasok yang ada didalam
daftar saja.
 Reviu dan mekanisme persetujuan untuk
pemasok baru
 Pengendalian spesifik untuk EDI (akses,
reviu pesanan, enkripsi, kebijakan)
 Menghariskan para agen penjualan untuk
mengungkapkan keentingan keuangan
maupun pribadi dengan para pemasoknya
 Pelatihan karyawan dalam merespon
tawaran hadiah dari para pemasoknya
Kickback (gratifikasi)
 Pelatihan karyawan dalam merespon
tawaran hadiah dari para pemasok
 Rotasi pekerjaan dan libur yang diwajibkan
(mandatory vacation)
 Audit atas pemasok
Penerimaan  Mengharuskan adanya persetujuan atas
Menerima barang yang
pesanan pembelian sebelum menerima
tidak di pesan
barang.
Kesalahan dalam  Tidak menginformasikan petugas penerima
perhitungan barang barang mengenai kuantitas yang dipesan.
 Mengharuskan petugas penerima barang
untuk menandatangani laporan penerimaan
barang
 Insentif
 Dokumentasi transfer barang ke gudang
 Penandaan dengan menggunakan barcode
dan RFID
 Konfigurasi sistem ERP untuk menandai
adanya perbedaan dalam jumlah yang
diterima dengan jumlah yang dipesan yang
melebihi batas toleransi yang dapat
diterima untuk diselidiki lebih jauh
 Pengendalian anggaran
Verifikasi tanda terima
 Audit
jasa

 Pembatasan akses fisik terhadap persediaan


barang
 Dokumentasi semua transfer persediaan
antara pegawai penerimaan dan persediaan
Pencurian persediaan
 Perhitungan fisik ersediaan dan rekonsiliasi
atas persediaan yang tercatat
 Pemisahan tugas antara yang menerima
barang dengan yang menyimpan barang
 Verifikasi ulang akurasi faktur pemasok
 Mengharuskan adanya rincian dokumen
untuk pembelian dengan menggunakan
kartu pembelian
 Penggunaan Evaluated Receipt Settlement
Kesalahan dalam faktur (ERD) untuk pendekatan pembelian yang
Persetujuan atas pemasok tanpa menggunakan faktur (invoiceless
faktur tagihan approach)
pemasok  Pembatasan atas akses ke data pemasok
 Verifikasi antara slip pengiriman (freight
bill) dan penggunaan moda pengiriman
yang telah disetujui
Kesalahan dalam  Pengendalian entri data
pencatatan ke dalam  Rekonsiliasi atas catatan rincian utang
akun utung dengan akun pengendalian di buku besar
Pengeluaran kas Kegagalan dalam
 Mengisi faktur dengan tanggal terakhir
mendapatkan
diskon
keuntungan dari diskon
 Anggaran urus kas
pembayaran lebih cepat
Membayar barang yang  Mengharuskan semua faktur pemasok
dicocokkan dengan dokumen-dokumen
pendukungnya yang telah
dikonfirmasi/disahkan oleh bagian
penerima dan persediaan
tidak pernah diterima  Anggaran (untuk jasa)
 Mengharuskan adanya bukti pembayaran
untuk biaya perjalanan
 Penggunaan kartu kredit perusahaan untuk
biaya perjalanan
 Mengharuskan adanya faktur dan bukti
pendukung (voucher package) yang
lengkap untuk memproses semua jenis
pembayaran
Duplikasi pembayaran  Kebijakan untuk hanya membayar jika ada
faktur asli dari pemasok
 Membatalkan semua dokumen pendukung
segera setelah pembayaran selesai
dilakukan
Pencurian kas  Keamanan fisik atas cek-cek kosong dan
cek-cek yang ditandatangani oleh mesin
 Perhitungan fisik atas semua nomor urut
cekm oleh kasir
 Pengendalian akses atas komputer-
komputer terminal EFT
 Hanya menggunakan komputer-komputer
yang khusus diperuntukan melakukan
transaksi online-banking
 Penggunaan sistem automatic clearing
house (ACH) untuk memblokir akun-akun
yang tidak diperbolehkan untuk melakukan
pembayaran
 Pemisahan fungsi penulisan cek dengan
fungsi pencatatan utang
 Mengharuskan adanya dua tanda tangan di
setiap cek untuk pembayaran/pengeluaran
yang melebihi jumlah tertentu
 Mengharuskan dilakukannya rekonsiliasi
bank dengan jumlah yangtercatat yang
dilakukan oleh orang yang independent
dari prosedur pengeluaran kas
 Pembatasan akses ke arsip utama pemasok
 Pembatasan jumlah pegawai yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan one-time-
supplier (pemasok yang hanya sekali saja
digunakan/pemasok yang tidak ada dalam
daftar) dan nuntuk memproses pembelian
dari one time supplier
 Menjalankan sistem kas kecil dengan
pendekatan dana tetap (imprest fund)
 Melakukan audit mendadak atas kas kecil
 Menggunakan mesin perlindungan cek
 Penggunaan tinta dan kertas khusus
Mengubah cek
 Menggunakan mekanisme “positive pay”
dengan bank
Masalah arus kas  Anggaran arus kas

2.1.2 Siklus Produksi

Siklus produksi adalah suatu rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan
data terkait dengan pembuatan produk yang terjadi secara terus-menerus dan saling
berkaitan. Gambar 1 memperlihatkan bagaimana siklus produksi dihubungkan dengan
sub sistem lainnya dalam Sistem Informasi Akuntansi yang ada di suatu perusahaan.
Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan pelanggan dan
prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat
persediaan. Sebaliknya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke
siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.
Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus
pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem
siklus pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga
mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Informasi
mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya manusia,
yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja.
Terakhir informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi
buku besar dan pelaporan.

Pengendalian Internal Pada Siklus Produksi


Tabel berikut menjelaskan beberapa ancaman dan eksposur-eksposur utama dalam siklus
produksi beserta prosedur pengendalian tambahan, disamping dokumen serta catatan yang
memadai, yang harus ada untuk mengurangi ancaman dan eksposur tersebut.

Produk / Aktivitas Ancaman Prosedur Pengendalian


Desain produk Desain produk yang kurang Perbaiki informasi tentang
baik pengaruh desain produk atas
biaya.
Data terinci mengenai biaya
jaminan dan perbaikan.
Perencanaan dan Kelebihan produksi atau Sistem perencanaan produksi
penjadwalan kekurangan produksi. yang lebih baik.
Investasi yang tidak optimal Tinjau dan setujui perolehan
dalam aktiva tetap aktiva tetap; pengendalian
anggaran.
Operasi Produksi Pencurian atau perusakan Batasi akses fisik ke
persedian dan aktiva tetap persediaan dan aktiva tetap.
Identifikasikan semua aktiva
tetap.
Dokumentasikan semua
perpindahan persediaan
sepanjang proses produksi.
Akuntansi Biaya Kesalahan pencatatan dan Pengendalian edit entri data;
memasukkan data penggunaan pemindai kode
mengakibatkan data biaya garis jika memungkinkan;
yang tidak akurat rekonsiliasi jumlah yang
tercatat dengan perhitungan
fisik secara periodik.
Ancaman Utama Hilangnya data Buat cadangan dan
Kinerja yang kurang baik perencanaan pemulihan dari
bencana; batasi akses ke data
biaya
Pelaporan yang lebih baik
dan tepat waktu.

 DESAIN PRODUK

Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuan aktivitas ini adalah
mendesain sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi,
dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. Beberapa kriteria ini salaing bertentangan
satu sama lain, hingga membuat desain produk merupakan tugas yang menantang.

Ancaman dan Pengendalian


Desain produk yang kurang baik akan menaikkan biaya dalam beberapa hal. Mengunakan
terlalu banyak komponen khusus ketika memproduksi produk yang hampir sama akan
meningkatkan biaya yang berhubungan dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan
baku. Hal ini sering kali juga mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena
banyaknya kerumitan dalam perubahan produksi dari suatu jenis produk ke produk lainnya.
Produk yang didesain kurang baik akan lebih banyak menimbulkan biaya jaminan dan perbaikan.

Analisis atas jaminan dan biaya perbaikan dapat mengidentifikasikan penyebab utama
kegagalan produk. Informasi itu dapat kemudian digunakan untuk mendesain ulang produk agar
dapat meningkatkan kualitas.

 PERENCANAAN DAN PENJADWALAN

Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuan
langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi
pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan
persediaan barang jadi.

Metode Perencanaan
Dua metode perencanaan produksi yang umum adalah perencanaan sumber daya
produksi (manufacturing resource planning = MRP II) dan sistem produksi just in-time. MRP II
adalah kelanjutan dari perencanaan sumbr daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara
kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan. Sistem MRP II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi
sebagai ekspektasi atas permintaan pelanggan.

Dokumen Kunci dan Formulir

Master Production Schedule (MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan


diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan. Informasi
mengenai pesanan pelanggan, prediksi penjualan, dan tingkat persediaan barang jadi digunakan
untuk menetapkan tingkat produksi. Walaupun bagian jangka panjang MPS dapat diubah
berdasarkan perubahan kondisi pasar, rencana produksi harus tetap untuk beberapa minggu ke
depan agar dapat memberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan bahan baku, perlengkapan,
dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Selanjutnya kompleksitas penjadwalan meningkat secara
dramatis sejalan dengan semakin banyaknya jumlah pabrik.

Ancaman dan Pengendalian

Kelebihan produksi dapat mengakibatkan kelebihan pasokan barang atas permintaan


jangka pendek, sehingga menciptakan potensi masalah pada arus kas karena sumber daya terikat
dalam persediaan. Kelebihan produksi juga meningkatkan risiko menanggung produksi yang
tidak terpakai. Sebaliknya, kekurangan produksi dapat mengakibatkan kehilangan penjualan dan
ketidakpuasan pelanggan. Akan tetapi, risiko kelebihan dan kekurangan produksi lebih tinggi
untuk produk baru yang inovatif, seperti busana butik, daripada bahan kebutuhan pokok dan
sehari-hari, seperti kebanyakan bahan makanan, karena produk inovatif tersebut secara inheren
lebih sulit untuk diperkirakan permintaannya daripada produk lainnya.

Perencanaan produksi yang lebih akurat dapat mencegah kelebihan dan kekurangan
produksi. Perbaikan membutuhkan prediksi penjualan yang akurat dan baru serta data mengenai
jumlah persediaan, semuanya ini adalah informasi yang dapat disediakan oleh sistem siklus
pendapatan dan pengeluaran. Sebagai tambahan, informasi mengenai kinerja produksi terutama
yang berhubungan dengan tren total waktu produksi setiap produk, harus dikumpulkan secara
teratur. Sumber-sumber data ini dapat digunakan secara periodic untuk meninjau dan
menyesuaikan jadwal induk produksi.

Persetujuan dan otorisasi yang memadai atas perintah produksi adalah pengendalian
lainnya untuk mencegah kelebihan produksi barang tertentu. Salah satu caranya adalah dengan
membatasi akses ke program penjadwalan produksi. Merupakan hal yang juga penting untuk
memastikan bahwa perintah produksi yang benar telah dikeluarkan.

 OPERASI PRODUKSI

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi actual dari produk. Cara aktivitas
ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk
yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.
Penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang
dikendalikan oleh computer, disebut sebagai computer-integrated manufacturing (CIM). CIM
dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi. Contohnya, Northrop Corporation dahulu
menggunakan 16.000 lembar kertas yang berisi instruksi kerja dasar yang berhubungan dengan
manufaktur badan pesawat. Ketika terminal on-line diinstal di setiap lokasi perikatan , peniadaan
kertas dan peningkatan efisiensi mengurangi biaya sebesar 30 persen.

Ancaman dan Pengendalian


Pencurian persediaan dan aktiva tetap adalah ancaman utama bagi perusahaan
manufaktur. Sebagai tambahan dari hilangnya aktiva, pencurian juga mengakibatkan kelebihan
saldo aktiva, yang dapat mengarah pada analisis yang salah atas kinerja keuangan dan dalam
kasusu persediaan, kekurangan produksi.

Guna mengurangi risiko kehilangan persediaan, akses fisik ke persediaan harus dibatasi
dan semua semua perpindahan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan baku harus
digunakan untuk mengesahkan pelepasan bahan baku ke bagian produksi. Baik staf administrasi
bagian pengendalian persediaan maupun pegawai bagian produksi yang menerima bahan baku,
harus menandatangani permintaan tersebut untuk mengakui pelepasan barang ke bagian
produksi. Permintaan tambahan bahan baku di luar jumlah yang disebutkan dalam daftar bahan
baku juga harus didokumentasikan dan disahkan oleh personel tingkat supervisor. Move tickets
atau kartu perpindahan harus digunakan untuk mendokumentasikan perpindahan selanjutnya
persediaan dalam proses produksi di perusahaan. Pengembalian bahan baku apa pun yang tidak
digunakan dalam produksi juga harus didokumentasikan.

 AKUNTANSI BIAYA

Langkah terakhir dari siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tiga tujuan utama sistem
akuntansi biaya adalah :
1. memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi
produksi.
2. memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan
serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan
Proses
Agar dapat berhasil mencapai tujuan pertama, suatu sistem akuntansi biaya harus
didesain untuk mengumpulkan data real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar pihak
manajemen dapat membuat keputusan tepat pada waktunya. Guna mencapai tujuan yang kedua,
suatu sistem akuntansi biaya harus dapat mengumpulkan biaya berdasarkan kategori dan
kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu dan unit organisasional
tertentu. Hal ini membutuhkan pengkodean yang hati-hati atas data biaya selama pengumpulan,
karena sering kali biaya yang sama dapat dialokasikan dalam beberapa cara, untuk beberapa
tujuan berbeda.

Ancaman dan Pengendalian

Pencatatan dan pemrosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat
menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan merusak kemampuan pihak
manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi produksi. Contohnya, data
biaya yang tidak akurat dapat mengakibatkan keputusan yang tidak tepat tentang produk
mana yang diproduksi dan bagaimana menetapkan harga jual saat ini. Kesalahan dalam
catatan persediaan dapat mengarah pada kelebihan maupun kekurangan produksi barang.
Ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan laporan manjerial dapat membiaskan
analisis kinerja di masa lampau dan keinginan investasi di masa mendatang atau
perubahan dalam operasi. Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri
data akurat adalah dengan mengotomatiskan pengumpulan data dengan menggunakan
pemindai kode garis, pembaca kartu, dan alat lainnya. Ketika semua hal ini tidak
memungkinkan untuk dilakukan, terminal on-line harus digunakan untuk entri data.
Password dan ID pemakai harus digunakan untuk membatasi akses hanya ke pegawai
yang berhak saja.

2.1.3 Siklus Pendapatan : Penjualan dan Penagihan Kas


2.1.3.1 Pengertian Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan
menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan - penjualan tersebut. Tujuan utama
siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat
dengan harga yang sesuai.

2.1.3.2 Aktivitas dasar siklus pendapatan


Ada empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan antaralain :
1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan, yang mencakup :
 Pengambilan pesanan pelanggan,
 Persetujuan kredit, jika penjualan secara keredit.
 Memeriksa ketersediaan persediaan,
 Menjawab permintaan pelanggan.
Pesanan pelanggan harus diterima tepat waktu lalu semua data yang dibutuhkan untuk
memproses pesanan tersebut dikumpulkan dan dicatat secara akurat. Oleh sebab itu, untuk
memastikan akurasi yang menyeluruh, harus dilakukan pemeriksaan , antaralain :
 Pemeriksaan validitas,
 Uji kelengkapan , Uji kewajaran
 Persetujuan kredit, yang mencakup Otorisasi umum (Batas kredit) dan
 Otorisasi khusus (Pemeriksaan batas).

Menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut.


Internal dokumen yang dihasilkan oleh order entry penjualan, seperti : Pesanan penjualan,
Slip pengepakan, dan Kartu pengambilan barang.

2. Pengiriman barang, yang mencakup :


 Pengambilan dan pengepakan pesanan,
 Pengiriman pesanan.
Aktivitas ini bertanggung jawab untuk memenuhi pesanan pelanggan pendataan item
yang dikirim dari persediaan. Ada dua jenis metode pengiriman, yaitu :
 Metode in-house
 Metode out-source

3. Penagihan dan piutang usaha, yang mencakup :


 Penagihan,
 Pemeliharaan data piutang usaha,
 Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan.

Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan Informasi dari aktivitas ini antara lain
- Penagihan yang akurat sangat penting dan membutuhkan informasi yang
mengidentifikasi item dan kuantitas.
- Faktur penjualan memberitahukan pelanggan dari jumlah yang harus dibayar dan
di mana untuk mengirim pembayaran.
- Sebuah laporan bulanan merangkum transaksi yang terjadi dan
menginformasikan pelanggan dari saldo rekening mereka saat ini.
- Sebuah memo kredit kewenangan departemen penagihan untuk kredit account
pelanggan.
- Persediaan, piutang dagang, dan file buku besar diperbaharui pada waktu ini.

Untuk memperoleh aliran penerimaan kas yang lebih seragam, banyak perusahaan
menggunakan proses yang disebut Penagihan berdaur. Ada beberapa jenis sistem
penagihan antaralain :
 Dalam sistem setelah penagihan, faktur dipersiapkan setelah confirmasi
bahwa barang-barang dikirim.
 Dalam sistem pra penagihan, faktur dipersiapkan (tetapi tidak dikirim)
sesegera pesanan disetujui.

4. Penagihan kas, yang mencakup :


 Menangani kiriman uang pelanggan,
 Menyimpannya ke bank.

Bagian yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Kasir dan fungsi piutang dagang.
Keputusan-keputusan penting dan Kebutuhan Informasi pada aktivitas ini antaralain :
 Pentingnya pengurangan pencurian kas.
 Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses fisik ke
kas atau cek.
 Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu
pengiriman uang dan faktur aplikasi harus dikredit.

2.1.3.3. Tujuan Siklus Pendapatan


Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat
dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak
manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antaralain :
 Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
 Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk
persediaan tersebut.
 Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada
para pelanggan.
 Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
 Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada
pelanggan.
 Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk
memaksimalkan arus kas.

2.1.3.4. Kebutuhan Informasi Dan Prosedur


SIA didesain untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data kegiatan bisnis
agar manajemen mendapatkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.
Untuk itu SIA harus menyediakan informasi operasional yang dibutuhkan untuk
melakukan fungsi-fungsi berikut ini:
 Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan.
 Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak.
 Menentukan ketersediaan persediaan.
 Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan.
 Menentukan harga produk dan jasa.
 Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi.
 Memilih metode untuk mengirim barang.

Kebutuhan informasi mengenai penilaian Kinerja yang seharusnya disediakan SIA


antaralain :
 Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
 Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
 Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
 Kepuasan pelanggan
 Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
 Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan.
 Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan
 Keefektifan iklan dan promosi
 Kinerja staf penjualan
 Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit

Ada pula kebutuhan Informasi yang lampau dan yang saat ini yang diperlukan agar
menajemen dapat membuat keputusan strategis, antaralain :
 Menentukan harga produk dan jasa,
 Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi,
 Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan,
 Menentukan kebutuhan pinjaman jangka pendek,
 Merencanakan kampanye pemasaran yang baru.
2.1.3.5. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi

Proses Ancaman Prosedur pengendalian yang dapat


/Aktivitas diterapkan
Entri pesanan 1. pesanan pelanggan yang Pemeriksaan edit entri data
penjualan tidak lengkap atau tidak
akurat
2. Penjualan secara kredit Persetujuan kredit oleh manajer bag.
ke pelanggan yang Kredit bukan oleh fungsi penjualan:
memiliki catt. Kredit catt yang akurat atas saldo rek.
buruk pelanggan
3. Legitimasi pesanan Ttd diatas dokumen kertas, ttd digital
dan sertifikat digital untuk e-biz
4. Habisnya persediaan, Sistem pengendalian persediaan
biaya penggudangan, dan
pengurangan harga
Pengiriman 5. Kesalahan pengiriman: Rekonsiliasi pesanan penjulana dengan
barang dag., jumlah dan kartu pengambilan dan slip
alamat yang salah pengepakan: pemindai kode garis
Pengendalian aplikasi entri data
6. Pencurian persediaan Batasi akses fisik ke persediaan
Penagihan dan 7. Kegagalan untuk Pemisahan fungsi pengiriman dan
piutang usaha menagih pelanggan penagihan
8. Kesalahan dalam Pengendalian edit entri data
penagihan Daftar harga
9. Kesalahan dalam Rekonsiliasi buku pembantu piutang
memasukkan data ketika usaha dengan buku besar: laporan
memperbarui piutang bulanan ke pelanggan
usaha
Penagihan kas 10. Pencurian kas Pemisahan tugas; minimalisasi
penanganan kas; kesepakatan lockbox;
konfirmasikan pengesahan dan
penyimpanan semua penerimaan
Rekonsiliasi periodic laporan bank
dengan catt seseorang yang tidak
terlibat dalam pemrosesan penerimaan
kas
Masalah - 11. Kehilangan data Prosedur cadangan dan pemulihan dari
masalah bencana; pengendalian akses (secara
pengendalian fisik dan logis)
umum
12. Kinerja yang buruk Persiapan dan tinjauan laporan kinerja

2.2 Mengidentifikasi Major Threat dalam Aktivitas Bisnis dan Mengevaluasi


Kecukupan Pengendalian Internal

Ada beberapa ancaman dan pengendaliannya pada siklus pendapatan ini, umumnya seperti : 

A. Kehilangan Data : Pengendalian untuk hal ini adalah pengendalian akses (secara fisik dan
logis).
B. Kinerja yang buruk : Pengendalian untuk hal ini adalah melakukan persiapan dan tinjauan
laporan kinerja
3. Penerimaan pesanan penjualan 

Pada aktivitas entri pesanan penjualan ada beberapa ancaman antara lain: 

 Pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat

 Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk

 Terjadi legitimasi pesanan

  Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga

Pengendalian yang bisa dilakukan, yaitu: 


 Pemeriksaan edit entri data

 Persetujuan kredit oleh manajer bagian kredit, bukan oleh fungsi penjualan; catatan yang
akurat atas saldo rekening pelanggan

 Tanda tangan di atas dokumen kertas, tanda tangan digital dan sertifikat digital untuk e-
business

 Sistem pengendalian persediaan

4. Pengiriman barang 

Pada aktivitas pengiriman barang ada beberapa ancaman antara lain: 

 Kesalahan jumlah barang, alamat ataupun jenis barang yang dikirim. 


 Pencurian persediaan

Pengendalian yang bisa dilakukan, yaitu: 

 Rekonsiliasi pesanan penjualan dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan,


pemindai kode garis, pengendalian aplikasi entri data
 Batasi akses fisik ke persediaan. Dokumentasi semua transfer internal persediaan.
Perhitungan fisik persediaan secara eriodic persediaan dan rekonsiliasi perhitungan
dengan jumlah yang dicatat
5. Penagihan dan piutang usaha 

Pada aktivitas penagihan dan piutang usaha ada beberapa ancaman antaralain: 

 Kegagalan untuk menagih pelanggan


 Kesalahan dalam penagihan
 Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha

Pengendalian yang bisa dilakukan, yaitu: 

 Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan. Pemberian nomor terlebih dahulu ke semua
dokumen pengiriman dan rekonsiliasi faktur secara eriodic. Rekonsiliasi kartu
pengambilan dan dokumen pengiriman dengan pesanan penjualan
 Pengendalian edit entri data dan daftar harga
 Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar; laporan bulanan ke
pelanggan 
6. Penagihan kas 

Pada aktivitas penagihan kas ancaman yang biasa terjadi adalah : 

 Pencurian Kas

Hal ini dapat diatasi dengan beberapa cara, yaitu: Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan
kas; kesepakatan lockbox; konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan;
Rekonsiliasi periodik laporan bank dengan catatan seseorang yang tidak terlibat dalam
pemrosesan penerimaan kas.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, analisis serta pembahasan tentang
siklus proses bisnis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Proses bisnis existing tidak memiliki pola operasi dan pola bongkar muat yang terpadu
sehingga mengakibatkan terjadinya pelayanan pengiriman barang yang tidak terkontrol. Oleh
sebab itu, proses bisnis existing akan diperbaiki menuju proses bisnis yang akan dilakukan secara
terpadu, terdapat pengontrolan proses bisnis yang akan dijalankan.
2) Pemodelan Business Process Modelling Notation mampu menghasilkan aliran informasi.
Aliran informasi ini digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan sehingga tidak ada
entitas yang menjalankan proses bisnisnya masing-masing.
3) Setiap ancaman dan kendala yang dimiliki oleh masing-masing siklus akan teratasi apabila
pengendalian internal yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan baik.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di dalam siklus proses bisnis, maka disarankan untuk:
1) Perlu dibuat pola operasi bongkar muat yang terpadu yang dikelola oleh salah satu badan
formal.
2) Proses-proses bisnis baik key process business maupun support process business perlu
dilengkapi dengan informasi yang lebih lengkap, seperti pengukuran waktu yang akurat, alat
yang digunakan dalam melakukan proses bisnis, dan metode yang diterapkan.
3) Perlu kelanjutan penelitian untuk memanfaatkan metode metode yang baru, misal dengan
membangun aplikasi terpadu berupa software.
4) Metode lain dapat diterapkan oleh perusahaan, seperti:
a) Metode Unified Modeling Language (UML) yang mana mendukung pemodelan
berdasarkan dari kebutuhan penggunanya serta menggunakan pendekatan berorientasi
objek.
b) Metode Struktural Analysis and Design Technique (SADT) merupakan metode klasik
yang sangat dikenal dalam analisis proses guna mendapatkan suatu model proses bisnis
yang terstruktur. Metode ini diawali dengan menganalisis proses-proses sebagai fungsi
yang akan membentuk struktur proses bisnis.
c) Business Process Reengineering (BPR). BPR menggunakan pendekatan untuk
perancangan kembali cara kerja dalam mendukung misi organisasi dan mengurangi
biaya.
5) Meningkatkan kinerja pengendalian internal di setiap aspek usaha.

Anda mungkin juga menyukai