DISUSUN OLEH:
KELAS B
ALDO VISANDA 2010312002
HASTARI WILYANTYAS 2010312009
UMAR HISYAM SUNGKAR 2010312018
DOSEN PENGAMPU:
Santika Sari, S.T., M.T
Dr. Yulizar Widiatama, M.Eng
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah sistem pergudangan . Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang loyout pada tata letak Alfamart.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Santika Sari, ST., MT , dan
Bapak . Dr. Yulizar Widiatama, M.Eng selaku dosen sistem pergudangan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
....
BAB I
PENDAHULUAN
Gudang merupakan komponen penting dari rantai pasokan modern. Rantai pasok
melibatkan kegiatan dalam berbagai tahap: produksi, distribusi barang, dari penanganan
bahan baku, sparepart, dan barang dalam proses hingga produk jadi. Gudang (warehouse)
adalah tempat penerimaan, penyimpanan sementara dan persediaan part, material dan
barang yang akan dipakai untuk kebutuhan produksi atau support produksi. Sistem
manajemen pergudangan merupakan suatu proses kegiatan logistik/barang dalam gudang
yang meliputi pengelolaan administratif dan pengelolaan operasional perusahaan. Dengan
demikian, manajemen pergudangan akan selalu berhubungan dengan penatausahaan, tata
kerja, dan tata ruang.
Store Layout adalah pengelolaan dalam hal penentuan lokasi dan fasilitas toko.
Store Layout penting untuk diperhartikan, disamping itu yang perlu diperhatikan adalah
display. Display adalah suatu dekorasi yang dapat menjadi ciri khas dan dapat memikat
konsumen. Display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan informasi kepada konsumen
dan menambah store atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko. Ada
2 jenis golongan alur pengeluaran barang yaitu barang fast moving, adalah barang
dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain barang fast moving ini akan
berada di gudang dalam waktu yang sangat singkat; kemudian ada barang slow
moving, merupakan barang dengan arus aliran barang yang sangat lambat, sehingga
biasanya barang yang slow moving ini akan tersedia di gudang dalam jangka waktu
yang cukup lama.
Sistem picking dalam gudang atau pengambilan barang adalah sebuah cara
mengambil barang di gudang yang bertujuan untuk memenuhi pesanan konsumen.
Pengambilan barang yang sukses adalah langkah penting di dalam sebuah proses
memenuhi pesanan yang memerlukan peralatan berteknologi tinggi dan prosesnya
berfokus pada tenaga kerja untuk mempertahankan tingkat akurasi pesanan yang
tinggi pada semua pesanan yang keluar. Faktanya, menentukan sistem picking
dalam gudang yang tepat adalah sebuah hal yang penting.
Order biasanya berasal dari team sales atau pabrik yang melakukan order
untuk pengolahan produksi. Order bisa disampaikan melalui elektronik mail,
telepon, fax ataupun komunikasi lainnya yang memiliki kekuatan informasi
berdasarikan kesepakatan kedua belah fihak. Dalam strategi pengambilan barang
dalam Operasional Pergudangan merupakan salah satu pekerjaan operasional
gudang yang menguras biaya cukup besar dalam proses picking atau pengambilan
barang di gudang. Srategi dalam pengambilan barang yang tujuan akhirnya adalah
mengurangi waktu yang dpakai dalam mengambil barang (travel time).
A. Picker to goods
Pick to order
Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan dalam gudang.
Petugas gudang mencari barang sesuai order dan berjalan ke lokasi penyimpanan,
mengambil barang sampai seluruh order telah dilengkapi. Keuntungan dari metode
ini adalah meminimalisir kegiatan handling karena barang berpindah dari tempat
penyimpanan sampai dengan pengiriman dengan 1 (satu) kali penanganan.
Kelemahan metode ini adalah jika pesanan dalam SKU (Stock Keeping Unit) yang
banyak dan jarak antar tempat pengambilan cukup jauh akan dapat meningkatkan
beban pekerja.
Batch picking
B. Zone picking
Cluster Picking
Cluster picking adalah proses dari mengambil beberapa produk dari
beberapa pesanan dalam sekali perjalanan. Kemudian picker akan meletakkannya
di wadah yang berbeda. Kelebihan dari metode cluster picking adalah mampu
memudahkan pengambilan barang dalam sekali perjalan.
C. Goods to picker
Layout gudang harus bisa memanfaatkan luas dan volume gudang secara
maksimal dengan biaya penanganan yang efisien. Tata letak gudang yang baik
membuat gerak barang lebih efektif dan mempermudah kerja karyawan. Cara
agar layout gudang optimal yaitu dengan memperhatikan prinsip dasar
perancangan tata letak gudang. Prinsip dasar perancangan tata letak gudang yaitu:
Berdasarkan tinjauan pada latar belakang di atas, ditentukan beberapa rumusan masalah
pada penelitian ini:
1. Bagaimana sistem manajemen pergudangan yang dilakukan oleh Toko Bin Sungkar ?
2. Bagaimana jarak tata letak barang dengan letak gudang yang dimiliki oleh Toko Bin
Sungkar ?
3. Bagaimana solusi yang dapat diberikan agar tata letak barang yang dimiliki
Toko Bin Sungkar menjadi efektif dan efisien ?
Pemilik Toko Bin Sungkar (PT. BIN SUNGKAR GROUP) sendiri juga
merupakan importir sebelumnya yang mengisi barang-barang timur tengah ke
distributor hingga toko-toko eceran sekalipun, dengan meningkatnya persaingan
kompetitor dan kualitas barang, oleh karena itulah mulai mendirikan toko sejak
2005, hal ini ditujukan untuk memperluas jaringan konsumen serta menjaga para
pedagang agar tidak lari ke importir lain. Seiring berjalannya waktu mulai banyak
terjadi pertukaran pasar dan beragam strategi sehingga terdapat sebagian barang
yang juga didapat oleh Toko Bin Sungkar dari supplier lokal.
Adapun barang yang biasa diimpor Toko Bin Sungkar dari Saudi Arabia
adalah kurma yang terdiri dari 15 jenis macam kurma, seperti kurma tunisia, kurma
mesir, kurma ajwa, kurma sukkari, kurma medjool, kurma mabroom, kurma
shafawi, kurma ruthab,dan lain-lain. Dimana waktu pengiriman barang dari pusat
hingga ke pelabuhan tanjung perak memakan waktu selama 3 minggu sedangkan
jika sampai di pelabuhan tanjung priok selama 5 minggu. Terdapat barang
komoditas lain yang diimpor dari turkey dan pakistan seperti sajadah, chickpeas,
cokelat turkey, dan lain-lain. Selain itu dalam melakukan pemindahan/pengambilan
barang dari gudang ke rak penjualan tergantung pada keadaan. Apabila rak sudah
kosong maka proses perpindahan barang dari gudang ke rak penjualan dilakukan
dan dalam prosesnya tidak menggunakan Material Handling Equipment, melainkan
menggunakan tenaga manusia yang dipanggul ataupun diangkatbisa. Dilihat dari
tiap kegiatan pekerjanya terlihat mengesampingkan prinsip K3.Oleh karena itu,
tidak ada syarat atau beban minimal untuk melakukan pengisian rak penjualan.
Penempatan kasir dalam Toko Bin Sungkar tidak seperti toko-toko lain yang
berada didekat pintu masuk, akan tetapi berada di tengah-tengah hal ini dinilai lebih
efektif karena dapat memantau segala manuver dan aktivitas pembeli untuk plot
tiap rak sudah optimal dan efisien. Pemesanan barang yang ada di gudang toko groz
dilakukan pada saat barang tersebut telah menyentuh batas safety stock atau
tergantung ketersediaan di dalam gudang dan untuk biasanya. Tidak terdapat
jumlah minimum dalam melakukan pemesanan barang hanya saja diketahui bahwa
Toko Bin Sungkar selalu mengadakan barangnya dalam partai besar. Untuk
menghitung TSP nya kita harus mengetahui flow penjualan produk per 6 bulan
terakhir. Dari hasil pengamatan ke toko tersebut kita mengetahui produk yang
paling banyak terjual yaitu kurma (semua jenis), kismis, chickpeas (kacang arab),
cokelat turkey, dan sajadah. Data flow Penjualan Produk dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1.6 Tabel Perbandingan TSP Kondisi Awal dan Kondisi Perbaikan
3.1 Kesimpulan
Layout pada Toko Bin Sungkar dapat dilihat pada lampiran. Penataan
barang yang dijajahkan yang dijual diletakkan dalam rak dan pallet dengan
memberikan aisle atau jarak yang cukup untuk pembeli dan karyawan
lewat. Disamping itu, Toko Bin Sungkar dilengkapi dengan sistem
keamanan yang memadai seperti cctv pada beberapa spot yang terdapat rak,
selain itu tersedia parkiran yang ada didepan toko baik untuk mobil, motor,
dan sepeda. Barang yang dijual diletakkan dalam rak yang memanjang dan
disesuai dengan ukuran jenis barang tersebut.
Layout pada Toko Bin Sungkar chickpeas (kacang arab) untuk
penempatanya belum efisien berdasarkan perhitungan TSP bahwa produk
tersebut tergolong fast moving namun produk tersebut berada dibelakang
pojok sebelah kanan, oleh karena itu kami melakukan redesign pada tata
letak. Berdasarkan dengan kategori yang diperoleh, produk fast moving
seperti kurma (All Variant), chickpeas nut (kacang arab), dan cokelat
turkey, akan diletakkan didepan dan dengan jarak tempuh rute terpendek ke
gudang agar mobilitas pemindahan barang tersebut mudah dilakukan. Lalu
untuk untuk kategori slow moving seperti kismis rak tengah agar lebih
mudah terjangkau oleh konsumen. Untuk produk sajadah karena dimensi
rak terlalu besar untuk memuat sajadah yang lebar, besar, dan tebal, sudah
efisien karena dari jangkuan terjauh pun mudah dijangkau oleh penglihatan
konsumen, karena berukuran besar dan tinggi.
3.2 Saran