Anda di halaman 1dari 9

Nama Mahasiswa : Elltri Laksana

NIM : 043549875
Kode Mata Kuliah : EKSI4312
Nama Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi

TUGAS 2

1. UD Jaya adalah perusahaan dagang yang sedang mengembangkan sistem


akuntansi penjualan. Anda adalah konsultan sistem yang dipekerjakan oleh UD
Jaya. Rancanglah aktivitas yang terjadi dalam siklus pendapatan di UD Jaya!

Jawab:
Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam siklus pendapatan di UD Jaya adalah sebagai
berikut:
a. Aktivitas dalam siklus pendapatan dimulai ketika perusahaan mendapatkan
pesanan barang dari pelanggan.
b. Kemudian fungsi selanjutnya adalah aktivitas verifikasi pesanan yang diminta
oleh pelanggan.
c. Apabila permintaan kredit pelanggan dikabulkan, pegawai yang berwenang
meng-entry pesanan pelanggan ke sistem komputer sambil memeriksa
ketersediaan barang yang diminta.
d. Setelah semua persyaratan prosedur formal dan ketersediaan barang terpenuhi,
petugas di departemen penjualan mempersiapkan barang pesanan yang akan
dikirimkan.
e. Setelah selesai tahap persiapan pengiriman, aktivitas yang dilakukan sebelum
barang dikirimkan adalah verifikasi akhir terhadap barang tersebut untuk
selanjutnya dilakukan pengiriman barang.
f. Setelah diperoleh konfirmasi dari pelanggan bahwa barang telah diterima,
selanjutnya dilakukan penagihan atas pesanan yang telah dikirimkan.
g. Biasanya perusahaan memiliki kebijakan untuk meminta pelanggan mentransfer
pembayaran ke bank yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
h. Setelah pembayaran dilakukan, bank akan melaporkan bahwa pembayaran dari
pelanggan telah diterima.
Referensi:
Buku Materi Pokok EKSI4312 – Halaman 5.6, 5.7

2. Dalam rangka mencegah terjadinya kecurangan, maka pengendalian perlu dibuat


dalam perancangan sistem, khususnya dalam siklus pendapatan. Rancanglah 3
pengendalian untuk siklus pendapatan UD Jaya, dan jelaskan tujuannya masing-
masing pengendalian tersebut!

Jawab:
Pengendalian yang dapat dilakukan dalam siklus pendapatan UD Jaya adalah
sebagai berikut:
a. Pendeteksian awal agar kesalahan dapat terdeteksi sebelum barang dikirimkan
dengan cara membandingkan data pengiriman dengan pesanan penjualan.
Pengendalian ini bertujuan untuk menghindari risiko adanya kesalahan pengiriman
barang.
b. Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan. Pengendalian ini bertujuan untuk
menghindari risiko kegagalan penagihan piutang yang diakibatkan adanya tindakan
curang yang dilakukan oleh petugas yang menjalankan fungsi pengiriman dan
penagihan yang tidak dipisahkan.
c. Penyimpanan persediaan di lokasi yang aman dan dilengkapi pembatasan akses
secara fisik, perpindahan persediaan harus didokumentasikan secara lengkap dan
jelas serta dilengkapi dengan dokumen yang ditandatangani oleh pegawai gudang
maupun pegawai pengiriman. Pengendalian ini bertujuan untuk menghindari risiko
terjadinya pencurian persediaan.

Referensi:
Buku Materi Pokok EKSI4312 – Halaman 5.17, 5.18, 5.19

3. Jelaskan use case diagram siklus pengeluaran UD Jaya berikut ini!


Jawab:
Gambaran aktivitas yang dilakukan dalam siklus pengeluaran UD Jaya adalah
sebagai berikut:
a. Permintaan pembelian dari seluruh fungsi bisnis perusahaan.
b. Departemen pembelian harus memastikan dulu bahwa ketersediaan barang yang
diinginkan memang tidak mencukupi.
c. Selanjutnya dilakukan pemilihan ke pemasok mana barang akan dipesan
bersamaan dengan proses identifikasi kebutuhan barang yang diinginkan.
d. Setelah menemukan pemasok yang akan dipercaya untuk mendatangkan barang
dan barang yang dipesan pun sudah diidentifikasikan, baru kemudian perusahaan
akan memesankan barang kepada pemasok.
e. Pada waktu yang sudah disetujui bersama, perusahaan akan mendapatkan barang
yang diinginkan beserta tagihannya.
f. Setelah menerima barang, untuk memastikan barang yang dikirimkan sesuai
dengan yang dipesan dan untuk memastikan juga bahwa tidak terjadi kerusajan
terhadap barang yang dikirimkan, maka dilakukan proses verifikasi terhadap
barang yang diterima.
g. Setelah barang dan tagihan diterima, pembelian baru diakui sebagai utang.
Referensi:
Buku Materi Pokok EKSI4312 – Halaman 6.6

4. Identifikasi empat ancaman/risiko yang mungkin terjadi dalam siklus pengeluaran


di perusahaan manufaktur dan cara mengatasinya!

Jawab:
Berikut adalah ancaman/risiko yang mungkin terjadi dalam siklus pengeluaran di
perusahaan manufaktur beserta dengan cara mengatasinya:
a. Kehabisan dan/atau kelebihan persediaan
Pengelolaan persediaan yang kurang baik dapat mengakibatkan kehabisan atau
kelebihan persediaan. Kehabisan persediaan dapat menimbulkan hilangnya potensi
penjualan, sedangkan kelebihan persediaan dapat meningkatkan biaya
penyimpanan barang.
Untuk permasalahan seperti ini, titik pengendalian utama yang harus dilakukan
adalah pengendalian terhadap persediaan barang. Untuk perusahaan yang sudah
mengaplikasikan sistem informasi berbasis komputer, tentunya data persediaan ini
juga tersedia dalam data elektronik sehingga sangat membantu untuk mengetahui
ketersediaan barang di gudang, namun harus tetap diimbangi dengan pengecekan
fisik langsung secara berkala.
b. Membeli barang persediaan dengan harga terlalu tinggi
Untuk mendatangkan barang-barang persediaan dari pemasok, biasanya
perusahaan sudah mengadakan perjanjian di awal tentang harga jual barang dengan
pemasok. Namun pada prakteknya tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan
harga karena beberapa hal. Perubahan ini dapat mengakibatkan perusahaan salah
mengidentifikasikan biaya produksi, yang dampak selanjutnya dapat mengurangi
potensi pendapatan perusahaan dari penjualan produknya.
Untuk permasalahan seperti ini, perusahaan harus memiliki daftar harga
barang yang paling update dari pemasok, sehingga pesanan pembelian harus
ditinjau ulang secara periodik untuk memastikan bahwa pembelian barang benar-
benar dapat dikendalikan. Pengendalian pembelian juga berguna untuk
mengendalikan biaya, biaya yang sesungguhnya harus dibandingkan secara rutin
dengan biaya pembelian yang diperbolehkan dalam anggaran.
c. Membeli barang persediaan yang berkualitas rendah
Dalam prinsip ekonomi, seseorang akan berusaha mengejar kualitas barang
tertinggi dengan harga yang rendah. Namun dalam prakteknya semakin rendah
harga suatu barang mengakibatkan kualitas barang yang rendah pula. Biaya
pembuangan dan pengerjaan ulang akibat kualitas barang yang rendah seringkali
mengakibatkan total biaya produksi yang lebih tinggi daripada membeli bahan
baku yang berkualitas lebih tinggi dan lebih mahal dari semula.
Untuk permasalahan seperti ini, perusahaan dapat membuat daftar pemasok
yang disetujui karena terkenal dapat memberikan barang yang memiliki kualitas
yang dapat diterima. Pesanan pembelian harus ditinjau ulang secara periodik untuk
memastikan bahwa hanya para pemasok yang disetujui ini yang digunakan.
d. Pencurian persediaan
Pencurian terhadap persediaan dapat mengganggu perencanaan produksi yang
telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan biaya produksi
karena perusahaan harus membeli ulang persediaan untuk mengganti persediaan
yang hilang.
Untuk permasalahan seperti ini, prosedur pengendalian yang dapat digunakan
antara lain persediaan disimpan di tempat yang aman dengan akses yang terbatas,
semua perpindahan barang yang terjadi harus didokumentasikan, dan perhitungan
fisik secara periodik terhadap persediaan di gudang.

Referensi:
Buku Materi Pokok EKSI4312 – Halaman 6.17, 6.18, 6.19
5. Sebutkan dan jelaskan metode pengendalian persediaan yang biasanya
dipraktikkan!

Jawab:
Keputusan penting yang dibuat dalam aktivitas pemesanan barang adalah untuk
mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak barang yang akan dibeli, termasuk juga
mengidentifikasi dari pemasok mana barang akan dibeli. Kelemahan dari fungsi
pengendalian persediaan dapat menimbulkan permasalahan, karena dapat terjadi
penumpukan atau kekurangan barang persediaan, yang tentu saja akan menimbulkan
ketidakefisiensian.
Oleh karena itu metode pengendalian persediaan yang baik akan membantu
perusahaan, agar pemesanan barang yang dilakukan dapat terjadi dengan tepat. Berikut
adalah beberapa metode pengendalian persediaan yang sudah biasa dipraktikkan:
a. Economic Order Quantity (EOQ)
Metode ini didasarkan dari perhitungan jumlah optimal pemesanan, untuk
efisiensi jumlah biaya pemesanan, biaya pergudangan, dan biaya karena
kekurangan persediaan.
Formula perhitungan EOQ digunakan untuk menghitung seberapa banyak
barang yang harus dipesan. Titik pemesanan ulang (reorder point)
menspesifikasikan saat yang tepat untuk memesan. Perusahaan biasanya
menetapkan titik reorder point berdasarkan waktu pengiriman dan tingkat
persediaan aman yang diinginkan untuk mengatasi fluktuasi tidak terduga dari
permintaan.
b. Material Requirement Planning (MRP)
MRP bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara
menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan. Dengan menggunakan
jadwal ini dan spesifikasi pembuatan untuk setiap produk, perusahaan dapat
menetapkan jumlah bahan baku, suku cadang, dan perlengkapan produksi lainnya,
serta titik waktu pembelian barang-barang yang dibutuhkan. Jadi dengan
menggunakan sistem MRP dapat mengurangi ketidakpastian mengenai waktu yang
tepat untuk membeli bahan baku.
c. Just In Time (JIT)
JIT berusaha untuk meminimalkan biaya pergudangan maupun biaya karena
kekurangan persediaan. Sistem JIT ditandai dengan pengiriman bahan baku,
perlengkapan, dan barang-barang lainnya langsung ke lokasi yang membutuhkan
pengiriman barang tersebut, bukan pengiriman dalam jumlah besar yang sesekali
dilakukan ke pusat penerimaan dan fasilitas penyimpanan seperti gudang. Jadi
sebuah perusahaan yang menggunakan sistem JIT akan memiliki beberapa tempat
penerimaan yang masing-masing ditugaskan untuk menerima pengiriman barang
yang dibutuhkan pusat pengerjaan di dekatnya.

Referensi:
Buku Materi Pokok EKSI4312 – Halaman 6.9, 6.10
Jawab:
1. Dalam suatu organisasi/perusahaan, keberadaan informasi besar manfaatnya bagi para pengambil
keputusan untuk memberikan panduan terbaik tentang bagaimana sesuatu hal terjadi dan solusi
apa yang dapat diberikan. Semakin lengkap dan jelas sebuah informasi tentu saja akan lebih
memudahkan penggunanya, di samping kriteria kualitas informasi yang diberikan harus baik.
Namun terkadang informasi juga dapat menjerumuskan penggunanya apabila informasi yang
dihasilkan ternyata salah. Oleh karena itu keandalan informasi harus dipastikan, dan informasi
yang dihasilkan harus tersistem. Begitupun dengan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan keuangan seperti sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi yang dikelola dapat lebih baik dan bermanfaat apabula dalam proses
pengelolaannya dapat memanfaatkan teknologi informasi yang tentu saja akan memberikan
banyak nilai tambah karena kelebihan yang dimiliki teknologi informasi.
Selain itu, tujuan dari pengembangan sistem informasi itu sendiri adalah:
a. Menyediakan informasi bagi perusahaan
b. Memperbaiki sistem informasi yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian,
maupun struktur informasi.
c. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki
tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap
mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
d. Mengurangi biaya klerikal dan penyelenggaraan catatan akuntansi.

Referensi:
Modul EKSI4312 – Halaman 1.1, 1.9

2. Komponen-komponen/ciri-ciri yang dimiliki oleh sistem antara lain:


a. Sistem mempunyai komponen
Komponen-komponen sistem biasanya berupa subsistem baik berupa fisik maupun
abstrak. Komponen-komponen tersebut antara lain User, Procedure/Instructions, Data,
Software, Information Technology Infrastructure, Internal Control and Security
Measeures.
b. Komponen sistem harus terintegrasi
Dalam melakukan pekerjaannya, komponen-komponen dalam sistem harus saling
terintegrasi satu dengan yang lain.
c. Sistem mempunyai batasan sistem
Batas sistem biasanya digunakan untuk menilai kompleksitas sebuah sistem. Semakin
sedikit batas sistem maka semakin kompleks sistem tersebut, dan sebaliknya semakin luas
batas sistem maka kompleksitas sistem tersebut akan semakin sempit.
d. Sistem mempunyai tujuan sistem yang jelas
Tujuan sistem harus fokus karena tujuan sistem akan mempengaruhi batasan, komponen-
komponen sistem, dan hubungan kerja dari sistem tersebut.
e. Sistem mempunyai lingkungan
Lingkungan sistem dapat dibagi menjadi 2, yaitu lingkungan luar (external) dan
lingkungan dalam sistem (internal).
f. Sistem mempunyai Input, Proses, dan Output.
Untuk mencapai tujuannya, sistem memerlukan inputan dari pengguna sistem. Inputan
tersebut akan dijadikan parameter sebagai bahan baku untuk pengolahan data. Setelah
sistem menerima inputan dari user maka sistem akan memproses data tersebut sesuai
dengan perintah ataupun program yang sudah ditanamkan dalam sistem. Kemudian sistem
akan memberikan output dari hasil pengolahan data yang sudah di-input-kan.

Referensi:
Modul EKSI4312 – Halaman 1.20

3. Terdapat beberapa teknik pengembangan sistem yang merupakan pengembangan dari metode
SDLC antara lain Prototyping, Rapid Application Development (RAD), Joint Application
Development (JAD), dan Unified Modeling Language (UML).
Karena Anton merupakan pengembang sistem pemula yang belum menguasai sistem yang akan
dikembangkan, maka Anton dapat menggunakan teknik Prototyping agar dia dan pemilik sistem
dapat memperoleh gambaran dari sistem yang akan dikembangkan.

Referensi:
Modul EKS4312 0 Halaman 2.4, 2.5

4. Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan, dan data-data lainnya menjadi informasi. Sistem Informasi
Akuntansi merupakan subsistem dari Sistem Informasi Manajemen yang bertugas untuk
mengelola data transaksi seluruh aktivitas yang ada.
Sebelumnya sistem informasi akuntansi didesain hanya untuk menghasilkan laporan keuangan
dan informasi untuk pihak eksternal saja. Namun saati ini selain fungsi tersebut sistem informasi
akuntansi sudah dapat memproses data untuk keperluan manajemen di segala lini, bahkan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang sudah terkomputerisasi yang melakukan
pengolahan data agar dapat digunakan oleh orang yang membutuhkannya. Sistem Informasi
Manajemen memproses transaksi nonfinansial yang tidak diolah di Sistem Informasi Akuntansi,
dan cakupannya lebih luas karena data-data yang digunakan tidak hanya data finansial tetapi juga
termasuk data nonfinansial.

Referensi:
Modul EKSI4312 – Halaman 1.8, 1.9

Anda mungkin juga menyukai