DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 SOP Penerimaan ............................................................................................ 7
Gambar 3. 2 Flow Chart SOP Penerimaan ......................................................................... 9
Gambar 3. 3 SOP Penyimpanan........................................................................................ 11
Gambar 3. 4 Flow Chart SOP Penyimpanan..................................................................... 13
Gambar 3. 5 SOP Pengiriman ........................................................................................... 15
Gambar 3. 6 Flow Chart SOP Pengiriman ........................................................................ 17
Gambar 3. 7 SOP Return (Penganggulangan Ketidaksesuaian) ....................................... 19
Gambar 3. 8 Flow Chart SOP Return ............................................................................... 21
Gambar 3. 9 Dokumen Report Pemesanan ....................................................................... 23
Gambar 3. 10 Dokumen Purchase Order .......................................................................... 24
Gambar 3. 11 Dokumen Delivery Order ........................................................................... 25
Gambar 3. 12 Dokumen Performa Invoice ....................................................................... 26
Gambar 3. 13 Dokumen SO Prepare................................................................................. 28
Gambar 3. 14 Dokumen Surat Jalan ................................................................................. 29
Gambar 3. 15 Dokumen Invoice ....................................................................................... 30
Gambar 3. 16 Form Pengembalian Barang Retur ............................................................. 32
Gambar 3. 17 Form Penarikan Barang Retur .................................................................... 32
BAB I
DASAR TEORI
1.2 Tujuan
1. Memberikan kepastian kelengkapan prosedur kerja tentang pencatatan dan
format baku
2. Dapat membuat dan evaluasi prosedur yang lengkap tentang pencatatan barang
mulai dari penerimaan sampai dengan pengiriman
1.3 Manfaat
1. Mengetahui dan mendapatkan kelengkapan prosedur terkait
pengadministrasian dalam keadaan real di gudang
2. Mengetahui kelemahan atau kekurangan dari prosedur yang ada di gudang dan
dapat mengetahui jika prosedur tidak efisien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Dokumen
Bentuk dokumen pencatatan dibuat dengan mempertimbangkan tentang
efisiensi, efektif, fleksibel, dan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah
dilaksanakan. Bentuk seperti ini harus dibangun dan ditetapkan oleh pimpinan
agar legal. Hasil pencatatan pada dokumen ini harus dapat dievaluasi atau diaudit
untuk perbaikan secara berkesinambungan. Pencatatan dokumen harus dilakukan
di setiap perpindahan barang dalam gudang.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURE
Prosedur Penerimaan No. Dokumen :
Gudang Distribusi Status Revisi :
I. Definisi
Prosedur atau acuan dalam melakukan suatu aktivitas atau patokan
terhadad suatu proses penerimaan baik yang berhubungan dengan sistem,
operasional, dan antar organisasi.
II. Tujuan
Agar proses penerimaan berjalan sesuai dengan perencanaan dan
setiap aktivitas penerimaan terkendali dengan baik.
III. Ruang Lingkup
Tanggung jawab dan aktivitas Security, Operator Gudang, Checker,
dan Admin dalam aktivitas penerimaan.
IV. Unit Terkait
4.1 Staff Checker
4.2 Admin Gudang
4.3 Divisi Gudang
V. Dokumen Terkait
5.1 Report Pemesanan
5.2 Purchase Order
5.3 Surat Jalan
STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURE
Prosedur Penyimpanan No. Dokumen :
Gudang Distribusi Status Revisi :
I. Definisi
Prosedur atau acuan dalam melakukan suatu aktivitas atau patokan
terhadap suatu proses penyimpanan baik yang berhubungan dengan sistem,
operasional, dan antar organisasi.
II. Tujuan
Agar proses penyimpanan berjalan sesuai dengan perencanaan dan
setiap aktivitas penerimaan terkendali dengan baik.
III. Ruang Lingkup
Tanggung jawab dan aktivitas Operator Gudang, Checker, Admin,
Finance, Driver, dan Security dalam aktivitas penyimpanan.
IV. Unit Terkait
4.1 Admin
4.2 Divisi Gudang
4.3 Staff Checker
4.4 Finance
V. Dokumen Terkait
5.1 Sales Order Prepare
5.2 Surat Jalan
5.3 Invoice
VI. Prosedur
6.1 Operator gudang mensortir barang sesuai jenis dan merknya
6.2 Operator gudang mengambil alat material handling untuk
memindahkan barang
6.3 Operator gudang memindahkan barang ke tempat penyimpanan
VII. Lampiran
STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURE
Prosedur Pengiriman No. Dokumen :
Gudang Distribusi Status Revisi :
I. Definisi
Prosedur atau acuan dalam melakukan suatu aktivitas atau patokan
terhadap suatu proses pengiriman baik yang berhubungan dengan sistem,
operasional, dan antar organisasi.
II. Tujuan
Agar proses pengiriman berjalan sesuai dengan perencanaan dan setiap
aktivitas penerimaan terkendali dengan baik.
III. Ruang Lingkup
Tanggung jawab dan aktivitas Admin, Operator Gudang, dan Checker
dalam aktivitas pengiriman.
IV. Unit Terkait
4.1 Admin
4.2 Divisi Gudang
4.3 Staff Checker
V. Dokumen Terkait
5.1 Sales Order Prepare
5.2 Surat Jalan
5.3 Invoice
VI. Prosedur
6.1 Admin menerima pesanan dari customer
6.2 Admin melakukan penginputan data ke sistem terkait pesanan
customer
6.3 Admin membuat Sales Order Prepare berisi list pesanan
customer dan kuantitasnya
VII. Lampiran
Mulai
Customer
memesan Barang
Menerima SO SO Prepare
Operator gudang menerima SO Prepare
Operator Gudang
Prepare sebagai dokumen acuan untuk mengambil
barang yang akan dikirim
Membuat Mengambil Surat Jalan Jika barang dimuka gudang sudah di cek
Admin
Dokumen Barang baru Invoice dan sesuai maka selanjutnya admin
membuat dokumen Surat Jalan dan Invoice
Selesai
STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURE
Prosedur Return No. Dokumen :
Gudang Distribusi Status Revisi :
I. Definisi
Prosedur atau acuan dalam melakukan suatu aktivitas atau patokan
terhadap suatu proses pengembalian barang baik yang berhubungan dengan
sistem, operasional, dan antar organisasi.
II. Tujuan
Agar proses pengembalian barang berjalan sesuai dengan perencanaan
dan setiap aktivitas penerimaan terkendali dengan baik.
III. Ruang Lingkup
Tanggung jawab dan aktivitas Operator Gudang, Checker, Admin,
Finance, Driver, dan Security dalam aktivitas penyimpanan.
IV. Unit Terkait
4.1 Staff Checker Gudang
4.2 Staff Checker Supplier
4.3 Admin Supplier
V. Dokumen Terkait
5.1 Form Pengembalian Barang
5.2 Form Penarikan Barang
VI. Prosedur
6.1 Staff Checker Gudang mengecek kondisi fisik barang yang reject
apakah keadaannya parah atau tidak
6.2 Checker gudang menganalisa barang yang reject apakah barang
tersebut rusak saat di gudang atau setelah berada di tangan
customer
6.3 Operator gudang memindahkan barang ke tempat penyimpanan
VIII. Lampiran
3.3 Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Tangga yang digunakan operator gudang dalam mengambil barang di atas rak
memiliki resiko berbahaya yang sangat tinggi dan tingkat efisien yang rendah,
karena saat operator gudang mengambil barang dari rak A ke rak B operator
gudang harus turun terlebih dahulu jika posisi operator sedang diatas dan
tangga dipindahkan secara manual. Ketidakefisienan penggunaan tangga juga
dilihat dari jumlah operator yang menangani pengambilan barang tersebut
harus minimum 2 operator, satu operator untuk mengambil barang diatas dan
satu operator untuk menerima barang dari bawah dan menyusunnya diatas
material handling. Penggunaan tangga ini juga memiliki resiko berbahaya yang
cukup tinggi karena dalam pemindahan tangga dari satu titik ke titik lainnya
menggunakan manual handling dimana operator harus mengangkat tangga ke
titik rak yang dituju dan dapat menimbulkan cidera pada operator bahkan
sampai menimbulkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penulis menyarankan
kepada PT. Mulia Rana Frozenindo untuk menggunakan material handling
stock picker full electric dalam pengambilan barang di rak. Karena penggunaan
stock picker full electric ini jauh lebih efisien dibandingkan penggunaan
tangga. Alat ini saat cocok untuk penggunaan indoor dan ramah lingkungan
atau ramah terhadap lingkungan barang sekitar, dan juga alat ini memiliki
spesifikasi otomatis dan stir untuk operator menaikkan stock picker ke atas jika
barang nya diatas dan untuk menurunkan stock picker jika barangnyan
dibawah. Stir ini juga berfungsi untuk mengarahkan stock picker ke arah yang
ingin dituju seperti pemindahan dari rak A ke rak B bisa mengarahkan stir,
penggunaan stir pada stock picker ini jauh lebih efisien dan menghemat waktu
pemindahan pengambilan barang dibandingkan menggunakan tangga yang
harus memindahkan secara manual.
2. Ruang admin yang ada di PT. Mulia Rana Frozenindo sudah cukup baik karna
penataannya dekat dengan gudang. Namun dinding ruangan yang menurut
penulis kurang efisien karena material dinding yang terbuat dari kayu dan
dinding yang tidak full menutupi ruangan admin atau bisa disebut diinding
yang terbuat dari kayu ini hanya sebagai penyekat/pemisah antara gudang dan
ruang admin sehingga suara bising dan bau dari produk barang bisa terdengar
dan tercium sampai ke ruang admin sehingga dapat mengganggu aktivitas
pengadministrasian. Oleh karena itu penulis menyarankan agar ruang admin
memiliki dinding yang terbuat dari batu bata pada dinding umumnya dan
dinding yang kami maksud adalah dinding yang full menutupi ruangan agar
bau dan suara bising tidak memasuki ruangan.
3. Sistem Penyimpanan barang di PT. Mulia Rana Frozenindo sudah cukup baik
karna menempatkan barang dengan tipe penyimpanan block stacking atau per
tier per satu supplier dan didalam tier memiliki beberapa slot pallet dan setiap
pallet diperuntukkan barang yang berbeda jenis yang memudahkan dalam
menyimpan dan mengambil barang. Selain itu juga menggunakan rak sebagai
media lain untuk menyimpan barang. Namun tier satu dengan tier lainnya
memiliki jarak atau gang yang terlalu dekat sehingga menyulitkan material
handling dalam menempatkan atau mengambil barang. Selain itu juga ada
barang yang ditempatkan menempel pada dinding dan barang tidak beralaskan
pallet memiliki resiko bahaya pada barang yang cukup tinggi, karena barang
tersebut bisa saja terkena lat material handling yang sedang berjalan dan
kemudian barang tersebut rusak karna tidak ada alas pallet nya. Jadin penulis
menyarankan agar jarak atau gang antar tier diperluas kembali dan
menyarankan untuk menggunakan alas pallet untuk setiap barang yang ingin di
tempatkan ke lantai.
4. Ada 2 tipe penyimpanan pada PT. Mulia Rana Frozindo, yaitu block stacking
dan racking yang berbentuk ruangan dan block stacking berbentuk space. Di
dalam ruangan berisi tipe pinyimpanan rak namun ditengah antar rak ada
beberapa slot pallet untuk menempatkan barang lagi dengan tipe penyimpanan
block stacking yang menurut penulis ruangan rak ini tidak efisien karna
menyulitkan alat material handling untuk mengambil atau menempatkan
barang. Jadi penulis menyarankan dalam ruangan rak hanya berisi tipe
menyimpanan menggunakan rak saja tidak dicampur lagi dengan block
stacking karna block stacking sudang ada space penyimpanan nya sendiri di
dekat muka gudang untuk barang yang fast moving.