Anda di halaman 1dari 27

PENELITIAN DOSEN YAYASAN/DPK

APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA KONSTRUKSI

JEMBATAN PANGO, BANDA ACEH

OLEH:
Dr. Hafnidar A. Rani, ST., MM.

BIDANG KAJIAN: TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
Maret, 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bertambahnya penduduk akibat angka kelahiran dan urbanisasi yang

semakin tinggi, mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi

dituntut dapat memenuhi peningkatan pergerakan lalu lintas yang ada dengan

didukung oleh prasarana yang memadai yaitu kapasitas dan struktur jalan.

Dengan kondisi demikian maka diperlukan sarana penghubung transportasi antar

daerah sehingga memudahkan lalu lintas untuk melakukan berbagai aktivitas di

berbagai daerah.

Perkembangan teknologi yang semakin maju, berkembang pula

konstruksi jalan dan jembatan dengan berbagai jenis dan tipe yang disesuaikan

dengan situasi lalu lintas setempat. Pembangunan jalan dan jembatan dilakukan

karena jumlah kendaraan yang padat di ruas jalan, sehingga kapasitas jalan

sudah tidak terpenuhi lagi. Disamping itu juga terkait pemafaatan ruang kota

yang secara terinci, yang disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam

pelaksanaan program pembangunan.

Dalam rangka usaha untuk meningkatkan pelayanan jalan, sehingga

pengguna jalan dapat merasa aman dan nyaman menggunakannya, maka salah

satu pembangunan yang sedang dilaksanakan di Banda Aceh adalah Jembatan

Pango yaitu Jembatan Baru Terusan Jalan T. Nyak Makam – Santan dengan tipe

struktur atas beton presstress dibangun sepanjang 213,82 meter dengan biaya

pembangunan sebesar Rp. 21.2 miliar dari dana APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara). Kondisi lingkungan juga dipandang akan mempengaruhi

metode pelaksanaan dan biaya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek

tersebut.

Hafnidar A Rani Page 1


Salah satu teknik yang terkenal dan memiliki potensi keberhasilan cukup

besar dalam mengendalikan biaya adalah rekayasa nilai (value engineering).

Value engineering merupakan evaluasi sistematis atas desain engineering suatu

proyek untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi bagi setiap uang yang

dikeluarkan dan mengkaji berbagai komponen kegiatan dalam kaitannya antara

biaya terhadap fungsinya dengan tujuan untuk mendapatkan penurunan biaya

proyek secara keseluruhan. Teknik ini menggunakan pendekatan dengan

menganalisis nilai terhadap fungsinya. Proses yang ditempuh adalah

menekankan pengurangan biaya sejauh mungkin dengan tetap memelihara

kualitas serta reliabilitas yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa

masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menerapkan metode value engineering dapat

menghasilkan biaya pelaksanaan yang lebih ekonomis?

2. Tipe jembatan manakah yang memberikan hasil paling ekonomis?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk menentukan struktur atas

Jembatan Pango, Banda Aceh. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan sesuatu yang optimal bagi sejumlah uang yang

dikeluarkan dan akan membantu membedakan serta memisahkan antara

yang diperlukan dan yang tidak diperlukan dimana dapat dikembangkan

alternatif yang memenuhi keperluan dengan biaya yang terendah.

Hafnidar A Rani Page 2


2. Untuk menentukan biaya pelaksanaan yang paling ekonomis diantara

alternatif tipe jembatan yang diteliti dengan memperhatikan lingkungan

setempat.

1.4 Batasan Penelitian

Adapun beberapa batasan penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan hanya pada struktur atas yaitu gelagar jembatan.

2. Alternatif tipe jembatan yang digunakan adalah struktur rangka baja.

3. Dari tipe jembatan yang digunakan sebagai perbandingan, semuanya

menggunakan beban dan dimensi yang sama.

1.5 Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan alternatif Rencana Anggaran Biaya (RAB)

yang dapat digunakan untuk pembangunan struktur atas jembatan yaitu struktur

rangka baja sebesar Rp. 9.208.547.668,81. Penghematan biaya alternatif didapat

dari selisih nilai RAB yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 1.411.636.668,36 atau

13,3%.

Rekomendasi dari hasil value engineering ini maka struktur rangka baja

merupakan alternatif terbaik yang digunakan untuk struktur jembatan atas Pango

Banda Aceh. Diharapkan dalam pemilihan struktur atas jembatan sebaiknya

teknik value engineering ini dapat diterapkan pada tahap perencanaan, agar

dapat memberikan nilai yang optimal dengan biaya yang efisien.

Hafnidar A Rani Page 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan kepustakaan ini akan mengemukakan beberapa teori dan

rumus-rumus yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dan pendekatan-

pendekatan dengan meninjau aspek-aspek yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.1. Manajemen Proyek

Konsep manajemen proyek merupakan buah pemikiran tentang

manajemen yang ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek,

juga menciptakan keterkaitan yang erat antara perencanaan dan pengendalian.

Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan pengelolaan

yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek.

Menurut Soeharto (1999) manajemen proyek adalah proses

merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih

jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus

kegiatan) vertikal maupun horizontal.

2.2. Rekayasa Nilai (Value Engineering)

Soeharto (1997) berpendapat bahwa rekayasa nilai adalah usaha yang

terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah

diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan

memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling

ekonomis). Dengan kata lain, value engineering bermaksud memberikan sesuatu

yang optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan, dengan menggunakan teknik

yang sistematis untuk menganalisis dan mengendalikan total biaya produk.

Hafnidar A Rani Page 4


2.3. Nilai, Biaya dan Fungsi

Rekayasa nilai memusatkan analisis pada masalah nilai terhadap

fungsinya, bukan sekedar analisis biaya. Dalam hal ini dicari biaya terendah yang

dapat memenuhi fungsinya (Soeharto, 1997).

2.3.1. Nilai

Arti nilai (value) sulit dibedakan dengan biaya (cost) atau harga (price).

Dalam pembahasan rekayasa nilai, value hanya dikaitkan dengan ekonomi.

Pengertian mengandung value dibedakan dengan cost karena hal-hal sebagai

berikut:

a. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya, sedangkan harga

atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponen-

komponen yang membentuk barang tersebut.

b. Ukuran nilai condong ke arah subyektif, sedangkan biaya tergantung

kepada angka (monetary value) pengeluaran yang telah dilakukan untuk

mewujudkan barang tersebut.

2.3.2. Biaya

Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan

dalam mengembangkan, memproduksi, dan aplikasi produk. Penghasil produk

selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, realibilitas, dan

maintainability, karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai.

Biaya pengembangan merupakan komponen yang cukup besar dari total

biaya. Sedangkan perhatian terhadap biaya produksi amat diperlukan karena

sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu (unnecessary cost).

Hafnidar A Rani Page 5


2.3.3. Fungsi

Pemahaman akan arti fungsi amat penting dalam value engineering,

karena fungsi akan menjadi obyek utama dalam hubungannya dengan biaya.

Untuk mengidentifikasinya L. D. Miles menerangkan sebagai berikut:

a. Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu terwujud.

b. Fungsi kedua, adalah kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi

fungsi dasar, tetapi diperlukan untuk menunjangnya.

Adapun hubungan antara nilai, biaya, dan fungsi yang dijabarkan oleh

Soeharto (1997) dengan memakai rumus-rumus berikut:

a. Bagi produsen: Nilai = Fungsi ………………………………………...(2.1)


Biaya

b. Bagi konsumen: Nilai = Faedah ………………………………………..(2.2)


Biaya

Dari rumus di atas maka nilai dapat ditingkatkan dengan cara sebagai

berikut:

a. Meningkatkan fungsi atau faedah dengan tidak menambah biaya.

b. Mengurangi biaya dengan mempertahankan fungsi atau faedah.

c. Kombinasi a dan b.

2.4. Rencana Kerja Value Engineering

Lima tahapan rencana kerja value engineering menurut Chandra (2014)

adalah sebagai berikut:

1. Tahap informasi (information phase)

2. Tahap kreatif (creative phase)

3. Tahap analisis (analysis phase)

4. Tahap pengembangan (development phase)

5. Tahap presentasi (presentation phase)

Hafnidar A Rani Page 6


2.5. Analisis Potensi

Dalam pemilihan lingkup pekerjaan yang akan dilakukan rekayasa nilai

dapat diarahkan pada item pekerjaan yang memberikan nilai berharga tinggi

tanpa harus melakukan analisa pada semua item pekerjaan. Salah satunya

dapat menggunakan hukum distribusi pareto, seperti yang tergambar di bawah

ini:

Gambar 2.1. Hukum Distribusi Pareto (Chandra, 2014)

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa untuk mendapatkan item pekerjaan

yang dimaksud maka 20% item pekerjaan memberikan nilai 80% dari biaya total.

2.6. Waktu Penetapan Value Engineering

Penerapan value engineering harus dimulai pada tahap perencanaan.

Sebab mempunyai fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-

perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perencanaan ulang.

Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan

Hafnidar A Rani Page 7


perubahan-perubahan akan bertambah sampai akhirnya pada suatu titik yang

tidak mempunyai penghematan biaya yang dapat dicapai. Menurut Soeharto

(1997), gambaran tentang penghematan biaya selama berlangsugnya proyek

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2. Potensi Penghematan oleh Rekayasa Nilai (Soeharto, 1997)

Dari Gambar 2.2 di atas terlihat penggunaan value engineering jika

semakin dekat dengan titik impas maka proyek akan mengalami kerugian karena

kehilangan potential saving (potensial penghematan). Garis potential saving

terlihat semakin turun. Proses kegiatan proyek tersebut dengan biaya yang ada

akan semakin naik. Potensi penghematan akan terus turun sesuai dengan

perubahan-perubahan perencanaan baru dalam pelaksanaan proyek.

2.7. Jembatan

Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang

berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya

rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran

Hafnidar A Rani Page 8


irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-

lain.

2.7.1. Jenis Jembatan

Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe

struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan

kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada

konstruksi yang mutakhir.

Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Jembatan jalan raya (highway bridge)

2. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)

3. Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)

Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Jembatan di atas sungai atau danau

2. Jembatan di atas lembah

3. Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)

4. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)

5. Jembatan di dermaga (jetty)

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, antara lain:

1. Jembatan kayu (log bridge)

2. Jembatan beton (concrete bridge)

3. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)

4. Jembatan baja (steel bridge)

5. Jembatan komposit (compossite bridge)

Hafnidar A Rani Page 9


Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, antara lain:

1. Jembatan plat (slab bridge),

2. Jembatan plat berongga (voided slab bridge)

3. Jembatan gelagar (girder bridge)

4. Jembatan rangka (truss bridge)

5. Jembatan pelengkung (arch bridge)

6. Jembatan gantung (suspension bridge)

7. Jembatan kabel (cable stayed bridge)

8. Jembatan cantilever (cantilever bridge)

2.7.2. Struktur Jembatan

Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian

yaitu struktur atas dan struktur bawah.

1. Struktur atas (superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban

langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan,

beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi:

a. Trotoar:

 Sandaran dan tiang sandaran

 Peninggian trotoar (kerb)

 Slab lantai trotoar

b. Slab lantai kendaraan

c. Gelagar (girder)

d. Balok diafragma

Hafnidar A Rani Page 10


e. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)

f. Tumpuan (bearing)

2. Struktur bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas

dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan

hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian

disalurkan ke pondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh

pondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya meliputi:

a. Pangkal jembatan (abutment)

 Dinding belakang (back wall)

 Dinding penahan (breast wall)

 Dinding sayap (wing wall)

 Oprit, plat injak (approach slab)

 Konsol pendek untuk jacking (corbel)

 Tumpuan (bearing)

b. Pilar jembatan (pier)

 Kepala pilar (pier head)

 Pilar (pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal

 Konsol pendek untuk jacking (corbel)

 Tumpuan (bearing)

c. Pondasi

Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke

tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, pondasi

abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis, antara lain:

Hafnidar A Rani Page 11


 Pondasi telapak (spread footing)

 Pondasi sumuran (caisson)

 Pondasi tiang (pile foundation):

- Tiang pancang kayu (log pile)

- Tiang pancang baja (steel pile)

- Tiang pancang beton (reinforced concrete pile)

- Tiang pancang beton prategang pracetak (precast prestressed

concrete pile), spun pile

- Tiang beton cetak di tempat (concrete cast in place), borepile,

franky pile

- Tiang pancang komposit (compossite pile)

Hafnidar A Rani Page 12


BAB III
METODE PENELITIAN

Suatu penelitian merupakan proses yang terdiri dari beberapa tahap

untuk menentukan tahapan selanjutnya. Oleh karena itu diperlukan urutan

langkah-langkah yang merupakan diagram alir penelitian. Adapun diagram alir ini

dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.3.1.

3.1. Obyek dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Jembatan Pango yang menghubungkan

Jembatan Baru Terusan Jalan T. Nyak Makam – Santan Banda Aceh sepanjang

213,82 meter, dengan tinjauan struktur atas jembatan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran A.3.2. Dalam hal ini dilakukan pemilihan tipe jembatan

yang paling ekonomis dengan membandingkan ketiga tipe yaitu rangka baja,

baja komposit dan beton konvensional dengan yang direncanakan yaitu struktur

beton prestress.

3.2. Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder

diantaranya lokasi proyek, gambar desain dan Rencana Anggaran Biaya, seperti

yang terlampir pada Lampiran B.3.1.

3.3. Teknik Analisis Data

Analisis value engineering dilakukan terhadap tiga tipe jembatan (rangka

baja, baja komposit dan beton konvensional) dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

Hafnidar A Rani Page 13


1. Tahap informasi

Tahap ini mengumpulkan semua informasi dan data yang diperlukan

seperti Rencana Anggaran Biaya, gambar rencana jembatan dan lain-lain

untuk dilakukan analisis fungsi dengan mengelompokkan tahap-tahap

pelaksanaan pekerjaan struktur atas jembatan dan menentukan potensi

biaya yang akan dilakukan value engineering.

2. Tahap kreatif

Pada tahap ini pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan ide-ide

alternatif penggunaan tipe jembatan rangka baja, baja komposit dan

beton konvensional, untuk dilakukan perhitungan Rencana Anggaran

Biaya.

3. Tahap analisis

Untuk menentukan alternatif mana yang dipilih, maka diperlukan

pertimbangan kriteria penilaian yaitu:

a. Biaya

b. Mutu material

c. Waktu pelaksanaan

d. Kemudahan pelaksanaan

e. Sarana kerja

f. Tenaga kerja

g. Teknologi

Hafnidar A Rani Page 14


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian rekayasa nilai terhadap

struktur atas jembatan Pango Banda Aceh beserta pembahasannya.

4.1. Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan biaya terhadap pekerjaan-pekerjaan struktur atas

jembatan dan dari beberapa alternatif yang diperoleh dengan menganalisis

potensi untuk penghematan biaya, maka dapat ditentukan item-item pekerjaan

yang dilakukan rekayasa nilai.

4.1.1. Analisis Potensi

Adapun item-item pekerjaan dan biaya pada proyek pembangunan

konstruksi Jembatan Baru Terusan Jalan T. Nyak Makam – Santan Banda Aceh

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Pekerjaan Jumlah Harga (Rp)


1 Umum 416.884.180,00
2 Drainase 253.553.653,21
3 Pekerjaan tanah 1.515.840.791,56
4 Pekerjaan perkerasan dan bahu jalan 96.266.905,35
5 Perkerasan berbutir 1.253.516.196,60
6 Perkerasan aspal 3.503.087.739,30
7 Struktur 10.620.184.337,17
8 Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor 3.541.606.817,80
Total 21.200.940.620,99
Dibulatkan 21.200.940.621,00

Hafnidar A Rani Page 15


Tahap awal yang dilakukan rekayasa nilai adalah memilih jenis pekerjaan

yang memerlukan dana paling besar dan mempunyai potensi untuk

penghematan biaya. Analisis potensi dilakukan untuk menentukan item-item

pekerjaan yang cukup signifikan untuk dianalisa dengan menggunakan hukum

distribusi pareto, yaitu pada 20% item pekerjaan yang memberikan nilai 80% dari

biaya total. Grafik hasil pendistribusian nilai pareto dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 4.1. Distribusi Nilai Pareto pada pekerjaan konstruksi Jembatan Pango
(Jembatan Baru Terusan Jalan T. Nyak Makam – Santan Banda
Aceh)

Berdasarkan Gambar grafik pareto di atas menunjukkan bahwa pekerjaan

struktur pada bangunan atas jembatan sebesar Rp. 10.620.184.337,17 yang

dilakukan rekayasa nilai.

4.1.2. Analisis Rekayasa Nilai

Adapun tahapan dalam menganalisis rekayasa nilai pada pekerjaan

struktur pada bangunan atas jembatan adalah: tahap informasi, tahap kreatif dan

tahap analisa.

Hafnidar A Rani Page 16


1. Tahap informasi

Pekerjaan pembangunan konstruksi Jembatan Baru Terusan ini bertujuan

untuk menghubungkan sarana dan prasarana transportasi agar memudahkan

hubungan lalu lintas. Proyek ini didanai oleh APBN tahun 2012. Lokasi proyek

terletak di Jalan T. Nyak Makam – Santan Banda Aceh dengan total biaya proyek

sebesar Rp. 21.200.940.621,00 (Dua Puluh Satu Milyar Dua Ratus Juta

Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu Enam Ratus Dua Puluh Satu Rupiah). Denah

Jembatan Baru Terusan Jalan T. Nyak Makam – Santan Banda Aceh dan lokasi

proyek dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.3.

Tabel 4.2 Desain Awal Pekerjaan Struktur

No Uraian Pekerjaan Struktur Harga (Rp)


1 Beton K-350 1.396.832.194,60
2 Beton K-250 940.966.008,78
3 Beton K-175 1.039.385.617,20
4 Beton K-125 13.000.884,40
Unir pracetak gelagar type I bentang 16,6 m 1.871.036.011,13
5
(termasuk pengangkutan & erection)
6 Baja tulangan BJ 24 polos 59.496.250,00
7 Baja tulangan BJ 39 ulir 1.663.839.331,00
Pengadaan tiang pancang beton prategang 776.362.613,40
8
pracetak ukuran/diameter 500 mm
Pemancangan tiang pancang beton prategang 338.353.359,96
9
pracetak ukuran/diameter 500 mm
10 Pasangan batu 341.527.603,20
11 Pasangan batu kosong yang diisi adukan 43.529.570,00
12 Bronjong 169.620.000,00
13 Expansion joint type asphaltic plug 576.085.356,00
14 Sandaran (railing) 261.817.600,00
15 Ornamen sandaran (railing) jembatan 1.028.896.000,00
16 Pelindung kabel utilitas PVC diameter 4 inchi 38.885.000,00
17 Pasir isian tiang pancang 22.500.000,00
18 Papan nama jembatan 3.700.000,00
19 Pembongkaran pasangan batu 3.503.500,00
20 Pembongkaran beton 6.504.437,50
21 Pembongkaran beton pratekan 8.626.750,00
22 Geotextile untuk perkuatan tanah 15.716.250,00
Total 10.620.184.337,17

Hafnidar A Rani Page 17


Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah biaya

pekerjaan struktur pada bangunan atas jembatan yaitu sebesar Rp.

10.620.184.337,17. Panjang bentang jembatan 16,60 m, terdiri dari beberapa

bagian pekerjaan yaitu pekerjaan tanah yang terdiri dari pekerjaan galian,

pekerjaan struktur diantaranya bangunan bawah jembatan yang terdiri dari

abutmen dan pilar, struktur atas jembatan dan pekerjaan aspal.

Tabel 4.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur

No Uraian Pekerjaan Cost (Rp) Worth (Rp)


1 Beton K-350 1.396.832.194,60 -
2 Beton K-250 940.966.008,78 -
3 Beton K-175 1.039.385.617,20 -
4 Beton K-125 13.000.884,40 -
5 Unit pracetak gelagar type 1.871.036.011,13 1.871.036.011,13
I bentang 16,6 m
(termasuk pengangkutan
& erection)
6 Baja tulangan BJ 24 polos 59.496.250,00 59.496.250,00
7 Baja tulangan BJ 39 ulir 1.663.839.331,00 1.663.839.331,00
8 Pengadaan tiang pancang 776.362.613,40 776.362.613,40
beton prategang pracetak
ukuran/ diameter 500 mm
9 Pemancangan tiang 338.353.359,96 338.353.359,96
pancang beton prategang
pracetak ukuran/diameter
500 mm
10 Pasangan batu 341.527.603,20 -
11 Pasangan batu kosong 43.529.570,00 -
yang diisi adukan
12 Bronjong 169.620.000,00 -
13 Expansion joint type 576.085.356,00 -
asphaltic plug
14 Sandaran (railing) 261.817.600,00 -
15 Ornamen sandaran 1.028.896.000,00 -
(railing) jembatan
16 Pelindung kabel utilitas 38.885.000,00 -
PVC diameter 4 inchi
17 Pasir isian tiang pancang 22.500.000,00 -
18 Papan nama jembatan 3.700.000,00 -
19 Pembongkaran pasangan 3.503.500,00 -
batu
20 Pembongkaran beton 6.504.437,50 -
21 Pembongkaran beton 8.626.750,00 -
pratekan
22 Geotextile untuk 15.716.250,00 -
perkuatan tanah
Total 10.620.184.337,17 4.709.087.565,49
Rasio Cost/worth 10.620.184.337,17 / 4.709.087.565,49 = 2,25

Hafnidar A Rani Page 18


Pemilihan tipe struktur atas jembatan sangat mempengaruhi

pembangunan suatu jembatan. Terdapat alternatif tipe struktur yang dapat

digunakan pada konstruksi jembatan selain tipe beton prestress yaitu tipe rangka

baja.

Analisis fungsi pada tahap informasi ini dilakukan untuk memperoleh rasio

cost/worth, sehingga dapat ditentukan pekerjaan-pekerjaan yang perlu

direkayasa nilai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran perhitungan.

Dari Tabel 4.3 di atas menunjukkan analisis fungsi pekerjaan struktur diperoleh

cost/worth sebesar 2,25.

2. Tahap Kreatif

Tahap kreatif dalam value engineering merupakan tahap melakukan

alternatif dari semua segmen dengan berbagai keunggulan sehingga didapatkan

hasil yang optimal. Dari tipe struktur atas jembatan rangka baja dilakukan

perhitungan Rencana Anggaran Biaya. Hasil perhitungan alternatif tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Dari alternatif jembatan rangka baja pada Tabel 4.4 menghasilkan biaya

sebesar Rp. 9.208.547.668,81. Hal ini menunjukkan bahwa total biaya untuk tipe

jembatan rangka baja lebih efisien daripada tipe jembatan beton prestres

sebesar Rp. 10.620.184.337,17.

Hafnidar A Rani Page 19


Tabel 4.4 Desain Alternatif Pekerjaan Struktur

Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Cost (Rp)
(Rp)
1 Beton K-350 M3 580,00 2.408.331,37 1.396.832.194,60
2 Beton K-250 M3 433,00 2.173.131,66 940.966.008,78
3 Beton K-175 M3 630,00 1.649.818,44 1.039.385.617,20
4 Beton K-125 M3 20,00 650.044,22 13.000.884,40
5 Unit pracetak gelagar type I Buah 11,00 54.861.228,82 603.473.517,02
bentang 16,6 m (termasuk
pengangkutan & erection)
6 Pengadaan tiang pancang Kg 7.656,00 154.586,41 1.183.513.556,87
baja ukuran/ diameter 500
mm (t=12 mm)
7 Pengadaan tiang pancang M’ 1.276,00 608.434,65 776.362.613,40
beton prategang pracetak
ukuran/ diameter 500 mm
8 Pemancangan tiang M’ 1.276,00 265.167,21 338.353.359,96
pancang beton bertulang
pracetak ukuran/diameter
500 mm
9 Pemancangan tiang M’ 1.276,00 310.147,22 395.747.849,89
pancang pipa baja
ukuran/diameter 500 mm
(t=12 mm)
10 Pasangan batu M3 560,00 609.870,72 341.527.603,20
11 Pasangan batu kosong M3 100,00 435.295,70 43.529.570,00
yang diisi adukan
12 Bronjong M3 400,00 424.050,00 169.620.000,00
13 Expansion joint type M’ 198,00 2.909.522,00 576.085.356,00
asphaltic plug
14 Sandaran (railing) M’ 640,00 409.090,00 261.817.600,00
15 Ornamen sandaran (railing) Buah 316,00 3.256.000,00 1.028.896.000,00
jembatan
16 Pelindung kabel utilitas M’ 700,00 55.550,00 38.885.000,00
PVC diameter 4 inchi
17 Pasir isian tiang pancang M3 150,00 150.000,00 22.500.000,00
18 Papan nama jembatan Buah 2,00 1.850.000,00 3.700.000,00
19 Pembongkaran pasangan M3 25,00 140.140,00 3.503.500,00
batu
20 Pembongkaran beton M3 25,00 260.177,50 6.504.437,50
21 Pembongkaran beton M3 25,00 345.070,00 8.626.750,00
pratekan
22 Geotextile untuk perkuatan M2 500,00 31.432,50 15.716.250,00
tanah
Total 9. 208.547.668,81

3. Tahap Analisa

Beberapa kriteria yang dianggap relevan dalam memilih tipe struktur atas

jembatan adalah: biaya, mutu material, waktu pelaksanaan, kemudahan

pelaksanaan, sarana kerja, tenaga kerja dan teknologi. Pada tabel di bawah ini

Hafnidar A Rani Page 20


dapat dilihat keuntungan dan kerugian dari alternatif terpilih yaitu tipe rangka baja

berdasarkan kriteria.

Tabel 4.5 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Tipe Rangka Baja


Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Keuntungan Kerugian


1 Biaya Lebih murah -
2 Mutu material Terjamin -
3 Waktu - Berpengaruh pada kondisi
pelaksanaan kondisi cuaca dan
lingkungan kerja
4 Kemudahan - Pelaksanaan yang sulit
pelaksanaan karena memerlukan tingkat
keahlian yang tinggi
5 Sarana kerja Tidak membutuhkan -
banyak sarana kerja
6 Tenaga kerja Tidak membutuhkan -
tenaga kerja dalam jumlah
yang banyak
7 Teknologi - Memerlukan teknologi yang
tinggi

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis potensi merujuk pada diagram pareto Gambar

4.2 memberikan nilai 17,62% dari biaya total untuk pekerjaan gelagar jembatan

Pango yang berpotensi untuk dilakukan rekayasa nilai.

Hasil analisis fungsi diperoleh nilai cost/worth sebesar 2,25. Berdasarkan

analisis ini maka selanjutnya dianalisis kembali karena akan dapat memberikan

nilai penghematan dengan membuat alternatif lainnya.

Hafnidar A Rani Page 21


100
90
80
70
% Item Biaya

60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
% Item Pekerjaan

Gambar 4.2. Kurva Hubungan % Item Pekerjaan dengan % Item Biaya

Dari alternatif tersebut didapatkan bahwa tipe rangka baja merupakan

alternatif terbaik dibandingkan alternatif lainnya karena mempunyai nilai lebih

unggul pada kriteria mutu material, waktu pelaksanaan, kemudahan

pelaksanaan, sarana kerja, tenaga kerja, dan teknologi.

Hafnidar A Rani Page 22


BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis terhadap value engineering

pada konstruksi struktur atas Jembatan Pango yaitu Jembatan Baru Terusan

Jalan T. Nyak Makam – Santan Banda Aceh, maka dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Hasil analisis Pareto, pada 17,62% item pekerjaan adalah divisi struktur

yaitu pada pekerjaan pembangunan bangunan atas jembatan berpotensi

untuk dilakukan rekayasa nilai.

2. Hasil analisis fungsi diperoleh nilai cost/worth sebesar 2,25. Pemilihan

tipe struktur atas jembatan berdasarkan alternatif-alternatif untuk

mendapatkan penghematan biaya yang lebih besar daripada biaya awal

tanpa mengurangi nilai dan fungsi dari bangunan itu sendiri yaitu struktur

rangka baja.

3. Hasil analisis biaya dari tipe struktur rangka baja diperoleh sebesar

Rp. 9.208.547.668,81, sedangkan struktur beton prestress sebesar Rp.

10.620.184.337,17.

4. Penghematan biaya pada struktur rangka baja sebesar

Rp. 1.411.636.668,36 atau sebesar 13,3%.

5. Dengan demikian potensi penghematan dapat dicapai dengan

menerapkan value engineering pada konstruksi Jembatan Pango ini

menjadi 19.789.303.952,64 dari total anggaran biaya proyek sebesar Rp.

21.200.940.621,00.

Hafnidar A Rani Page 23


6. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penerapan value engineering

dirasa perlu dan dapat menghasilkan efisiensi biaya, terciptanya banyak

ide kreatif dan inovasi, serta nilai proyek yang lebih baik tanpa

mengurangi fungsi yang telah direncanakan.

7. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka untuk pekerjaan-

pekerjaan yang membutuhkan dana yang besar perlu dibentuk suatu tim

rekayasa nilai untuk melihat potensi penghematan yang dapat dilakukan

dari tahap awal proyek, sehingga diperoleh penghematan yang optimal

dari beberapa alternatif-alternatif yang dilakukan dan diharapkan dapat

berguna untuk merencanakan konstruksi jembatan berikutnya khususnya

di Banda Aceh.

Hafnidar A Rani Page 24


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 1997. Prosedur Penelitian – Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi
V). Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Litbang PU. (2012). Indonesia Butuh Banyak Jembatan. Balitbang,


Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
Berawi, M. A. (2014). Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi
Bangunan Gedung. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Ervianto, W. I. (2004). Teori - Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Jakarta,
Indonesia: Andi.
Chandra, S. (2014). Maximizing Construction Project and Investment Budget
Efficiency with Value Engineering. Jakarta: Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia.
Dewobroto, W. (2008). Perkembangan Jembatan di Indonesia.
http://wiryanto.wordpress.com/
Himawan, D. & Nugroho, W. P. (2008). Value Engineering Analysis Planning of
Blimbing Bridge Sukoharjo, Jawa Tengah. Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
Kodoatie, R. J. (2003). Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mahendra, S. (2004). Manajemen Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.
Nur, M. A. (2013). Perkembangan Jembatan dalam Zaman Modern. Teknik Sipil,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Ridwan. (2006). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan
Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.
Saptono, A. (2007). Analisis Penentuan Bangunan Atas Jembatan dengan
Metode Rekayasa Nilai. Yogyakarta: Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil,
Universitas Islam Indonesia.
Serambi Indonesia (2014). 2015 Pemko Bangun Fly Over. Edisi: Kamis, 20
November 2014. Banda Aceh.
Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek – Dari Konseptual Sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek – Dari Konseptual Sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Sukmana, F. & Vaza, H. (2008). Jembatan Indonesia: Sekarang dan Mendatang.
Direktorat Bima Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum.

Hafnidar A Rani Page 25


Bagan Alir Penelitian

Mulai

Tahap Informasi

Penentuan Kriteria

Analisis Potensi

Tahap Kreatif

Tidak
C/W > 1

Ya

Alternatif Terpilih

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Hafnidar A Rani Page 26

Anda mungkin juga menyukai