Anda di halaman 1dari 24

BAB-3

ANALISIS

3.1. ANALISIS HIDROLOGI


3.1.1. UMUM

Sehubungan dengan pekerjaan SID Pembangunan Jaringan Irigasi Tambak Dananu


Ayamaru Kabupaten Maybart dimana salah satu bagian survey yang mendukung
desain tersebut adalah Survey Hidrologi dan Hidrometri di lokasi kajian. Hal yang perlu
diketahui dari analisa hidrologi ini adalah untuk mendapatkan besaran perencanaan yang
menyangkut klasifikasi iklim, besarnya curah hujan bulanan, dan modul drainase.
Untuk keperluan analisa tersebut diperlukan data pendukung berupa data curah hujan
maksimum , curah hujan bulanan, curah hujan tahunan, data meteorologi berupa suhu
udara, kelembaban, kecepatan angin dan penyinaran matahari dari stasiun iklim dan sta
hujan Sorong dengan waktu pengamatan tahun 2000-2012 .
4.1. ANALISA DATA KLIMATOLOGI DAN HIDROLOGI
4.2.1. Evapotranspirasi
Penguapan yang terjadi dalam suatu wilayah, tidak hanya terjadi pada permukaan saja
tetapi juga pada tumbuh-tumbuhan. Penguapan pada tumbuh-tumbuhan ini dapat berupa
penguapan langsung, yaitu penguapan yang jatuh pada permukaan daun, atau
penguapan melalui jaringan, yaitu air yang diserap oleh akar dan dibawa ke seluruh
jaringan tanaman termasuk daun-daunan. Sebagian dari air yang sampai ke permukaan
daun ini juga diuapkan kembali.
Untuk perhitungan evapotranspirasi, data Stasiun iklim yang berada wilayah studi
dikumpulkan. Hasil yang diperoleh untuk masing-masing stasiun ditunjukkan dalam tabel
Data Klimatologi (pada lampiran klimatologi). Dalam studi ini, besarnya penguapan
dihitung sebagai evapotranspirasi yang merupakan jumlah penguapan melalui jaringan
tanaman. Besarnya evapotranspirasi yang ada pada wilayah studi dihitung dari data
stasiun Tahele. Program komputer yang dipergunakan yaitu CROPWAT yang dikeluarkan
oleh FAO. Perhitungan evapotranspirasi program Cropwat menggunakan dasar teori
Penman.

dimana :
Ea = 0,35 (ea-ed)(k + 0,01 U2)
H = Ra(1-r)(0,18 + 0,55 n/d) -  Ta4(0,56 - 0,092 Ved) * (0,10 + 0.90n/d)
Keterangan :
Et : Evapotranspirasi potensial (consumptive use factor) dinyatakan dalam mm
H2O per hari.

PT. SARANA BHUANA JAYA 2 -1


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

: Slope pada lengkung tekanan uap pada temperatur udara rata-rata dalam
mmHg.
4
Ta : Black body radiation pada temperatur udara rata-rata dalam mm H2O per
hari.
ea : Tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata dalam mm H2O per hari.
ed : Tekanan uap aktual dalam mmHg = h x ea.
h : Relative humidity dalam %
ea : Evaporasi dinyatakan dalam mm H2O per hari
Ra : Solar radiation dinyatakan dalam mm H2O per hari
r : reflection coefficient of surface
(1-r) : Penyerapan radiasi
k : Coeffisien roughness of evaporating surface
n/d : Ratio of actual to possible hours of bright sunshine dinyatakan dalam %.
U2 : Kecepatan angin pada ketinggian 2 m. di atas muka tanah dinyatakan dalam
mil/hari
T : Temperatur udara rata-rata dinyatakan dalam oC
Hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh program CROPWAT dapat dilihat pada Tabel
4.2. Dari tabel tersebut nampak bahwa besarnya evapotranspirasi untuk stasiun Sorong
berkisar 2.06 mm/hari – 3.74 mm/hari.

Tabel 4.1 Perhitungan Evapotranspirasi Bulanan


31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
B U L A N
Parameter Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Kelembaban udara (Rh) % 82.82 78.56 74.52 81.18 81.11 84.84 85.45 83.42 79.53 82.71 84.60 84.95
Kecepatan angin (u) m/dt 1.03 1.45 0.96 1.03 0.67 0.75 1.14 1.39 0.89 0.74 0.66 0.90
n/N 0.48 0.43 0.51 0.56 0.50 0.44 0.47 0.51 0.52 0.46 0.50 0.46
0
Suhu (T) C 27.38 31.17 28.03 28.07 27.93 27.56 31.32 31.49 27.92 28.31 28.12 27.84
ea mbar 36.54 44.28 37.87 37.95 37.67 36.90 44.59 44.93 37.64 38.44 38.06 37.49
w 0.769 0.807 0.775 0.776 0.774 0.771 0.808 0.810 0.774 0.778 0.776 0.773
f(t) 16.17 17.00 16.31 16.32 16.29 16.21 17.03 17.07 16.29 16.37 16.33 16.27
Ra mm/hari 6.3 5.3 5.2 5.2 5.7 5.1 5.0 6.0 6.2 6.4 6.0 5.9
c 1.1 1.1 1 0.9 0.9 0.9 0.9 1 1.1 1.1 1.1 1.1
f(u)=0.27 (1+0,864.u) m/dt 0.51 0.61 0.49 0.51 0.43 0.45 0.54 0.59 0.48 0.44 0.42 0.48
ed mbar 30.26 34.79 28.22 30.81 30.55 31.30 38.11 37.48 29.93 31.79 32.20 31.85
0.5
f(ed)=0,34-0,044.(ed) mbar 0.10 0.08 0.11 0.10 0.10 0.09 0.07 0.07 0.10 0.09 0.09 0.09
f(n/N) 0.54 0.49 0.56 0.61 0.55 0.50 0.52 0.56 0.57 0.51 0.55 0.52
Rn-1=f(t).f(ed).f(n/N) mm/hari 0.85 0.67 0.97 0.95 0.87 0.76 0.61 0.68 0.92 0.77 0.82 0.77
Rs=(0,25+0,54.n/N)Ra mm/hari 3.22 2.56 2.74 2.89 2.96 2.49 2.52 3.17 3.29 3.17 3.13 2.95
ea-ed mbar 6.28 9.49 9.65 7.14 7.11 5.59 6.49 7.45 7.70 6.65 5.86 5.64
ET*= w.(0,75.Rs-Rn-1) + (1-w).f(u).(ea-ed) mm/hari 1.95 2.12 1.91 1.76 1.73 1.43 1.70 2.22 2.03 1.91 1.74 1.73
Eto=c.ET* mm/hari 3.43 3.74 3.06 2.54 2.50 2.06 2.45 3.55 3.57 3.36 3.07 3.04

BULAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des

Eto (mm/bln) 127.45 104.66 94.76 76.06 77.39 61.73 76.00 109.93 107.25 104.16 92.10 94.38

Sumber : Hasil Analisa, 2013

4.2.2. Analisa Curah Hujan


Pengolahan data hujan digunakan sebagai referensi perhitungan debit andalan untuk
kebutuhan desain. Data hujan yang diambil adalah dari Stasiun Sorong resume data
hujan yang ada untuk kebutuhan analisa dapat dilihat pada pada Gambar 4.1.
4.2.3. Hujan Bulanan
Hujan Bulanan yang terkumpul yaitu stasiun Sorong dari tahun 2000 sampai 2012,
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 2


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Sumber : Hasil Pengolahan data Konsultan , 2013


Gambar 4.1 Curah Hujan Bulanan Rata – rata

4.2.4. Analisa Ketersediaan Air


Untuk menduga besarnya debit rata-rata dari suatu DAS yang tidak mempunyai stasiun
hidrometri dapat digunakan model hidrologi NRECA yang diajukan oleh Norman H.
Crawford, 1978. Aliran yang terjadi secara menerus di sungai merupakan akibat dari
siklus hidrologi. Secara skematis siklus hidrologi digambarkan seperti pada Gambar 4.2
Debit aliran yang terjadi didapat dari besarnya curah hujan, aliran diatas permukaan tanah
terjadi selama dan sesaat setelah hujan turun. Sebagian air terserap oleh tanah pada
waktu hujan, mengalir dibawah permukaan tanah dan kemudian masuk kedalam aliran
sungai dan terjadi aliran yang continue (menerus). Dari data yang menerus ini dapat
disusun besarnya tingkat probability (persentase kemungkinan terjadinya debit) dengan
cara diurut dari yang
paling besar ke kecil
sehingga R Hujan ET Evapotranspirasi terbentuk
Flow Duration
Curve (grafik
lengkung Kelengasan durasi debit).
S
Tanah

INF Infiltrasi

INT
Aliran Bawah Tanah
RECH Aliran ke
Air Tanah Qsim
Total Debit Simulasi
PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 3
Tampungan GW BASE
Air Tanah Aliran Dasar
Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Gambar 4.2 Skema perhitungan debit aliran dari data hujan dan evaporasi

Jika di sungai tersebut tidak terdapat pos pengamatan debit, data hujan dan besarnya
evaporasi aktual dapat digunakan untuk membangkitkan/menghitung debit aliran yang
menerus dengan periode tertentu. Parameter kunci dalam perhitungan proses hidrologi
adalah besarnya infiltrasi (air yang masuk kedalam profil tanah), besarnya aliran
permukaan, dan aliran dibawah permukaan tanah yang masuk kedalam sungai.
Metode perhitungan ini menggunakan data bulanan dari hujan dan evaporasi potensial
untuk menghitung besarnya debit aliran tiap periode waktu tertentu. Hasil perhitungan
debit ini digunakan sebagai lengkung durasi debit untuk lokasi tersebut.
Perhitungan ini didasarkan pada neraca air yang ada di daerah tangkapan sungai.
Persamaannya adalah :
Hujan – Evapotranspirasi Aktual + Perubahan Tampungan Air = Debit
Persamaan neraca air ini diaplikasikan di DAS untuk seluruh interval waktu, dimana
hujan, evaporasi aktual dan debit adalah jumlah volume air yang masuk dan keluar dari
DAS untuk selang waktu tersebut. Perubahan tampungan air adalah perubahan
kelengasan tanah dan kandungan air tanah dalam selang waktu tersebut, dihitung
sebagai kandungan pada kondisi awal dikurangi kondisi terakhir. Air ditahan ditampungan
dalam tanah didalam akuifer air tanah,. Semua air yang masuk dan keluar dari DAS
dianggap masuk kedalam debit aliran.
Dalam perhitungan debit bulanan digunakan tiga koefisien yang menggambarkan
karakteristik DAS, yaitu :
SNOM = indek kapasitas kelengasan tanah dalam DAS (NOMINAL)
KRECH = Persentase debit yang masuk kedalam tampungan air tanah
KBASE = Persentase besarnya debit dari air tanah yang menjadi aliran
Karakteristik DAS ini dapat diperkirakan dengan acuan sebagai berikut.
SNOM = 100 + C * (rata-rata hujan tahunan)
C = 0,2 untuk daerah dengan hujan musiman. Nilai SNOM dapat
dikurangi sampai 25% untuk DAS dengan vegetasi terbatas dan lapisan
tanah yang dangkal. SNOM dalam milimeter.
KRECH = 0.5 untuk kondisi DAS pada umumnya, meningkat sampai 0,9 untuk DAS
dengan akuifer permeable tinggi, dan turun hingga 0,3 untuk DAS
dengan lapisan tanah yang dangkal dengan aquifer terbatas.
KBASE = 0.5 untuk kondisi DAS pada umumnya, meningkat sampai 0.8 untuk DAS
yang mempunyai debit andalan kecil, dan menurun sampai 0,2 untuk
DAS yang mempunyai debit andalan cukup baik.
Aliran bawah tanah yang terinfiltarsi dan mengalir ke elevasi lebih rendah dan sebagian
lagi merupakan meresap kedalam tampungan air tanah yang kemudian bagian dengan
prediksi 90% mengalir sebagai baseflow.
Grafik hasil simulasi debit secara runtut waktu bulanan dari tahun 2000 sampai 2012
dapat dilihat pada Gambar 4.3. – Gambar 4.4, Dari grafik tersebut terlihat hubungan
antara besarnya hujan dengan debit aliran yang merupakan andalan untuk wilayah
masing - masing.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 4


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Gambar 4.3 Grafik hasil perhitungan model NRECA Lokasi Marle

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 5


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Gambar 4.4 Grafik hasil perhitungan model NRECA DAS S. Marle

Ketersediaan air sungai Tiviet

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 6


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Gambar 4.5 Grafik hasil perhitungan model NRECA DAS S. Tiviet

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 7


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Ketersediaan air sungai Viane

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 8


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Grafik Lengkungan Lama Aliran Sungai Viane.

Perhirungan Ketersediaan Air Sungai Titen

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 9


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Grafik Lengungan Lama Aliran Sungai Titen

Perhitungan Ketersediaan Air Sungai Ismu

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 10


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 11


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 12


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

REKAPITULASI PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN WILAYAH AYAMARU


JAYA

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 13


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

REKAPITULASI PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN WILAYAH AYAMARU


UTARA
Re s ume Pe r hi t ungan De bi t Andal an Q9 0%
Wi l ayah Ayamar u Ut ar a
No Wi l ayah Bul an Sungai CA( km2) De bi t ( l / de t i k)
Aya ma r u J an Ti wi t 5, 8 43. 5
J a ya Fe b 41. 3
Ma r 23. 5
Apr 92. 2
Ma y 118. 3
J un 144. 7
J ul 110. 7
Aug 36. 5
Se p 57. 5
Oc t 27. 2
Nov 29. 0
De c 51. 2

REKAPITULASI PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN WILAYAH AYAMARU


TENGAH
Re s ume Pe r hi t ungan De bi t Andal an Q9 0%
Wi l ayah Ayamar u Te ngah
No Wi l ayah Bul an Sungai CA( km2) De bi t ( l / de t i k)
Aya ma r u J an Vi a ne 0. 44 8. 7
J a ya Fe b 8. 3
Ma r 4. 7
Apr 18. 4
Ma y 23. 7
J un 28. 9
J ul 22. 1
Aug 7. 3
Se p 11. 5
Oc t 5. 4
Nov 5. 8
De c 10. 2

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 14


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

REKAPITULASI PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN WILAYAH AYAMARU UTARA


TIMUR
Re s ume Pe r hi t ung a n De bi t Anda l a n Q9 0 %
Wi l a y a h Ay a ma r u Ut a r a Ti mur
No W i l a ya h Bul a n Sung a i CA( km2 ) De bi t ( l / de t i k)
Ay a ma r u J an Ba t ma t a 0. 68 7. 1
J a ya Fe b 6. 8
Ma r 3. 9
Ap r 15 . 1
Ma y 19 . 4
J un 23 . 7
J ul 18 . 2
Au g 6. 0
Se p 9. 4
Oc t 4. 5
No v 4. 8
De c 8. 4

Re s ume Pe r hi t ung a n De bi t Anda l a n Q9 0 %


Wi l a y a h Ay a ma r u Ut a r a Ti mur
No W i l a ya h Bul a n Sung a i CA( km2 ) De bi t ( l / de t i k)
Ay a ma r u J an Ti t e n 2. 1 21 . 8
J a ya Fe b 20 . 7
Ma r 11 . 8
Ap r 46 . 3
Ma y 59 . 4
J un 72 . 6
J ul 55 . 5
Au g 18 . 3
Se p 28 . 8
Oc t 13 . 7
No v 14 . 6
De c 25 . 7

Re s ume Pe r hi t ung a n De bi t Anda l a n Q9 0 %


Wi l a y a h Ay a ma r u Ut a r a Ti mur
No W i l a ya h Bul a n Sung a i CA( km2 ) De bi t ( l / de t i k)
Ay a ma r u J an I s mu 39. 45 419. 4
J a ya Fe b 396. 6
Ma r 224. 9
Ap r 990. 3
Ma y 1086. 9
J un 1323. 5
J ul 943. 6
Au g 351. 4
Se p 567. 2
Oc t 261. 7
No v 277. 0
De c 490. 0

Re s ume Pe r hi t ung a n De bi t Anda l a n Q9 0 %


Wi l a y a h Ay a ma r u Ut a r a Ti mur
No W i l a ya h Bul a n Sung a i CA( km2 ) De bi t ( l / de t i k)
Ay a ma r u J an Ko s a 4. 13 43 . 4
J a ya Fe b 41 . 2
Ma r 23 . 4
Ap r 92 . 0
Ma y 118. 0
J un 144. 3
J ul 110. 4
Au g 36 . 4
Se p 57 . 3
Oc t 27 . 1
No v 29 . 0
De c 51 . 0

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 15


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

4.2. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGISIAN KOLAM TAMBAK


Perhitungan kebutuhan air diasumsikan sebagai berikut :
Pengisian air dilakukan tiap hari sebagai pergantian air karena evaporasi dan perkolasi
sebesar 5 cm/ hari.

3.2. HASIL SURVEI DAN ANALISIS


Berdasarkan hasil survei di lokasi kajian DED Kawasan Tambak di Kabupaten Lampung
Timur diperoleh hasil sebagai berikut :

 KONDISI TAMBAK
Luas areal tambak budidaya umumnya 2 hektar dengan status kepemilikan sebagian
berdasarkan sertifikat desa dengan jumah petak tambak dalam lahan 1 – 2 petak
berbentuk persegi panjang. Jenis rehab untuk tambak adalah bentuk saluran tambak dan
jalan tambak, berdasarkan hasil wawancara dengan Pembudidaya Tambak.

Konstruksi tambak dari tanah dengan kedalaman air kurang dari 1 meter. Sumber air
tambak berasal dari perairan laut dan salinitas air laut > 15 %.

Jarak rata-rata dari Lokasi budidaya ke sumber listrik lebih dari 500 m sedangkan sarana
terdekat dengan lokasi budidaya adalah permukiman Penduduk.

 KOMODITAS
Komoditas yang dibudidayakan adalah udang dan ikan bandeng secara polyculture.
Dilakukan oleh Pembudidaya sebagai pekerjaan sambilan disamping sebagai Petani
sawah. Teknologi budidaya yang digunakan secara tradisional.

 GANGGUAN KEAMANAN TAMBAK


Selama melakukan budidaya udang dan ikan bandeng tidak pernah terjadi gangguan
keamanan, hanya sedikit pemberian racun/bakteri.

Upaya Pembudidaya tambak untuk menjaga gangguan keamanan dengan dijaga sendiri
dan dijaga dari kelompok petambak.

 KELEMBAGAAN BUDIDAYA TAMBAK


Kelembagaan budidaya tambak berupa POKDAKAN (Kelompok Pembudidaya
Perikanan).

Di Desa Purworejo terdapat 412 Pembudidaya Tambak dengan Pokdakan sebagai


berikut :

- Sumber Rejeki
- Sukamaju

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 16


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

- Karya Lestari
- Windu Alam 1
- Windu Alam 2
- Mina Karya Mandiri 1
- Mina Karya Mandiri 2
- Tambak Jaya 1
- Tabak Jaya 2
- Mina Lestari
- Windu Ayu
- Mina Makmur 1
- Mina Makmur 2

Di Desa Labuhan Ratu terdapat 286 Pembudidaya Tambak dengan Pokdakan sebagai
berikut :

- Mina Sari 1
- Mina Sari 2
- Mina Sari 3
- Karya Bahari
- Mina Karya
- Mina Mandiri
- Putra Samudra
- Usaha Mina

 PRODUKSI

Pengembangan tambak di lokasi dimulai sejak awal dekade 1990-an, karena dipicu oleh
lonjakan harga udang di pasaran. Walaupun pengembangan usaha tambak di lokasi ini
sebenarnya memilikipotensi dan prospek yang cukup baik, namun pada saat ini terdapat
berbagai permasalahan/kendala yang menyangkut tata ruang (zonasi), jaringan tata air,
prasarana dan sarana, teknologi budidaya, dan permodalan petani – baik berupa modal
investasi maupun modal kerja.

Secara teknis, tata ruang tambak saat ini belum diatur secara memadai.Hal ini terlihat dari
tata letak tambak yang tidak beraturan, saling tumpang tindih antar status kawasan, dan
prasarana jaringan tata air yang tidak mendukung.Lahan tambak yang ada di dekat pantai
umumnya mengalami kesulitan pasokan air tawar, karena relatif jauhnya sungai alam dari
lokasi.Sedangkan lahan tambak di kawasan hulu (tambak sawah) mengalami kesulitan
pasokan air asin, terutama di musim hujan.Sistem jaringan tata air yang tidak memadai
juga menyebabkan buangan limbah dari lahan usahatani di bagian hulu (pupuk, pestisida,
limbah organik) dapat mencemari tambak. Pengelolaan air yang kurang tepat pada
petakan tambak menyebabkan kualitas air menurun. Penggantian air sangat jarang
dilakukan oleh petambak, sehingga kondisi lingkungan tambak sering merosot dan udang
mudah terserang penyakit.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 17


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Pola pengusahaan tambak yang diterapkan petani umumnya masih tradisional dengan
memelihara udang dan bandeng.Hal ini terkait dengan keterbatasan modal yang dimiliki
petani dalam menjalankan usahanya, sehingga mereka mengalami kendala dalam adopsi
teknologi baru untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya.Berbagai masalah
tersebut menyebabkan produksi tambak di lokasi saat ini masih rendah.Untuk komoditi
udang, dengan padat penebaran 10.000 benur per ha, selama masa pemeliharaan 3 – 4
bulan, dapat diproduksi200 kg udang dengan size 30/40.Sedangkan untuk komoditi
bandeng, dengan padat penebaran 3000 ekor bibit per ha, selama masa pemeliharaan 5
sampai 6 bulan, dapat diproduksi 600 kg per ha.

Untuk saat ini produksi udang hanya 60 kg/ Ha sekali panen, panen dilakukan dua kali
dalam setahun. Begitu juga dengan produksi ikan bandeng yang kurang dari 1 ton/Ha.

Pembeli udang/ikan berasal dari luar kota.

 TANGGAPAN PEMBUDIDAYA TAMBAK


Pemilik tambak bersedia untuk ditata konstruksinya sesuai kaidah dri Dinas Perikanan
Budidaya.

Berdasarkan hasil wawancara Pembudidaya tambak dan Desa mengajuakan usulan :

- Normalisasi saluran primer, sekunder dan tersier karena telah mengalami


pendangkalan kembali sehingga mempengaruhi proses budidaya udang/bandeng.
- Jembatan dan jalan usaha tani untuk transportasi hasil panen juga lintas desa.
- Tanggul primer diperlebar sampai lokasi dekat daera kehutanan
- Bantuan pengadaan paralon satu batang/ Ha dengan diameter 8-12 inchi untuk
penggantian air tambak, tidak menginginkan dibangun pintu-pintu air dengan
alasan paralon lebih praktis.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 18


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

Areal pertambakan di lokasi Desa Purworejo dan Desa Labuhan Ratu.

Untuk memacu pertumbuhan pakan alami, petambak umumnya melakukan pemupukan


pada areal tambaknya dengan dosis yang sangat minim, yakni 50 kg urea dan 50 kg NPK
per ha.Untuk mencukupi kebutuhan pakan tambahan, petambak memanfaatkan pakan
rucah dari hasil tangkapan ikan laut sebanyak 10 kg/ha yang diberikan seminggu sekali.

Dengan demikian, disamping perlu dilakukan pembinaan teknologi budidaya seperti cara
pengolahan tanah, pembibitan, pemupukan, pemberian pakan, pengaturan air, panen dan

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 19


Laporan Interim SID Pembanngunan Jaringan Irigasi Tambak Danau
Ayamaru
di Kabupaten Maybrat

pasca panen yang tepat, pengembangan tambak di lokasi membutuhkan penataan lahan
yang lebih menekankan pada daya dukung lahan dan berwawasan lingkungan.

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT 20


No Nama Pembudidaya Pendidikan Desa Komoditas Pekerjaan sebagai Pembudidaya
1 H. Sansoyo SMA Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
2 Saiman SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
3 Yani SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
4 Bakri SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
5 Suroto SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
6 Kabu SMA Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
7 Saimin SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
8 Pingun SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
9 N. Nyaman SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
10 Supardi SMA Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
11 Slamet SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
12 Wage SMA Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
13 Sukarno SMA Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
14 Qorimo SMP Purworejo Polyculture udang dan ikan Sambilan
15 Sunarto SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
16 Cahyono SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
17 Ujang SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
18 Sidik SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
19 Samsu SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
20 Rusli SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
21 Tukang SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
22 Arton SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
23 Zaenul SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
24 Saepudin SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
25 T. Hidayat SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
26 Wawi SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan
27 Mindol SMP Labuhan Ratu Polyculture udang dan ikan Sambilan

resume rata-rata SMP Polyculture udang dan ikan Sambilan


PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT III -21
LAPORAN INTERIM DED Kawasan Tambak di Kabupaten Lampung Timur

P Kondisi Tambak
No Nama Pembudidaya eTeknologi Budidaya Luas Area (Ha) Jenis Rehab Status Kepemilikan Tambak Bentuk Tambak Kedalaman Air Konstruksi Tambak Luas Petak Tambak (m2) Lebar Tanggul atas petak (m)Konstruksi Saluran Sumber Air Sumber Listrik
1 H. Sansoyo SMA
Tradisional 10 (5 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Peraiaran laut dan sumur bor dengan salinitas > 15% Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
2 Saiman SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
3 Yani SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
4 Bakri SMP
Tradisional 6 (3 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
5 Suroto SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
6 Kabu SMA
Tradisional 4 (2 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
7 Saimin SMP
Tradisional 4 (2 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
8 Pingun SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
9 N. Nyaman SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
10 Supardi SMA
Tradisional 6 (3 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
11 Slamet SMP
Tradisional 4 (2 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
12 Wage SMA
Tradisional 4 (8 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
13 Sukarno SMA
Tradisional 4 (2 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
14 Qorimo SMP
Tradisional 2 (2 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
15 Sunarto SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
16 Cahyono SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
17 Ujang SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
18 Sidik SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
19 Samsu SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
20 Rusli SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
21 Tukang SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
22 Arton SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
23 Zaenul SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
24 Saepudin SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
25 T. Hidayat SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
26 Wawi SMP
Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk
27 Mindol SMP
Tradisional 1 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk

resume rata-rata SMP


Tradisional 2 (1 petak) Bentuk saluran dan bentuk tambak Milik sendiri Persegi panjang <1m Tanah 10000 2 Perairan laut dengan salinitas > 15 % Jarak ke sumber listrik > 500 m dan sarana dekat lokasi adalah pemukiman penduduk

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT III -22


LAPORAN INTERIM DED Kawasan Tambak di Kabupaten Lampung Timur

No Nama Pembudidaya Gangguan Keamanan Tambak Usaha Menjaga Keamanan Tambak Kelembagaan Budidaya Tambak Produksi / Ha Asal Pembeli Kesediaan Pemilik Tambak untuk Dikonstruksi Presentase Area Mangrove Permasalahan
1 H. Sansoyo SMA
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
2 Saiman SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
3 Yani SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
4 Bakri SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
5 Suroto SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
6 Kabu SMA
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
7 Saimin SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
8 Pingun SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
9 N. Nyaman SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
10 Supardi SMA
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
11 Slamet SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
12 Wage SMA
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
13 Sukarno SMA
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
14 Qorimo SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
15 Sunarto SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
16 Cahyono SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
17 Ujang SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
18 Sidik SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
19 Samsu SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
20 Rusli SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
21 Tukang SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
22 Arton SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
23 Zaenul SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
24 Saepudin SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
25 T. Hidayat SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
26 Wawi SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal
27 Mindol SMP
Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal

resume rata-rata SMP


Tidak ada, hanya pemberian racun Dijaga sendiri dan jaga dari kelompok petambak Kelompok Pembudidaya Perikanan Udang < 1ton dan Bandeng > 1 ton Luar kota Bersedia 10 - 20 % Kterbatasan modal, kurangnya kualitas air, kurang tersedia listrik, adanya penyakit yang sulit diatasi,konfilk penggunaan air, saluran dangkal

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT III -23


LAPORAN INTERIM DED Kawasan Tambak di Kabupaten Lampung Timur

PT. TRANSKA DHARMA KONSULTANT III -24

Anda mungkin juga menyukai