Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Analisis
dan
Pengukuran
Kerja
Peta Kerja

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Industri 190531004 Anita Juraida, S.T., M.T

02
Abstract Kompetensi
Modul 2 ini menjelaskan tentang Mahasiswa memiliki kemampuan
langkah sistematis pemecahan untuk menjelaskan peta kerja dan
masalah dengan menggunakan peta macam-macam peta kerja
kerja
Pendahuluan

Terdapat lima langkah sistematis untuk memecahkan suatu masalah yaitu:


1. Pendefinisian masalah. Merupakan langkah pertama, tujuan yang akan dicapai
dinyatakan secara umum. Artinya, ditentukan dahulu kriteria-kriteria hasil yang
diinginkan, waktu yang tersedia, dan lain-lain.
2. Penganalisaan masalah. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, dibuat spesifikasi dan
batasan-batasannya, menyajikan fakta-fakta secara sistematis, melakukan pengujian
kembali atas persoalan dan kriteria-kriteria nya.
3. Pencarian alternatif-alternatif. Berdasarkan kriteria-kriteria dan batasan-batasan yang
telah ditentukan disusun berbagai alternatif pemecahan persoalan yang masih harus
dipilih.
4. Mengevaluasi alternatif-alternatif yang diusulkan. Aternatif-alternatif yang diperoleh
pada langkah 3 dipilih yang paling baik dengan menggunakan prinsip-prinsip dan
teknik-teknik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
5. Pengambilan keputusan. Memilih satu alternatif dari berbagai alternatif yang ada
merupakan keputusan yang harus dilaksanakan. Seringkali analis bukanlah pelaksana
keputusan tersebut sehingga analis harus bisa mengkomunikasikan hasil analisanya
kepada pelaksana agar tidak terjadi salah pengertian, maka dari itu diperlukan cara-
cara komunikasi yang sistematis dan jelas

Pada modul ini pada dasarnya mengemukakan bagaimana caranya melaksanakan analisis
terhadap suatu masalah. Peta-peta kerja mengumpulkan semua fakta yang kemudian
dikemukakan dalam bentuk-bentuk peta kerja. Fakta-fakta ini dikomunikasikan kepada orang
lain dengan sistematis dan jelas.

Untuk bisa memahami fakta-fakta dengan baik perlu ditinjau secara makro dan mikro.
Peninjauan secara makro berarti fakta-fakta yang ada ditinjau secara menyeluruh antara
sistem kerja. Sementara secara mikro, fakta-fakta yang ada ditinjau secara terperinci di setiap
sistem kerja. Kedua cara peninjauan ini dipenuhi dengan menggunakan peta-peta kerja yang
memang pada dasarnya dibagi dalam dua kelompok besar yaitu pertama peta-peta kerja yang
menganalisis secara keseluruhan atau makro dan kedua peta-peta kerja yang menganalisis
kerja secara setempat atau mikro. Sehubungan dengan 5 langkah sistematis di atas, peta-peta

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


2 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kerja sangat berguna untuk mengumpulkan fakta-fakta dan penyajiannya dalam langkah
menganalisis masalah.

Setelah permasalahannya diketahui dengan langkah 3 dilakukan pencarian alternatif-alternatif


pemecahan terbaik. Disini diperlukan kreativitas analisis. Salah satu hal yang akan membantu
menemukan nya adalah dengan pengetahuan yang cukup tentang manusia karena setiap
pekerjaan tidak lepas dari segi faktor manusianya.

Dari sekian banyak alternatif mungkin puluhan bahkan ratusan atau ribuan kita hanya
memerlukan satu yang terbaik, sangat sulit untuk bisa menemukan satu alternatif terbaik dari
sekian banyak yang tersedia. Untuk itu dilakukan dua tahap pemilihan titik pertama
menyaring sekian banyak alternatif itu sehingga tinggal beberapa buah saja. Tahap kedua
ialah memilih satu yang terbaik dari berbagai alternatif ini.

Pemilihan pada tahap pertama secara implisit dilakukan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip pengaturan kerja, sementara tahap kedua dilakukan menerapkan teknik teknik
pengukuran kerja. Hasil pengukuran di atas akan memberikan alternatif yang terbaik artinya
merupakan dasar untuk mengambil keputusan. Jadi setelah langkah 3 dan 4 di atas langkah
terakhir yaitu pengambilan keputusan sudah dapat dilakukan. Karena keputusan ini harus
disebarluaskan terutama pada para pengawas dan pelaksana pekerjaan, maka peta-peta kerja
diperlukan kembali.

Peta Kerja

Analisa pekerjaan merupakan salah satu teknik yang sangat penting untuk memahami alur
dan detail dari pekerjaan tersebut. Dengan memahami hal tersebut, seorang analis dapat
melakukan evaluasi secara sistematis. Salah satu teknik yang sangat umum digunakan adalah
melalui visualisasi dengan penggambaran peta kerja. Teknik evaluasi ini akan menghasilkan
ilustrasi dan rangkuman dari suatu pekerjaan yang dianalisa pekerjaan tersebut akan dirinci
satu per satu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau sering disebut elemen-elemen
kerja. Dengan demikian seorang analis dapat mengidentifikasi bagian mana dari pekerjaan
tersebut yang berpotensi untuk diperbaiki.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


3 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas.
Melalui peta kerja, seseorang bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh
suatu benda kerja mulai masuk ke pabrik kemudian semua langkah yang dialaminya seperti
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya menjadi suatu
produk. Dengan adanya peta kerja ini, seseorang dapat menganalisa metode kerja yang
diterapkan sekarang.

Informasi-informasi yang didapatkan melalui peta kerja antara lain:


a. Benda kerja, berupa gambar kerja, jumlah dan spesifikasi material, dimensi/ukuran
pekerjaan.
b. Jenis proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin, peralatan produksi, tooling.
c. Waktu operasi (waktu standar) untuk setiap proses atau elemen kegiatan di samping total
waktu penyelesaiannya.
d. Kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan.

Peta kerja dapat digunakan beberapa pendekatan untuk analisa antara lain:
1. Menggunakan algoritma tertentu seperti untuk menganalisa jalur perakitan dapat
digunakan algoritma Line balancing 
2. Menggunakan checklist sebagai panduan untuk mengevaluasi proses yang ada saat
ini 
3. Melalui diskusi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan proses kerja tersebut
atau dengan ahli, bertujuan untuk menemukan potensi perbaikan untuk diterapkan
4. Melalui pemisahan antara proses yang memiliki nilai tambah (mencakup proses yang
menghasilkan perubahan pada produk) dan yang tidak memiliki nilai tambah (seperti
pengulangan, menunggu,  inspeksi yang tidak diperlukan, dan transportasi).

Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita
dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah
dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain kita bisa menghilangkan
operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya,
menemukan suatu urut-urutan kerja atau proses produksi yang lebih baik, menentukan mesin
yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antar operasi dan sebagainya.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


4 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara
keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu
pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja. Dengan demikian  peta-peta
kerja merupakan alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus
seseorang dapat mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode
kerja.

Lambang-lambang dalam Peta Kerja

Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilbreth.
Pada saat itu untuk membuat suatu peta kerja, Gilbreth mengusulkan 40 buah lambang yang
bisa dipakai. Pada tahun berikutnya jumlah lambang tersebut disederhanakan sehingga hanya
tinggal 4 macam saja. Namun pada tahun 1947, American Society of Mechanical Engineers
(ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang
merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilbreth. Penjelasan
lambang-lambang tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Simbol-simbol Yang Digunakan Pada Peta Kerja

Deskripsi Lambang Keterangan


Benda kerja mengalami
perubahan sifat (baik
secara fisik maupun
kimiawi) atau menerima/
mengirimkan informasi
pada suatu keadaan.
Operasi
Contoh:
Mengerut kayu dengan
mesin serut, memotong
bahan dengan gergajo,
merakit komponen-
komponen produk.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


5 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tabel 1 Simbol-simbol Yang Digunakan Pada Peta Kerja

Deskripsi Lambang Keterangan


Benda kerja, pekerja atau
peralatan mengalami
perpindahan tempat yang
bukan merupakan bagian
dari kegiatan operasi.
Transportasi
Contoh:
Benda kerja diangkut dari
mesin bubut untuk operasi
selanjutnya.
Benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan,
Pemeriksaan baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
Contoh: memeriksa warna
komponen.
Benda kerja, pekerja atau
perlengkapan tidak
mengalami/ melakukan
Menunggu aktivitas apapun.
Contoh: Besi bulat
mengalami antrian
sebelum diproses pada
mesin bubut.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


6 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tabel 1 Simbol-simbol Yang Digunakan Pada Peta Kerja

Deskripsi Lambang Keterangan


Benda kerja disimpan
untuk jangka waktu
Penyimpanan tertentu dan memerlukan
izin/ otoritas tertentu untuk
mengambilnya kembali.
Contoh: Bahan baku
disimpan dalam gudang,
Produk jadi disimpan
dalam gudang

Aktivitas operasi dan


pemeriksaan dilakukan
secara bersamaan dalam
Aktivitas Gabungan satu tempat kerja.
Contoh: Kursi dicat sambil
diperiksa ketebalan
warnanya.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


7 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1 Penjelasan Lambang-lambang Yang Digunakan Pada Peta Kerja

Macam-macam Peta Kerja

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


8 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pada dasarnya peta kerja dapat dibagi dalam 2 kelompok besar berdasarkan kegiatannya,
yaitu:
1. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja keseluruhan,
apabila kegiatan kerja melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan
untuk membuat produk yang bersangkutan. Peta kerja keseluruhan menggambarkan
kegiatan yang mencakup proses yang terjadi secara luas, sehingga sebagian besar
kegiatan pabrik secara garis besar tergambarkan. Yang termasuk kelompok kegiatan
kerja keseluruhan adalah:
a. Peta Rakitan (Assembly Chart)
b. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
c. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
d. Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Process Chart)
e. Diagram Aliran (Flow Diagram)

2. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat, apabila
kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan
orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Peta kerja setempat lebih memfokuskan
kegiatan yang terjadi pada sebagian kecil dari kegiatan yang terjadi di pabrik.
Kegiatan ini terjadi pada apa yang disebut dengan stasiun kerja setempat, yang
melibatkan fasilitas yang lebih terbatas dan spesifik. Yang termasuk kelompok
kegiatan kerja setempat:
a. Peta Pekerja dan Mesin (man and machine chart)
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (the left and right chart)

Metodologi analisis dan perbaikan kerja terdiri dari:


1. Analisis dan perbaikan kerja dilakukan berdasarkan fakta-fakta kondisi kerja yang ada
secara sistematis dan ilmiah. Peta-peta kerja merupakan alat yang digunakan untuk
menggambarkan fakta-fakta tersebut dan untuk mempermudah analisis.

2. Secara garis besar, perbaikan sistem kerja dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


9 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
a. Membuat peta-peta kerja keseluruhan kondisi sekarang.
b. Membuat peta-peta kerja setempat kondisi sekarang.
c. Membuat rancangan peta-peta kerja setempat yang baru.
d. Membuat peta-peta kerja keseluruhan berdasarkan rancangan peta-peta kerja
setempat yang baru

Daftar Pustaka

Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Tata Cara Kerja,
Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.

Yanto., Ngaliman, B. (2006). Ergonomi Dasar-dasar Studi Waktu dan Gerakan Untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja, ANDI, Yogyakarta.

Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi – Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Cetakan ke empat. Penerbit Guna Widya. Surabaya.

Zadry, H. R., Susanti, L., Yuliandra, B., Jumeno, D. (2015). Analisis Perancangan Sistem
Kerja, Andalas University Press, Padang.

Freivalds, A., Niebel, B.,W. (2009). Niebel’s Methods, Standards, and Work Design,
McGraw-Hill Companies, New York

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2015). Teknik Industri


Analisa Perancangan Kerja. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


10 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai