Anda di halaman 1dari 8

Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah Lingkungan

Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas


penduduk dan sumber daya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi
dan sosial daerah. Jasa Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat oleh
karenanya kesinambungan ketersediaan pelayanan jasa transportasi dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas produksi, konsumsi dan distribusi harus mendapat perhatian secara
berkelanjutan. Integrasi moda transportasi bisa diartikan keterpaduan secara utuh dari jenis
atau bentuk (angkutan) yang digunakan untuk memindahkan orang dan/ barang dari satu
tempat (asal) ketempat lain (tujuan). Transportasi ramah lingkungan atau transportasi
berkelanjutan merupakan suatu gerakan yang mendorong pengurangan kebutuhan perjalanan
dan ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan bermotor peribadi. Dengan
pendekatan Green Transportation dapat memudahkan dalam mewujudkan Sustainable City,
Smart City dan Eco-Friendly City. Green Transportation juga merupakan salah satu dari
delapan aspek “kota hijau”, yaitu: Green planning & designing;, Green open space, Green
waste, Green transportation, Green water, Green energy; Green building, Green community.
Transportasi hijau pada umumnya merupakan metode yang digunakan untuk menciptakan
transportasi yang tidak menghasilkan gas rumah kaca. Metode ini juga memiliki dampak
positif lainnya, yaitu dapat mengurangi angka kecelakaan, mengurangi penggunaan BBM,
mengurangi polusi udara dan menghemat biaya. Mengacu pada uraian tersebut pentingnya
dalam menciptakan sebuah sistem transportasi yang terintegrasi dan juga ramah lingkungan.
Dengan menggunakan metode ini maka dapat tercipta transportasi massal yang ramah
lingkungan dan dapat menekan jumlah kendaraan pribadi yang berada di jalan agar bisa
menghilangkan kemacetan.
a. Ciri-ciri Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah
Lingkungan

1. Sistem memiliki tujuan dalam mengantarkan pengguna/penumpang dari suatu lokasi


ke lokasi lain yang ingin dituju dengan aman,nyaman,waktu yang singkat, juga ramah
lingkungan.
2. Sistem terdiri dari kumpulan beberapa komponen yaitu manusia (pengemudi &
penumpang),mesin,kendaraan,lalu lintas, aturan lalu lintas,dll.
3. Komponen sistem saling terhubung dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
sistem diantaranya terdapat interaksi antara pengemudi-kendaraan dan kendaraan-
jalan kemudian interaksi dengan penumpang-lingkungan sistem tersebut.
4. Sistem ini juga memiliki beberapa subsistem diantaranya
mesin,transmisi,electricity,pengemudi,lalu lintas,dan prosedur.
5. Sistem berlaku secara khusus sebagai hasil dari interaksi antar komponen : Emergent
Properties:
a. Pengemudi dapat cepat berpindah dari tempat asal ke tujuan ==> tidak dapat
terjadi jika ketiga komponen sistem tidak berinteraksi
b. Kemacetan total saat mudik lebaran: interaksi khusus antar jalan – jumlah
pengguna/penumpang – tradisi mudik (perilaku mudik).
6.

b. Prinsip Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah


Lingkungan
Sistem Transportasi antarmoda yang terintegrasi juga ramah lingkungan merupakan upaya
dalam menekan tingginya angka kemacetan dan pencemaran udara di DKI Jakarta. Oleh
karena itu, pentingnya peran stakeholder seperti pemerintah provinsi DKI Jakarta, Swasta,
dan pejabat terkait dalam mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi juga ramah
lingkungan, selain itu untuk mencapai keberhasilan diperlukannya kesadaran masyarakat
dalam menggunakan transportasi yang ramah lingkungan. Kesulitan yang paling sulit
sekarang ini adalah bagaimana merubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan
transportasi pribadi agar mau beralih menggunakan transportasi umum yang pada saat ini
mulai dirancang sedemikian rupa agar terintegrasi, Namun masih banyak penggunaan
transportasi yang belum eco-friendly. Solusinya dalam menjawab permasalahan ini adalah
dengan menerapkan Sustainable Transportation Principle dan Green Transportation.
Dengan menjadikan azas-azas/prinsip yaitu bangun kota berorientasi angkutan umum,
pengoptimalan jaringan jalan dan penggunaannya, giatkan berjalan kaki dan bersepeda,
kontrol penggunaan kendaraan, dan atur perparkiran. Berikiut dengan prinsip ini dapat
menunjang sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

1. Aksesbilitas Bagi Siapa Saja


Tujuan utama tersedianya sistem transportasi adalah menyediakan aksesibilitas
(kemudahan) bagi setiap pengguna (manusia), barang, dan jasa secara adil, seimbang,
dengan biaya rendah, dan mempunyai dampak negatif yang kecil. Kebijakan
transportasi tidak harus selalu melihat faktor mobilitas (kemudahan untuk bergerak)
sebagai tujuan akhir dengan selalu mengusahakan semakin banyak kendaraan yang
bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi. Perencanaan aksesibilitas bertujuan
untuk menjamin bahwa setiap tempat tujuan tetap mudah dicapai dengan segala jenis
moda transportasi yang tersedia terutama kendaraan tidak bermotor, angkutan umum,
dan para transit.

2. Ecological Friendly and Sustainability


Lingkungan lokal di suatu pemukiman banyak yang rusak akibat jumlah kendaraan
bermotor yang terlalu banyak. Dampak lokal sektor transportasi tersebut adalah polusi
udara dan suara (kebisingan), yang banyak ditemukan di kota-kota besar di Asia.
Terbukti bahwa tempat-tempat yang mempunyai sistem transportasi yang mempunyai
dampak kecil terhadap lingkungan adalah tempat-tempat yang penggunaan kendaraan
pribadinya rendah dan penggunaan kendaraan umum, pejalan kaki, dan bersepeda
yang tinggi.

3. Kesehatan dan Keselamatan


Transportasi berdampak besar terhadap kesehatan dan keselamatan. Kendaraan
bermotor mempunyai kontribusi sebesar 70% polusi udara di banyak tempat di kota-
kota besar dunia. Lebih dari 500.000 orang terbunuh setiap tahunnya, disebabkan
kecelakaan kendaraan dan lebih dari 50 juta orang terluka parah di seluruh dunia. Di
negara yang sedang berkembang, lebih dari 60% korban kecelakaan adalah pejalan
kaki dan pengguna jalan yang lainnya. Perjalanan lebih aman dilakukan di tempat-
tempat yang menyediakan fasilitas angkutan umum, pejalan kaki, dan pengendara
sepeda.

4. Partisipasi Publik dan Transparansi


Perencanaan transportasi adalah suatu cara yang baik untuk melibatkan setiap
komunitas yang pasti akan terkena dampak dari perencanaan tersebut. Transparansi
dan informasi yang terbuka bagi setiap orang akan menghindarkan terjadinya praktek-
praktek korupsi yang pasti akan berdampak negatif bagi komunitas. Konsep
perencanaan transportasi tradisional menyerahkan proses perencanaan hanya kepada
para pakar. Akan tetapi, pada saat ini semakin banyak pihak yang menyatakan bahwa
proses perencanaan transportasi harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan
semua pihak yang terkait (stakeholders).

5. Ekonomis dan Murah


Terlalu banyak ditemukan perencanaan transportasi yang berujung pada mega proyek
yang sangat mahal. Sebaliknya, kebijakan transportasi yang berkelanjutan seharusnya
berujung pada proyek yang berbiaya murah dan sekaligus membatasi penggunaan
moda transportasi yang pembangunannya membutuhkan biaya yang sangat mahal
(mobil pribadi). Dengan membatasi kendaraan pribadi dan kendaraan bermotor lainnya
serta mencoba menghambat pertumbuhannya, maka kota-kota akan dapat terhindar
dari keharusan membangun jaringan jalan yang mahal dan mempromosikan
penggunaan angkutan umum, pejalan kaki, kendaraan bermotor dengan tenaga listrik
dan sepeda.

6. Capacity Building
Dirasakan perlu terbentuknya komitmen bersama antar pengambil keputusan untuk
merubah paradigma perencanaan untuk mengganti mobilitas kendaraan pribadi ke
angkutan umum. Organisasi masyarakat harus disiapkan untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menyampaikan haknya berbicara tentang isu transportasi,
mengerti isu mendasar, dan tahu bagaimana langkah yang harus dilakukan selanjutnya.

7. Jejaring
Jejaring antar komunitas sangatlah dibutuhkan secara aktif sehingga proses pertukaran
informasi dan kerja sama antar komunitas dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Melalui jejaring ini bisa didapatkan ide-ide baru, informasi, pelajaran dari tempat lain,
dan solidaritas untuk menghasilkan tujuan yang lebih baik bagi seluruh komunitas.

c. Dimensi Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah


Lingkungan
-Wealth : Indonesia kaya akan material baterai yang sekarang berbasis nikel, mangan
dan cobalt, selain dari lithium sebagai sumber energinya. Dengan itu, seharusnya
Indonesia dapat mengolah sendiri material tersebut untuk membangun baterai.
Kekayaan tersebut dapat menjadi terobosan baru pada energi transportasi karena dapat
menyediakan baterai lithium-ion dengan berbagai kelebihannya memiliki peran penting
dalam pengembangan kendaraan listrik. Selain itu, jauh lebih ramah lingkungan
dibandingkan penggunaan bahan bakar minyak. Sumber daya ini bila dimanfaatkan
dengan efektif maka dapat membantu peningkatan pembangunan mutu dan kualitas dari
transportasi di Indonesia. Saat ini kendaraan umum bernasis listrik ada MRT, LRT,
KRL, bus Trans Jakarta, taxi bluebird dan motor ojek. Kampanye penggunaan
kendaraan liastrik harus ditingkatkan lagi, seperti yang kita ketahui Gubernur DKI
Jakarta bapak Anies Rasyid Baswedan sudah memberikan privillage untuk pengguna
Mobil dan motor listrik lewat bebas pajak dan bebas ganjil genap. Yang harus didorong
juga adalah pabrik kendaraaan listrik yang harus bisa menghasilkan kendaraan yang
harganya bisa sama dengan harga kendaraan berbahan bakar minyak, hal guna
memudahkan perpindahan kebiasaan masyarakat dari menggunakan kendaraan bbm ke
kendaraan listrik.

-Truth : hukum alam benda mati tidak bisa ditembus, aturan harus diikuti jarak
terpendek dalam transportasi bukan garis lurus antar 2 titik.

-Emosi : Manusia butuh rasa aman, percaya bahwa sistemnya aman,butuh rasa nyaman,
butuh keadilan.

-Values : Harus membudayakan antre

-Power : kalau moda tidak layak terbang, ada power untuk membatalkan keberangkatan
(dijaga undang-undang)
1.Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah Lingkungan
Integrasi moda transportasi bisa diartikan keterpaduan secara utuh dari jenis atau bentuk
(angkutan) yang digunakan untuk memindahkan orang dan/ barang dari satu tempat
(asal) ketempat lain (tujuan). Transportasi ramah lingkungan atau transportasi
berkelanjutan merupakan suatu gerakan yang mendorong pengurangan kebutuhan
perjalanan dan ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan bermotor
peribadi. Dengan pendekatan Green Transportation dapat memudahkan dalam
mewujudkan Sustainable City, Smart City dan Eco-Friendly City. Green Transportation
juga merupakan salah satu dari delapan aspek “kota hijau”, yaitu: Green planning &
designing;, Green open space, Green waste, Green transportation, Green water, Green
energy; Green building, Green community. Transportasi hijau pada umumnya
merupakan metode yang digunakan untuk menciptakan transportasi yang tidak
menghasilkan gas rumah kaca. Metode ini juga memiliki dampak positif lainnya, yaitu
dapat mengurangi angka kecelakaan, mengurangi penggunaan BBM, mengurangi polusi
udara dan menghemat biaya.
d. Ciri-ciri Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah
Lingkungan
6. Sistem memiliki tujuan dalam mengantarkan pengguna/penumpang dari suatu lokasi
ke lokasi lain yang ingin dituju dengan aman,nyaman,waktu yang singkat, juga ramah
lingkungan.
7. Sistem terdiri dari kumpulan beberapa komponen yaitu manusia (pengemudi &
penumpang),mesin,kendaraan,lalu lintas, aturan lalu lintas,dll.
8. Komponen sistem saling terhubung dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
sistem diantaranya terdapat interaksi antara pengemudi-kendaraan dan kendaraan-
jalan kemudian interaksi dengan penumpang-lingkungan sistem tersebut.
9. Sistem ini juga memiliki beberapa subsistem diantaranya
mesin,transmisi,electricity,pengemudi,lalu lintas,dan prosedur.
10. Sistem berlaku secara khusus sebagai hasil dari interaksi antar komponen : Emergent
Properties:
a. Pengemudi dapat cepat berpindah dari tempat asal ke tujuan ==> tidak dapat
terjadi jika ketiga komponen sistem tidak berinteraksi
b. Kemacetan total saat mudik lebaran: interaksi khusus antar jalan – jumlah
pengguna/penumpang – tradisi mudik (perilaku mudik).
e. Prinsip Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah
Lingkungan
Sistem Transportasi antarmoda yang terintegrasi juga ramah lingkungan merupakan upaya
dalam menekan tingginya angka kemacetan dan pencemaran udara di DKI Jakarta. Oleh
karena itu, pentingnya peran stakeholder seperti pemerintah provinsi DKI Jakarta, Swasta,
dan pejabat terkait dalam mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi juga ramah
lingkungan, selain itu untuk mencapai keberhasilan diperlukannya kesadaran masyarakat
dalam menggunakan transportasi yang ramah lingkungan. Solusinya dalam menjawab
permasalahan ini adalah dengan menerapkan Sustainable Transportation Principle dan
Green Transportation. Dengan menjadikan azas-azas/prinsip yaitu bangun kota
berorientasi angkutan umum, pengoptimalan jaringan jalan dan penggunaannya, giatkan
berjalan kaki dan bersepeda, kontrol penggunaan kendaraan, dan atur perparkiran. Berikiut
dengan prinsip ini dapat menunjang sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
8. Aksesbilitas Bagi Siapa Saja
Tujuan utama tersedianya sistem transportasi adalah menyediakan aksesibilitas
(kemudahan) bagi setiap pengguna (manusia), barang, dan jasa secara adil, seimbang,
dengan biaya rendah, dan mempunyai dampak negatif yang kecil. Kebijakan
transportasi tidak harus selalu melihat faktor mobilitas (kemudahan untuk bergerak)
sebagai tujuan akhir dengan selalu mengusahakan semakin banyak kendaraan yang
bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi. Perencanaan aksesibilitas bertujuan
untuk menjamin bahwa setiap tempat tujuan tetap mudah dicapai dengan segala jenis
moda transportasi yang tersedia terutama kendaraan tidak bermotor, angkutan umum,
dan para transit.
9. Ecological Friendly and Sustainability
Terbukti bahwa tempat-tempat yang mempunyai sistem transportasi yang mempunyai
dampak kecil terhadap lingkungan adalah tempat-tempat yang penggunaan kendaraan
pribadinya rendah dan penggunaan kendaraan umum, pejalan kaki, dan bersepeda
yang tinggi.
10. Kesehatan dan Keselamatan
Transportasi berdampak besar terhadap kesehatan dan keselamatan. Kendaraan
bermotor mempunyai kontribusi sebesar 70% polusi udara di banyak tempat di kota-
kota besar dunia. Lebih dari 500.000 orang terbunuh setiap tahunnya, disebabkan
kecelakaan kendaraan dan lebih dari 50 juta orang terluka parah di seluruh dunia.
11. Partisipasi Publik dan Transparansi
Perencanaan transportasi adalah suatu cara yang baik untuk melibatkan setiap
komunitas yang pasti akan terkena dampak dari perencanaan tersebut. Transparansi
dan informasi yang terbuka bagi setiap orang akan menghindarkan terjadinya praktek-
praktek korupsi yang pasti akan berdampak negatif bagi komunitas. Konsep
perencanaan transportasi tradisional menyerahkan proses perencanaan hanya kepada
para pakar. Akan tetapi, pada saat ini semakin banyak pihak yang menyatakan bahwa
proses perencanaan transportasi harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan
semua pihak yang terkait (stakeholders).
12. Ekonomis dan Murah
Dengan membatasi kendaraan pribadi dan kendaraan bermotor lainnya serta mencoba
menghambat pertumbuhannya, maka kota-kota akan dapat terhindar dari keharusan
membangun jaringan jalan yang mahal dan mempromosikan penggunaan angkutan
umum, pejalan kaki, kendaraan bermotor dengan tenaga listrik dan sepeda.
13. Capacity Building
Dirasakan perlu terbentuknya komitmen bersama antar pengambil keputusan untuk
merubah paradigma perencanaan untuk mengganti mobilitas kendaraan pribadi ke
angkutan umum. Organisasi masyarakat harus disiapkan untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menyampaikan haknya berbicara tentang isu transportasi,
mengerti isu mendasar, dan tahu bagaimana langkah yang harus dilakukan selanjutnya.
14. Jejaring
Jejaring antar komunitas sangatlah dibutuhkan secara aktif sehingga proses pertukaran
informasi dan kerja sama antar komunitas dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Melalui jejaring ini bisa didapatkan ide-ide baru, informasi, pelajaran dari tempat lain,
dan solidaritas untuk menghasilkan tujuan yang lebih baik bagi seluruh komunitas.
f. Dimensi Sistem Integrasi AntarModa Transportasi Darat Ramah
Lingkungan
-Wealth : Indonesia kaya akan material baterai yang sekarang berbasis nikel, mangan
dan cobalt, selain dari lithium sebagai sumber energinya. Dengan itu, seharusnya
Indonesia dapat mengolah sendiri material tersebut untuk membangun baterai.
Kekayaan tersebut dapat menjadi terobosan baru pada energi transportasi karena dapat
menyediakan baterai lithium-ion dengan berbagai kelebihannya memiliki peran penting
dalam pengembangan kendaraan listrik. Selain itu, jauh lebih ramah lingkungan
dibandingkan penggunaan bahan bakar minyak. Sumber daya ini bila dimanfaatkan
dengan efektif maka dapat membantu peningkatan pembangunan mutu dan kualitas dari
transportasi di Indonesia. Saat ini kendaraan umum bernasis listrik ada MRT, LRT,
KRL, bus Trans Jakarta, taxi bluebird dan motor ojek. Kampanye penggunaan
kendaraan liastrik harus ditingkatkan lagi, seperti yang kita ketahui Gubernur DKI
Jakarta bapak Anies Rasyid Baswedan sudah memberikan privillage untuk pengguna
Mobil dan motor listrik lewat bebas pajak dan bebas ganjil genap. Yang harus didorong
juga adalah pabrik kendaraaan listrik yang harus bisa menghasilkan kendaraan yang
harganya bisa sama dengan harga kendaraan berbahan bakar minyak, hal guna
memudahkan perpindahan kebiasaan masyarakat dari menggunakan kendaraan bbm ke
kendaraan listrik.
-Truth : hukum alam benda mati tidak bisa ditembus, aturan harus diikuti jarak
terpendek dalam transportasi bukan garis lurus antar 2 titik.
-Emosi : Manusia butuh rasa aman, percaya bahwa sistemnya aman,butuh rasa nyaman,
butuh keadilan.
-Values : Harus membudayakan antre
-Power : kalau moda tidak layak terbang, ada power untuk membatalkan keberangkatan
(dijaga undang-undang).

d. Contoh Sistem Transportasi yang Baik dan Buruk


Contoh Sistem Transportasi yang Baik :
Sistem Transportasi di Jepang
Jepang merupakan negara dengan sistem transportasi kereta yang sangat baik dan
meliputi ke penjuru negeri. Sistem transportasi di Jepang terkenal dengan layanannya
yang tepat waktu dan sangat efisien, terutama di wilayah metropolitan dan kota-kota
besar. Tak heran masyarakatnya lebih memilih menggunakan transportasi umum
dibandingkan kendaraan pribadi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sistem
transportasi yang baik adalah sistem transportasi yang sistemnya telah terintegrasi juga
ramah lingkungan yang dimana dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi
dampak buruk transportasi terhadap lingkungan, menurunkan tingkat kecelakaan
kematian, keteraturan infrastruktur transportasi , rute perjalanan yang teroptimalisasi ,
serta memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

Contoh Sistem Transportasi yang Buruk :


Sistem Transportasi di Indonesia
Moda transportasi angkutan darat di Indonesia mempunyai banyak masalah. Setidaknya
terdapat lima masalah besar yang tengah melilit sektor transportasi darat Indonesia saat
ini. masalah pertama adalah belum efisien dan efektif. Permasalahan ini terutama banyak
terjadi di daerah tertinggal, terluar dan terdalam (3T). Kedua, egois pengemudi yang
kerap terjadi di jalan raya. Dicontohkannnya, seperti pelanggaran oleh pengguna
transportasi pribadi yang kerap menerobos jalur Transjakarta hingga oknum pengendara
sepeda motor besar yang terlibat konflik dengan pengguna kendaraan lainnya. Ketiga,
mengabaikan aspek keselamatan yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas
(laka lantas). Berdasarkan data WHO atau badan kesehatan dunia pada tahun 2019,
Indonesia menduduki peringkat kedelapan di Asia Tenggara dengan tingkat kematian
akibat laka lantas mencapai 12,2 persen dari 100.000 populasi. Jenis transportasi moda
angkutan yang kerap mengabaikan keselamatan pengguna, ialah angkot yang kerap
melawan arus. Keempat, angkutan massal yang belum merata. Terakhir, tingginya
penggunaan kendaraan pribadi, yang diakibatkan oleh belum terintegrasinya antar sektor
transportasi umum. Maka pemecahan masalah ini dengan memfokuskan pada penataan
transportasi umum terintegrasi, demi meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum
di Indonesia.
a. Analisis Sistem Transportasi yang Baik dan Buruk
Dapat diketahui bahwa sistem transportasi yang baik adalah sistem transportasi dengan
kriteria transportasi yang telah terintegrasi juga ramah lingkungan yang dimana dapat
mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi dampak buruk transportasi terhadap
lingkungan, menurunkan tingkat kecelakaan kematian, keteraturan infrastruktur
transportasi , rute perjalanan yang teroptimalisasi , serta memiliki tingkat keamanan yang
tinggi. Jika sistem transportasi belum memenuhi kriteria tersebut maka sistem
transportasi masih tergolong buruk.

Anda mungkin juga menyukai