Anda di halaman 1dari 12

1

ANALISA HIDROLOGI

3.1 Curah Hujan

Prakiraan hujan rencana dilakukan dengan analisa statistik, yaitu Analisa

Frekwensi terhadap serangkaian data curah hujan Harian Maksimum/curah hujan

Maksimum Bulanan. Dari data curah hujan tersebut ada data curah hujan yang

terbesar sehingga membentuk sejumlah data Hujan Harian Maksimum/Maksimum

Bulanan.

Tabel 3.1 Curah Hujan Harian Maksimum Kabupaten Tanah Bumbu

No. Tahun Hasil Pengamatan ( mm ) Tanggal Kejadian

1. 2014 81 12 Januari
2. 2013 94 9 September
3. 2012 143 3 Pebruari
4. 2011 82 10 Nopember
5. 2010 65 7 Maret
6. 2009 48 18 Maret
7. 2008 91 20 April
8. 2007 110 14 Juli
9. 2006 53 17 Pebruari
10. 2005 43 7 Januari

Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi ...............


2

3.2 Analisa Frekwensi Curah Hujan

Analisa frekwensi adalah analisa kejadian yang diharapkan terjadi rata-rata

setiap n tahun atau berulangnya n tahun. Kejadian yang diharapkan disini adalah

kejadian yang mempengaruhi sistem drainase kota, yakni aliran banjir maksimum

dan curah hujan maksimum yang mungkin terjadi untuk periode tertentu.

Tabel 3.2 Analisa Frekwensi Curah Hujan

Hujan Harian Deviasi


No. Tahun Maksimum ( Xi – X )2
( Xi mm ) ( Xi – X )

1. 2012 143 62,00 3844,00


2. 2007 110 29,00 841,00
3. 2013 94 13,00 169,00
4. 2008 91 10,00 100,00
5. 2011 82 1,00 1,00
6. 2014 81 0,00 0,00
7. 2010 65 -16,00 256,00
8. 2006 53 -28,00 784,00
9. 2009 48 -33,00 1089,00
10. 2005 43 -38,00 1444,00

n = 10 Σ = 810 Σ = 8528,00

810
X = = 81,00 mm (nilai rata-rata curah hujan)
10
3

Standar Deviasi : Sx = √ ( Xi−X )2


n− 1

Sx = √ 8528,00
10 − 1 = 30,7824

Persamaan Regresi Gumbel : Xt = μ + 1/α . Yt

Xt : Curah Hujan harian maksimum

Yt : Reduced Variate sebagai fungsi interval ulang t

Harga (n) = 10 : Sn = 0,9495 (Reduced Standard Deviation)


Yn = 0,4952 (Reduced Mean)
¿
1 Sn
α = Sx¿
1 30,7824
α = 0,9495 = 32,4196

1
μ = X - α . Yn

= 81,00 - ( 32,4196 . 0,4952 )

= 64,9458 mm

Persamaan Regresi Gumbel :


1
Xt = μ + α . Yt
= 64,9458 + ( 32,4196 .Yt )
4

Tabel 3.3. Tinggi Curah Hujan beberapa Kala Ulang (Return Periode)

Periode T ( tahun ) Yt Xt

2 Tahun 0,36655 76,83


5 Tahun 1,49997 113,57
10 Tahun 2,25040 137,90
15 Tahun 2,67378 151,63
25 Tahun 3,19857 168,64
50 Tahun 3,90197 191,45
100 Tahun 4,60018 214,08

Sumber: Hasil perhitungan

3.3 Intensitas Curah Hujan

Dalam menentukan debit banjir rencana (design flood), diperlukan

intensitas curah hujan. Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang

terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Analisis

Intensitas curah hujan ini diproses dari data hujan yang telah terjadi pada masa

lampau. Intensitas curah hujan dinotasikan dengan huruf I dengan satuan

(mm/jam), yang artinya tinggi curah hujan yang terjadi sekian dalam waktu

perjam.

Intensitas curah hujan pada umumnya dihubungkan dengan kejadian dan

lamanya (durastion) hujan turun, yang disebut Intensitas Duration Frequency

(IDF), oleh karena itu diperlukan data curah hujan jangka pendek, misal 5 menit,

40 menit, 60 menit dan jam-jaman. Data curah hujan jangka pendek ini hanya

didapat dari data pengamatan curah hujan otomatis dari kertas diagram yang
5

terdapat pada peralatan tersebut. Karena data hujan yang ada adalah curah hujan

harian, maka oleh Doktor Mononobe dirumuskan curah hujan sebagai berikut :

[ ]
2/3
R 24 24
I = 24 t

dimana : I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)


t = Lamanya Curah Hunan (jam)
R24 = Curah Hujan Maksimum dalam 24 jam (mm)
= 113,57 mm (periode ulang 5 tahun, perencanaan untuk drainase
kota)

[ ]
2/3
113 ,57 24
I = 24 (t /60 )

Tabel 3.4. : Intensity Duration Frequency (IDF) dari Curah Hujan Harian
Maksimum dengan Periode Ulang 5 Tahun

Lamanya Hujan Turun Curah Hujan (mm/jam)


(menit)

5 206,37
10 130,01
20 81,90
30 62,50
40 51,59
60 39,37
80 32,50
120 24,80

Sumber: Hasil perhitungan


6

3.4 Intensitas Duration Curve (IDC)

Dalam hal ini tersedia data curah hujan jangka pendek. Untuk menghitung

lengkung intensitas selain dari Mononobe bisa dipakai rumus-rumus pendekatan

persamaaan intensitas hujan lain:

a. Rumus Talbot

a
I = t +b

(I.t)(I2) – (I)(I2.t)
a =
N(I2) – (I)(I)

(I)(I.t) – N(I2.t)
b=
N(I2) – (I)(I)

b. Rumus Sherman

a
I =
tn
(log I)(log t)2 – (log t . log I)(log t)
log a =
N(log t)2 – (log t)(log t)

(log I)(log t) – N(log t . log I)


n =
N(log t)2 – (log t)(log t)

c. Rumus Ishiguro

a
I =
√t + b

(I. √t)(I2) – (I2. √t)(I)


a =
N(I2) – (I)(I)
7

(I)(I. √t) – N(I2. √t)


b=
N(I2) – (I)(I)

dimana : I = Intensitas Hujan (mm/jam)

t = Waktu Curah Hujan (menit)

a, b, n = Konstanta

N = Jumlah data
8

Tabel 3.5 Perhitungan Intensitas Curah Hujan cara Sherman

No t I Log t Log I Log t . Log I ( Log t )2


.

1. 5 206,37 0,69897 2,31465 1,61787 0,48856


2. 10 130,01 1,00000 2,11398 2,11398 1,00000
3. 20 81,90 1,30103 1,91328 2,48924 1.69268
4. 30 62,50 1,47712 1,79588 2,65273 2,18189
5. 40 51,59 1,60206 1,71257 2,74363 2,56660
6. 60 39,37 1,77815 1,59517 2,83645 3,16182
7. 80 32,50 1,90309 1,51188 2,87725 3,62175
8. 120 24,80 2,07918 1,39445 2,89932 4,32299

11,83960 14,35185 20,23046 19,03629

(14,35185) (19,03629) – (20,23046) (11,83960)


Log a = = 2,78067
8 (19,03629) – (11,83960) (11,83960)

a = 603,49

(14,35185) (11,83960) – 8 (20,23046)


n = = 0,66671
8 (19,03629) – (11,83960) (11,83960)

603,49
I =
0,66671
t
9

Tabel 3.6 Perhitungan Intensitas Curah Hujan dengan cara Talbot

No t
. (menit) I I.t I2 I2 . t

1. 5 206,37 1031,85 42588,58 212942,88


2. 10 130,01 1300,10 16902,60 169026,00
3. 20 81,90 1638,00 6707,61 134152,20
4. 30 62,50 1875,00 3906,25 117187,50
5. 40 51,59 2063,60 2661,53 106461,12
6. 60 39,37 2362,20 1550,00 92999,81
7. 80 32,50 2600,00 1056,25 84500,00
8. 120 24,80 2976,00 615,04 73804,80

629,04 15846,75 75987,85 991074,32

(15846,75) (75987,85) – (629,04) (991074,32)


a= = 2736,59
8 (75987,85) – (629,04) (629,04)

(629,04) (15846,75) – 8 (991074,32)


b= = 9,61
8 (75987,85) – (629,04) (629,04)

2736,59
I =
t + 9,61
10

Tabel 3.7 Perhitungan intensitas curah hujan cara Ishiguro

No
.
t I I2 √t I. √t I2 . √t

1. 5 206,37 42588,58 2,23607 461,45735 95230,95301


2. 10 130,01 16902,60 3,16228 411,12772 53450,71469
3. 20 81,90 6707,61 4,47214 366,26793 29997,34385
4. 30 62,50 3906,25 5,47723 342,32660 21395,41240
5. 40 51,59 2661,53 6,32456 326,28381 16832,98171
6. 60 39,37 1550,00 7,74597 304,95871 12006,22436
7. 80 32,50 1056,25 8,94427 290,68884 9447,38720
8. 120 24,80 615,04 10,95445 271,67039 6737,42564

629,04 75987,85 2774,78134 245098,44287

(2774,78134) (75987,85) – (629,04) (245098,44287)


a = = 267,05881
8 (75987,85) – (629,04) (629,04)

(629,04) (2774,78134) – 8 (245098,44287)


b = = - 1,014738
8 (75987,85) – (629,04) (629,04)

267,05881
I =
√t - 1,014738
11

Tabel 3.8 Kecocokan Rumus-Rumus Intensitas Curah Hujan

T Mononobe Talbot Sherman Ishiguro

5 206,37 187,31 206,38 218,66


10 130,01 139,55 130,01 124,36
20 81,90 92,42 81,90 77,24
30 62,50 69,09 62,50 59,85
40 51,59 55,16 51,59 50,30
60 39,37 39,31 39,37 39,67
80 32,50 30,54 32,50 33,68
120 24,80 21,11 24,80 26,87

Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat ditentukan bahwa rumus yang sesuai

dengan Curah Hujan Mononobe adalah dari Sherman.

Gambar 3.1 IDC Periode Ulang 5 Tahun


12

Anda mungkin juga menyukai