Anda di halaman 1dari 19

Selasa, 16 November 2021

RINGKASASAN MATERI KULIAH


RPS 9
PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN

MATA KULIAH : PENGAUDITAN II


Dosen Pengampu : Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA., ACPA

Disusun oleh :
KELOMPOK 1
1. Ni Luh Putu Irsa Aritania (1907531045)
2. Iloh Maitri Padma Dewi (1097531052)
3. Ni Luh Ayu Linda Diana Sari (1907531055)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
STANDAR AUDIT

Standar Audit (SA) yang berkaitan dengan siklus persediaan dan penggudangan yaitu SA 501.
Dalam SA 501 dijelaskan beberapa hal terkait dengan ketentuan persediaan. Termasuk di
dalamnya bagaimana perlakuan jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan,
perhitungan fisik persediaan, dan beberapa hal lain terkait dengan persediaan.

9.1 FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN YANG BERSANGKUTAN
Persediaan memiliki berbagai macam bentuk sebagaimana pada tergantung sifat
entitasnya. Untuk perusahaan dagang pengecer dan pedagang besar, akun terbesar dalam
nereca sering berupa persediaan barang dagangan yang tersedia untuk dijual. Untuk
mempelajari siklus persediaan dan penggudangan, dapat
digunakan perusahaan manufaktur. Sebagai contoh, yang persediaanya meliputi bahan
baku, perlengkapan, dan suku cadang untuk digunakan dalam produksi, barang dalam
proses yang masih akan diolah lebih lanjut, dan barang jadi yang siap untuk dijual.
Siklus persediaan dan penggudangan dapat dipandang sebagai dua sistem terpisah
namun saling berkaitan erat satu sama lainnya, dimana yang satu menyangkut aliran fisik
barang dan lainnya adalah aliran biaya yang bersangkutan

9.1.1 Pembuatan Order Pembelian


Siklus pembeliaan dan penggudangan akan dimulai dengan adanya sebuah
permintaan bahan baku untuk produksi. Pengendalian yang memadai perlu
diciptakan, baik pembelian persediaan untuk bahan baku (dalam
perusahaan menufaktur) ataupun untuk barang jadi (dalam perusahaan dagang).
Permintaan pembelian adalah sebuah formulir yang digunakan untuk meminta
agar bagian pembelian memesan persediaan. Permintaan ini dapat diinisiasi oleh
pegawai gudang ketika bahan baku dibutuhkan ataupun oleh perangkat lunak
komputer yang secara otomatis akan memesan barang ketika persediaan mencapai
tingkat tertentu, dipesan ketika ada permintaan untuk kebutuhan produksi, atau
dipesan secara rutin setelah dilakukan perhitungan persediaan periodik.
9.1.2 Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku juga merupakan bagian dari siklus
pembelian dan pembayaran, dimana meliputi inspeksi atas barang yang
diterima untuk memeriksa kebenaran jumlah maupun kualitasnya. Bagian
penerimaan akan membuat laporan penerimaan barang yang akan menjadi salah
satu dokumen yang diperlukan sebelum pembayaran bisa dilakukan. Setelah
diperiksa, bahan baku dikirim ke gudang. Kemudian salinan dari
laporan penerimaan barang atau electronic notifications berkenaan
dengan penerimaan barang, biasanya akan dikirim juga ke bagian
pembelian, bagian gudang, dan bagian piutang usaha. Dalam setiap
pengiriman/perpindahan barang, diperlukan pengawasan dan
pertanggungjawaban.
9.1.3 Penggudangan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan bahan biasanya disimpan di ruang penyimpanan.
Ketika departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang
penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak,
mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang
mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen
permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual
dan mencatat transfer dari akun bahan baku ke akun barang dalam proses.
Pembaharuan tersebut dapat dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang
memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan
terintergrasi.
9.1.4 Pemrosesan Barang
Pemrosesan persediaan setiap perusahaan sangat bervariasi. Perusahaan
menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan
khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang
telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen
pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk
menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas yang diproduksi,
pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan perlindungan fisik bahan
dalam proses. Setiap departemen produksi bertanggung jawab untuk mereview
laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat oleh komputer yang menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan
menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut
menunjukkan profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat
dua jenis sistem biaya yaitu :
a. Sistem biaya pekerjaan (job cost system) : biaya yang diakumulasikan
atas biaya setiap pekerjaan saat bahan baku dipakai dan biaya tenaga
kerja muncul.
b. Sistem biaya proses (process cost system) : biaya diakumulasikan
berdasarkan proses sehingga biaya unit per proses dibebankan pada
produk saat produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau
produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke
barang jadi pada laporan departemen produksi.
9.1.5 Penyimpanan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimpanan
untuk menunggu adanya pengiriman. Dalam perusahaan yang memiliki
pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik
yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali
dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
9.1.6 Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penagihan. Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan
kas atau aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva
yang diperlukan untuk memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian
besar transaksi penjualan, pengiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui
piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi,
pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui
secara layak.
Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang secara fisik dalam
perusahaan ketika mentransfer persediaan dari bahan baku ke barang dalam
proses ke barang jadi. Serupa dengan pengiriman barang jadi, transfer persediaan
dalam siklus persediaan dan penggudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi
transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya antar akun
persediaan pada neraca.
9.1.7 File Induk Persediaan Perpetual (Perpetual inventory master file)
Pencatatan persediaan yang terkomputerisasi dan diperbarui terus menerus
yang menunjukkan pembelian, pemakaian, penjualan dan persediaan barang
dagangan, bahan baku, dan barang jadi. Pencatatan perpetual yang terpisah
biasanya dilakukan untuk bahan baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan
tidak menggunakan perpetual untuk barang setengah jadi. File induk persediaan
perpetual biasanya mencakup informasi mengenai unit persediaan yang dibeli,
dijual dan disimpan. Dalam sistem terkomputerisasi yang didesain dengan rapi,
sistem ini juga memasukan informasi mengenai biaya unit.
Untuk pembelian bahan baku berkas utama persediaan diperbarui secara
otomatis saat pembelian persediaan diproses sebagai bagian dari catatan
pembelian. Berkas utama persediaan perpetual barang jadi mencakup jenis
informasi yang sama dengan perpetual bahan baku, tetapi lebih kompleks jika
biaya dimasukkan ke dalam unit.

9.2 BAGIAN-BAGIAN DALAM PENGAUDITAN PERSEDIAAN

Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas
yang berbeda, yaitu :
1. Akuisisi dan Pencatatan Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Overhead
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor
mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalian akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur
tersebut harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar.
Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan
manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar
atas biaya inidalam siklus penggajian dan persoalia.
2. Perpindahan Internal atas Asset dan Biaya
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu
pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi. Klien membukukan
aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain
dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir. Oleh karena
proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan maka auditor
harus mendapatkan pemahaman dan menguji pengendalian internal atas
pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur
dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat dalam berkas utama
persediaan perpetual.
4. Pengamanan Fisik atas Persediaan
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca
dan dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti
penting yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan
perhitungan persediaan.
5. Penempatan Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji terlebih dahulu, hal
ini dimaksudkan untuk menentukan apakah klien mengikuti metode persediaan
yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur
yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian
harga. Pengujian kompilasi persediaan yaitu pengujian untuk melakukan
verifikasi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga
persediaan dijabarkan dengan benar, dan persediaan tersebut dijumlahkan dengan
benar untuk menghitung saldo buku besar.

9.3 PENGAUDITAN AKUNTANSI BIAYA


Sistem dan pengendalian akuntansi biaya berbeda-beda antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya. Perbedaan ini sangat bervariasi dan lebih banyak di
banding dengan bidang audit lainnya karena keanekaragaman unsur persediaan dan
tingkat kecanggihan yang diinginkan manajemen.
9.3.1 Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan proses
yang mempengaruhi persediaan fisik dan jejak biaya sejak bahan baku diminta
hingga selesainya hasil produksi dan memindahkannya ke gudang. Pengendalian
ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu :
1. Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi
2. Pengendalian atas biaya yang bersangkutan
9.3.2 Pengujian Akuntansi Biaya
Konsep pengauditan akuntansi biaya persediaan tidak berbeda dengan apa yang
telah di bahas untuk siklus-siklus transaksi lainnya, yaitu memahami
pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai resiko pengendalian
direncanakan, menentukan luasnya pengujian pengendalian, dan merancang
pengujian pengendalian dan menguji substantive golongan transaksi untuk
memenuhi tujuan audit transaksi. Auditor biasanya menekankan pada empat
aspek akuntansi biaya sebagai berikut :
1. Pengujian fisik atas persediaan
Pengujian atas pengendalian fisik bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi yang dilakukan oleh auditor biasanya dibatasi pada observasi dan
meminta keterangan.
2. Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan
Pusat perhatian auditor dalam memeriksa perpindahan (transfer)
persediaan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya adalah pada ada tidaknya
pencatatan atas perpindahan barang, apakah semua perpindahan dicatat, dan
apakah kuantitas, deskripsi, serta tanggal dari semua catatan dilakukan dengan
akurat.
3. Master file persediaan perpetual
Keandalan master file persediaan perpetual memengaruhi saat dan luasnya
pemeriksaan fisik persediaan yang akan dilakukan auditor. Apabila master file
persediaan perpetual akurat, auditor dapat menguji perhitungan fisik
persediaan sebelum tanggal neraca. Auditor menguji master file persediaan
perpetual dengan memeriksa dokumentasi yang mendukunga penambahan dan
pengurangan jumlah persediaan master file.
4. Catatan harga pokok per unit
Data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang akurat
sangat penting untuk menetapkan wajar persediaan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi. Untuk menyelenggarakan data biaya yang akurat,
klien harus mengintegrasikan catatan akuntansi biaya dengan catatan produksi
dan catatan lainnya.
Pada waktu melakukan pengujian atas catatan persediaan, auditor
pertama-tama harus mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal
dalam sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini bisa memakan banyak waktu
karena aliran biaya diintegrasikan dalam catatan akuntansi dalam tiga siklus
lainnya, yaitu pembelian dan pembayaran, pengujian dan personalia, serta
penjualan dan pengumpulan piutang.
9.4 PROSEDUR ANALISIS
Prosedur analisis sangat penting dalam pengauditan persediaan dan penggudangan,
begitupun dalam siklus-siklus lainnya. Tabel dibawah ini menunjukan beberapa prosedur
analisis yang sering digunakan serta kemungkinan kesalahan penyajian yang bisa
terindikasi apabila terjadi fluktuasi.
Tabel 9.4

Prosedur Analisis Kemungkinan Kesalahan Penyajian

Membandingkan presentase laba kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun lalu harga pokok penjualan

Membandingkan kecepatan perputaran Keusangan persediaan yang mempengaruhi


persediaan (harga pokok penjualan dibagi persediaan dan harga pokok penjualan.
dengan rata-rata) dengan tahun lalu Lebih saji atau kurang saji persediaan

Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok per
dengan tahun lalu unit yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan

Membnadingkan harga pokok produksi Kesalahan penyajian harga pokok per unit
tahun ini dengan tahun lalu (variabel persediaan, terutama biaya tenaga kerja
disesuaikan untuk perubahan dalam langsung dan overhead pabrik, yang
volume) mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan

Selain melakukan prosedur analisis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan
dengan akun-akun laporan keuangan lainnya, auditor sering menggunakan informasi non
keuangan untuk menilai kewajaran saldo persediaan yang bersangkutan. Contoh, auditor
mungkin membutuhkan pengetahuan tentang ukuran dan berat produk, metode
penyimpanan serta kapasitas fasilitas gudang untuk menentukan apakah persediaan
terbukukan konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang. Setelah melaksanakan
pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analisis, auditor memiliki
basis untuk merancang dan melaksanakan pengujian rinci atas saldo akhir persediaan.
9.5 OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN
Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, maka
memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi observasi
fisik persediaan maupun penetapan harga dan kompilasi persediaan ketimbang sebagian
besar bidang audit lainnya. Pertama auditor melaksanakan kunjungan ke fasilitas
persediaan klien, termasuk area penerimaan, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan
penyimpanan catatan. Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor menentukan materialitas
kinerja dan menilai risiko inheren untuk persediaan, yang biasanya sangat material bagi
perusahaan manufaktur, grosir, dan ritel. Ketika menilai risiko pengendalian, auditor
terutama memperhatikan pengendalian internal terhadap catatan perpetual, pengendalian
fisik, perhitungan persediaan, serta penetapan harga dan kompilasi persediaan. Sifat dan
luas pengendalian tersebut sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.

9.6 PERSYARATAN OBSERVASI FISIK


Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada
representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi
persyaratan tersebut, auditor harus:
 Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir
tahun.
 Mengamati prosedur perhitungan klien.
 Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur
perhitungaannya.
 Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.
Titik yang penting dalam standar auditing adalah perbedaan antara siapa yang
mengamati perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan. Klien adalah pihak yang bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk
menghitung persediaan fisik secara akurat dan benar-benar melakukan serta mencatat
perhitungan tersebut.
9.6.1 Pengendalian terhadap Perhitungan Fisik
Pengendalian yang memadai terhadap perhitungan fisik persediaan klien meliputi
instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik, supervisi oleh personil
perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi internal yang independen atas
perhitungan yang dilakukan oleh personel klien lainnya, rekonsiliasi independen antara
perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual, dan pengendalian klien yang
memadai terhadap lembar perhitungan atau tag yang digunakan untuk mencatat
perhitungan persediaan. Jadi, jika pengendalian atas perhitungan persediaan fisik klien
tidak memadai, auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memastikan bahwa
perhitungan fisik tersebut sudah akurat.
9.6.2 Keputusan Audit
a) Penetaan Waktu
Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun
terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien melakukan
perhitungan fisik interim, yang hanya akan disetujui auditor apabila pengendalian
internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan pada saat itu, dan
juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan perpetual dari tangga;
perhitungan hingga akhir tahun.
b) Ukuran Sampel
Ukuran sampel pada observasi fisik dapat dipertimbangkan dalam istilah total jam
yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang dihitung. Kunci atas jumlah
waktu yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah kememadaian pengendalian
internal terhadap perhitungan fisikm keakuratan file indk persediaan perpetual, total nilai
uang dan jenis persediaan, jumlah lokasi persediaan yang sangat berbeda, sifat dan luas
salah saji ditemukan pada tahun sebelumnya, serta risiko inheren lainnya.
c) Pemilihan Item
 Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati
untuk:
Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel representatif
dari item persediaan yang umum.
 Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
 Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap item yang
material.
9.7 AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI
Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan perpetual
sudah diberi harga dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan mencakup
semua pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar.
Pengujian kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar perhitungan persediaan klien,
menghitung kembali harga dikalikan dengan kuantitas, memfooting ikhtisar persediaan,
dan menelusuri total ke buku besar umum.
9.7.1 Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan
kepastian bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai
persediaan akhir. Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi
kewajaran biaya produksi jika manajemen selalu memperbarui prosedur terkait
perubahan dalam produksi dan biaya.
Untuk mencegah persediaan yang sudah usang dimasukkan dalam
perhitungan atau lebih saji, klien harus melakukan telaah formal dan pelaporan
atas persediaan yang sudah usang, pergerakannya lambat, rusak ataupun lebih
saji, dan juga lakukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan penghitungan fisik diringkas dengan benar dan penetapan harganya
sama dengan pencatatan, dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan dalam
berkas utama persediaan perpetual dan akun buku besar terkait dalam jumlah
yang benar.
9.7.2 Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang
dilakukan sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan
informasi yang diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk
deskripsi masing-masing persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai
perluasannya. Dapat diasumsikan bahwa informasi yang direfleksikan dalam
listing persediaan perpetual dicatat sesuai urutan deskripsi item persediaan,
dnegan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi disajikan secara
terpisah dan totalnya harus sama dengan saldo buku besar umum.
9.7.3 Penilaian Persediaan
Pada saat melakukan penilaian persediaan, uditor harus memperhatikan tiga
hal antarai lain yaitu :
1. Metodenya harus sesuai dengan SAK.
2. Penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun.
3. Biaya persediaan versus harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam
verifikasi penetapan harga persediaan bergantung pada barang yang dibeli
atau diproduksi.
9.7.4 Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli
Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan metode
apakah yang digunakan oleh klien. Apakah klien menggunakan metode LIFO,
FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya. Auditor harus
menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis persediaan.
Setelah itu, auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk
yang harganya berfluktuasi. Auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk
diverifikasi atas penetapan harga dan meminta faktur vendor kepada klien, lalu
memeriksa faktur yang memadai untuk memperhitungkan seluruh akun
persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan metode penilaian
FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat dalam pencatatan
perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian transaksi siklus dan
pembayaran.
9.7.5 Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi
Dalam menetapkan harga persediaan yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang
diperlukan dalam memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa
faktur vendor atas berkas utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi
rancangan, memeriksa produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode
sejenis untuk menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya
per jam atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat
satu unit output. Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi
barang dari spesifikasi rancangan atau sumber serupa.
Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi metode yang
digunakan untuk menguji konsistensi dan kewajaran, kemudian menghitung
kembali biaya untuk menentukan apakah biaya overhead sudah benar. Jika klien
memiliki pencatatan biaya standar, maka metode yang tepat untuk menentukan
penilaian adalah dengan menalaah dan menganalisis selisih.
9.7.6 Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetukan biaya harga perolehan persediaan, auditor harus
mempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya historis.
Lalu, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor
pada periode jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan
persediaan setelah akhir tahun. Auditor pun harus mempertimbangkan nilai
penjualan persediaan dan kemungkinan dampak fluktuasi untuk menemukan nilai
realisasi, dimana kemungkinan keusangan saat mengevaluasi persediaan.

9.8 PENGINTEGRASIAN PENGUJIAN


9.8.1 Pengujian Siklus Pembelian dan Pembayaran
Apabila auditor memeriksa pembelian persediaan sebagai bahan baku yang
dibeli dan semua biaya overhead pabrik, kecuali biaya tenaga kerja. Biaya
perolehan pembelian ini bisa mengalir langsung ke harga pokok penjualan atau
menjadi bagian terbesar dalam persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi.
9.8.2 Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Ketika auditor memeriksa biaya tenaga kondisi yang sama diterapkan seperti
halnya pada pembelian. Dalam banyak hal, catatan akuntansi biaya untuk tenaga
kerja langsung dan tidak langsung dapat di uji sebagai bagian dari siklus
penggajian dan personalia.
9.8.3 Pengujian Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Hubungan antara siklus penjualan dan pengumpulan piutang dan siklus
perdagangan tidak seerat dua siklus persediaan dan pergudangan tidak seerat dua
siklus yang baru saja tadi dibahas. Namun demikian, kebanyakan pengujian audit
dalam penggudangan barang jadi, dan pengiriman serta pencatatan penjualan
dilakukan ketika siklus penjualan dan pengumpulan piutang terjadi. Apabila klien
menggunakan catatan akuntansi biaya, auditor bisa mengujia standar harga pokok
penjualan pada waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan pengujian penjualan.
9.8.4 Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya berarti memeriksa pengendalian yang
mempengaruhi persediaan yang tidak diperiksa auditor sebagai bagian dari
pengujian atas ketiga siklus yang lalu. Auditor menguji pengendalian fisik,
pemindahan biaya bahan baku ke barang dalam proses, pemindahan biaya
produksi barang yang sudah selesai ke barang jadi, master file persediaan
perpetual dan catatan biaya per unit.
9.8.5 Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi
Perhitungan fisik persediaan, penetapan harga dan kompilasi ketiga siklus
yang lalu. Auditor menguji pengendalian fisik, pemindahan biaya produksi barang
yang sudah jadi, master file persediaan perpetual, dan catatan biaya per unit.
Perhitungan fisik persediaan, penetapan harga, dan kompilasi ketiganya sama
pentingnya dalam pengauditan persediaan karena kesalahan penyajian dalam
salah satu aktivitas tersebut akan menyebabkan kesalahan penyajian persediaan
dan harga pokok penjualan. Dalam kebanyakan audit, harga pokok penjualan
adalah residu dari persediaan awal persediaan ditambah pembeli bahan baku,
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik lainnya dikurangi persediaan akhir.
Karena harga pokok penjualan adalah residula dan merupakan salah satu akun
dalam laporan laba rugi, maka jelas betapa pentingnya arti pengauditan atas
persediaan akhir.
Dalam menguji persediaan fisik, auditor bisa menitikberatkan pada master file
persediaan perpetual jika master file tersebut sudah diuji sebagai bagian dari satu
atau lebih siklus dan dapat dipercaya. Jika demikian, auditor dapat mengobservasi
dan menguji perhitungan fisik persediaan pada suatu waktu tertentu selain dari
saat akhir tahun dan mengandalkan pada catatan perpetual yeng telah mencatat
secara memadai kuantitas persediaan. Ketika menguji harga pokok per unit,
sampai pada suatu batas tertentu auditor juga bisa mengandalkan pada pengujian
catatan biaya yang dilakukan selama pengujian substantive golongan transaksi.
Catatan standara biaya juga berguna untuk pembandingan dengan harga pokok
per unit yang sesungguhnya. Apabila biaya standar digunakan untuk
mencerminkan biaya perolehan historis, harus di uji dahulu kendalanya.
DAFTAR REFERENSI

Arens,Alvin A,dkk.2008.Auditing
dan Jasa Assurrance.12nd
edition.Erlangga:Jakarta
Kieso, Donald E., Jerry J.
Weygandt, dan Terry D. Warfield,
2002. Akuntansi Intermediete,
Terjemahan Emil Salim, Jilid 1,
Edisi Kesepuluh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia . 2007 .
Standar Akuntansi Keuangan .
Edisi 2007. Penerbit :
Salemba Empat . Jakarta
Arens,Alvin A,dkk.2008.Auditing
dan Jasa Assurrance.12nd
edition.Erlangga:Jakarta
Kieso, Donald E., Jerry J.
Weygandt, dan Terry D. Warfield,
2002. Akuntansi Intermediete,
Terjemahan Emil Salim, Jilid 1,
Edisi Kesepuluh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia . 2007 .
Standar Akuntansi Keuangan .
Edisi 2007. Penerbit :
Salemba Empat . Jakarta
Arens,Alvin A,dkk.2008.Auditing
dan Jasa Assurrance.12nd
edition.Erlangga:Jakarta
Kieso, Donald E., Jerry J.
Weygandt, dan Terry D. Warfield,
2002. Akuntansi Intermediete,
Terjemahan Emil Salim, Jilid 1,
Edisi Kesepuluh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia . 2007 .
Standar Akuntansi Keuangan .
Edisi 2007. Penerbit :
Salemba Empat . Jakart
Arrens, Alvin D. 2008. Auditing dan Jasa Assurance 12nd edition. Erlangga: Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerryt J. Weygandt., dan Terry D. Warfiel. 2002. Akuntansi intermediate
Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh. Erlangga: Jakarta
Christin, Anna. Modul Perkuliahan Auditing II. Tersedia pada
https://modul.mercubuana.ac.id/download.php?
f=PT1BZWo5R1p1MDFOTlIxV2drVVNnY21icFJYYWtWWFFnd1dkazlXVHYwRk5
4QURNd2NUTXlNelZiQlNTSkJ5WnVsR2RwUldkQkJTTGc0V1lpRkdicE5GSXVsR2
R6bG1jb05FSWg1bWJCOVNhejVXWTA1V2RyRjBMemxtYnpsbVFnNFdZRUJTYX
Q5bWJ2dFdSZ01YWTB4V2RyRm1S Diakses pada tanggal 05 November 2021.
Fadhilah Zulkifli. 2019. Auditing 2. Tersedia pada
https://www.scribd.com/document/403584294/auditing-2-docx. Diakses pada tanggal
05 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai