1.
IV-1
4.1. Lay Out Jaringan Irigasi
IV-2
Rumus :
ETo = c .(W. Rn+(1–W).f(u).(ea–ed)).................................................................................................................................................................... (4.1)
Tabel4.1DataPerhitunganEvapotranspirasiMenggunakanMetodePenmann
Bulan
No Uraian Lambang Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Temperatur t ⁰C 27,55 28,15 26,9 28,87 28,95 27,7 28,76 28,75 27,97 27,82 28,04 27,4
2 Kelembaban Relatif RH % 79,85 78,16 78,58 76,91 79,91 78,83 79 78,16 76,41 77,91 78,83 78,83
3 Kecepatan Angin u km/jam 7,66 8,66 9,33 9,66 10 7 10,83 11 9,83 11 14,16 14,16
4 Penyinaran Matahari n/N % 22,99 23,5 25,01 24 23,36 23,36 24,31 24,76 24,08 22,83 25,31 22,53
5 Tekanan Uap jenuh ea mbar 36,94 37,81 35,66 40,06 40,06 37,37 39,61 39,61 37,81 37,81 37,81 36,5
6 Tekanan Uap Nyata ed mbar 29,497 29,552 28,022 30,810 32,012 29,459 31,292 30,959 28,891 29,458 29,806 28,773
7 Fungsi Angin f(U) 2,06 2,29 2,45 2,52 2,60 1,90 2,80 2,84 2,56 2,84 3,57 3,57
8 W 0,771 0,775 0,765 0,785 0,785 0,773 0,783 0,783 0,775 0,775 0,775 0,769
9 Faktor Pembobotan 1-W 1-W 0,229 0,225 0,235 0,215 0,215 0,227 0,217 0,217 0,225 0,225 0,225 0,231
10 Radiasi Sinar matahari Rs 0,374 0,377 0,385 0,380 0,376 0,376 0,381 0,384 0,380 0,373 0,387 0,372
11 Radiasi Gel Pendek Netto Rns 0,281 0,283 0,289 0,285 0,282 0,282 0,286 0,288 0,285 0,280 0,290 0,227
12 Fungsi temperatur f(t) 16,22 16,3 16,1 16,5 16,5 16,26 16,46 16,46 16,3 16,3 16,3 16,18
13 Fungsi tekanan Uap Nyata f(ed) 0,101 0,101 0,107 0,096 0,091 0,101 0,094 0,095 0,104 0,101 0,100 0,104
14 Fungsi penyinaran Matahari f(n/N) 0,307 0,312 0,325 0,316 0,310 0,310 0,319 0,323 0,317 0,305 0,328 0,303
15 Faktor Koreksi c 1,1 1,1 1 0,9 0,9 0,9 0,9 1 1,1 1,1 1,1 1,1
16 Radiasi Gelombang Netto Rn1 mm/hari 0,503 0,512 0,560 0,499 0,466 0,510 0,493 0,506 0,534 0,504 0,533 0,509
17 Radiasi Netto Rn mm/hari -0,222 -0,229 -0,272 -0,215 -0,184 -0,228 -0,207 -0,218 -0,249 -0,224 -0,243 -0,231
18 Banyaknya hari dalam 1 bulan Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
19 Evapotranspirasi Eto mm/hari 3,668 4,485 4,184 4,365 3,923 2,917 4,397 5,153 5,446 5,672 6,872 6,821
Sumber:HasilAnalisa
IV-3
4.2.2. Curah Hujan Rata – Rata
Curah hujan rata-rata dihitung dengan Metode Aljabar. Data curah hujan ini
diperoleh dari tugas hidrologi semester 3.
Rumus :
PERIOD
BULAN Ra (mm)
E
I 159
Januari
II 100
I 161
Februari
II 170
I 146
Maret
II 130
I 56
April
II 44
I 56
Mei
II 48
I 46
Juni
II 23
I 30
Juli
II 17
I 40
Agustus
II 27
Septembe I 84
r II 76
I 59
Oktober
II 47
I 136
November
II 120
I 147
Desember
II 136
Sumber:HasilAnalis
IV-4
4.2.3. Curah Hujan Efektif
Curah hujan efektif ditentukan besarnya R80 yang merupakan curah hujan yang besarnya
dapat dilampaui sebanyak 80% atau dengan kata lain dilampauinya 8 kali kejadiandari 10 kali
kejadian. Menghitung curah hujan efektif untuk padi sebesar 70% dari R80 dari waktu dalam suatu
periode sedangkan untuk curah hujan efektif palawija sebesar 50% dan dikaitkan denganTabel. ET
tanaman rata-rata bulanan dan curah hujan rata-rata bulanan.
(4.3)
Re Padi : (R80 x 0,7)/periodepengamatan
Re Palawija : (R80 x 0,5)/periodepengamatan
Tabel4.3 RekapitulasiHujanEfektifuntukpadi 70% dari Ra (mm)
Re
BULAN PERIODE Ra (mm) 70% Ra
mm/Hari
(mm)
I 159 111,30 7,42
Januari
II 100 70,00 4,38
I 161 112,70 7,51
Februari
II 170 119,00 9,15
I 146 102,20 6,81
Maret
II 130 91,00 5,69
I 56 39,20 2,61
April
II 44 30,80 2,05
I 56 39,20 2,61
Mei
II 48 33,60 2,10
I 46 32,20 2,15
Juni
II 23 16,10 1,07
I 30 21,00 1,40
Juli
II 17 11,90 0,74
I 40 28,00 1,87
Agustus
II 27 18,90 1,18
I 84 58,80 3,92
September
II 76 53,20 3,55
I 59 41,30 2,75
Oktober
II 47 32,90 2,06
I 136 95,20 6,35
November
II 120 84,00 5,60
I 147 102,90 6,86
Desember
II 136 95,20 5,95
Sumber:HasilAnalisa
IV-5
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hujan Efektif untuk Palawija 50% dari Ra (mm)
Re
BULAN PERIODE Ra (mm) 50% Ra
mm/Hari
(mm)
I 159 79,50 5,30
Januari
II 100 50,00 3,13
I 161 80,50 5,37
Februari
II 170 85,00 6,54
I 146 73,00 4,87
Maret
II 130 65,00 4,06
I 56 28,00 1,87
April
II 44 22,00 1,47
I 56 28,00 1,87
Mei
II 48 24,00 1,50
I 46 23,00 1,53
Juni
II 23 11,50 0,77
I 30 15,00 1,00
Juli
II 17 8,50 0,53
I 40 20,00 1,33
Agustus
II 27 13,50 0,84
I 84 42,00 2,80
September
II 76 38,00 2,53
I 59 29,50 1,97
Oktober
II 47 23,50 1,47
I 136 68,00 4,53
November
II 120 60,00 4,00
I 147 73,50 4,90
Desember
II 136 68,00 4,25
Sumber:HasilAnalisa
IV-6
4.2.4. PerhitunganKebutuhan Air Untuk PersiapanLahan
Kebutuhan air rigasi yang diambil untuk daerah irigasi adalah periode hari dari setengah
bulanan.Sebagian besar adalah tanaman padi. Pola tanam masyarakat adalah padi - padi-palawija
dengan musim tanam tiga kali dalam setahun dengan jenis padi varietas biasa .
1. Contoh Perhitungan kebutuhan air irigasi padi dimulai awal tanam pada bulan November
Periode 1:
a. Etc = IR Pengolahan = 11,32 mm/hari
b. P = 1,0 mm/hari
c. WLR = 0
d. Re Padi = 5,16 mm/hari (Tabel 4.3)
e. NFR = 3,02 Etc + P + WLR – Re padi
NFR = 3,02 + 1,0 + 0 – 5,16
NFR = -1,14 mm/hari
f. IR = (NFR/0.65) = (-1,14 /0.65) = 1,14 mm/hari
g. Kebutuhan Pengambilan Air pada sumbernya
DR = (IR / 8.64) = (1,14 / 8.64) = 0,02 l/det/ha
IV-7
Catatan: 1/8.64 = angka konversi satuan dari mm/hari ke l/det/ha
2. Contoh Perhitungan kebutuhan air irigasi padi dimulai awal tanam pada bulan lain
Desember Periode 2:
a. Etc =11,69 Kc . Eto = x 1.08 = 0.94 mm/hari
b. P = 1,5 mm/hari
c. WLR = 1.1 mm/hari
d. Re Padi = 4,63 mm/hari (Tabel 4.3)
e. NFR = Etc + P + WLR – Re padi
NFR =11,69 + 2 + 1.1 – 11,69
NFR = 3,1 mm/hari
f. IR = (NFR/0.65) = (3,1 /0.65) = 4,76 mm/hari
g. Kebutuhan Pengambilan Air pada sumbernya
DR = (IR / 8.64) = (4,76 / 8.64) = 0,55 l/det/ha
Catatan: 1/8.64 = angka konversi satuan dari mm/hari ke l/det/h
(4.5)
(4.6)
IV-8
Tabel 4.6 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Pola Tanam Padi - Padi – Palawija
Awal Tanam Bulan November Dengan Luas Daerah Irigasi Adalah 178.732673 Ha
IV-9
4.3 Perencanaan Jaringan Irigasi
IV-10
No Nama Petak Luas (ha)
Bagian Kanan
1 BWP1 Ka Ki 354,49
2 BWP2 Ka Ki 332,17
3 BWP2 Ka Ka 402,05
4 BWP3 Ka Ki 404,05
5 BWP3 Ka Ka 306,84
6 BWP4 Ka ki 230,01
IV-11
a. Perhitungan Debit Rencana Pada Saluran (Q)
IV-12
b. Perhitungan Penampang Saluran
IV-13
4.3.2 Skema Jaringan Irigasi
IV-14
Gambar 4.3 Gambar Skema Jaringan DI. Waikomo
Sumber : Hasil Analisa
4.3.3 Dimensi dan Bentuk Saluran
Pada saluran terbuka dikenal dengan berbagai macam bentuk saluran seperti
persegi, trapesium, setengah lingkaran, dan elips. Berikut ini merupakan perhitungan
dimensi saluran persegi.
Pada saluran persegi kecepatan minimum yang diijinkan untuk menghindari
pengendapan adalah sebesar 0.6 – 0.9 m/det.
Kecepatan maksimum untuk menghindari penggerusan pada saluran:
a. Saluran beton V = 2 – 4 m/det
b. Saluran pasangan batu V = 1.5 – 2 m/det
c. Saluran Tanah V = 0.7 – 0.9 m/det
Koefisien kekasaran saluran, K Stikler dilihat dari jenis saluran untuk
IV-15
a. Pasangan Beton K = 35
Pada saluran ini didesain dengan bentuk persegi dari pasangan beton. Dengan
menggunakan syarat penampang ekonomis keliling basahh mencapai nilai minimun. Untuk
saluran Persegi menggunakan rumus:
A = b*h
P = b + 2h
Untuk mendapatkan dimensi dari setiap saluran, maka dibuat contoh perhitungan dimensi
untuk saluran seperti dibawah ini:
Contoh perhitungan dimensi saluran untuk saluran primer dan sekunder dilakukan dengan cara
coba-coba.Menggunakan sampel pada Saluran Primer pada Sp1Ka
IV-16
IV-17
IV-18
Tabel.4.11 Rekapitulasi Perencanaa Dimensi Saluran Primer,Sekunder dan Tersier
Tabe 11. Rekap Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Irigasi
Bagian kiri
b h K A P R V W Q Kebutuhan Q Rencana
Nama Saluran I Keterangan
(m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m) (m3/dt) (m3/dt)
sal. Primer 5 0,97 0,90 35 0,0075 0,865 2,76 0,31 1,396 0,35 1,207 1,801 OK
sal. Primer 6 0,79 0,70 35 0,0072 0,555 2,19 0,25 0,938 0,35 0,521 0,519 OK
Bagian kanan
b h K A P R V W Q Kebutuhan Q Rencana
Nama Saluran I Keterangan
(m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m) (m3/dt) (m3/dt)
sal. Primer 1 1,23 0,88 35 0,0120 1,082 2,99 0,36 0,591 0,35 0,640 0,639 OK
sal. Primer 2 0,90 0,88 35 0,0486 0,765 2,61 0,29 0,758 0,35 0,580 0,578 OK
sal. Primer 3 0,82 0,74 35 0,1250 0,607 2,30 0,26 0,730 0,35 0,443 0,442 OK
sal. Primer 4 0,70 0,52 35 0,2619 0,364 1,74 0,21 0,877 0,35 0,319 0,317 OK
Tabel.4.12 Rekapitulasi Perencanaa Dimensi Saluran Primer,Sekunder dan Tersier dan tinggi
jagaan
Bagian kiri
Bagian kanan
Nama Saluran H (m)
Nama Saluran H (m)
sal. Primer 5
sal. Primer 1 1,25 1,58
sal. Primer 2 1,25
sal. Primer 6 1,05
sal. Primer 3 1,17
sal. Primer 4 1,05
IV-19
Gambar 4.5 Gambar Potongan Melintang Saluran Primer 1 Kanan – Sp1Ka
IV-20
4.4.3 Dimensi dan Bentuk Bangunan Pelengkap
Gorong-gorong merupakan salah satu saluran tertutup. Bangunan ini dikenal dengan
berbagai macam bentuk saluran seperti persegi, trapesium, dan elips. Pada tugas ini bentuk gorong-
gorong yang digunakan dimensi saluran persegi.
Sumber : KP-04
Pada tugas ini, gorong-gorong terletak pada saluran irigasi primer 2 kanan, maka
perhitungan dimensi gorong-gorong menyesuaikan pada perhitungan dimensi saluran.
IV-21
S a lu r a n P e r s e g i S P 2 Ka
Dik :
Qrencana : 0,173 m³/dt 0,1726
Vrencana : 2 (untuk sal. Beton Vrencana = 2 - 4 m/dt )
Dimensi hidrolis :
m : 1 0,000
K : 35
W : 0,102 m
L : 381,34 m 0,50
I : 0,03278
* Perhitungan Luas Penampang Basa
A : b x h
: 0,300 x 0,398
: 0,119 m
IV-22
Gambar 4.9. Potongan Melintang Gorong-gorong
Sumber : Hasil Analisa
IV-23