City Logistics
Logistik
03
Fakultas Teknik Teknik Industri 05710123 Dr. Nova Indah Saragih, S.T., M.T.
Abstrak Kompetensi
Modul ini membahas konsep logistik Mahasiswa mampu menjelaskan
dan tiga keputusan utama dalam konsep logistik.
logistik.
Logistik
Saat ini logistik dipandang sebagai bagian dari manajemen dan mempunyai empat sub
kategori, yaitu:
1. Logistik militer yaitu merupakan integrasi dan desain semua bagian yang mendukung
kapabilitas operasional militer untuk keandalan, kesiapan, dan efisiensi.
2. Logistik bisnis yaitu merupakan salah satu bagian dari proses supply chain yang
merencanakan, menerapkan dan mengontrol aliran dan penyimpanan barang, jasa, dan
informasi yang relevan pada keseluruhan supply chain.
3. Logistik aktivitas yaitu jaringan aktivitas, fasilitas, dan personel yang dibutuhkan untuk
mengatur, menjadwalkan, dan menyusun sumber daya untuk keberlangsungan dan
efisiensi sebuah kegiatan.
4. Logistik jasa yaitu penjadwalan, penggabungan, dan manajemen dari suatu asset,
personel dan material untuk mendukung keberlangsungan kegiatan jasa dan bisnis.
Menurut definisi yang dikeluarkan oleh Council of Logistic Management (Ballou, 1999),
defenisi logistik:
“Logistics is that part of supply chain process thap plans, implements, and controls the
efficient, effective flow and storage of goods, services, and related information from the point
of the origin to the point of the consumption in order to meet the customers requirements”
Definisi tersebut merupakan merupakan definisi yang baik sekali, menyampaikan ide bahwa
aliran produk dikelola dari titik mulai dari bahan mentah sampai pada titik pembuangan.
Logistik juga menyangkut dengan aliran jasa sama seperti aliran produk, yang merupakan
area perkembangan kesempatan untuk perbaikan. Defenisi tersebut juga menyarankan
bahwa logistik juga merupakan sebuah proses, yang artinya bahwa logistik termasuk pada
keseluruhan aktivitas yang berdampak pada pembuatan produk dan jasa yang tersedia bagi
pelanggan kapan dan di mana dibutuhkan. Definisi tersebut juga mengimplikasikan bahwa
logistik merupakan bagian dari proses rantai pasok, tidak keseluruhan proses.
Bisnis logistik (business logistics) disebut juga dengan proses rantai pasok yang berbeda-
beda untuk setiap perusahaan. Sesuai dengan Council of Logistic Management komponen
sistem logistik adalah:
“The components of a typical logistics system are: customer service, demand forecasting,
distribution communications, inventory control, material handling, order processing, parts
and service support, plant and warehouse site selection (locating analysis), purchasing,
packaging, return goods handling, salvage and scrap disposal, traffic and transportation, and
warehousing and storage”
Gambar 1 berikut ini menunjukkan komponen-komponen dalam sistem logistik dan dimana
komponen-komponen tersebut biasanya ditempatkan.
Business Logistics
Pasokan fisik
(Manajemen bahan Distribusi fisik
baku)
· Transportasi · Transportasi
· Pemeliharaan persediaan · Pemeliharaan persediaan
· Pemrosesan pesanan · Pemrosesan pesanan
· Akuisisi · Penjadwalan produk
· Pengepakan · Pengepakan
· Pergudangan · Pergudangan
· Material handling · Material handling
· Pemeliharaan informasi · Pemeliharaan informasi
· Jadwal pasokan
Pemrosesan Order
Pemrosesan order secara ketat terkait dengan arus informasi dalam sistem logistik dan
mencakup sejumlah operasi. Pelanggan mungkin harus meminta produk dengan mengisi
formulir pemesanan. Perintah ini ditransmisikan dan diperiksa. Ketersediaan item yang
diminta dan status kredit pelanggan kemudian diverifikasi. Kemudian, item akan diambil dari
persediaan (atau diproduksi), dikemas dan dikirim bersama dengan dokumentasi
pengirimannya. Akhirnya, pelanggan harus terus diberitahu tentang status pesanannya.
Secara tradisional, pemrosesan order telah menjadi kegiatan yang sangat memakan waktu
(sampai70% dari total waktu siklus order). Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini
pemrosesan order telah mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan elektronik dan
teknologi informasi. Bar code scanning memungkinkan pengecer untuk secara cepat
mengidentifikasi produk yang dibutuhkan dan memperbarui catatan tingkat persediaan.
Komputer laptop dan modem memungkinkan penjual untuk memeriksa secara real time
apakah produk tersedia dan memasukkan perintah seketika. EDI memungkinkan
perusahaan memasukkan pesanan untuk barang-barang industri langsung di komputer
penjual tanpa dokumen.
Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan merupakan isu kunci dalam perencanaan dan operasi sistem
logistik. Persediaan adalah stok barang yang menunggu untuk diproduksi, diangkut atau
dijual. Contoh umum adalah
▪ Komponen dan produk setengah jadi (work-in-proses) menunggu untuk
diproduksi atau dirakit di pabrik;
▪ Merchandise (bahan baku, komponen, produk jadi) diangkut melalui rantai
pasokan (di-transit persediaan);
▪ Produk jadi disimpan di DC sebelum dijual;
▪ Produk jadi disimpan oleh pengguna akhir (konsumen atau pengguna industri)
untuk memenuhi kebutuhan masa depan.
Ada beberapa alasan mengapa praktisi logistik ingin mengadakan persediaan di beberapa
fasilitas dari rantai pasokan.
Menyimpan persediaan, bagaimanapun, bisa menjadi sangat mahal untuk sejumlah alasan:
1. Pertama, sebuah perusahaan yang menyimpan stok menimbulkan ongkos
kesempatan (atau modal) diwakili oleh laba atas investasi. Perusahaan akan
menyadari jika uangnya telah baik diinvestasikan.
2. Kedua, ongkos pergudangan yang harus dikeluarkan, apakah gudang milik
pribadi, disewakan atau publik.
Tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk menentukan tingkat stok untuk
meminimalkan ongkos operasi total sembari memuaskan kebutuhan layanan pelanggan.
Dalam prakteknya, kebijakan manajemen persediaan yang baik harus mempertimbangkan
lima hal:
1. Kepentingan pelanggan yang relatif;
2. Signifikansi ekonomi dari produk yang berbeda;
3. Kebijakan transportasi;
4. Fleksibilitas proses produksi;
5. Kebijakan pesaing.
Pergudangan adalah pendekatan tradisional di mana barang diterima oleh gudang dan
disimpan dalam tangki, rak pallet atau di rak-rak (lihat Gambar 2b). Ketika pesanan tiba,
item akan diambil, dikemas dan dikirim ke pelanggan. Pergudangan terdiri dari empat
fungsi utama: penerimaan barang masuk, penyimpanan, pengambilan order dan
pengiriman. Dari empat fungsi-fungsi ini, penyimpanan dan pengambilan order adalah
yang paling mahal karena ongkos simpan persediaan dan ongkos ya tenaga kerja.
Crossdocking (juga disebut sebagai just-in-time distribusi) adalah teknik logistik yang
relatif baru, yang telah berhasil diterapkan oleh beberapa rantai ritel (lihat Gambar 2c).
Selain itu, jika permintaan pelanggan tidak berkorelasi, agregat cadangan pengaman
yang dibutuhkan oleh sistem sentralisasi secara signifikan lebih kecil daripada jumlah
cadangan pengaman dalam sistem desentralisasi. Fenomena ini (dikenal sebagai risk
pooling) dapat dijelaskan secara kualitatif sebagai berikut: pada hipotesis di atas, jika
ada permintaan dari zona pelanggan yang lebih tinggi dari rata-rata, maka akan ada
zona pelanggan yang permintaannya di bawah rata-rata. Oleh karena itu, permintaan
yang awalnya dialokasikan untuk zona dapat dialokasikan kembali ke zona yang lain dan
sebagai hasilnya, cadangan pengaman yang lebih rendah diperlukan.
Pada akhirnya, ongkos transportasi inbound (biaya pengiriman barang dari manufaktur
ke gudang) lebih rendah dalam sistem sentralisasi dan sementara itu, ongkos
transportasi keluar outbound (ongkos pengiriman barang dari gudang ke pelanggan)
lebih rendah di sistem desentralisasi.
Transportasi barang memainkan peran kunci dalam perekonomian saat ini karena
memungkinkan produksi dan konsumsi berlangsung di lokasi yang beberapa ratusan atau
ribuan dari kilometer jauhnya dari satu sama lain. Akibatnya, pasar yang lebih luas,
sehingga merangsang persaingan langsung antara produsen dari berbagai negara dan
mendorong perusahaan untuk mengeksploitasi skala ekonomi. Selain itu, perusahaan di
negara-negara maju dapat mengambil keuntungan dari upah produksi lebih rendah di
negara-negara berkembang. Akhirnya, barang perishabel dapat dibuat tersedia di pasar di
seluruh dunia.
Transportasi barang ransportasi sering menyumbang ampai dua-pertiga dari total biaya
logistik dan memiliki dampak utama pada tingkat pelayanan pelanggan. Oleh karena itu
tidak mengherankan bahwa perencanaan transportasi memainkan peran penting dalam
manajemen sistem logistik.
Sebuah pabrik atau distributor dapat memilih di antara tiga alternatif untuk mengangkut
barang mereka. Pertama, perusahaan dapat mengoperasikan armada kendaraan pribadi
yang dimiliki atau disewa (transportasi pribadi). Kedua, carrier bertanggung jawab dalam
mengirimkan barang melalui pengiriman langsung yang diatur oleh kontrak (transportasi
kontrak). Ketiga, perusahaan dapat meminta tolong pada carrier yang menggunakan sumber
daya umum (kendaraan, kru, terminal) untuk memenuhi beberapa kebutuhan transportasi
klien (transportasi umum).
Gambar 3 mengilustrasikan saluran distribusi utama. Saluran 1-4 sesuai dengan barang
konsumsi sementara saluran 5-7 sesuai dengan barang-barang industri. Di saluran 1,
tidak ada perantara. Pendekatan ini cocok untuk sejumlah produk terbatas (kosmetik
dan ensiklopedi yang dijual pintu ke pintu, kerajinan yang dijual di pasar loak lokal, dll).
Di saluran 2, produsen mendistribusikan produk mereka melalui pengecer (misalnya di
ban industri). Saluran 3 populer setiap kali produsen mendistribusikan produk mereka
hanya dalam jumlah besar dan pengecer tidak mampu untuk membeli jumlah besar
barang (misal dalam industri makanan). Saluran 4 mirip dengan menyalurkan 3 kecuali
bahwa produsen diwakili oleh agen penjualan atau broker (misalnya dalam industri
pakaian). Saluran 5 digunakan untuk sebagian besar barang-barang industri (bahan
baku, peralatan, dll).
Barang dijual dalam jumlah besar sehingga grosir tidak berguna. Saluran 6 sama
dengan saluran 5, kecuali bahwa produsen diwakili oleh agen penjualan atau broker.
Akhirnya, saluran 7 digunakan untuk aksesori kecil (klip kertas, dll).
Daftar Pustaka
2. Ghiani, G., Laporte, G., and Musmanno, R. (2004): Introduction to Logistics Systems
Planning and Control, John Wiley & Sons Ltd.