oleh :
TANTANGAN PENGELOLAAN
SISTEM TRANSPORTASI
• AKTIVITAS DAN DAMPAKNYA BERDIMENSI RUANG DAN WAKTU
– Tiap jenis aktivitas penyediaan dan/atau pengoperasian sarana-prasarana transportasi
pasti memberikan dampak positif sekaligus negative
– Jika dampak tidak segera ditangani maka skala dan luasan wilayah terkena dampak dapat
semakin besar
– Oleh krn itu segala dampak potensial harus diidentifikasi guna dipatntau dan dikelola
secara berkelanjutan
• TIAP UNSUR PEMBENTUK SISTEM TRANSPORTASI MEMILIKI
KETERBATASAN KAPASITAS / DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG
– Kapasitas ruas dan simpang jalan seringkali dibatasi oleh ketersediaan lahan sehingga laju
pertumbuhan jenis dan jumlah kendaraan bermotor dapat menurunkan kapasitas bagian
jalan
– Kinerja bagian jalan di koridor tertentu (contoh Soeharto-Sudirman / jalur Kuanino) dapat
terlampaui apabila tarikan dan bangkitan perjalanan akibat pertumbuhan jenis, jumlah,
skala dan kerapatan kegiatan social-eko sudah terlalu tinggi
lanjutan
TANTANGAN PENGELOLAAN
SISTEM TRANSPORTASI
• KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN
PENDANAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
– Lebar dan kualitas permukaan jalan seringkali buruk karena kemampuan
penyediaan dana pemeliharaan terbatas
– Kondisi ini diperburuk dg ketiadaan data base kondisi fungsional jalan shg
terdapat kesulitan pengelolaan ruas0ruas jalan strategis
• LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KENDARAAN
BERMOTOR YANG LEBIH CEPAT DARI KEMAMPUAN
PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN SARANA-PRASARANA
TRANSPORTASI
– Laju kerusakan permukaan jalan bersifat eksponensial karena kemampuan
pemeliharaan tidak seimbang dengan laju pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor (frekuensi lintasan dan tonase kendaraan)
Kapasitas Sistem Transportasi; dibatasi ruang dan waktu
Level 4/maksimum
Level 3
Level 2
Level 1
Tata Guna
Lahan
Aktivitas
Sarana-
Transportasi Prasarana
Transportasi
Level 1 Level 2 Level 1
Level 2
Level 3
Level 3
POLA PERJALANAN
[LANJUTAN ASPEK TANTANGAN PENGELOLAAN]
KELEMAHAN
Jumlah & lokasi titik konflik sangat tinggi, resiko kecelakaan & keselamatan perjalanan sangat
tinggi. Sebagian ruang milik jalan terokupasi permanen akibat lemahnya penyelenggaraan sistem
perijinan, posisi tawar lemah
PELUANG
Pemandangan laut yang alamiah & indah, ketersediaan lahan, tingkat kompromi masyarakat yang
tinggi; tidak semua ruang milik jalan sudah terokupasi
TANTANGAN
Pengendalian kerusakan lingkungan, penyediaan sekaligus peningkatan akses dan layanan publik
akan potensi aktivitas sosial-ekonomi pesisir
Lanjutannya:
CARA MENENTUKAN STRAEGI DENGAN MENGGUNAKAN MATRIX SWOT
TUGAS-3
AMATI PERSOALAN LALU LINTAS DI SEKITAR RUMAHMU
LALU TENTUKAN STRATEGI / KEBIJAKAN PENGENDALIANNYA
DENGAN MENGGUNAKAN MATRIX ANALISIS SWOT DIMANA
INPUT ANALISISNYA HRS MELIPUTI:
dalam Masyarakat
• Initially: Sosial-ekonomi trips (ke t4 kerja,
pendidikan, rekreasi, kunjungan keluarga, dll)
• Today: transport bukan lagi sekedar cara
berpindah, namun menunjukkan kualitas dan
manfaat perpindahan (physical and functional
connectivity)
• Even, kini mewakili gaya hidup
(Simbol perkembangan peradaban,
life style)
Peranan Ekonomi Sistem Transportasi
Place Utility Cost
Perbaikan komponen
A Rp
sistem transportasi
memungkinkan Pengurangan Biaya
peningkatan nilai Transportasi Akibat
dan keuntungan Perbaikan Sistem
distribusi komoditi Transportasi
di tujuan
perjalanan akibat : B Rp
1. Makin singkatnya
waktu
tempuh/perjalanan,
shg terjadi Perubahan Biaya
pengurangan biaya Transportasi per Satuan
C Rp
perjalanan Perubahan Panjang Jarak
Tempuh
2. Meningkatnya
frekuensi
perjalanan Jarak
(mobilitas) X1 X2
3. Memicu peningkatan
volume produksi &
distribusi
Peranan Ekonomi Sistem Transportasi lanjutan
• Perbaikan t3
komponen sistem Pengurangan Waktu
transportasi Tempuh Akibat
berdampak pada Perbaikan Sistem
pengurangan Transportasi
waktu tempuh t2
sehingga terjadi
peningkatan
frekuensi
perjalanan yang Perubahan Waktu
pada gilirannya Tempuh per Satuan
t1
Perubahan Panjang
berdampak pada Jarak Tempuh
peningkatan
volume distribusi
Jarak
komoditi = X1 X2
peningkatan
jumlah
keuntungan
Peranan Ekonomi
Sistem Transportasi lanjutan
– Quality Utility
• Perbaikan komponen sistem
transportasi berdampak pada
pengendalian jaminan keamanan,
keutuhan dan kualitas komoditi
yang dipindahkan serta lingkungan
transportasi sedemikian sehingga
mampu menjaga nilai jual produk /
komoditi (keuntungan penjualan) di
lokasi tujuan pemasaran
Peranan Ekonomi Sistem Transportasi resume
– Peningkatan pertumbuhan perekonomian akibat
peningkatan produksi sejalan dengan peningkatan
volume (kapasitas) angkut dan frekuensi perjalanan
– Peningkatan volume produksi = perluasan wilayah
pemasaran/panjang jarak perjalanan
– Peningkatan kegiatan ekonomi = mengikutsertakan
peningkatan mobilitas
# Transportasi memperbesar jangkauan terhadap sumber
alam/buatan sekaligus menciptakan kemudahan
penyediaan barang/jasa di tempat lain
# Transportasi memungkinkan pencapaian tujuan dalam
berbagai alternatif
Tugas-4 (kelompok @ 4 orang)
• Cara meningkatkan struktur perekonomian Kawasan
strategis ekonomi di tiap bagian wilayah kota / BWK
– Pilih BWK yang dinilai memiliki nilai ekonomis dari aspek wisata /
usaha ekonomis lainnya (baik yg sudah ada maupun yang masih
berupa lahan kosong)..mis: desa wisata Baumata, dll.
– Deskripsikan obyek / aspek ekonomis apa yang sudah ada dan yang
ingin ditingkatkan dan/atau direncanakan, plus alasannya
• Menciptakan pemerataan/persatuan
dengan mengurangi daerah terisolir
• Pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya
• Peningkatan mobilitas dalam
pelayanan keamanan dan ketahanan
nasional
• Kemudahan mobilisasi ke daerah bencana
Peranan Sistem Transportasi
SISTEM TRANSPORTASI MEMUNGKINKAN PERGERAKAN
PENUMPANG DAN BARANG DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT
LAINNYA.
MID TEST
8th Week
STRATEGI PENINGKATAN
KINERJA JARINGAN JALAN
POLA JARINGAN JALAN
POLA JARINGAN JALAN RADIAL DAN PADA PEMUSATAN AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI DI SIMPUL RADIAL
(CBD) BERDAMPAK PADA KEMACETAN AKIBAT PEMUSATAN TUJUAN PERJALANAN PADA CBD.
PERTUMBUHAN LALU LINTAS DENGAN DEMIKIAN DIKENDALIKAN DENGAN MENGEMBANGKAN
JARINGAN JALAN MENGIKUTI POLA RING – RADIAL. POLA RING-RADIAL TERSEBUT HENDAKNYA DIIKUTI
DENGAN PENGEMBANGAN STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN LAHAN YANG SESUAI DENGAN POLA
RING-RADIAL TERSEBUT SEDEMIKIAN SEHINGGA TERCIPTA SIMPUL-SIMPUL BARU DI SIMPUL-SIMPUL
PERTEMUAN POLA RADIAL DAN RING-RADIAL.
PERTUMBUHAN SIMPUL-SIMPUL BARU TERSEBUT AKAN MENDISTRIBUSIKAN PERJALANAN YANG PADA
GILIRANNYA AKAN MENYEIMBANGKAN BEBAN LALU LINTAS DI TIAP RUAS JALAN DI SELURUH SISTEM
JARINGAN JALAN PERKOTAAN.
MELALUI MEKANISME TERSEBUT :
1TERCIPTA PEMERATAAN PEMBANGUNAN (AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI TERDISTRIBUSI)
2MUNCULNYA SIMPUL-SIMPUL AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI YANG BARU AKAN MENDISTRIBUSIKAN
PERJALANAN (MENGURANGI KEPADATAN DAN KEMACETAN LALU LINTAS)
POLA KISI-KISI
• KELEBIHAN:
– AKSES DAN MOBILITAS Red Area
SANGAT sangat tinggi (rawan macet)
– Penataan kawasan
terhubung terkesan lebih
teratur dan rapi CBD
– Pengaturan hirarki jalan
lebih mudah
• KELEMAHAN :
– Butuh biaya pembangunan
yang jauh lebih besar
– Jumlah kawasan dengan
resiko kecelakaan (titik KISI-KISI
konflik) makin tinggi
– Kebisingan meningkat
POLA TRIBUTARY
• KELEBIHAN:
– AKSES relatif tinggi karena
aspek penatagunaan lahan Red Area
lebih flesibel (rawan macet)
– Potensi MOBILITAS tinggi
karena persebaran lokasi guna
lahan dalam pola mixed land
used CBD
• KELEMAHAN :
– Aspek keterhubungan dimensi
dan jaringan terbatas (banyak
jalan buntu)
– Jumlah kawasan dengan resiko
kecelakaan (titik konflik)
makin tinggi
– Pengembangan jaringan tidak
terpola dan sulit dalam perenc
rute angkutan umum
TRYBUTARI
Resume Pertemuan Minggu ke-8
• Pola jaringan jalan ikut membentuk tingkat aksesibilitas perjalanan
antar kawasan sehingga memengaruhi tujuan / frekuensi perjalanan
• Oleh karena itu struktur dan hirarki jaringan jalan harus selalu
direview secara regular / periodic, tergantung tingkat perubahan di
tiap elemen pembentuk system transportasi lainnya
• Metode / Cara
– Pengaturan jarak gerbang akses masuk/keluar persil
– Pengaturan arah / 1 arah untuk gerbang akses persil yang berdekatan
– Pembatasan/pengaturan jenis, jumlah dan skala serta kerapatan aktivitas
social-ekonomi di speanjang tepi jalan arteri
2. JALUR LAMBAT
• Kriteria Penyediaan
– Jalan arteri dengan banyak persil / akses
– Jalan arteri dengan level hambatan samping tinggi
• Kriteria Desain
– Lebar
– Kecepatan
– Tipe kendaraan yang dilayani
• Tujuan Penyediaan
– Pembatasan kecepatan
– Pemisahan kendaraan cepat dan lambat [R2/ sepeda]
• Aturan Pemanfaatan
– Larangan parkir di sepanjang jalur lambat
a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
Strategi Dasar
1.PEMBATASAN VOLUME
a. Pemberlakuan jalan 1 arah
b. Larangan lewat bagi kendaraan berat
2.PENINGKATAN KAPASITAS
a. Pelebaran jalan
b. Pembatasan hambatan samping jalan
a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
Strategi Dasar
1.Penurunan Volume
a. Pengaturan arah pergerakan / larangan belok kanan
b. Jalan 1 arah
2.Peningkatan Kapasitas
a. Pelebaran mulut simpang
b. Pembatasan hambatan samping jalan
a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
Strategi Dasar
1.Penurunan Volume
a. Jalan 1 arah
b. Larangan lewat kendaraan berat
2.Peningkatan Kapasitas
a. Pelebaran mulut simpang
b. Review waktu siklus dan/atau jumlah fase
LANJUTAN STRUKTUR DAN HIRARKI JAR JALAN
“PENGATURAN SISTEM LAYANAN ANGKUTAN
UMUM”
• RUTE
– Tumpang-tindih rute harus dihindarkan
– Load Factor di tiap rute harus relative sama
• JUMLAH ARMADA
– Waktu tunggu harus < 10 menit
– Tidak ada perilaku potong trayek
• KONFLIK DENGAN ASK-ONLINE
– Semua armada angkutan umum regular secara bertahap agar
terdaftar di kperasi angkutan shg system layanannya bisa
dikembangkan dengan model transaksi online
Tugas-9
(tugas kelompok, 5 kelompok, 1 kel 1 kecamatan)
• Gambarkan peta jaringan jalan di wil kec yang
ditinjau lalu tunjukkan pada peta tsb:
– Rute angkutan umum (jalur berapa) yang melintasi jl
arteri dan kolektor di kec tsb
– Pangkalan ojek ofline dan rute jalan local yang
dilayaninya
– Usulan pengembangan rute layanan angkutan umum
(jika diperlukan)
11th Week PENYEDIAAN & PENGATURAN FAS PJK
A. TROTOAR
a. Kerb dimaksudkan utk meminiumkan risiko fatalitas
b. Ramp dimaksudkan utk kenyamanan kelompok disabilitas
c. Pada kawasan tertentu digunakan sebagai pembatas fisik
parkir pada bahu jalan
B. TEMPAT TUNGGU
a. Bangunan: shelter / halte
b. Rambu: Tempat Pemberhentian Bus / TPB
B) TROTOAR
Kriteria Penyediaan trotoar didasarkan pada (DirjenHubDat, 1996):
•Karakteristik jumlah dan frekuensi pergerakan pejalan kaki.
•Jumlah pejalan kaki dihitung untuk setiap detik per meter jarak
tempuhnya sedangkan aspek frekuensi diperhitungkan terhadap intensitas
dan durasi perjalanan
•Kondisi pejalan kaki khususnya memperhitungkan aspek usia dan
kesehatan/kelengkapan anggota tubuh
•Jumlah kendaraan yang melintasi suatu kawasan
•Jumlah kejadian kecelakaan (≥ 5 kejadian/tahun)
•Permintaan/pengaduan masyarakat akan aspek keamanan dan
kenyamanan saat berjalan di suatu kawasan.
•Aspek keterhubungan dimensi dan fisik trotoar dan hubungannya dengan
jumlah, frekuensi dan intensitas serta durasi perjalanan
•Ketersediaan lahan
B) TROTOAR
Kriteria Desain
•Lebar trotoar rerata [m] dengan tinggi kerb [17-20
cm] HARUS SESUAI dengan standar minimal
untuk volume pergerakan (orang/jam) (Departemen
Pekerjaan Umum, 1990)
•Tata Letak / Trase: menerus di sepanjang jalan
kolektor dan/atau jalan dengan levelaktivitas pejalan
kaki [hambatan samping] tinggi
TROTOAR
• KRITERIA DESAIN [Keputusan Menteri
Lebar Trotoar Lebar Trotoar
Perhubungan
No Nomor KM 65/1993]
Lokasi Trotoar Minimal
(m)
yang Dianjurkan
(m)
Pusat kawasan perkotaan
1 2,00 4,00
(CBD)
Kawasan perkantoran,
2 2,00 3,00
sekolah
3 Kawasan industri
Jalan primer 2,00 3,00
Jalan akses 1,50 2,00
4 Kawasan permukiman
Jalan primer 1,50 2,75
Jalan akses 1,00 2,00
•Jarak antar halte [m] HARUS memenuhi kriteria untuk tiap tipe
kawasan.
•Dimensi halte HARUS SESUAI dengan volume naik-turun
penumpang angkutan umum.
•Halte harus dilengkapi teluk bus, terlbih apabila aktivitas parkir
tinggi [> 200 kend/jam], dan > 50% darinya untuk naik-turun
penumpang.
•Jarak halte dari simpang sekitar 25 m sebelum/setelah gerbang akses
persil dan simpang jalan SESUAI KRITERIA tata letak (Departemen
Pekerjaan Umum, 2014)
Jarak antar Halte atau
Zona Tata Guna Lahan Lokasi
TPB (meter)
Pusat kegiatan sangat padat: CBD, Kota
1 200-300*)
pasar, pertokoan
Padat: perkantoran, sekolah, Kota
2 300-400
jasa
3 Perumahan Kota 300-400
Campuran padat: perumahan, Pinggiran kota
4 300-500
sekolah, jasa
Campuran kurang padat: Pinggiran kota
5 perumahan, ladang, tanah 500-1.000
kosong
2. FASILITAS PENYEBERANGAN
2.1. ZoSS
Kriteria desain: Departemen Perhubungan, 2006
dilengkapi pita penggaduh / rumble streep dan rambu
batas kecepatan 25 km/jam, atau kombinasi dengan
Pelican / APILL penyeberang jalan
BBG 65 90 180 80
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI UDARA
dengan:
T = tingkat kebisingan rerata pada penerima yang berjarak d dari sumber suara (dBA)
q = volume lalu lintas (kendaraan/jam)
d = jarak antara penerima dan lajur khayal pada pertengahan lajur lalu lintas (sumber
suara)
u = kecepatan lalu lintas rerata (mil/jam)
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI SUARA [KEBISINGAN]
Tugas-11
(tugas kelompok, @ 5 orang, lokasi jalan yang dilintasi angkutan umum)
– MODEL PENGELOLAAN
• PENGGUNAAN MASKER
• VEGETASI PENYERAP POLUTAN
– MODEL PENGELOLAAN
• PEMBATASAN JENIS KENDARAAN
• PENGATURAN KECEPATAN
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR EKONOMI:
• PENINGKATAN PDRB DI SELURUH SEKTOR YG DILAYANI
• PENINGKATAN JUMLAH PELAKU EKONOMI
• PENINGKATAN JUMLAH LOKASI USAHA
• PENINGKATAN JUMLAH PERJALANAN EKONOMI [INTRA
MAUPUN ANTAR KAWASAN]
• PENINGKATAN JENIS, JUMLAH, SKALA DAN KERAPATAN
AKTIVITAS EKONOMI
• PENINGKATAN JUMLAH ANGKUTAN UMUM DAN/ATAU
ANGKUTAN SEWA KHUSUS [RENT CAR/SEPEDA MOTOR, TAXI,
TRAVEL]
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR SOSIAL
• PERTUMBUHAN DAN/ATAU PENYEBARAN LOKASI HUNIAN
DAN/ATAU SOSIAL-EKONOMI
• PERTAMBAHAN JUMLAH PERJALANAN SOSIAL
• PERTUMBUHAN JUMLAH KEPEMILIKAN KENDARAAN
PRIBADI
• PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN DARI LAHAN KOSONG
MENJADI AREA REKREASI / WISATA
• PERUBAHAN WAJAH KOTA DARI TERLANTAR MENJADI
TERTATA
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR LINGKUNGAN
• PENURUNAN KADAR POLUTAN
• PENINGKATAN JUMLAH VEGETASI TEPI JALAN
• PERUBAHAN PERILAKU SADAR KESEHATAN PADA KELOMPOK
PENGEMUDI, PEJALAN KAKI DAN MASYARAKAT RAWAN
PAPARAN POLUTAN
• PENURUNAN JUMLAH PENDERITA PENYAKIT RAWAN PAPARAN
POLUTAN
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR KELEMBAGAAN
• TERSEDIANYA DANA PEMBANGUNAN
SARANA – PRASARANA TRANSPORTASI
• TERSEDIANYA KEBIJAKAN STRUKTUR DAN
POLA PEMANFAATAN RUANG YANG
TANGGAP TERHADAP DINAMIKA
PETUMBUHAN SOSIAL-EKONOMI KAWASAN
TUGAS-13
Meringkas Artikel Jurnal / Paper Simposium [minimal 5
artikel / paper] tentang Kendala dan Strategi Pengendalian
Pencemaran Lingkungan akibat Aktivitas Transportasi
meliputi aspek [dibuat dalam bentuk matriks / tabel
rekapitulasi] sbb:
1. Nama Penulis, Judul Artikel, Media Publikasi, Tahun
Publikasi
2. Faktor Penyebab Polusi
3. Cara Mengendalikan Dampak Negatif Polusi tersebut [boleh
dari artikel dimaksud atau dari sumber resmi lainnya]
4. Kesulitan pengendalian dari aspek penyelenggaraan
pemerintahan
15th Week
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN
PENDANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
• DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN WAJIB AMDAL
• DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN WAJIB UPL/ UKL
• DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN REGULER TIDAK WAJIB
AMDAL-UPL/UKL TETAPI TERPUSAT DI KAWASAN DENGAN
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG YANG RELATIF
RENDAH
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– DUKUNGAN SISTEM PRANATA [PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN]
• PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEMPURNAAN STANDAR
BAKU MUTU LINGKUNGAN TIDAK HANYA SEBATAS ASPEK
BIOLOGI-KIMIA NAMUN JUGA ASPEK FISIK AKIBAT
PENGARUH AKTIVITAS TRANSPORTASI
• REVIEW MATERI PERATURAN ZONASI YAITU AGAR
SECARA TEGAS MEMASUKKAN PENGATURAN JENIS,
JUMLAH, SKALA DAN KERAPATAN AKTIVITAS SOSIAL-
EKONOMI DI SUATU KORIDOR / KAWASAN SEHINGGA
DAYA DAUKUNG DAN DAYA TAMPUNGNYA TIDAK
TERLAMPAUI
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– FUNGSIONALISASI STRUKTUR ORGANISASI UNIT
PENGELOLA
• PENYIAPAN PETUNJUK PELAKSANAAN [JUKLAK] DAN
PETUNJUK TEKNIS [JUKNIS] PELASANAAN KEGIATAN
PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN
KEGIATAN WAJIB AMDAL DAN/ATAU UPL / UKL
• PEMBERDAYAAN MITRA [MASYARAKAT] DALAM
KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
DIMAKSUD
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– KETERPADUAN PROGRAM
• TUJUAN:
– KORDINASI PROGRAM DAN PENDANAAN
– PENGENDALIAN MUTU / KINERJA INSTITUSI
– PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERJA / RENCANA PIHAK
KETIGA
• UNIT KENDALI LINTAS
SKPD/LEMBAGA/BADAN/UNIT
– PERANAN BAPPEDA ?
– PERANAN BADAN KORDINASI PERANGKAT RISET
DAERAH/BKPRD ?
BAGIAN WILAYAH KOTA TERMASUK JALAN MERUPAKAN RUANG TEMPAT
INTERAKSI SOSIAL-EKONOMI-TRANSPORTASI.
DALAM SATU SATUAN YANG SAMA AKAN TERDAPAT FUNGSI:
TERCIPYANYA ACCESS PLACE, MOBILISATION/CIRCULATION PLACE,
MEETING PLACE, MARKET PLACE, & RECREATION PLACE
OPTIMALISASI FUNGSI DAN MANFAAT RUANG TERSEBUT
SECARA SEIMBANG DAN BERKELANJUTAN MERUPAKAN KUNCI
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KAWASAN
Tugas-14
• Mewawancarai Kadis, Kabid Lalu Lintas Jalan dan Kabid Angkutan
Jalan di Dishub Prov NTT dan Kota Kupang
– MATERI WAWANCARA HARUS SESUAI DG POINT-POINT YG
TERTERA DI SLIDE 87-90 MATERI KULIAH INI (HRS ASISTENSI
DG SY DULU SBLUM WAWANCARA)
• Mengamati kinerja petugas parkir di lokasi rawan macet kemudian
mewawancarai kendala / kesulitan dan harapan mereka
– Minimal 5 lokasi parkir
• Wawancara petugas UPT terminal Oebobo
– Kendala dan usualan cara pengendalian perilaku pengemudi AU dan Bus
AKDP
– Kendala dan usulan cara pengendalian perilaku tidak tertib di terminal
bayangan Oesapa, Bundaran PU dan lainnya
16th Week