Analisis
dan
Pengukuran
Kerja
Penyesuaian dan Kelonggaran
10
Abstract Kompetensi
Modul 10 ini menjelaskan tentang Mahasiswa memiliki kemampuan
langkah sistematis untuk menghitung untuk menentukan menentukan
penyesuaian dan kelonggaran guna penyesuaian dan kelonggaran dalam
menetapkan waktu baku suatu pekerjaan
Pendahuluan
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat
kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pada waktu baku terdapat
kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang
harus diselesaikan Waktu baku dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat rencana
penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama kegiatan harusberlangsung dan berapa
output yang akan dihasilkan, serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut (Freivalds dan Niebel, 2009).
Waktu baku adalah waktu yang digunakan sebagai standar berapa lama suatu pekerjaan harus
dilakukan. Mengapa harus standar? Berikut beberapa hal mengenai pentingnya waktu baku:
a) Digunakan untuk menghilangkan pemborosan sekaligus meningkatkan produktivitas
kerja.
b) Digunakan sebagai dasar penentuan upah dan jumlah buruh atau pekerja.
c) Digunakan sebagai dasar penentuan lot (jumlah) bahan/material yang dibeli
d) Digunakan sebagai dasar penjadwalan produksi.
e) Digunakan sebagai parameter mengenai baik buruknya kualitas operasi maupun
pelayanan (dalam jasa).
f) dan lain-lain.
Waktu baku dibentuk secara tidak langsung, melainkan perlu adanya penambahan seperti
kelonggaran dan penyesuaian. Hal itu dilakukan karena tidak semua orang memiliki
kemampuan yang sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Misalnya, satu orang
bekerja lebih lambat dibanding pekerja yang lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor
internal seperti kapasitas fisik individu, motivasi, dan lainlain. Perbedaan performansi juga
diakibatkan oleh faktor lingkungan fisik yang berbeda seperti temperatur, kelembaban,
pencahayaan, kebisingan dan lain-lain.
Gambar menunjukkan tahapan perhitungan waktu baku dengan menggunakan waktu siklus,
waktu normal, penyesuaian dan kelonggaran
Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu pekerja menyelesaikan pekerjaannya saat diamati pada waktu itu
juga. Waktu ini merupakan waktu dasar pekerja menyelesaikan pekerjaannya dalam kondisi
yang ia terima di lapangan dan dalam situasi yang wajar. Artinya, pekerja tersebut tidak
sedang dalam kondisi termotivasi (sehingga waktunya dipercepat) atau dalam kondisi
terdemotivasi (sehingga waktunya melambat). Penentuan waktu siklus yang baik dapat
dilakukan beberapa kali sehingga dapat dibandingkan antara hasil pengukuran satu dengan
yang lainnya. Waktu siklus dapat juga ditentukan dengan rumus berikut:
Waktu Normal
Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah mempertimbangkan factor penyesuaian,
yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan dengan factor penyesuaian. Waktu normal untuk suatu
elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukan bahwa seorang operator yang
berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan kerja yang normal.
Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat bahwa tidaklah bisa diharapkan
operator tersebut akan mampu bekerja terus-menerus sepanjang hari tanpa adanya interupsi
sama sekali. Disini pada kenyataannya operator akan sering menghentikan kerja dan
membutuhkan waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah,
dan alas an lain yang berada diluar kontrolnya.
Kegiatan pengukuran waktu dikatakan selesai apabila semua data yang didapat memiliki
keseragaman yang dikehendaki dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan yang diinginkan. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga
diperoleh waktu baku. Untuk menghitung waktu normal digunakan rumus sebagai berikut:
Waktu normal merupakan waktu kerja dengan telah mempertimbangkan factor penyesuaian.
Proses transformasi waktu siklus ke waktu normal adalah sebagai berikut:
Wn = Ws x p
Dimana :
Wn = waktu normal
Ws = waktu siklus
p = faktor penyesuaian
Jika operator bekerja lebih cepat dari yang biasa maka nilai (p>1). Jika lambat dari biasanya
maka (p<1). Namun jika pengamat meyakini bahwa waktu siklus yang didapat sudah wajar
maka penyesuaian yang diberikan adalah (p=1).
Maksud dimasukkannya faktor penyesuaian adalah untuk menjaga kewajaran kerja, sehingga
tidak akan terjadi kekurangan waktu karena terlalu idealnya kondisi kerja yang diamati.
Faktor penyesuaian dalam pengukuran waktu kerja dibutuhkan untuk menentukan waktu
normal dari operator yang berada dalam sistem kerja tertentu.
Beberapa metode dalam menentukan besar faktor penyesuaian, antara lain :
Metode Persentase
Metode Schumard
Metode Westinghouse
Metode Objektif
Metode Bedaux
Metode Sintesa
Metode Persentase
Metode yang paling sederhana, dengan menetapkan penyesuaian langsung dengan
menggunakan persentase.
Contoh:
Ws = 20 menit
Wn = Ws x 0,5
= 10 menit
Metode Shummard menetapkan bahwa nilai kerja yang dilakukan secara normal adalah 60.
Nilai ini dijadikan sebagai nilai pembanding untuk operator lain dengan faktor penyesuaian
tertentu. Faktor penyesuaian dengan metode Schumard dihitung dengan rumus berikut:
Metode Objektif
Metode objektif yaitu metode penyesuaian yang memperhatikan dua faktor yaitu kecepatan
kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor ini dipandang secara bersama-sama untuk
menentukan factor penyesuaian guna mendapatkian waktu normal.
Nilai dari setiap kondisi kesulitan kerja dari pekerjaan yang diukur dijumlahkan
menghasilkan persentase kesulitan kerja (p2). Tabel berikut menunjukkan faktor penyesuaian
kesulitan kerja (dalam perseratus) dengan metode objektif. Faktor penyesuaian dengan
metode ini dihitung menggunakan rumus berikut:
P = P1 x P2 = P1 x (1 + Nilai Tabel/100)
Jawab:
P1=0.9
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Tata Cara Kerja,
Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.
Yanto., Ngaliman, B. (2006). Ergonomi Dasar-dasar Studi Waktu dan Gerakan Untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja, ANDI, Yogyakarta.
Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi – Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Cetakan ke empat. Penerbit Guna Widya. Surabaya.
Zadry, H. R., Susanti, L., Yuliandra, B., Jumeno, D. (2015). Analisis Perancangan Sistem
Kerja, Andalas University Press, Padang.
Freivalds, A., Niebel, B.,W. (2009). Niebel’s Methods, Standards, and Work Design,
McGraw-Hill Companies, New York